Gambar 1.1 Pejalan Kaki, Parkir dan Lalulintas Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) BAB I - 1
Gambar 1.2Pub Scorpio, Buka Pada Malam Hari dan Kurang Terawat Secara Fisik Bangunan Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) BAB I - 2
Gambar 1.3 Bangunan Baru yang kurang Sesuai dengan Koridor Braga Sumber : Dokumentasi Pribadi(2014) BAB I - 3
Gambar 1.4 Proses Pemasangan Batu Andesit Sumber : http://data.tribunnews.com/foto/images/preview/20120902_perbaikan_jalan_braga_9068.jpg BAB I - 4
Gambar 1.5 Braga City Walk Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) BAB I - 5
Upaya dan daya menghidupkan dan meningkatkan kembali kualitas dan kuantitas kawasan Braga sebagai aset budaya dan pariwisata Kota Bandung dengan mengedepankan kenyamanan pejalan kaki, agar bisa memberikan nilai tambah pada kawasan Braga. Maka di rumusakan judul Revitalisasi Kawasan Braga Bandung dengan Konsep Pedestrian Mall Sebagai Wujud Kawasan Pusaka Kota Bandung dengan penjelasannya sebagai berikut : II.1 Revitalisasi Revitalisasi yaitu upaya dan daya menghidupkan kembali lingkungan, kawasan dan bangunan dengan penataan fisik, baik terhadap bangunan-bangunan maupun infrastrukturnya, agar bisa memberikan nilai tambah pada kegiatan ekonomi, sosial, kebudayaan dan permukiman secara umum. Artifak bersejarah di dalam revitalisasi perkotaan akan menjadi komponen penting yang merangsang pertumbuhan interaksi kegiatan sosial, dudaya dan ekonomi (Wiryomartono, 2002). II.2 Kawasan Braga Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Jalan sepanjang 700 meter yang dikenal sebagai Parijs van Java ini merupakan jalan yang kaya akan sejarah dan bangunan-bangunan tua. Jalan yang menghubungkan jalan Naripan ke Jalan Asia-Afrika, Jalan Naripan ke Jalan Suniaraja dan jalan Lembong, Jalan Perintis Kemerdekaan ke Jalan Suniaraja dan Jalan Lembong merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Bandung. Memilik lebar jalan ± 8 meter dan lebar pedestrian ± 2,5 meter. II.3 Pedestrian Mall Konsep kawasan pedestrian atau sering disebut konsep pedestrianisasi, lingkungan jalur pejalan kaki yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktifitas, seperti, berjalan-jalan, tempat berkumpul/berkomunikasi, tempat beristirahat, dan untuk tempat melakukan kegiata berbelanja, yang lebih dikenal dengan istilah pedestrian mall. II.4 Kota Pusaka BAB I - 6
Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah yang bernilai dan memiliki pusaka alam, pusaka budaya berwujud dan pusaka budaya tidak berwujud, serta rajutan berbagai pusaka tersebut secara utuh sebagai aset pusaka dalam wilayah/kota atau bagian dari wilayah/kota yang hidup, berkembang, dan dikelola secara efektif. II.5 Revitalisasi Kawasan Braga dengan Konsep Pedestrian Mall sebagai Wujud Kawasan Pusaka Kota Bandung Revitalisasi Kawasan Braga dengan Konsep Pedestrian Mall sebagai Wujud Kawasan Pusaka Kota Bandung adalah upaya yang dilakukan untuk memvitalkan kembali kawasan Braga menjadi kawasan yang mewah seperti pada masa kejayaannya pada tahun 1920an-1940an. Upaya dan daya menghidupkan kembali kawasan Braga dengan penataan fisik, baik terhadap bangunan-bangunan tua peninggalan pemerintahan hindiabelanda, maupun infrastrukturnya, seperti pedestrian, fasilitas-fasilitas penunjang ataupun lalulintasnya, agar bisa memberikan nilai tambah pada kawasan Braga. Konsep pedestrian mall diterapkan untuk memberikan nilai tambah kepada pejalan kaki dan pelaku keagiatan lainya agar lebih nyaman melakukan kegiatan di kawasan Braga. Serta tujuan agar menjadi proyek percontohan kawasan pusaka Kota Bandung, agar perlidungan dan pelestarian aset-aset budaya dapat dipantau oleh semua kalangan. III. Perumusan Masalah Revitalisasi yang direncanakan berupa perubahan fungsi kawasan Braga dari fungsi sebagai jalan utama Braga menjadi kawasan untuk pedestrian, menjadikan kawasan perbelanjaan yang dipadukan dengan wisata heritage. Dari kondisi tersebut, maka dirumuskan masalah yang muncul pada kawasan heritage Braga adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana meningkatkan kualitas kawasan, sebagai kawasan pedestrian, heritage, perdagangan, dan jasa? 2) Bagaimana meningkatkan kuantitas tampilan kawasan, karena banyak bangunan yang telah dirubah bentuknya mengikuti perkembagan jaman? 3) Bagaimana menciptakan kawasan commit revitalisasi to user yang bukan sekedar kawasan yang BAB I - 7
menarik di pandang mata tapi juga berdampak positif serta dapat menigkatkan dinamika ekonomi dan kehidupan sosial di Braga? IV. Tujuan dan Sasaran Tujuan Menghidupkan dan me-vitalkan kembali kawasan Braga seperti Braga pada masa kejayaannya dahulu dengan memanfaatkan potensi Braga dan Kota Bandung saat ini. Meningkatkan image dan citra kawasan Braga sebagai kawasan bersejarah serta mejadi salah satu icon Kota Bandung yang tampil menarik serta kembali menjadi sentra kegiatan ekonomi yang dinamis dan membanggakan. Mengembalikan kuantitas dan kualitas wajah Braga sebagai salah satu kawasan peninggalan arsitektur Art Deco di Bandung. Sasaran - Meningkatkan kawasan pedestrian yang nyaman sebagai tempat bertemu, berkreatifitas, berdagang dan berlalu lintas. - Meningkatkan perekonomian kawasan Braga. - Meningkatkan suasana kawasan Braga sebagai kawasan bersejarah Kota Bandung V. Batasan dan Lingkup Pembahasan Pembahasan yang dikemukanan perancangan ini yaitu sebatas adanya hubungan perancangan sebuah sebagai upaya pengembalian fungsi kawasan Braga menjadi kawasan pedestrian dengan memanfaatkan potensi potensi yang ada di Braga bahkan ada di bandung. Pembahasan menitik beratkan pada hal-hal arsitektural serta hal-hal lain yang berpengaruh pada proses perencanaan dan perancangan terkait dengan fungsi kawasan sebagai kawasan perdagangan dan jasa, meliputi ekonomi, sosial dan budaya. Batas perencanaan dan perancangan dalam lingkup arsitektur art deco yang dapat memperkuat kawasan heritage Braga. Adapun batas wilayah perencanaan dan perancangan hanya sebatas koridor jalan Braga bangunanbangunan tua kanan dan kirinya, dan wilayah diluar koridor jalan Braga hanya sebatas aspek pendukung proses revitalisasi koridor Braga. VI. Metoda Penelitian BAB I - 8
Metoda penyelesaian ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu : VI.1 Studi Literatur Mengumpulkan data-data dari literatur, yaitu buku, koran, majalah, media internet untuk melengkapi data primer yag di peroleh dari hasil obervasi. Data yang diobservasi, yaitu : Sejarah Kawasan Braga Ruang Publik Kota Revitalisasi Arsitektur Art Deco Konservasi Ekonomi Kreatif Peraturan Pemerintah Kota Pusaka Pedestrian Mall VI.2 Studi Lapangan Survei langsung ke lapangan untuk mendapatkan data primer dan mengetahui potensi yang ada di dalam kawasan Braga. Mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Data yang diobservasi, yaitu Koridor Heritage Braga Data Bangunan kawasan Braga Pedestrian Lalulintas Aktifitas Kawasan VI.3 Analisis Data Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada. Menganalisis data-data dan permasalahan yang telah diidentifikasi yang kemudian diperoleh penyelesaiannya. VI.4 Merumuskan Konsep Merumuskan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan untuk digunakan sebagai pedoman penentuan desain. VII. Sistematika Pembahasan BAB I - 9
1. Tahap I Pendahuluan Pembahasan mengenai judul, latar belakang, rumusan masalah, persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan serta sistematika pembahasan yang menjadi pedoman dan dasar dalam perencanaan dan perancangan 2. Tahap II Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai kajian literatur yang mendukung proses perecanaan dan perancangan seperti, kajian mengenai revitalisasi, tata ruang kota, kajian arsitektur art deco, pedestrian mall, ekonomi dan industri kreatif dan kota pusaka. Kajian literatur tersebut digunakan untuk memperkuat pemahaman dan analisa dalam perencanaan dan perancangan 3. Tahap III Tinjauan Umum Kota Bandung dan Kawasan Braga Pembahasan mengenai profil kota bandung secara makro dan kawasan Braga secara mikro baik sejarahnya dan bangunan-bangunan bersejarah yang ada dikawasan ini. 4. TahapIV Analisa Perencanaan dan Perancangan Menganalisa permasalahan yang mencakup segala aspek yang nantinya merupakan pedoman untuk merencanakan dan merancang kawasan pedestrian Braga meliputi analisa pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, persyaratan ruang, tampilan kawasan, site, sistem struktur dan utilitas kawasan. 5. Tahap V Konsep Perencanaan dan Perancangan Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan sebagai konsep perencanaan dan perancangan Revitalisasi Kawasan Braga. BAB I - 10
VIII. Kerangka Berpikir Bagan 1.1BaganKerangkaBerpikir Sumber: Penulis(2014) BAB I - 11