BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENERAPAN ASURANSI DALAM PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK. KANTOR CABANG SYARIAH MALANG

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

I. PENDAHULUAN. dari penjualan polis atau penerimaan premi dapat ditanamkan sebagai investasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah yang diidamkan ternyata tidaklah mudah. ( menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries) yang mengumpulkan dana. masyarakat dan menjaga perputaran perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. hasil kerja pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

Peran Dan Fungsi Asuransi Sebagai Coverage Kredit Nasabah Yang Meninggal Pada Bank Bjb Kantor Cabang Pembantu Cijerah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

I. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut biasanya bisa terjadi kapan saja dan bahkan tidak bisa diduga-duga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tak tentu. ( Hasyim Ali, 1993:3) Asuransi terbagi menjadi dua, yaitu life insurance dan non life insurance.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kerja Praktek. melanda negara-negara yang sedang berkembang, Indonesia pun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. Tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hidup ini penuh dengan ketidakpastian. Bahkan, kematian pun tidak bisa diprediksi.

ABSTRAK. Memasuki era globalisasi, pengusaha berlomba-lomba untuk memajukan

BABl PENDAHULUAN. Industri perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam. pembangunan nasional, salah satunya sebagai pengatur urat nadi

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi bank menghimpun dana dari berbagai aspek, dimana sumber dana

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan. menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. variasi dari jumlah dan jenis perusahaan perbankan di Indonesia cukup luas, mulai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Untuk dapat mempengaruhi pembeli produsen harus. mengetahui bagaimana perilaku yang akan menjadi sasaran

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor usaha yang mempengaruhi perkembangan perekonomian di Indonesia yaitu sektor perbankan, dimana sektor ini memberikan dampak dalam upaya peningkatkan kondisi perekonomian baik secara makro maupun mikro. Kondisi tersebut dikarenakan perbankan melakukan transaksi mencakup kondisi secara makro di bidang ekonomi. Dalam perkembangannya industri perbankan dipandang sangat penting sebagai penunjang dalam pembangunan ekonomi suatu negara, terutama negara berkembang. Sejak krisis global melanda perekonomian dunia, persendian perekonomian negara terancam tidak sehat khususnya Indonesia. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi, tidak terkecuali dunia perbankan. Dengan demikian menuntut persaingan yang ketat demi memberikan produk yang dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan terhadap nasabahnya. (Mulyono, Teguh Pudjo (2001) dalam Habiby, 2013: 01) Termasuk dalam kategori lembaga keuangan bank secara yuridis dan empiris berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dikenal dengan dua macam bank, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Sementara 1

2 dari prinsip pengelolaannya dikenal adanya bank konvensional dan bank berdasarkan pripsip syariah, baik pada Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat. (Anshori, 2008: 02) Jenis kebutuhan manusia terdiri dari tiga macam yaitu sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan akan pakaian, pangan merupakan kebutuhan akan makanan, dan papan merupakan kebutuhan akan tempat tinggal atau rumah. Selain sebagai tempat untuk berlindung, rumah juga digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga. Bagi masyarakat yang memiliki kemampuan dalam keuangan, membeli sebuah rumah secara tunai bukanlah sebuah kendala. Namun, bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam keuangan, membeli rumah secara tunai menjadi sebuah kendala. Sehingga banyak masyarakat yang memilih menyewa. Dilihat dari data presentase rumah tangga menurut provinsi se jawa bali, dengan status kepemilikan rumah kontrak/sewa dari tahun 2009-2012 rata-rata masih 30% dari masyarakat di jawa dan bali khususnya yang masih belum memenuhi kebutuhan rumah dengan status pribadi. Meskipun semakin tahun semakin menurun tetapi hal ini bisa juga dijadikan acuan bahwa kebutuhan akan rumah masih tinggi.

3 Tabel 1.1 Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa, 2009-2012 2009 2010 Perkotaan Perkotaan+ Perkotaan Perkotaan+ Jawa Barat 13,89 1,52 8,68 17,00 1,49 11,45 Jawa Tengah 5,48 0,36 2,84 6,86 0,63 3,40 Jawa Timur 9,68 0,56 4,99 11,47 0,69 5,69 Bali 23,24 1,63 14,12 28,11 1,22 17,74 Total 52,29 4,07 30,63 63,44 4,03 38,28 2011 2012 Perkotaan Perkotaan+ Perkotaan Perkotaan+ 12,57 0,89 8,40 12,30 0,83 8,21 5,77 0,24 2,74 5,69 0,34 2,74 10,23 0,51 5,07 9,20 0,33 4,47 27,05 1,41 17,11 26,10 1,46 16,51 55,62 3,05 33,32 53,29 2,96 31,93 Sumber: bps.go.id Padahal, jika dihitung membeli rumah secara kredit akan lebih menguntungkan. Apalagi pembayarannya dapat dilakukan secara kredit yang dianggap lebih ringan dibandingkan pembayaran secara tunai. Banyaknya kebutuhan masyarakat akan rumah membuat bank mengeluarkan produkproduk pembiayaan kredit rumah, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Secara konsep perbankan syariah dan konvensional adalah sama-sama berfungsi sebagai financial intermediary sehingga banyak produk perbankan

4 syariah tidak berbeda dengan produk bank konvensional dan secara struktural industri perbankan syariah berdampingan dengan industri perbankan konvensional, dimana bank syariah berusaha untuk secara konsisten mendukung proses saving-investment. Pada bank syariah juga ada produk dana seperti tabungan atau deposito seperti wadiah dan mudharabah, sedangkan produk kredit terdapat produk pembiayaan (finance) seperti murabahah, termasuk untuk pembiayaan rumah (KPR) dan pembangunan property (Hanum, 2009: 01). Namun pada bank syariah dalam menjalankan usahanya tidak dapat dipisahkan dari prinsip-prinsip syariah yang mengatur operasional Bank Syariah. Prinsip dasar inilah yang akan dijadikan landasan untuk mengembangkan produk-produk syariah. Walaupun masih terbatas, sebetulnya sudah ada pembiayaan dari bank syariah. Memang belum banyak orang yang mengetahui dan sepertinya belum ada bank syariah yang gencar memasarkan produk ini. Namun kedepannya, produk ini bukan tidak mungkin menjadi produk unggulan bank syariah. Karena hampir setiap keluarga memerlukan yang namanya pembiayaan rumah dan sebagian besar keluarga di Indonesia adalah muslim yang tentunya ingin tetap Istiqomah dalam memiliki rumah yang sesuai dengan syariah. (Hanum, 2009: 02) Banyaknya resiko yang terjadi karena faktor bencana maupun faktor manusia membuat manusia mulai memikirkan harta dan jiwa mereka. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, risiko adalah bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya. Suatu

5 antisipasi diperlukan untuk mengurangi risiko yang terjadi serta tidak semua orang mampu mengatasi risiko yang terjadi, maka diperlukan suatu pengalihan risiko kepada pihak lain melalui asuransi. Secara umum asuransi adalah menyerahkan pertanggungan resiko kepada penanggung yaitu perusahaan asuransi untuk jangka waktu dan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati. Definisi asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9 Pasal 246: Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Kerugian resiko yang dibayarkan oleh pihak asuransi kepada pihak tertanggung disebut klaim. Pembayaran klaim ini sesuai ketentuan yang tertulis pada kontrak polis. Menurut Francy (2007: 21), bahwa pada hakikatnya, semua asuransi bertujuan untuk menghadapi berbagai risiko yang mengancam kehidupan manusia, terutama risiko terhadap kehilangan atau kerugian yang membuat orang secara sungguh-sungguh memikirkan cara-cara yang paling aman untuk mengatasinya. Selama masa pembiayaan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Syariah Malang memberikan pelayanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan mengasuransikan pembiayaannya dalam

6 dua bentuk yakni asuransi jiwa (kematian) dan asuransi kebakaran (bangunan). KPR BTN Syariah, jelas tidak ada perubahan dalam pergerakan bunga maupun angsuran atau sifatnya fixed karena transaksinya dengan jual beli. Artinya, perusahaan perbankan sudah membeli lunas rumah tersebut dan nasabah atau debitur membayar angsuran dengan harga yang tetap meskipun bunga bank sedang naik atau turun. Nasabah yang melakukan transaksi akad jual beli rumah dengan BTN Syariah maka bisa dipastikan dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap. Itu karena sebelum terjadi jual beli rumah, dokumen terkait harus sudah dikuasai pihaknya. (www.btn.co.id) Bank BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 24%. Sedangkan untuk segmen KPR subsidi, peran Bank BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95% dari total penyaluran FLPP tahun 2011, 2012 dan 2013. Dari total KPR-FLPP sebanyak 62.055 unit, BTN menguasai 60.631 unit rumah. Sebanyak 57.885 unit lewat bisnis konvensional, sedangkan 2.746 unit lainnya didistribusikan oleh BTN Syariah. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank Tabungan Negara yang menjalankan bisnis dengan prinsip perbankan syariah. Disamping itu, upaya peningkatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga dilakukan melalui pengembangan jaringan kantor. Selama tahun 2010, Bank BTN membuka 111 kantor Kas, termasuk 20 Kantor Cabang Syariah dan 8 Kantor Cabang Pihak Pembantu Syariah.

7 Asuransi kebakaran atau pertanggungan kebakaran dalam hal bangunan, dalam polis harus diperjanjikan bahwa kerugian yang menimpa persil yang bersangkutan akan diganti, dibangun kembali atau diperbaiki paling banyak sampai dengan jumlah uang pertanggungan. Dalam hal kerugian itu diberikan ganti rugi, maka besarnya ganti rugi dihitung dengan membandingkan antara harga persil sebelum terjadinya malapetaka dengan harga sisa-sisa/puing setelah terjadinya kebakaran, dan kerugian itu dibayar dengan harga tunai (Prawoto, 2003: 65). Pada umumnya premi ini sudah tetap dari perusahaan asuransi dan besarnya sudah fix. Besar premi asuransi kebakaran umumnya relatif rendah jika dibandingkan dengan besar premi asuransi jiwa KPR. Sedang dalam asuransi jiwa yang dipertanggungkan adalah risiko yang disebabkan oleh kematian. Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan atas suatu keluarga tertentu. Asuransi jiwa bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial yang tidak terduga, yang disebabkan karena meninggalnya seseorang terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Dari sini terlukis bahwa dalam asuransi jiwa risiko yang dihadapi adalah risiko kematian dan risiko hidupnya seseorang yang terlalu lama (Ismanto, 2009: 36). Besarnya premi asuransi jiwa akan berbeda-beda nilainya dan sangat tergantung umur dan kondisi kesehatan pihak kreditur. Semakin tua umur maka akan semakin mahal premi asuransi jiwanya. Manfaat asuransi pembiayaan adalah memberikan santunan kematian sebesar sisa kewajiban

8 pada bank dan santunan langsung diserahkan pada bank. Sehingga ahli waris mewarisi (rumah) dalam kondisi lunas. Namun, terkadang dalam fakta yang ada, jika terjadi kerugian semacam kebakaran bangunan misalnya, pemberian dana atas kerugian tidak memenuhi permintaan dari pihak tertanggung atau terjadi penolakan pembayaran klaim asuransi. Sehingga banyak dari sebagian masyarakat merasa kecewa atas keputusan yang diambil dari pihak lembaga asuransi. Seperti dalam penelitian Gunawan (2013) tentang perlindungan hukum bagi perusahaan pembiayaan terhadap penolakan pembayaran klaim asuransi kendaraan bermotor, bahwasanya kendaraan bermotor itu hilang karena pencurian, tetapi asuransi menolak membayar klaim dengan alasan lain bahwa kendaraan bermotor hilang karena penggelapan. Sehingga, upaya yang dilakukan oleh kreditor untuk mendapatkan pelunasan hutang, terutama dalam hal eksekusi, menjadi terhambat. Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas tentang perasuransian khususnya pada KPR Bank Syariah maka penulis tertarik dengan mengambil judul penelitian Analisis Penerapan Asuransi dalam Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Syariah Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu:

9 Bagaimana penerapan asuransi dalam masa pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Syariah Malang. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan penerapan asuransi dalam masa pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Syariah Malang. 1.3.2 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk berpikir kritis, dan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (S1). 2. Bagi lembaga kampus, sebagai pandangan atau wawasan baru mengenai perbankan syariah dan sebagai bahan masukan bagi fakultas untuk rujukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis. 3. Bagi masyarakat, sebagai referensi bagi masyarakat yang ingin menggunakan produk pembiayaan rumah pada Bank Syariah.

10 1.4 Batasan Masalah Berdasarkan manfaat penelitian diatas, maka penulis hanya membatasi tentang penerapan asuransi dalam masa pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Syariah Malang dalam dua bentuk asuransi yaitu asuransi bangunan dalam hal kebakaran dan asuransi jiwa dalam hal kematian.