Gambar 1.1 Pejalan Kaki, Parkir dan Lalulintas Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) commit to user. revitalisasi kawasan Braga BAB I - 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB I PENDAHULUAN. Toko Sumber Hidangan dibangun pada tahun 1929, didirikan untuk

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN.

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

UNIVERSITAS DIPONEGORO. MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI YOGYAKARTA Dengan Penekanan Desain Green Architecture TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA DENGAN FASILITAS SHOPPING MALL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

TUGAS AKHIR 134. Semarang City Walk Mall

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSISTENSI KORIDOR HERITAGE BRAGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan merupakan penjelasan tahapan-tahapan yang akan

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

Bab I Pendahuluan I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

BAB I. PENDAHULUAN. J.I.C (Jogja Islamic Centre) sebagai architecture for urban yang berbasis

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan merancang dan menata penggal Jalan Garuda Mas dengan menerapkan konsep city walk.

- BAB I - PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

Transkripsi:

Gambar 1.1 Pejalan Kaki, Parkir dan Lalulintas Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) BAB I - 1

Gambar 1.2Pub Scorpio, Buka Pada Malam Hari dan Kurang Terawat Secara Fisik Bangunan Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) BAB I - 2

Gambar 1.3 Bangunan Baru yang kurang Sesuai dengan Koridor Braga Sumber : Dokumentasi Pribadi(2014) BAB I - 3

Gambar 1.4 Proses Pemasangan Batu Andesit Sumber : http://data.tribunnews.com/foto/images/preview/20120902_perbaikan_jalan_braga_9068.jpg BAB I - 4

Gambar 1.5 Braga City Walk Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) BAB I - 5

Upaya dan daya menghidupkan dan meningkatkan kembali kualitas dan kuantitas kawasan Braga sebagai aset budaya dan pariwisata Kota Bandung dengan mengedepankan kenyamanan pejalan kaki, agar bisa memberikan nilai tambah pada kawasan Braga. Maka di rumusakan judul Revitalisasi Kawasan Braga Bandung dengan Konsep Pedestrian Mall Sebagai Wujud Kawasan Pusaka Kota Bandung dengan penjelasannya sebagai berikut : II.1 Revitalisasi Revitalisasi yaitu upaya dan daya menghidupkan kembali lingkungan, kawasan dan bangunan dengan penataan fisik, baik terhadap bangunan-bangunan maupun infrastrukturnya, agar bisa memberikan nilai tambah pada kegiatan ekonomi, sosial, kebudayaan dan permukiman secara umum. Artifak bersejarah di dalam revitalisasi perkotaan akan menjadi komponen penting yang merangsang pertumbuhan interaksi kegiatan sosial, dudaya dan ekonomi (Wiryomartono, 2002). II.2 Kawasan Braga Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Jalan sepanjang 700 meter yang dikenal sebagai Parijs van Java ini merupakan jalan yang kaya akan sejarah dan bangunan-bangunan tua. Jalan yang menghubungkan jalan Naripan ke Jalan Asia-Afrika, Jalan Naripan ke Jalan Suniaraja dan jalan Lembong, Jalan Perintis Kemerdekaan ke Jalan Suniaraja dan Jalan Lembong merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Bandung. Memilik lebar jalan ± 8 meter dan lebar pedestrian ± 2,5 meter. II.3 Pedestrian Mall Konsep kawasan pedestrian atau sering disebut konsep pedestrianisasi, lingkungan jalur pejalan kaki yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktifitas, seperti, berjalan-jalan, tempat berkumpul/berkomunikasi, tempat beristirahat, dan untuk tempat melakukan kegiata berbelanja, yang lebih dikenal dengan istilah pedestrian mall. II.4 Kota Pusaka BAB I - 6

Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah yang bernilai dan memiliki pusaka alam, pusaka budaya berwujud dan pusaka budaya tidak berwujud, serta rajutan berbagai pusaka tersebut secara utuh sebagai aset pusaka dalam wilayah/kota atau bagian dari wilayah/kota yang hidup, berkembang, dan dikelola secara efektif. II.5 Revitalisasi Kawasan Braga dengan Konsep Pedestrian Mall sebagai Wujud Kawasan Pusaka Kota Bandung Revitalisasi Kawasan Braga dengan Konsep Pedestrian Mall sebagai Wujud Kawasan Pusaka Kota Bandung adalah upaya yang dilakukan untuk memvitalkan kembali kawasan Braga menjadi kawasan yang mewah seperti pada masa kejayaannya pada tahun 1920an-1940an. Upaya dan daya menghidupkan kembali kawasan Braga dengan penataan fisik, baik terhadap bangunan-bangunan tua peninggalan pemerintahan hindiabelanda, maupun infrastrukturnya, seperti pedestrian, fasilitas-fasilitas penunjang ataupun lalulintasnya, agar bisa memberikan nilai tambah pada kawasan Braga. Konsep pedestrian mall diterapkan untuk memberikan nilai tambah kepada pejalan kaki dan pelaku keagiatan lainya agar lebih nyaman melakukan kegiatan di kawasan Braga. Serta tujuan agar menjadi proyek percontohan kawasan pusaka Kota Bandung, agar perlidungan dan pelestarian aset-aset budaya dapat dipantau oleh semua kalangan. III. Perumusan Masalah Revitalisasi yang direncanakan berupa perubahan fungsi kawasan Braga dari fungsi sebagai jalan utama Braga menjadi kawasan untuk pedestrian, menjadikan kawasan perbelanjaan yang dipadukan dengan wisata heritage. Dari kondisi tersebut, maka dirumuskan masalah yang muncul pada kawasan heritage Braga adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana meningkatkan kualitas kawasan, sebagai kawasan pedestrian, heritage, perdagangan, dan jasa? 2) Bagaimana meningkatkan kuantitas tampilan kawasan, karena banyak bangunan yang telah dirubah bentuknya mengikuti perkembagan jaman? 3) Bagaimana menciptakan kawasan commit revitalisasi to user yang bukan sekedar kawasan yang BAB I - 7

menarik di pandang mata tapi juga berdampak positif serta dapat menigkatkan dinamika ekonomi dan kehidupan sosial di Braga? IV. Tujuan dan Sasaran Tujuan Menghidupkan dan me-vitalkan kembali kawasan Braga seperti Braga pada masa kejayaannya dahulu dengan memanfaatkan potensi Braga dan Kota Bandung saat ini. Meningkatkan image dan citra kawasan Braga sebagai kawasan bersejarah serta mejadi salah satu icon Kota Bandung yang tampil menarik serta kembali menjadi sentra kegiatan ekonomi yang dinamis dan membanggakan. Mengembalikan kuantitas dan kualitas wajah Braga sebagai salah satu kawasan peninggalan arsitektur Art Deco di Bandung. Sasaran - Meningkatkan kawasan pedestrian yang nyaman sebagai tempat bertemu, berkreatifitas, berdagang dan berlalu lintas. - Meningkatkan perekonomian kawasan Braga. - Meningkatkan suasana kawasan Braga sebagai kawasan bersejarah Kota Bandung V. Batasan dan Lingkup Pembahasan Pembahasan yang dikemukanan perancangan ini yaitu sebatas adanya hubungan perancangan sebuah sebagai upaya pengembalian fungsi kawasan Braga menjadi kawasan pedestrian dengan memanfaatkan potensi potensi yang ada di Braga bahkan ada di bandung. Pembahasan menitik beratkan pada hal-hal arsitektural serta hal-hal lain yang berpengaruh pada proses perencanaan dan perancangan terkait dengan fungsi kawasan sebagai kawasan perdagangan dan jasa, meliputi ekonomi, sosial dan budaya. Batas perencanaan dan perancangan dalam lingkup arsitektur art deco yang dapat memperkuat kawasan heritage Braga. Adapun batas wilayah perencanaan dan perancangan hanya sebatas koridor jalan Braga bangunanbangunan tua kanan dan kirinya, dan wilayah diluar koridor jalan Braga hanya sebatas aspek pendukung proses revitalisasi koridor Braga. VI. Metoda Penelitian BAB I - 8

Metoda penyelesaian ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu : VI.1 Studi Literatur Mengumpulkan data-data dari literatur, yaitu buku, koran, majalah, media internet untuk melengkapi data primer yag di peroleh dari hasil obervasi. Data yang diobservasi, yaitu : Sejarah Kawasan Braga Ruang Publik Kota Revitalisasi Arsitektur Art Deco Konservasi Ekonomi Kreatif Peraturan Pemerintah Kota Pusaka Pedestrian Mall VI.2 Studi Lapangan Survei langsung ke lapangan untuk mendapatkan data primer dan mengetahui potensi yang ada di dalam kawasan Braga. Mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Data yang diobservasi, yaitu Koridor Heritage Braga Data Bangunan kawasan Braga Pedestrian Lalulintas Aktifitas Kawasan VI.3 Analisis Data Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada. Menganalisis data-data dan permasalahan yang telah diidentifikasi yang kemudian diperoleh penyelesaiannya. VI.4 Merumuskan Konsep Merumuskan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan untuk digunakan sebagai pedoman penentuan desain. VII. Sistematika Pembahasan BAB I - 9

1. Tahap I Pendahuluan Pembahasan mengenai judul, latar belakang, rumusan masalah, persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan serta sistematika pembahasan yang menjadi pedoman dan dasar dalam perencanaan dan perancangan 2. Tahap II Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai kajian literatur yang mendukung proses perecanaan dan perancangan seperti, kajian mengenai revitalisasi, tata ruang kota, kajian arsitektur art deco, pedestrian mall, ekonomi dan industri kreatif dan kota pusaka. Kajian literatur tersebut digunakan untuk memperkuat pemahaman dan analisa dalam perencanaan dan perancangan 3. Tahap III Tinjauan Umum Kota Bandung dan Kawasan Braga Pembahasan mengenai profil kota bandung secara makro dan kawasan Braga secara mikro baik sejarahnya dan bangunan-bangunan bersejarah yang ada dikawasan ini. 4. TahapIV Analisa Perencanaan dan Perancangan Menganalisa permasalahan yang mencakup segala aspek yang nantinya merupakan pedoman untuk merencanakan dan merancang kawasan pedestrian Braga meliputi analisa pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, persyaratan ruang, tampilan kawasan, site, sistem struktur dan utilitas kawasan. 5. Tahap V Konsep Perencanaan dan Perancangan Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan sebagai konsep perencanaan dan perancangan Revitalisasi Kawasan Braga. BAB I - 10

VIII. Kerangka Berpikir Bagan 1.1BaganKerangkaBerpikir Sumber: Penulis(2014) BAB I - 11