BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari konsep tersebut, terdapat. beberapa hal yang perlu diperhatikan.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU No. 20/2003 SISDIKNAS). Handerson dalam Muhamad Arif (2011:118) dalam konteks luas memberikan penjelasan tentang pendidikan sebagai berikut: But to see education as a process of growth and development taking place as the result of the interaction of an individual with his environment, both physical and social, beginning at birth and lasting as long as life itslife a process in wich the social heritage as a part of the social environment become as tool to be used toward the development of the best and most intelligent person possible, men and woman who will promote human welfare, that is to see the educate process as philosophers and aducational reformers conceived it. Pernyatan diatas mengandung makna bahwa pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan social dan lingkungan fisik yang berlangsung sepanjang hayat dan dimulai sejak manusia lahir. Pendidikan membutuhkan lingkungan, salah satunya adalah warisan social, yang merupakan media manusia untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Keseluruhan proses pendidikan tersebut dimuarakan pada kesiapan manusia guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan merupakan aspek fundamental pembanguan manusia. Melalui pendidikan, perilaku manusia dapat mengalami perubahan, dan melalui pendidikan tersebut nilai dan norma sosial dapat diteruskan kepada generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan di Indonesia termuat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999: 44-48 RI, yakni sebagai berikut:

2 Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualiatas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan pendidikan tidak hanya membentuk kemampuan intelektual semata, tetapi juga membentuk sikap dan berbagai keterampilan, sebab apabila pendidikan hanya memberikan kemampuan intelektual tanpa didasari moralitas dan nilai-nilai dalam diri siswa, maka justru kemampuan intelektual itu akan menjerumuskan manusia kearah kemerosotan moral. Sebagai konsekuensi, maka pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Minat siswa dapat dilihat dari kesediaan siswa dalam mengikuti mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, minat merupakan faktor intern yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam menekuni pelajaran. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran cenderung mudah memahami dan berkonsentrasi dengan materi yang dipelajarinya tersebut. Dengan adanya minat maka siswa akan berkonsentrasi dan akan tetap fokus dalam menerima pelajaran sehingga akan tetap mengenang apa yang telah disampaikan oleh guru. Menurut Muhibbin Syah (1995: 132), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor internal yaitu faktor dalam individu yang meliputi aspek fisiologis, misalnya kesehatan mata dan telinga, sedangkan faktor psikologis misalnya intelegnsi, minat, bakat dan motivasi. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial misalnya keluarga, masyarakat dan sekolah. Faktor internal yang ikut menentukan keberhasilan siswa salah satunya adalah kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar karena dorongan dari dalam diri sendiri dan bukan pengaruh dari luar. Kemandirian belajar menurut Wedemeyer (1983) perlu diberikan kepada peserta didik suaya mereka memiliki tanggung jawab dalam mengatur dan

3 mendisiplinkan dirinya dan dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri, artinya siswa dituntut untuk melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan pada diri siswa dan bukan sematamata tekanan dari guru atau dari pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri dalam diri siswa maka tujuan belajar akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Kemandirian ini menekankan pada akivitas siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab demi keberhasilannya dalam belajar. Dengan demikian kemandirian belajar akan mengembangkan kemampuan kognitif atau kemampuan berfikir yang tinggi. Hal ini disebabkan siswa terbiasa menghadapi tugas serta mencari pemecahannya sendiri dengan menggali sumber belajar yang ada serta mengadakan diskusi dengan teman bila menghadapi kesulitan. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu prinsip yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa sendiri demi keberhasilan belajarnya, sejauh ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar sehingga terjadi proses belajar mandiri. Usaha untuk peningkatan mutu pendidikan harus diprioritaskan antara lain adalah upaya untuk menumbuhkan kembali kesadaran nasional melalui kesadaran sejarah, sikap hidup yang disiplin dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Salah satu caranya adalah melalui pengajaran sejarah di jalur pendidikan formal, khususnya sejarah nasional bangsa Indonesia. Menurut Sartono Kartodirdjo dalam Muhamad Arif (2011: 127) salah satu sarana untuk membangun bangsa adalah dengan melalui pengetahuan sejarah dan kesadaran sejarah. Dalam rangka pembangunan bangsa, pengajaran sejarah tidak hanya berfungsi memberi pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah, tetapi juga menyadarkan siswa untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Suatu peristiwa sejarah barulah bermakna secara langsung dalam kehidupan masyarakat apabila peristiwa sejarah itu dapat dipahami secara objektif, menyimak sebab akibat dari peristiwa sejarah itu dan berusaha menarik pelajaran terhadap apa yang terjadi di masa lampau. Dari sejarah manusia dapat

4 mengetahui segala keteladanan, kelemahan, dan berusaha secara maksimal untuk tidak membuat kesalahan yang sama, pengetahuan sejarah masa lalu akan sangat membantu dalam pemecahan persoalan-persoalan masyarakat sekarang ini. Penyajian materi sejarah dalam proses pembelajaran di kelas harus memperhatikan karakteristik ilmu sejarah. Ismaun dalam Muhamad Arif (2011:122) menjelaskan bahwa tujuan ideal dari pendidikan sejarah adalah agar peserta didik mampu (1) memahami sejarah, (2) memiliki kesadaran sejarah, dan (3) memiliki wawasan sejarah. Tetapi pada saat ini pengajaran sejarah kurang diminati oleh para pemuda. Adanya erosi jiwa dan semangat nasionalisme dan pengajaran sejarah, antara lain: (1) adanya kemerosotan pengetahuan, kesadaran, dan pengajaran sejarah di SMA, (2) adanya keluhan bahwa pengajaran sejarah tidak menarik dan membosankan siswa dan bahkan diremehkan sebagai mata pelajaran hafalan yang gampang dan tidak berguna, (3) kurangnya alokasi waktu untuk mata pelajaran sejarah di setiap sekolah, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran sejarah sangat kurang. Seperti yang dikatakan oleh Muhamad Arif bahwa Rendahnya motivasi dikalangan para pelajar memberikan pengertian bahwa selama ini penyelenggaraan pembelajaran sejarah belum dikemas secara serius sehingga kurang menarik per Menurut Ismaun dalam Muhamad Arif (2011:122) menjelaskan bahwa tujuan ideal dari pendidikan sejarah adalah agar peserta didik mampu (1) memahami sejarah, (2) memiliki kesadaran sejarah, dan (3) memiliki wawasan sejarah. Kesadaran sejarah memang harus dimulai dari mengetahui fakta-fakta sejarah yang tidak lepas dari tuntutan menghafal kronologi kejadian-kejadian sejarah. Tetapi mengingat dan mengatahui fakta-fakta sejarah saja tidak menjamin kesadaran sejarah, sehingga diperlukan pemahaman. Dengan pemahaman berarti selain mengetahui fakta-fakta sejarah juga memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa.

5 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KESADARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu : 1. Kemandirian belajar dalam diri siswa yang rendah mengakibatkan siswa tidak mencapai hasil belajar yang optimal. 2. Minat siswa yang kurang dalam mengikuti pelajran sejarah mengakibatkan rendahnya kesadaran sejarah siswa. 3. Melalui pengajaran sejarah bisa menanamkan dan memperkuat pemahaman kesadaran sejarah siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan. Masalah dalam penelitian ini selanjutnya akan dibatasi mengingat keterbatasan waktu, biaya, serta tenaga. Secara singkat masalah yang akan diteliti adalah : 1. Pembatasan pada dua veriabel bebas, yaitu minat dan kemandirian belajar, dan satu variabel terkait yaitu kesadaran sejarah. 2. Penelitian dilakukan di SMA N 2 Karanganyar pada siswa kelas XI tahun ajaran 2012/2013.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat mengkaji secara jelas dan terarah, maka rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara minat dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Apakah ada hubungan antara kemandirian belajar dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Apakah ada hubungan antara minat dan kemandirian belajar secara bersamasama dengan kesadaaran sejarah pada siswa kelas XI SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan dari penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar kemandirian belajar dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya bagi ilmu pendidikan.

7 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian yang sifatnya sejenis. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai kemandirian belajar dan minat terhadap kesadaran sejarah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana kependidikan program pendidikan sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. b. Sebagai bahan referensi bagi pemecahan masalah atau penelitian yang relevan dengan masalah ini. c. Dapat menambah khasanah penelitian di lingkungan sekolah sebagai salah satu bentuk perkembangan pola pikir siswa.