Kata kunci : Kalimat Pasif, Ukemi, Judoubun, ~reru ~rareru, kontrastivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesalahan mahasiswa dalam menggunakan kalimat pasif bahasa Jepang, berikut

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

KLASIFIKASI KALIMAT PASIF BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan kalimat pasif bahasa Indonesia. Penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori ini bermacam-macam, seperti : ukemi (bentuk pasif),

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

ABSTRAK. Kata Kunci: analisis kontrastif, kalimat aktif, kalimat pasif

FUNGSI PELAKU DALAM KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

ANALISIS KALIMAT INTRANSITIF PADA NOVEL IF TOMORROW COMES KARYA SIDNEY SHELDON SATU KAJIAN SINTAKTIS-SEMANTIS SKRIPSI

FRASA VERBA TIPE FUNKTIONSVERBGEFÜGE DAN FRASA VERBA TIPE FRASEOLEKSEMIS DALAM BAHASA JERMAN BIDANG EKONOMI Kajian Sintaktis dan Semantis

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

TESIS STRUKTUR VERBA BERARGUMEN TIGA BAHASA BALI DAN BAHASA JEPANG: ANALISIS FUNGSI SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. setiap bahasa memiliki ciri-ciri yang sama. Misalnya, dalam tataran ilmu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KALIMAT AKTIF DAN PASIF PADA RUBRIK OPINI DALAM SURAT KABAR HARIAN SUARA MERDEKA BERITA EKONOMI-BISNIS BULAN AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis seperti yang tercantum pada bab

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. makna, fungsi dan penggunaan masing-masing dari diatesis kausatif dalam

PENGGUNAAN VERBA PADA SURAT KABAR KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs)

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

SKRIPSI TOMMY TANDY NIM :

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016

Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH...

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

PERBANDINGAN AFIKS BAHASA INDONESIA DAN AFIKS BAHASA JAWA PADA RUBRIK EDUTAINTMENT

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

KAKUJOSHI NI IN JAPANESE SENTENCES

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

AFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG

Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional. Oleh: Tatang Suparman NIP

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KUCHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. Kalimat merupakan rangkaian kata-kata yang memiliki makna, meskipun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

BENTUK NEGASI VERBA DIALEK OSAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB IV ANALISIS DATA

ANALISIS KALIMAT PASIF BAHASA JEPANG DALAM KOMIK STAR OCEAN TILL THE END OF TIME KARYA AKIRA KANDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

ANALISIS KEISHIKIMEISHI TOKORO, KOTO DAN MONO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG ABSTRACT

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap bahasa di dunia ini pasti memilikinya. Meskipun suatu kata mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kepada responden, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Kemampuan mahasiswa tingkat III dalam menggunakan kakujoshi no

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

Transkripsi:

KONTRASTIVITAS KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA JEPANG (Kajian Struktur dan Makna) Oleh: Novia Oktaviyanti ABSTRAK Dalam suatu bahasa memiliki sistem bahasa yang berbeda dan menjadi ciri khas bahasa itu sendiri. Salah satu sistem bahasa tersebut adalah kalimat. Terdapat jenis dan bentuk kalimat yang berbeda-beda setiap bahasa. Bahasa Indonesia dan bahasa Jepang memiliki jenis kalimat pasif. Akan tetapi bentuk kalimat pasif dari kedua bahasa tersebut tidak sama. Pada umumnya suatu kalimat disebut kalimat pasif apabila kalimat tersebut memenuhi syarat secara morfologis, sintaksis, dan semantis. Secara morfologis terdapat afiks pada verba. Secara sintaksis yaitu nomina atau frase nomina pengisi subjek adalah nonsubjek pada kontruksi aktifnya. Secara semantis, apabila pelaku tidak lagi menjadi topik suatu kalimat. Dalam pemaparan karya ilmiah ini digunakan istilah fungsi, kategori dan peran sebagai indikator penjelasan unsurunsur kalimat. Dengan demikian penelitian ini ditujukan untuk mencari perbedaan dan persamaan dilihat dari bentuk dan struktur serta makna kalimat pasif dari kedua bahasa tersebut. Adapun yang menjadi hasil penelitian ini bahwa kalimat pasif bahasa Indonesia ditandai dengan pemarkah di-, ter-, di-kan dan hanya terbentuk dari verba transitif, adapula pemarkah ke-an yang termasuk verba intransitif bermakna pasif dan tidak dapat diubah ke dalam bentuk aktif. Sedangkan bahasa Jepang ditandai dengan pemarkah ~reru, ~rareru dan terbagi kedalam dua jenis kalimat pasif, yaitu kalimat pasif langsung (chokusetsu ukemi) dan kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) yang juga dapat dibentuk dari verba transitif maupun intransitif. Istilah lain kalimat pasif dalam bahasa Jepang adalah judoubun. Kata kunci : Kalimat Pasif, Ukemi, Judoubun, ~reru ~rareru, kontrastivitas 1

2 ABSTRACT Every language has different kind of language system and it becomes the characteristic of the language itself. One of the language systems is the sentence. There are types and various forms of the sentence in each language. Indonesian language (Bahasa) and Japanese language have each kind of passive sentences. However, the passive form of the both languages are not the same. Generally, a sentence is called a passive sentence when the sentence fulfills all morphological, syntactic, and semantic requirements. Morphologically there are affixes on the verb. Syntactically that the noun or noun phrase filler of subject is on the active construction nonsubjek. Semantically, it happens when the actor does not place the subject space as the topic of a sentence. In presentation, this paper used items of function, category and role as an indicator explanation of the elements of the sentence. This study aimed to find differences and similarities of the shape and structure as well as the meaning of passive sentence on the both languages. The results of this study that the passive sentence in Indonesian marked by di-, ter-, di-kan and only in the form of a transitive verb, and also ke-an include intransitive verb means passive and cannot be converted into the active form. While the Japanese marked by a marker ~reru, ~ rareru and divided into two types of passive sentences, namely direct passive sentence (chokusetsu ukemi) and indirect passive sentences (kansetsu ukemi) which can also be formed from the verb transitive or intransitive. Another term passive sentences in Japanese are judoubun. Key words : Passive Sentences, ukemi, Judoubun, ~reru ~rareru, contrastivity PENDAHULUAN Dalam suatu bahasa terdapat sistem bahasa yang dapat menjadi ciri khas bahasa itu sendiri. Ciri khas yang ada pada suatu bahasa menyebabkan berbeda dengan bahasa lainnya, tetapi bukan tidak mungkin bahwa di antara keduanya terdapat persamaan. Perbedaan dan persamaan itu salah satunya terlihat dari bentuk kalimat pasif. Pada umumnya kalimat pasif menyatakan bahwa subjek bukanlah pelaku perbuatan melainkan sesuatu yang dikenai perbuatan. Dalam bahasa Indonesia, 2

3 kalimat pasif yang terbentuk biasanya ditandai dengan prefiks di-. Sedangkan kalimat pasif dalam bahasa Jepang hanya ditandai dengan sufiks ~reru, ~rareru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontrastivitas kalimat pasif bahasa Indonesia dengan Bahasa Jepang. PEMBAHASAN Secara gramatikal, kalimat pasif ialah kalimat yang subjeknya menjadi sasaran tindakan dan verba menunjukan hubungan penerima aksi (Shinmura, 1995:169). Unsur wajib dalam kalimat adalah Subjek (S), Predikat (P) dan Objek (O). Kalimat pasif bahasa Indonesia ditandai dengan afiksasi verba yaitu prefiks di-, ter-, ke- dan klofiks di-kan, ke-an. Sedangkan kalimat pasif bahasa Jepang menggunakan sufiks ~reru, ~rareru. Penggunaan kalimat pasif ini lebih menegaskan pada subjek sebagai hasil atau penerima perbuatan yang menjadi sudut pandang pembicara. Contoh: 1. (21) Di Bandung Raka sangat dimanja oleh keluargaku. (Cintapuccino:133) Data kalimat (21) memiliki 4 unsur fungsional, yaitu fungsi Ket. (keterangan), S, P dan O. Raka menjadi subjek yang berperan sebagai penerima perbuatan yang dinyatakan oleh P. Verba dimanja sebagai P berasal dari kata manja dilekati prefiks di- sebagai penanda pasif. Untuk pelaku perbuatan diberi penanda 3

4 pelaku yaitu PP (preposisi pelaku) oleh yang mana bersifat manasuka. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut: F S P Oleh O K N/FN V di- PP N/FN Per Penderita (patient)/ hasil Tindakan Pasif Penanda pelaku Pelaku (Agent) 2. (112) 今さら行ったって先公に殴られるだけだっ Ima sara okonattatte senkou ni nagurareru dake da. (Gokusen 2: 128) Kalau sekarang kesekolah, (saya) hanya akan dipukul oleh guru ` Data kalimat (112) tidak memiliki fungsi S. Namun meskipun subjek tidak disebutkan data (112) tetap berterima. Pelaku perbuatan dinyatakan oleh fungsi O dengan partikel ni sebagai penanda pelaku yang berarti fungsi S bukan lah sebagai pelaku melainkan penerima perbuatan. Selain itu, ciri kalimat (112) pasif adalah verba yang digunakan bersufiks ~reru, ~rareru. apabila dibagankan, menjadi seperti berikut: F O Ni ( に ) P K N/FN PP FV ~reru ~rareru Per Pelaku Penanda pelaku Perbuatan 4

5 SIMPULAN Kesimpulan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut: A. kalimat pasif bahasa Indonesia: 1. Struktur kalimat bahasa Indonesia berpola dasar SVO sehingga kalimat pasif yang terbentuk menggunakan pola dasar tersebut. Sedangkan penanda kalimat pasif terdapat pada afiks yang melekat pada verba. Afiksasi verba tersebut adalah prefiks di-, ter-, ke-, dan klofiks di-kan dan ke-an. 2. Selain Afiks sebagai penanda pasif, peran semantik dari fungsi struktur kalimat pasif juga haruslah sebagai berikut: Subjek bukanlah sebagai pelaku perbuatan, melainkan sasaran atas perbuatan. Subjek dapat berperan sebagai penderita, penerima dan hasil dari perbuatan yang dinyatakan oleh predikat. Subjek dapat berupa benda mati atau makhluk hidup. Predikat selalu mengandung prefiks pasif (di-, ter, ke-, di-kan, ke-an). Objek selalu berperan sebagai pelaku atas perbuatan, dapat berupa makhluk hidup atau benda mati yang mempunyai kemampuan melakukan gerakan. Sebelum objek dalam kalimat pasif, dapat diberi preposisi oleh sebagai penanda pelaku (bersifat manasuka). 3. Bentuk pola kalimat pasif bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: 1. S + V di- + (oleh) O 5

6 2. S + V ter- + (oleh) O 3. S + V ke- + (oleh) O 4. S + V di-kan + O + Pel 5. S + V ke-an B. Kalimat pasif bahasa jepang: 1. Struktur kalimat pasif bahasa Jepang berpola dasar SOV sehingga kalimat pasifnya pun berdasarkan pola tersebut. Penanda pasif bahasa Jepang adalah dengan sufiks ~reru ~rareru yang juga merupakan salah satu kelas kata verba bantu/ kopula atau jodoushi. 2. Bentuk kalimat pasif bahasa Jepang dibedakan dengan dua jenis yaitu kalimat pasif langsung dan kalimat pasif tidak langsung. Peran semantik dari fungsi-fungsi sintaksisnya pada dasarnya sama dengan bahasa indonesia, yaitu peran subjek bukanlah sebagai pelaku melainkan sasaran dari perbuatan. Akan tetapi subjek harus merupakan makhluk hidup (insani). Adapun subjek yang berupa benda mati biasanya terdapat pada jenis kalimat langsung yang bermakna pembuatan atau penemuan. 3. Kalimat pasif langsung verba transitif: S [wa/ga] + O [ni] + V ~reru ~rareru S [wa/ga] + V ~reru, ~rareru 6

7 O [ni] + V ~reru ~rareru 4. Kalimat pasif tidak langsung Verba transitif: S [wa] + O1 [ni] + O2 [wo] + V ~reru ~rareru Verba intransitif: S [wa/ga] + O [ni] + V ~reru ~rareru O [ni] + V ~reru ~rareru DAFTAR SUMBER Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta Matsumura, Akira.1971. Nihon Bunpou Daijiten. Tokyo: Meiji Shouin. Mayumi, Kudoo. 1990. Kotoba No Kagaku Gendai Nihongo no Judoobun. Tokyo: Mugishoboo. Takashi, Masuoka. 1983. Gengo Kenkyuu 82 (Nihongo Judoobun no Imi Bunseki). Tokyo: Taishuukan-shoten. Tanimori, Masahiro. 1998. Handbook Of Japanese Grammer. Singapore: The Charles E. Tuttle Company.Inc. 7

8 LAMPIRAN Kalimat Pasif bahasa Indonesia bahasa Jepang Indikator Prefiks di- Tanpa Prefiks di- Ter- Ke- di-kan Ke-an Pasif langsung Tidak langsung Dibentuk dari kalimat Aktif Subjek sebagai penerima/ penderita Subjek sebagai hasil Subjek berupa insani Subjek berupa noninsani Verba transitif Verba intransitif Objek pelaku Memiliki 2 objek bermakna adversatif O O O O X O O O O O O O O O O O X X X O X O O O O O O O O O O O O X O O O O O O O X X X X O X O O O X O O X X X O X X O O O O 8

9 9