BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
PENDUDUK LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

OLEH: NORA ROYEKHA SIAHAAN NIM: Puskesmas Buntu Raja Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN ,11 GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

DEMOGRAFI LANSIA. Chairul Huda Al Husna

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, taraf kehidupan, dan taraf pendidikan tetapi juga membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan penting juga terjadi pada komposisi umur penduduk (Bongaarts, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang


BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

PENDAHULUAN Latar Belakang

4.5 Matriks Rencana Usulan Kegiatan Kesehatan Jiwa Tahun 2017 berdasarkan hasil PKP tahun Penderita. penderita. gangguan. gangguan jiwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO (2007) peningkatan populasi penuaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA KESEHATAN JIWA YANG TERINTEGRASI, KOMPREHENSIF,

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. antara pemerintah dan pihak swasta (masyarakat) sehingga sumber daya yang ada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. tinggi untuk mengejar ketertinggalan dari negara- negara maju. Salah satu cara

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi global lansia saat ini yaitu setengah dari jumlah lansia di dunia yakni

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia merupakan dampak keberhasilan pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010). Menua atau menjadi tua yaitu suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008). Penduduk lanjut usia mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009, jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah India, Cina dan Jepang (U.S. Census Bureau, 2009).

Menurut Badan Kesehatan WHO, penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah penduduk lanjut usia di atas 60 tahun di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan dari sebesar 554.761 jiwa (4,6%) pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar 765.882 jiwa (5,9%) pada tahun 2010. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Medan berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk lanjut usia di Kota Medan mencapai 117.216 orang (5,59%) yang meningkat jumlahnya dari tahun 2005 sebesar 77.837 orang (3,85%) (Mutiara, 2011). Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi dan terutama kesehatan, karena semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Fenomena ini menimbulkan permasalahan global. Permasalahan ini disebabkan keterbatasan lansia terutama karena faktor usia dan biologis. Salah satu contoh permasalahan yag ditimbulkan dari peningkatan jumlah penduduk lansia adalah peningkatan rasio ketergantungan lansia (old age dependency ratio). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk lansia.

Memperhatikan permasalahan ini, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan, program dan kegiatan guna menunjang derajat kesehatan dan mutu kehidupan para lansia agar mandiri, sehat dan berdaya guna sehingga dapat mengurangi atau bahkan tidak menjadi beban bagi keluarga maupun masyarakat. (Komnas Lansia, 2010). Berdasarkan data dari Susenas dikumpulkan informasi mengenai jenis keluhan kesehatan yang umum. Jenis keluhan yang paling banyak dialami lansia adalah keluhan lainnya (32,30%). Jenis keluhan lainnya diantaranya keluhan yang merupakan efek dari penyakit kronis seperti asam urat, darah tinggi, rematik, darah rendah, dan diabetes. Kemudian jenis keluhan yang juga banyak dialami lansia adalah batuk (20,53%), pilek (14,64%), dan panas (11,42%). Pola yang sama terjadi pada penduduk lansia baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan. Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2009 sebesar 30,46%, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 30 orang diantaranya mengalami sakit. Angka kesakitan penduduk lansia perkotaan (27,20%) lebih rendah dibandingkan lansia pedesaan (32,96%). Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk lansia di perkotaan relatif lebih baik dibandingkan lansia di daerah pedesaan. Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2005 sebesar 29,98%, tahun 2007 sebesar 31,11%, dan tahun 2009 sebesar 30,46% (BPS, 2009). Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah, para profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat

untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian lansia. Pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lain-lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu di tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, panti sosial Tresna Werda, Sasana Tresna Werda, Sarana Pelayanan Tingkat Dasar (primer), Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Pertama (sekunder), dan Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada tingkat lansia (Nugroho, 2000). Puskesmas/pustu menjadi alternatif pilihan yang terjangkau, baik dari sisi akses maupun biaya berobat penduduk. Proporsi penduduk yang berobat jalan ke puskesmas/pustu sebesar 35,70% (di daerah perkotaan sebesar 31,98% dan pedesaan 39,10%). Proporsi penduduk lansia yang berobat jalan ke puskesmas/pustu sebesar 32,24% ( di daerah perkotaan sebesar 29,49%, dan pedesaan 34,12%). Proporsi tertinggi lansia yang sakit dan berobat ke puskesmas/pustu terdapat di provinsi Nusa Tenggara Timur (72,39 %), Kepulauan Riau(26,23%) dan Sulawesi Tenggara(59,63%), sebaliknya provinsi yang memiliki proporsi terendah lansia yang sakit dan berobat ke puskesmas/pustu terdapat di provinsi Jawa Timur(22,49%), Sumatera Utara(22,67%) dan DKI Jakarta(23,43%) (Komnas Lansia, 2010). Bentuk pelayanan kesehatan lansia di masyarakat adalah posyandu lansia. Posyandu adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desadesa kecil yang tidak terjangkau oleh rumah sakit atau klinik (Sutini, 2010). Menurut Azwar (2002) pelayanan kesehatan yang diberikan Departemen

Kesehatan kepada lansia masih terbatas dan tidak semua puskesmas di Indonesia memiliki posyandu lansia. Berdasarkan penelitian Rustika dalam Sutini (2010) menyatakan bahwa angka usia lanjut perempuan lebih besar mengikuti posyandu lansia yaitu 51,6% dibandingkan dari laki-laki yaitu 48,4%. Begitu juga dengan penelitian Sutini (2010) yang menyebutkan bahwa lansia perempuan lebih banyak yang datang ke posyandu lansia daripada lansia laki-laki. Dalam penelitian Sutini (2010) ada beberapa faktor yang menjadi kendala pada posyandu lansia seperti pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu, jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh dan sulit dijangkau, dukungan keluarga yang kurang, sikap kader/petugas kesehatan, pihak pemerintah/institusi, keterampilan kader serta ada tidaknya sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Pasien, baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh yaitu tidak sesuai dengan harapannya. Jika belum sesuai dengan harapan pasien, maka hal tersebut akan menjadi masukan bagi suatu organisasi layanan kesehatan agar berupaya memenuhinya. Jika kinerja layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu datang berobat ke fasilitas layanan kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari layanan kesehatan di fasilitas yang kinerja layanan kesehatannya dapat memenuhi harapan atau tidak mengecewakan pasien.

Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa umumnya fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah masih kurang/tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah bahwa umumnya mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah masih belum atau tidak memenuhi harapan pasien dan/ atau masyarakat. Tingkat kepuasan pasien yang akurat sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran tingkat kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala, teratur, akurat, dan berkesinambungan (Pohan, 2006). Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilaksanakan oleh peneliti, kecamatan Siempat Nempu memiliki 6 posyandu lansia dengan jumlah lansia yang sudah dilayani tahun 2012 sampai bulan Maret 2013 sebanyak 303 orang. Sementara, hasil survey yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, jumlah lansia yang ada di Kecamatan Siempat Nempu tahun 2012 adalah sebanyak 1621 orang. Berdasarkan gambaran di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang pelaksanaan program posyandu lansia dan tingkat kepuasan lansia pengguna posyandu di Puskesmas Buntu Raja, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi.

2. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian adalah: a. Bagaimana pelaksanaan program posyandu lansia di Puskesmas Buntu Raja, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi. b. Bagaimana tingkat kepuasan lansia pengguna posyandu di Puskesmas Buntu Raja, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi. 3. Tujuan Penelitian 3.1 Tujuan Umum Mengidentifikasi pelaksanaan program posyandu lansia dan tingkat kepuasan lansia pengguna posyandu di Puskesmas Buntu Raja, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi. 3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pelaksanaan program posyandu lansia di Puskesmas Buntu Raja, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi. b. Mengidentifikasi tingkat kepuasan lansia pengguna posyandu di Puskesmas Buntu Raja, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi.

4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan asuhan keperawatan berbasis gerontik dan memberikan informasi serta wawasan sehingga dapat mengaplikasikan teori dan praktek di lapangan dengan baik guna meningkatkan kepuasan lansia pengguna posyandu 2. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi para lansia dan untuk petugas kesehatan agar melakukan sosialisasi dan promosi bagi lansia tentang pentingnya mengikuti posyandu lansia 3. Bagi Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi pendukung untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan posyandu lansia dan kepuasan lansia pengguna posyandu.