BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Ekonomi Internasional Teori Perdagangan Internasional Klasik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menukar yang didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak.

Universitas Bina Darma

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya yang timbul akibat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Konsep dan Teori Perdagangan Internasional

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang nantinya digunakan untuk membiayai impor. Ekspor suatu negara

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana

Wednesday, November 16, 2011 IPS SMP. S. Efiaty, S.Pd. SMP Negeri 5 Yogyakarta S. Efiaty, S.Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Perekonomian Indonesia

PEREKONOMIAN TERBUKA

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

Perekonomian Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS. 10 cm panjang dan 5 cm lebar. Bunga kopi yang berwarna putih berbunga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

B. TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)

BAB VII Perdagangan Internasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2005:10) perdagangan diartika n sebagai proses tukar menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing masing pihak serta mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi. Terjadinya perdagangan karena salah satu atau kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut. Perdagangan internasional adalah transaksi dagang antara penduduk suatu negara tertentu dengan penduduk negara lain, mengenai barang maupun jasa. Penduduk yang melakukan perdagangan terdiri dari warga biasa, pengusaha ekspor, pengusaha impor, pengusaha industri, perusahaan negara maupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan menurut total ekspor dan impor suatu negara secara keseluruhan. Menurut Sobri (2001:2) p erdagangan internasional merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemakmuran suatu bangsa, 1) Tidak semua negara mempunyai peralatan atau kondisi ekonomi yang sama baik dari kualitas maupun kuantitas, 2) Akibat ketidakpastian kondisi ekonomi, maka terdapat perbedaan biaya produksi suatu barang antara satu negara dengan negara lainnya. Sehingga negara akan melakukan impor daripada 14

menghasilkan barang tersebut sendiri karena biaya produksi yang dikeluarkan akan besar. Perdagangan atau pertukaran mempunyai arti khusus dalam ilmu ekonomi, perdagangan diadakan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak dari masing-masing pihak. Perdagangan luar negeri muncul karena pada hakekatnya tidak ada satu negara manapun di dunia ini yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk suatu negara (Todaro, 2006:6). Yulianti (2013) menyatakan bahwa alasan suatu negara melakukan impor disebabkan adanya kegagalan negara tersebut dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas. Ekspor dilakukan pemerintah untuk menambah penerimaan devisa negara sehingga dengan bertambahnya penerimaan negara maka diharapkan dapat membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri yang tidak mampu dipenuhi oleh negara, oleh karena itu perdagangan internasional merupakan aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia (Udiyana, 2011). Ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasional, namun impor bertindak sebaliknya karena impor adalah arus kebalikan dari ekspor yaitu barang dan jasa luar negeri yang masuk ke dalam suatu negara. Sehingga impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam perekonomian suatu negara. 15

Menurut Tambunan (200 1:1) perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar atau lintas negara, yang antara lain mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua kategori yakni, perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa. Perdagangan jasa antara lain terdiri dari biaya transportasi, perjalanan (travel), asuransi, pembayaran bunga remmitance seperti gaji tenaga kerja Indonesia (TKI) diluar negeri dan pemakaian jasa konsultan asing di Indonesia. Menurut Murni (2006:219) teori tentang perdagangan ada dua yaitu teori klasik dan teori modern. Teori-teori yang termasuk teori klasik antara lain teori keunggulan absolut atau (absolute advantage) yang dikemukakan oleh Adam Smith dan teori keunggulan komperatif atau comparative advantage oleh David Ricardo, sedangkan teori modern dikemukakan oleh Heckscher Ohlin. (1) Teori Keunggulan Absolut Teori keunggulan absolut dikemukakan oleh Adam Smith yaitu suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain bila masing-masing negara terdapat keunggulan secara absolut dalam menghasilkan barang. Untuk mengetahui apakah suatu negara mempunyai keunggulan mutlak dapat diamati melalui teori keunggulan absolut. Teori keunggulan absolut ini di dasarkan pada "labour theory of value" yang menyatakan nilai suatu barang dengan banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang (Tambunan,2001:24). 16

(2) Teori Keunggulan Komparatif Menurut Tambunan (2001:25), Teori keunggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo bahwa berdasarkan labour theory of value, suatu negara akan melakukan pertukaran / perdagangan dengan negara lain dalam bentuk sebagai berikut: 1) Ekspor, apabila ada produk yang dihasilkan memiliki comparative advantage. Artinya produk (barang -barang) tersebut dapat dihasilkan dengan biaya murah. 2) Impor, apabila ada produk yang dihasilkan memiliki discomparative advantage, artinya produk tersebut bila dihasilkan sendiri memerlukan ongkos yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. (3) Teori Proporsi Faktor Teori ini dikemukakan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin. Mereka menganggap bahwa perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimiliki setiap negara akan menimbulkan perbedaan dalam opportunity cost untuk menghasilkan suatu produk. Mereka menyatakan keberadaan keunggulan komparatif suatu negara tergantung dari proporsi faktor produksi yang dimiliki negara tersebut. Faktor produksi suatu negara salah satunya adalah tenaga kerja. Tenaga kerja yang dimiliki suatu negara jika lebih besar dari pada modal, maka harga tenaga kerja lebih murah dibandingkan harga barang mesin. Kondisi ini mengarahkan kegiatan di negara tersebut bersifat sabar intensif. Artinya ada upaya untuk menghemat biaya produksi dengan cara mengalihkan sebagian besar penggunaan barang modal pada penggunaan 17

tenaga kerja, sehingga terjadi opportunity cost dari biaya mesin ke biaya tenaga kerja lebih murah. Sebaliknya, bagi negara yang memiliki jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit dari pada barang, modal, harga tenaga kerja akan lebih mahal. Kegiatan produksi akan lebih bersifat capital intensif. Artinya, ada upaya penggunaan barang modal lebih diutamakan dari pada penggunaan tenaga kerja, karena akan dapat menghemat biaya produksi. 2.1.2 Teori Impor Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean suatu negara dengan memenuhi ketentuanketentuan yang berlaku (Roseline,1997:403). Ekspor meningkatkan pendapatan nasional, namun impor bertindak sebaliknya karena impor adalah arus kebalikan dari ekspor yaitu barang dan jasa luar negeri yang masuk ke dalam suatu negara. Sehingga impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam perekonomian suatu negara. Besarnya impor suatu negara dipengaruhi oleh kesanggupan barang-barang yang diproduksi oleh negara - negara untuk bersaing dengan barang dan jasa produksi domestik. Bila barang dan jasa produksi luar negeri lebih baik mutunya atau harga lebih murah, maka kecenderungan untuk mengimpor lebih besar (Herlambang, 2001:267). Menurut indikator ekonomi Badan Pusat Statistik Indonesia, impor terdiri dalam 3 (tiga) kategori, yaitu: 1) Barang-barang konsumsi yang meliputi makanan dan minuman, bahan bakar dan pelumas, alat angkut/ kendaraan, barang tahan lama, barang setengah tahan lama, serta barang tahan lama, 2) Bahan baku dan penolong, 3) Barang modal. 18

Besarnya impor yang dilakukan suatu negara dipengaruhi oleh kesanggupan barang yang diproduksi di negara lain dan mampu untuk bersaing dengan barang-barang dan jasa produksi domestik (Herlambang 2001:267). Apabila barang di luar negeri mutunya lebih baik dan harganya lebih murah maka terdapat kecenderungan untuk melakukan impor. Namun hal ini membawa dampak semakin besar impor dapat menguras pendapatan negara yang bersangkutan (Jayanti, 2011:15). Kegiatan impor tujuannya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat. Perubahan volume impor di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sosial politik, pertahanan dan keamanan, inflasi, kurs valuta asing serta tingkat pendapatan dalam negeri yang diperoleh dari sektor-sektor yang mampu memberikan pemasukan selain perdagangan internasional. Besarnya volume impor Indonesia antara lain ditentukan oleh kemampuan Indonesia dalam mengolah dan memanfaatkan sumber yang ada dan juga tingginya permintaan impor dalam negeri (Suswati, 2012) 2.1.3 Konsep Kurs Valuta Asing Perdagangan antar negara akan memerlukan sejumlah mata uang asing yang harus ditukarkan dengan mata uang negara itu sendiri. Mata uang asing dapat dijual dan dibeli di bursa valuta asing pada kisaran harga yang disebut dengan tingkat nilai tukar (kurs). Jadi tingkat nilai tukar adalah harga mata uang asing yang diukur menurut nilai mata dalam negeri sendiri. 19

Pendapat lain menyatakan bahwa, apabila suatu barang diukur dengan barang lain, tentu di dalamnya terdapat perbandingan nilai tukar keduanya. Nilai tukar ini sebenarnya merupakan semacam "harga" di dalam pertukaran tersebut. Demikian pula pertukaran dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai maupun harga antara kedua mata uang tersebut (Nopirin, 1999: 163). Valuta asing merupakan mata uang tiap-tiap negara di dunia seperti dollar US untuk Amerika, yen untuk Jepang, pound untuk Inggris dan mata uang lainnya. Perubahan permintaan dan penawaran terhadap mata uang asing dalam pasar valuta asing akan merubah kurs valuta asing. Kurs valuta asing merupakan mata uang negara lain yang dinilai dengan mata uang dalam negeri. Nopirin (199 9: 167) mendefinisikan kurs valuta asing adalah perbandingan atau harga antara dua mata uang. Menurut Hady (2001 : 24) valuta asing atau foreign currency diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi dan keuangan internasional atau luar negeri dan mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral atau Bank Indonesia. Suatu negara bisa mengalami defisit atau surplus dalam neraca pembayaran. Kejadian seperti ini akan mengakibatkan timbulnya ketidakseimbangan nilai tukar mata uang negara bersangkutan. Jika suatu negara mengalami defisit terus-menerus pada neraca pembayaran, berarti permintaan valuta asing akan meningkat, sedangkan cadangan devisa yang dimiliki semakin terbatas, maka nilai tukar mata uang negara tersebut akan mengalami koreksi terus - menerus terhadap nilai tukar mata uang asing, 20

begitu pula sebaliknya. Bank Indonesia (2004 : 69) menjelaskan terdapat tiga sistem nilai tukar, yaitu : 1) Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate ) Sistem kurs tetap adalah suatu sistem nilai tukar dimana bank sentral menetapkan tingkat nilai tukar atau kurs mata uang terhadap mata uang negara lain pada nilai tertentu. Bank sentral siap membeli atau menjual valuta asing pada tingkat kurs yang ditetapkan. Jika kurs valuta asing turun maka pemerintah bersedia membeli kurs valuta asing di pasar dan sebaliknya jika kurs valuta asing naik, maka pemerintah akan menjual kurs valuta asing di pusat sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikan dapat dicegah. 2) Sistem Kurs Menggambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate) Dalam sistem nilai tukar ini, bank sentral menetapkan batasan atau kisaran tertentu dari pergerakan nilai tukar yang disebut intervention band (batas pita intervensi). Nilai tukar akan ditentukan sesuai mekanisme pasar sepanjang berada di dalam batas kisaran pita intervensi tersebut. Apabila nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, bank sentral akan secara otomatis melakukan intervensi di pasar valuta asing sehingga nilai tukar bergerak kembali ke pita intervensi. 3) Sistem nilai tukar mengambang (Floating Exchange Rate) Pada sistem nilai tukar mengambang atau fleksibel, nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi 21

di pasar. Dengan demikian, nilai tukar akan menguat apabila kelebihan penawaran di atas permintaan, dan sebaliknya nilai tukar akan melemah apabila terjadi kelebihan permintaan atas penawaran yang ada di pasar valuta asing. Perbandingan nilai-nilai yang disebut dengan kurs atau exchange rate, misalnya kurs valuta asing (Dol lar Amerika Serikat) pada tahun 2004 adalah US $ 1 = Rp 9.290,00 berarti untuk mendapatkan sejumlah US $ 1, maka rupiah yang diperlukan sebesar Rp 9.290,00. Menurut Tara dan Purbayu (2012) beberapa faktor yang menentukan sistem kurs, yaitu: (1) Perubahan dalam citarasa masyarakat Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Perubahan citarasa yang terjadi dapat menggeser konsumsi masyarakat ke barangbarang yang diproduksi dalam negeri mau pun condong ke impor. (2) Perubahan harga barang ekspor dan impor Perubahan harga barang ekspor dan impor akan mengakibatkan perubahan baik terhadap penawaran maupun permintaannya. (3) Inflasi atau kenaikan harga umum Kurs valuta asing sangat besar dipengaruhi oleh pergerakan inflasi. Inflasi ini cenderung mengakibatkan penurunan nilai valuta asing. (4) Tingkat pengembalian investasi dan perubahan suku bunga Tingkat pengembalian investasi dan perubahan suku bunga yang rendah menyebabkan modal dalam negeri terbawa ke luar negeri. Suku bunga 22

dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. (5) Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi maju dikarenakan perkembangan ekspor, maka permintaan atas mata uang negara tersebut bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut naik. 2.1.4 Hubungan Kurs Valuta Asing dengan Impor Harga barang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penentu impor (Sukirno, 2002:383). Nilai impor dipengaruhi oleh kurs karena di dalam melakukan perdagangan internasional tiap negara menggunakan mata uang yang berbeda maka kurs bertindak sebagai fasilitator untuk membandingkan nilai mata uang antar negara (Dewayani, 2015). Impor negara Indonesia turun, dipengaruhi oleh perkembangan perdagangan ketika kurs dollar tinggi (Suryandanu, 2014). Harga barang impor sangat dipengaruhi oleh kurs yang berlaku. Semakin menguatnya nilai kurs Amerika Serikat terhadap rupiah yang dipakai sebagai alat pembayaran internasional maka harga barang-barang tersebut akan semakin meningkat mengikuti nilai kurs pada saat itu. Dengan meningkatnya harga barang maka kecenderungan untuk mengimpor barang akan menurun. Begitu pula sebaliknya, jika kurs Amerika Serikat melemah, maka kecenderungan harga barang impor akan meningkat. Dengan menurunnya harga barang impor maka kecenderungan untuk mengimpor barang akan semakin meningkat karena memperoleh harga dengan lebih murah. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan 23

oleh Radix (2010) yang menyimpulkan bahwa kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh secara signifikan terhadap impor. Penelitian yang dilakukan oleh Syarifah (2007) menyimpulkan bahwa nilai tukar rupiah berkorelasi negatif terhadap impor. Hasil tersebut sama dengan hasil nelitian yang dilakukan oleh Elif dan Oksan (2014) yang menyatakan bahwa kurs dollar Amerika Serikat memiliki dampak yang sangat kecil yang hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap impor. 2.1.5 Konsep Harga Impor dan Harga Domestik Definisi harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Suatu barang masuk di pasar sangat dipengaruhi oleh faktor harga. Hal ini karena variabel harga terkait dengan permintaan dan penawaran terhadap suatu barang. Penentuan harga dipengaruhi oleh unsur permintaan dan penawaran. Berdasarkan teori, teori permintaan mengacu pada permintaan pembeli terhadap suatu barang, sedangkan teori penawaran menyatakan sifat para penjual di dalam menawarkan suatu barang yang akan dijualnya. Penggabungan permintaan pembeli dan penawaran penjual tersebut yang dapat menetapkan harga keseimbangan atau harga pasar dan jumlah barang yang diperjualbelikan (Sukirno, 2002:78). Sesuai dengan hukum permintaan semakin tinggi harga, maka diperkirakan permintaan barang tersebut oleh konsumen semakin menurun dan sebaliknya semakin rendah harga barang tersebut permintaan konsumen akan semakin meningkat (Udiyana, 2009). Harga impor merupakan nilai 24

barang yang dimasukkan ke dalam suatu wilayah suatu negara dari luar negeri. Harga domestik tercipta dikarenakan adanya produksi di dalam negeri. 2.1.6 Hubungan Harga Impor dan Harga Domestik Terhadap Impor Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan merupakan suatu hipotesis makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya semakin tinggi harga barang tersebut, maka permintaan akan barang tersebut berkurang dengan asumsi cateris paribus (faktor lain dianggap tetap atau tidak mengalami perubahan) (Sukirno, 2002:76). Berdagang dengan negara lain memperoleh keuntungan yakni dapat membeli barang yang harganya lebih rendah daripada harga dalam negeri yang relatif lebih tinggi. Salah satu faktor penyebab perdagangan luar negeri karena adanya perbedaan harga barang di berbagai negara (Udiyana, 2011). Hal ini mengindikasikan adanya hubungan negatif antara harga impor suatu barang dengan volume impor barang. Penelitian yang dilakukan oleh Syarifah dan Idgan (2007) menyimpulkan bahwa harga impor berpengaruh negatif signifikan terhadap impor susu. Terciptanya harga diartikan sebagai satuan nilai yang diberikan pada suatu barang atau jasa oleh produsen. Penawaran dan permintaan di pasar akan menentukan penentuan harga. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul (2006) yaitu, harga domestik atau harga dalam negeri berpengaruh negatif terhadap impor, jika impor meningkat harga dalam negeri turun. Demikian juga dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Syarifah (2007) yang menyimpulkan bahwa harga susu lokal (harga domestik) naik, maka impor 25

susu akan meningkat sebagai strategi untuk melakukan efisiensi biaya produksi sehingga harga domestik berpengaruh positif terhadap impor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muchlas (2014) berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa harga domestik tekstil tidak signifikan terhadap impor tekstil dari Cina. Hasil penelitian lainnya, dilakukan oleh Uzonoz (2009) menyatakan hasil penelitian nya bahwa harga dalam negeri gandum berpengaruh positif terhadap impor gandum di Turki. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhoubhadel (2010) menyimpulkan bahwa harga daging sapi dalam negeri tidak berpengaruh terhadap impor daging sapi di Amerika Serikat, karena ketergantungan yang sangat tinggi terhadap impor daging sapi. 2.1.7 Konsep Produksi Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output (Sugiarto, 2002:202). Input terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi dan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Kegiatan proses produksi memerlukan unsur unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktorfaktor produksi dalam perekonomian dibedakan dalam empat jenis : 1) Tanah dan sumber alam Faktor produksi ini disediakan oleh alam meliputi tanah, berbagai barang tambang dan hasil hutan serta sumber alam yang dapat dijadikan modal. 26

2) Tenaga kerja Faktor produksi tenaga kerja dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. 3) Modal Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. 4) Keahlian Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinasikan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaik apapun faktor produksi alam, tenaga kerja, serta modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan masimal. Dalam masyarakat negara - negara berkembang, faktor - faktor produksi yang tersedia relatif terbatas jumlahnya. Kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa jauh lebih rendah daripada kebutuhan masyarakat. 2.1.8 Hubungan Produksi dengan Impor Menurut Deliarnov (1995 :35), jumlah impor ditentukan oleh kesanggupan atau kemampuan dalam menghasilkan barang barang yang mampu bersaing dengan buatan luar negeri. Apabila produksi tidak mampu menutupi kebutuhan dalam negeri maka dilakukan impor, sehinngga jumlah produksi berpengaruh negatif terhadap impor. Baouhi Song., et al (2009) 27

menyatakan bahwa impor dipengaruhi oleh produksi dalam negeri yang tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Uzonoz (2009) bahwa produksi berpengaruh negatif signifikan terhadap impor gandum di Turki. Penelitian yang dilakukan oleh Rosetti (2009) menyimpulkan bahwa penurunan jumlah produksi tanaman pangan disebabkan oleh banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi non pertanian dan konstruksi sehingga meningkatkan impor untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Aditya (2013 : 90) menjelaskan t ingginya bahan bahan produksi mengakibatkan naiknya harga, sehingga menurunnya permintaan yang secara tidak langsung menyebabkan produsen menurunkan kapasitas produksi yang berdampak pada kenaikan jumlah impor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hwan Lin (1992) menyatakan bahwa produksi daging sapi dalam negeri di Jepang tidak signifikan terhadap jumlah impor daging sapi dari Amerika Serikat. Hal ini karena kualitas produksi impor daging sapi dari Amerika Serikat sangat baik. 2.1.9 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2012:93), maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Diduga nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap volume impor daging sapi di Indonesia tahun 1998-2013 28

2. Diduga harga impor berpengaruh negatif terhadap volume impor daging sapi di Indonesia tahun 1998-2013. 3. Diduga harga domestik berpengaruh positif terhadap volume impor daging sapi di Indonesia tahun 1998 2013. 4. Diduga produksi berpengaruh negatif terhadap volume impor daging sapi di Indonesia tahun 1998-2013. 5. Diduga kurs dollar Amerika Serikat, harga impor, harga domestik, jumlah produksi berpengaruh secara serentak terhadap volume impor daging sapi di Indonesia tahun 1998-2013. 29