Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT

ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

Simulasi Kondisi sirkulasi udara di dalam suatu ruangan ibadah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PROSES PENYEBARAN LIMBAH CAIR PADA AIR TANAH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

ANALISIS PROFIL ALIRAN FLUIDA MELEWATI SUSUNAN SILINDER SEJAJAR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) G-184

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

PEMODELAN DAN PENYELESAIAN NUMERIK DARI PERMASALAHAN PENYEBARAN ASAP MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA Arif Fatahillah 1

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

PENYEBARAN ALIRAN PANAS PADA OVEN SURYA (3 DIMENSI) Arif Fatahillah 1

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

PENGARUH MASSA JENIS PARTIKEL DAN KETINGGIAN PARTIKEL TERHADAP FENOMENA FLUIDISASI DALAM FLUIDIZED BED DENGAN MENGGUNAKAN CFD

KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2)

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB I PENDAHULUAN. perpindahan energi yang mungkin terjadi antara material atau benda sebagai akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. pemanasan tersebut akan timbul suatu masalah apabila daerah yang dipanaskan

Simulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI RUANG INKUBATOR BAYI YANG MENGGUNAKAN PHASE CHANGE MATERIAL SEBAGAI PEMANAS RUANG INKUBATOR

BAB I PENDAHULUAN. halaman belakang untuk memenuhi berbagai kenyamanan bagi para. penghuninya, terutama kenyamanan thermal. Keberadaan space halaman

BAB V HASIL DAN ANALISIS

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

ANALISIS PENYEBARAN ALIRAN PANAS PADA OVEN SURYA BERBANTUAN SOFTWARE FLUENT. Arif Fatahillah 1

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK SEBARAN AIR PANAS SPRAY POND MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA

FISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)

BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR PEMBAKAR LIMBAH RADIOAKTIF TIPE HK-2010

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

BAB IV ANALISA. Gambar 4.1. Fenomena case hardening yang terjadi pada sampel.

PENGARUH HUMIDITY DAN TEMPERATURE TERHADAP KENYAMANAN PEMAKAIAN HELM TENTARA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) FLUENT

PREDIKSI KARAKTERISTIK TERMOFLUIDA PROSES PERPINDAHAN PANAS DI DALAM RUANG BAKAR INCINERATOR. Veronica Indriati Sri Wardhani

Horizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal

BAB I PENDAHULUAN. pedoman untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dan juga untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD

APLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS

ANALISA NUMERIK DISTRIBUSI PANAS TAK TUNAK PADA HEATSINK MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENT

BAB 5 SIMULASI DAN ANALISIS HASIL

METODOLOGI PENELITIAN

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER

Analisis Tegangan Pada Beberapa Jenis Ejektor Uap Bagus Budiwantoro 1, a, I Nengah Diasta 2, b, dan Reinaldo Sahat Samuel Hutabarat 1, c

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. II. DASAR TEORI Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS KOLEKTOR SURYA TIPE TABUNG PLAT DATAR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

PEMODELAN DAN SIMULASI PERPINDAHAN PANAS PADAKOLEKTOR SURYA PELAT DATAR

Pengukuran Difusivitas Termal dan Sifat Dielektrik pada Frekuensi Radio dari Andaliman

TRANSFER MOMENTUM FLUIDA DINAMIK

Studi Komputasi Gerak Bouncing Ball pada Vibrasi Permukaan Pantul

Transkripsi:

Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD Rosyida Permatasari1, a *, M. Sjahrul Annas2,b, Bobby Ardian3,c Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol Jakarta Indonesia a prosyida@yahoo.com, bkloser_11_bobby@yahoo.com Abstrak Microwave merupakan alat pemanas makanan yang menggunakan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik pada microwave berada pada frekuensi sekitar 2450 MHz, yaitu λ = 12,24 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa distribusi temperatur dan radiasi antar permukaan didalam ruang pemanas microwave dengan menggunakan Computational Fluid Dinamic (CFD). Model ruang pemanas microwave dibagi menjadi 16 titik untuk mendapatkan temperatur di setiap titiknya. Distrbusi temperatur yang didapat didalam ruang pemanas tidak seragam. Kontur radiasi yang diperoleh terlihat merata pada bagian tengah ruang pemanas, sebaliknya pada bagian dinding terlihat tidak merata. Kemudian, data temperatur hasil simulasi dibandingkan dengan data hasil percobaan. Hasil perbandingan memperlihatkan kecenderungan yang sama pada kedua data tersebut. Kata kunci : Microwave, gelombang elektromagnetik, CFD, distribusi temperatur, radiasi temperatur yang terjadi di dalam ruang pemanas dan produk makanan yang di panaskannya. Ketidak-meratanya proses pemanasan berpengaruh terhadap kualitas makanan yang dipanaskan, sehingga mengkaji dan menganalisa distribusi temperatur yang terjadi dalam microwave pada proses pemanasan merupakan hal yang penting. Kajian ruang pemanas didalam microwave menggunakan metode Computational Fluid Dinamic (CFD). Dimensi ruang pemanas yang akan dikaji memiliki dimensi 35x20x30 cm (PxLxT). Pendahuluan Pada saat ini kebutuhan alat pemanas sangat di perlukan dalam kehidupan seharihari, sebagai contohnya paling banyak digunakan sebagai alat pemanas pada makanan [1]. Microwave digunakan untuk pemanasan pada produk makanan yang mulai terkenal di awal tahun 1990-an. Pemanasan pada microwave tidak terjadi karena temperatur gradien tetapi dengan perambatan gelombang. Gelombang pada microwave menggunakan gelombang mikro dan di arahkan ke ruang pemanas. Energi elektromagnetik gelombang mikro juga telah digunakan secara luas dalam aplikasi pengolahan makanan. Dimana waktu pemanasan yang cepat dan pemanasan volumetrik adalah merupakan keuntungan dari pemanasan microwave. Namun, ketidakseragaman dari pemanasan adalah kelemahan dari pemanasan microwave. Pemanasan yang tidak seragam dalam microwave tidak hanya mempengaruhi keamanan pangan tetapi juga mempengaruhi kualitas makanan tersebut [1, 2]. Ketidak seragaman pada proses pemanasan microwave disebabkan oleh adanya perbedaan CFD Computational fluid dynamic (CFD) adalah ilmu yang mempelajari cara memprediksi aliran fluida, perpindahan panas, reaksi kimia, dan fenomena lainnya dengan menyelesaikan persamaan-persamaan matematika. Persamaan pada fluida dibangun dan dianalisa berdasarkan persamaan-persamaan diferensial parsial (PDE = Partial Differential Equation) yang merepresentasikan hokum-hukum konservasi massa, momentum, dan energy [3]. Model Microwave

Pemodelan digunakan agar dapat merepresentasikan bentuk dari ruang pemanas pada microwave dengan dimensi 35x20x30 cm (PxLxT), dapat dilihat pada Gambar 1. Nilai temperatur yang ditunjukan pada gambar adalah dalam satuan Kelvin (K), dimana nilai tersebut merupakan temperatur yang terjadi didalam ruang pemanas microwave. Dari hasil yang diperoleh, nilai temperatur pada dinding sumber panas lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur ruang dan temperatur dinding sekitar. Distribusi temperatur menghasilkan suatu kontur warna seperti terlihat pada Gambar 2 berupa kontur temperatur tampak depan dan Gambar 3 berupa kontur temperatur tampak belakang. Distribusi temperatur yang terjadi didalam ruang pemanas microwave, ditunjukkan pada gambar tersebut. Semakin jauh lapisan dinding permukaan dari sumber panas (400K) maka temperaturnya semakin menurun, hal tersebut dapat dilihat dari perubahan warna yang semakin gelap (biru). Hal ini disebabkan karena adanya proses perambatan panas yang terjadi didalam ruang pemanas microwave. Perambatan panas berlangsung dari temperatur yang lebih tinggi (dinding sumber panas) ke temperatur yang lebih rendah (menjauhi dinding sumber panas). Pada saat proses pemanasan batas temperatur minimum dan maksimum berada pada kisaran 338K sampai dengan 473K. Gambar 1. Batas Kondisi Pada Microwave Pada ruang pemanas microwave di tentukan beberapa kondisi batas yaitu pada batas sumber panas, Z depan, X kanan, X kiri, Y atas, Y bawah dan dinding dipilih tipe, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Batasan Kondisi NAMA TIPE Sumber panas X kanan Y atas Z depan X kiri Y bawah Gambar 2. Tampak Depan Hasil dan Pembahasan Distribusi Temperatur Pada Dinding Microwave

S1 S2 S3 S4 B1 B2 358 358 B3 B4 Tabel 3. Data Temperatur Hasil Percobaan [K] [4] S1 Gambar 3. Tampak Belakang Distribusi Microwave Temperatur Didalam Ruang pemanas microwave dibagi menjadi 16 titik dengan maksud untuk mengetahui nilai temperatur yang terdapat pada dasar ruang pemanas microwave tersebut, lihat pada Gambar 4. Pada gambar tersebut terlihat simbol berupa S dan B, S diartikan sebagai saf/kolom sedangkan B diartikan sebagai baris. Untuk menbedakan tiap titik diberi penomoran baris dan kolom agar pada saat pengambilan data tidak tertukar posisi. Data hasil simulasi terdapat pada Tabel 2 dan data percobaan terdapat pada Tabel 3. Data temperatur dibandingkan antara data percobaan yang telah dilakukan oleh M. Sjahrul Annas dkk, 2006 dengan data hasil simulasi yang telah diperoleh, dapat dilihat pada Gambar 5. S2 S3 S4 B1 317.1 324.2 328.1 318.3 B2 311.9 334.9 321.2 317 B3 313.9 326.4 329.1 314.5 B4 312.7 332.2 313.2 326 Gambar 5. Perbandingan Temperatur Antara Hasil Percobaan dengan Hasil Simulasi Perbedaan temperatur antara data numerik dengan data percobaan disebabkan karena berbagai faktor kondisi, seperti adanya pengaruh terhadap temperatur lingkungan, terjadinya penurunan temperatur yang terjadi pada saat pengambilan data percobaan dan lain-lainnya. Sementara itu, pada pengambilan data simulasi tidak dipengaruhi oleh kondisikondisi luar tersebut. Walaupun demikian dapat dilihat bahwa trend kedua grafik tersebut terdapat kecenderungan yang sama dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dapat dilihat pada titik b2s1, b3s1, dan b3s4 Gambar 4. Posisi Titik Tabel 2. Data Temperatur Hasil Simulasi [K]

terjadinya penurunan pada titik-titik tersebut, sedangkan pada titik b2s2, b3s2 dan b3s3 terlihat terjadinya kenaikan temperatur. Dari gambar tersebut terlihat bahwa proses pemanasan pada microwave tidak merata di setiap titiknya, dimana distribusi temperaturnya tidak seragam. Temperatur pada daerah tengah lebih tinggi daripada temperatur pada daerah pinggir. Pada data hasil percobaan, temperatur tertinggi adalah 334.9 K (61.9 C) dan temperatur terendah adalah 311.9 K (38.9 C). Sedangkan pada data hasil simulasi, temperatur tertinggi adalah K (92 C) dan temperatur terendah adalah K (72 C). Gambar 7. Kontur Radiasi Tampak Belakang Analisa Distribusi Radiasi Panas Dari analisa distribusi radiasi panas dapat diketahui besarnya nilai radiasi yang terjadi di dalam ruang pemanas microwave. Terlihat pada gambar 7 dan gambar 8 menghasilkan kontur radiasi pada setiap sisinya. Kontur distribusi radiasi menghasilkan gradasi warna yang menjelaskan besaran nilai radiasi pada setiap sisinya. Gambar 8. Kontur Radiasi Tampak Dalam Didalam ruang pemanas bagian tengah microwave terlihat kontur radiasi yang merata, dapat dilihat pada Gambar 8. Sedangkan pada dinding microwave menghasilkan kontur radiasi yang tidak merata. Hal ini disebabkan karena adanya rambatan energi radiasi yang terjadi pada masing-masing dinding ruang pemanas. Dimana terdapat sejumlah energi yang dipancarkan dan sejumlah energi yang dipantulkan oleh masing-masing dinding tersebut. Gambar 6. Kontur Radiasi Tampak Depan Kesimpulan Dari hasil kajian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Distribusi temperatur didalam ruang pemanas tidak seragam.

2. Perbandingan antara data hasil percobaan dan data hasil simulasi memperlihatkan kecenderungan yang sama. 3. Kontur radiasi yang diperoleh terlihat merata pada bagian tengah ruang pemanas, sebaliknya pada bagian dinding terlihat tidak merata. 4. Radiasi pada dinding pemanas mengalami penyerapan dan pemantulan energi radiasi. Referensi [1]. Pitchai, Krishnamoorthy, Electromagnetic and Heat Transfer Modeling of Microwave Heating in Domestic Oven, Dissertation and Theses in Food Science and Technology, 2011. [2]. Kendall Haven, Buku 1000 Penemuan Sains, Penerbit Venus, 2009. [3]. Firman Tuakia, Dasar-dasar Menggunakan CFD FLUENT, penerbit INFORMATIKA, 2008. [4]. M.Sjahrul Annas, Belyamin, Edy Hartulistiyoso, Profil Temperatur Pada Oven Microwave Dengan Menggunakan Daya 400 Watt, Prosiding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) V, UI, November, 2006.