Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Meja Tata Cara Kerja yang Ergonomis Berdasarkan Data Antropometri untuk Praktikum Pengukuran Waktu Kerja

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN KURSI KULIAH YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Abstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

RANCANG BANGUN ULANG MEJA DAN KURSI BELAJAR UNTUK USIA PRA SEKOLAH BERDASARKAN DATA ANTROPOMETRI PADA TK RAUDHATUL ATFAL PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

BAB V HASIL DAN ANALISA

Kata Kunci : Perancangan, Pembuat es Puter, Metode QFD, Aspek Ergonomi

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL DAN ANALISA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB II STUDI LITERATUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

NASKAH PUBLIKASI. EVALUASI DAN PERBAIKAN PROSES PENJEMURAN KAIN BATIK CABUT PADA INDUSTRI BATIK GRESS TENAN (Studi Kasus: Proses Grounding)

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDEKATAN ERGONOMIS DALAM PERANCANGAN STASIUN KERJA. Nama: Siti Krisnawati (12-039)

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PERANCANGAN ALAT PENYISIR IJUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ANTROPOMETRI (STUDI KASUS DI CV.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PENGEMBANGAN DAN PERANCANGAN TEMPAT TIDUR BAYI (BABY BOX) YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOCAD DENGA PENDEKATAN DATA ANTROPOMETRI

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak orang yang menginginkan sesuatu yang simpel dan mudah

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

PERANCANGAN MEJA LAS ADJUSTABLE YANG ERGONOMIS DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

BAB I PENDAHULUAN. handling dalam melaksanakan kegiatan peleburan. Di PT. Inalum, kegiatan

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment)

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEJA KERJA LAS DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (STUDI KASUS PT DWI GADING WIJAYA MANDIRI)

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

DESAIN STASIUN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

BAB I PENDAHULUAN. pada perindustrian kecil masih menggunakan dan mempertahankan mesin

Bab 3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

Transkripsi:

RANCANG BANGUN ULANG KURSI KULIAH YANG ERGONOMIS BERDASARKAN DATA ANTROPOMETRI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA Rudy Bastian Hutabarat Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak bastian_rudy@yahoo.com Abstrak - Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas belajar mahasiswa yaitu penggunaan kursi kuliah selama perkuliahan berlangsung. Oleh karena itu, kursi kuliah yang ergonomis, aman dan nyaman sangat dibutuhkan mahasiswa saat proses perkuliahan agar tidak menimbulkan cidera otot saat dipakai dalam waktu yang lama. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja kebutuhan pengguna terhadap produk kursi kuliah yang ergonomis, merancang produk kursi kuliah yang ergonomis sesuai dengan keinginan pengguna, dan menghasilkan produk kursi kuliah yang ergonomis. Penelitian ini menggunakan data antropometri yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan ukuran kursi kuliah ergonomis. Pengolahan data antropometri meliputi uji validitas, uji reabilitas, uji kecukupan data, uji keseragaman data, dan perhitungan persentil. Metode kuisioner juga digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut kebutuhan konsumen serta untuk mengetahui kepuasan terhadap produk lama. Penentuan tingkat urutan prioritas kebutuhan konsumen terhadap atribut-atribut kursi kuliah dilakukan dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment). Data antropometri dimensi tubuh yang digunakan dalam perancangan ini ada 10 yaitu tinggi tegak, tinggi normal, tinggi bahu, tinggi siku, tebal paha, pantat ke lutut, lebar bahu, jangkauan tangan kedepan, lebar pinggang dan tebal perut. Berdasarkan pengolahan data kuisioner dengan bantuan metode QFD ( Quality Function Deployment) maka didapatkan kebutuhan teknik berdasarkan urutan prioritas dari yang pertama sampai yang terakhir adalah bentuk kursi, jenis bahan kursi, bentuk tata letak fitur, variasi fitur tambahan, bentuk sandaran kursi, variasi tambahan kursi, ukuran kursi, bentuk tempat alas menulis, ukuran tempat alas menulis, ukuran tempat meletakkan barang, bentuk pijakan kaki, bentuk tempat meletakan barang, ukuran sandaran kursi, warna kursi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan produk sesuai rancangan. Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment 1. Pendahuluan Kualitas belajar mahasiswa merupakan salah satu masalah yang paling banyak dibahas dalam dunia perkuliahan. Kualitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan apabila faktor pendukung serta fasilitas dalam perkuliahan tersebut memadai dan berjalan dengan sistem yang baik. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas belajar mahasiswa adalah kursi dan meja belajar yang ergonomis. Kursi dan meja kuliah merupakan salah satu faktor yang paling berhubungan erat dalam meningkatkan kualitas belajar mahasiswa. Apabila kursi kuliah yang dipakai tidak ergonomis maka, pada saat dilaksanakanya proses belajar mengajar mahasiswa tidak dapat fokus terhadap perkuliahan yang sedang berlangsung, karena kursi kuliah yang sedang dipakai belum terasa nyaman. Kursi kuliah yang digunakan sekarang ini oleh beberapa universitas terbuat dari bahan besi dan kayu. Kursi yang saat ini digunakan diruang kelas Teknik Industri Universitas Tanjungpura (UNTAN) adalah kursi dengan rangka dari besi bulat. Alas dan sandaran punggung yang terbuat dari kayu dilapisi busa serta alas untuk menulis yang terbuat dari kayu. Kursi yang dipakai saat ini memiliki kekurangan dalam pemakaiannya, dimana jarak dan lebar dari tempat ke alas menulis terlalu dekat dan telah permanent sehingga tidak dapat diangkat. Keadaan yang seperti ini menyebabkan sulitnya mahasiswa untuk dapat khususnya mahasiswa yang berbadan besar. Selain itu sandaran yang digunakan juga tidak terlalu nyaman dan sedikit kurang tinggi sehingga tidak semua bagian punggung tubuh dapat ditopang. Hal ini menyebabkan mahasiswa agak sedikit membungkuk bahkan ada yang seolah-olah seperti sedang keadaaan berbaring supaya bahunya ikut tertopang oleh sandaran kursi. Keadaan yang seperti ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap pengguna kursi tersebut seperti nyeri punggung, sakit pinggang dan tegangnya sendi-sendi pada otot, terutama pada bagian leher. Alas untuk menulis pada kursi kuliah yang ada sekarang ini juga terlalu kecil, sehingga hanya dapat untuk meletakkan satu buah buku. Keadaan yang seperti ini memyebabkan mahasiswa yang hendak membuka buku materi dan buku catatan, maka tidak dapat diletakkan bersamaan di alas tempat menulis. Hal ini menyebabkan mahasiswa sering meletakkan buku materi di atas paha mereka dan buku catatan dialas tempat menulis. Selain itu tidak tersedianya tempat untuk meletakkan tas serta alat tulis

menulis membuat mahasiswa kesulitan dalam mengatur alat tulisnya. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi keluhan-keluhan pengguna atas ketidaknyamanan kursi kuliah yang digunakan selama ini. 2. Mengetahui kebutuhan pengguna terhadap produk kursi kuliah yang ergonomis. 3. Merancang produk kursi kuliah yang ergonomis sesuai dengan keingginan pengguna berdasarkan data antropometri. 4. Menghasilkan produk kursi kuliah yang ergonomis. 2. Teori Dasar a. Ergonomi Pengertian Ergonomi dalam buku (Wignjosoebroto, 2008:4) adalah Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras/ hardware (mesin, peralatan kerja, dll) dan/atau perangkat lunak/software (metode kerja, sistem dan prosedur, dll). Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan (Sutalaksana, 2012:32), yaitu : 1. Penyelidikan tentang tampilan (display). Tampilan ( display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan, dan mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang dan sebagainya. 2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja, dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. 3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja. Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh tempat kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia. 4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja. Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan yang tersebut diatas, maka terlihat sejumlah disiplin dalam ergonomi (Wignjosoebroto, 2008:8), yaitu : 1. Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia. 2. Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran/dimensi tubuh manusia. 3. Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf dan otak manusia. 4. Psikologi eksperimen, yang mempelajari tingkah laku manusia. b. Pendekatan Ergonomis dalam Perancangan Stasiun Kerja Secara ideal perancangan stasiun kerja haruslah disesuaikan peranan dan fungsi pokok dari komponenkomponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja. Peranan manusia dalam hal ini akan didasarkan pada kemampuan dan keterbatasannya terutama yang berkaitan dengan aspek pengamatan, kognitif, fisik ataupun psikologisnya. Demikian juga peranan atau fungsi mesin/peralatan seharusnya ikut menunjang manusia ( operator) dalam melaksanakan tugas yang ditentukan. Mesin/peralatan kerja juga berfungsi menambah kemampuan manusia, tidak menimbulkan stress tambahan akibat beban kerja dan membantu melaksanakan kerja-kerja tertentu yang dibutuhkan tetapi berada diatas kapasitas atau kemampuan yang dimiliki manusia (Wignjosoebroto, 2008:7). Berkaitan dengan perancangan stasiun kerja dalam industri, maka ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan meliputi sikap dan posisi kerja, antropometri dan dimensi ruang kerja. 1. Sikap dan Posisi Kerja Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu yang kadang-kadang cenderung untuk tidak mengenakkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak lazim dan kadang-kadang juga harus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, membuat banyak kesalahan atau menderita cacat tubuh. Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang kurang favourable ini pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal seperti (Wignjosoebroto, 2008:76) : a. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka stasiun kerja harus dirancangterutama dengan memperhatikan fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dll yang sesuai dengan data antropometri agar operator dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap tegak dan normal. b. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan). Untuk hal-hal tertentu 2

operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya. c. Operator tidak seharusnya atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring serta menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang atau tengkurap. d. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal. 2. Antropometri dan Dimensi Ruang Kerja Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja). Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri antara -th dan 9-th percentile. Dimensi Didalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu (Wignjosoebroto, 2008:77) c. Antropometri Istilah antropometri berasal dari " anthro " yang berarti manusia dan " metri " yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya memiliki bentuk, ukuran ( tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal(wignjosoebroto, 2008:60-61) : 1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll) 2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya. 3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer dll. 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. d. Quality Function Deployment (QFD) QFD merupakan metode perencanaan dan pengembangan produk yang terstruktur yang memungkinkan dibuatnya spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen secara terspesifikasi kemudian mengevaluasi sesuai dengan kemampuan produk atau jasa yang dipunyai sehingga kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. (Cohen, 2000),.Alat yang digunakan untuk menggunakan struktur QFD adalah matrik yang berbentuk rumah, yang disebut House of Quality. Bentuk dan keterangan setiap bagian matrik House of Quality tampak pada gambar di bawah : Gambar 1. House of Quality 3. Metodologi Penelitian Objek pada penelitian ini adalah kursi kuliah ergonomis yang diperlukan oleh mahasiswa agar posisi tubuh saat proses belajar mengajar tidak mengakibatkan sakit ketika menggunakan kursi tersebut dalam jangka waktu yang lama, adapun diagram alir untuk mencapai tujuan dan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 2. Diagram Alir Penelitian 3

4. Hasil dan Pembahasan Pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah, menghitung jumlah sampel, uji kecukupan data, uji keseragaman data, penentuan nilai persentil dan membuat QFD dengan alat bantu House of Quality (HoQ). Penentuan jumlah sampel pada peneitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan mengunakan judgement sampling. Besarnya sampel penelitian yang diperlukan ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada Diasumsikan tingkat kepercayaan 90% maka diperoleh taraf signifikansi α = 100% - 90% = 10% atau 0,1 dan jumlah populasi sebanyak 291 orang, maka akan didapat nilai n yaitu : = 1 +. α 291 = 1 + 291. 0,1 = 291 3,91 n = 74,42 74 (dibulatkan ke bawah). Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Keseragaman Data Dimensi BKA BKB Min. Max. Hasil tubuh Tinggi 99,08 73,00 76 94 Seragam tegak Tinggi 9,86 70,88 74 93 Seragam normal Tinggi 70,16 44,89 0 67 Seragam bahu Tinggi siku 30,89 16,48 19 32 Seragam Tebal paha 19,99 7,36 8,2 17,1 Seragam Pantat 68,68 43,02 4 66 Seragam kelutut Lebar bahu 0,60 28,06 32,1 2,1 Seragam Jangkauan 91,74 8,47 62 87 Seragam tangan kedepan Lebar 44,72 1,61 2,2 40 Seragam pinggang Tebal perut 29,82 12,4 13,1 26, Seragam Berdasarkan hasil grafik di atas data menunjukkan bahwa hasil batas control atas dan batas control bawah data tidak ada yang melewati batas-batas tersebut, dengan demikian data telah seragam. Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji Kecukupan Data Dimensi tubuh N N Kesimpulan Tinggi tegak 74 4,97 cukup Tinggi normal 74 67,23 cukup Tinggi bahu 74 67,43 cukup Tinggi siku 74 68,4 cukup Tebal paha 74 44,30 cukup Pantat ke lutut 74,26 cukup Lebar bahu 74,48 cukup Jangkauan tangan ke 74,1 cukup depan Lebar pinggang 74,84 cukup Tebal perut 74,89 cukup Berdasarkan perhitungan di atas data dianggap cukup karena N>N sehingga tidak perlu mangadakan pengambilan data kembali. Tabel 3. Hasil Perhitungan Persentil Dimensi tubuh Persentil (cm) th 0 th 9 th Tinggi tegak 79,46 86,04 92,61 Tinggi normal 76,79 83,37 89,94 Tinggi bahu 0,94 7,2 64,09 Tinggi siku 17,10 23,68 30,2 Tebal paha 7,09 13,67 20,24 Pantat kelutut 49,27,8 62,42 Lebar bahu 32,7 39,33 4,90 Jangkauan tangan kedepan 68,29 74,87 81,44 Lebar pinggang 23,8 30,16 36,73 Tebal perut 14, 21,13 27,70 Data hasil perhitungan persentil akan digunakan dalam menentukan ukuran kursi kuliah ergonomis yang dirancangan maka diperlukan data antropometri yang terkait dengan kebutuhan perancangan kursi kuliah yang telah didapat dengan bantuan metode QFD (Quality Function Deployment) dan alat bantu House of Quality (HoQ) untuk menentukan urutan prioritas kebutuhan-kebutuhan teknik yang akan digunakan dalam perancangan kursi kuliah. Aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam perancangan kursi kuliah adalah sebagai berikut : 1. Ketinggian kursi kuliah menggunakan data dimensi tubuh tinggi tegak th = 79,46 0 th = 86,04 9 th = 92,61 4

Ukuran tubuh manusia yang sesuai dengan ketinggian kursi akan sangat mempengaruhi kenyamanan pengguna kursi karena jika tinggi kursi kurang maka akan menyebabkan pengguna membungkuk, sehingga dapat menyebabkan kelelahan, sakit pinggang dan kaki kesemutan. Jika tinggi kursi terlalu tingi maka pengguna tidak merasa nyaman. Kesimpulan dari pertimbangan maka ukuran persentil yang digunakan adalah p0 th yaitu 86,04 cm. 2. Ketinggian Sandaran Kursi kuliah menggunakan data dimensi tinggi bahu th = 0,94 0 th = 7,2 9 th = 64,09 Ukuran tinggi sandaran kursi yang terlalu rendah dapat mengakibatkan pengguna jadi membungkuk sehingga dapat menyebabkan kelelahan, sedangkan jika sandaran kursi kuliah terlalu tinggi maka dapat menggakibatkan bukan bahu yang tertopang sandaran melainkan kepala yang jadi tertopang. Kesimpulan dari pertimbangan maka ukuran persentil yang digunakan adalah p0 th yaitu 7,2 cm. 3. Lebar sandaran bahu menggunakan data lebar bahu th = 32,7 0 th = 39,33 9 th = 4,90 Ukuran lebar sandaran bahu yang terlalu kecil dapat mengakibatkan si pengguna tidak dapat bersandar sehingga harus tegak dan mengakibatkan ketengangan otot. Kesimpulan dari pertimbangan maka ukuran persentil yang digunakan adalah p9 th yaitu 4,90 cm. 4. Jarak antara sandaran kursi dan alas menulis menggunakan dimensi tubuh tebal perut. th = 14, 0 th = 21,13 9 th = 27,70 Ukuran jarak antara sandaran kursi dan alas menulis yang terlalu kecil dapat mengakibatkan pengguna susah bergerak dan perut seperti tertekan oleh alas menulis. Untuk itu agar pengguna merasa nyaman lebih baik jarak antara keduanya lebih dibesarkan agar perut tidak tertekan terutama bagi pengguna yang memiliki perut yang besar. Kesimpulan dari pertimbangan maka ukuran persentil yang digunakan adalah p9 th yaitu 27,70cm.. Lebar alas pada kursi menggunakan dimensi pantat ke lutut. th = 49,27 0 th =,8 9 th = 62,42 Ukuran alas tempat yang terlalu kecil dapat membuat pengguna tidak leluasa bergerak sehinggga dapat memperlambat aktivitas, dan dapat menyibabkan sakit pada pinggang. Kesimpulan dari pertimbangan maka ukuran persentil yang digunakan adalah p0 th yaitu,8. 6. Ketinggi alas menulis menggunakan dimensi tubuh tinggi siku. th = 17,10 0 th = 23,68 9 th = 30,2 Ukuran tubuh manusia yang sesuai dengan ketinggian alas menulis akan sangat mempengaruhui kenyamanan pengguna kursi karena jika tinggi alas menulis kurang maka akan menyebabkan pengguna membungkuk, sehingga dapat menyebabkan kelelahan, dan sakit pinggang. Jika tinggi alas menulis lebih maka berakibat pengguna susah dalam melakukan pekerjaan di permukaan alas menulis. Kesimpulan dari pertimbangan maka ukuran persentil yang digunakan adalah p0 th yaitu 23,68 cm. 7. Panjang alas menulis dari sandaran kursi menggunakan data dimensi tubuh jangkauan tangan ke depan. th = 68,29 0 th = 74,87 9 th = 81,44 Ukuran panjang alas menulis dari sandaran kursi yang terlalu jauh dapat mengakibatkan tangan susah untuk menjangkauan benda-benda2 yang ada diatas alas menulis begitu juga box tempat penyimpanan barang, sedangkan jika terlalu kecil maka tangan akan susah bergerak dan dapat memperlambat aktivitas pengguna dalam menulis. Kesimpulan dari pertimbangan maka ukuran persentil yang digunakan adalah p th yaitu 68,29 cm. 8. Jarak antara pengaman kedua kursi menggunakan data dimensi tubuh lebar pinggang. th = 23,8 0 th = 30,16 9 th = 36,73 Jarak antara kedua pengaman kursi yang terlalu kecil dapat mengakibatkan pengguna susah untuk

kerena pinggang terasa terjepit. t. Hal ini dapat mengakibatkan sakit pada pinggang. gang. Lebar antara kedua pengaman kursi mempengaruhi kenyaman dan keamanan pengguna jika lebarnya sesuai maka pengguna akan lebih bebas bergerak erak dan melakukan aktivitasnya ketika memakai kursi kuliah. Kesimpulan dari pertimbangan maka ukuran persentil yang digunakan adalah p0 th yaitu 36,73 3 cm. = menunjukan hubungan yang kuat (nilai 9) * = menunjukan hubungan yang sedang (nilai 6) = menunjukan hubungan yang lemah antara keduanya (nilai 1) Customer requirements Kinerja baik Estetika menarik Kinerja ketahanan kehandalan kemampuan melayani keistimewaan tambahan estetika Requirement priorities Technical requirements Dapat Mahasiswa pada saat perkuliahan Kursi memiliki ketahanan yang lama (masa pakai yang lama) Tidak menyebabkan sakit / keluhan pada saat kursi digunakan (egonomis) Kursi dapat dengan cepat dan mudah diperbaiki ketika rusak Kursi dapat dilipat Penggunaan sandaran kursi yang elastis Memiliki tempat penyimpanan barang atau alat tulis Alas menulis yang dapat diangkat Pijakan untuk kaki Bentuk kursi yang ergonomis Tata letak fitur kursi yang sesuai Pemberian dan pemilihan warna kursi Absolute importance Relative importance (%) Urutan prioritas = korelasi kuat positif = korelasi sedang positif = korelasi kuat negatif D = korelasi sedang negatif Customer importance 2,90 3,21 2,9 3,62 3,2 3,37 3,17 3,24 3,2 3,04 2,66 2,08 Jenis bahan kursi Bentuk kursi Ukuran kursi Variasi fitur tambahan Ukuran sandaran kursi Bentuk sandaran kursi Ukuran tempat menyimpan barang/alat tulis Bentuk tempat menyimpan barang/alat tulis Ukuran alas menulis 122 166,86 83,16 111,3 26, 110,34 2,47 28,3 3,10,26 32,20 121,86 18,72 96,2 11,41 1,61 7,77 10,60 2,48 10,32 4,90 2,66 4,96,16 3,01 11,40 1,7 9,02 7 4 13 10 12 2 1 9 8 11 3 14 6 Gambar 3. House of Quality Kursi Kuliah A B Gambar 4. Perbandingan Kursi Kuliah Lama (a) dan Kursi Kuliah Hasil Rancangan ngan (b) Bentuk alas menulis Bentuk pijakan kaki Bentuk tata letak fitur Warna kursi Variasi tambahan bahan kursi = simbol ini diberikan pada kebutuhan teknik yang akan meningkatkan kepuasan konsumen apabila lebih atau dapat diartikan ditingkatkan. = simbol ini diberikan pada kebutuhan teknik yang akan meningkatkan kepuasan konsumen apabila kurang atau dapat diartikan diturunkan. =simbol ini diberikan pada kebutuhan teknik yang goal akan meningkatkan kepuasan konsumen apabila terdapat pada target atau jangkauan nilai tertentu. Improvement ratio 2,31 2,06 2,3 2,32 2 2,38 2,13 2,34 2,16 2,12 2,16 2,41 Sales point 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1 Raw weight 7,48,9,97,9 7, 7,46 7,44 7,47 7,48 7,43,98 4,96 Normalized raw weight (%) 8,44 6,72 6,74 6,72 8,47 8,42 8,40 8,43 8,43 8,39 6,7,60 Setelah kursi kuliah ergonomis hasil perancangan selesai dibuat maka dilakukan analisa perbandingan spesifikasi terhadap kursi yang lama. Perbandingan analisa spesifikasi anatara kursi kuliah ergonomis dengan kursi kuliah yang lama dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Perbandingan Spesifikasi Kursi Kuliah Lama dan Kursi Kuliah Ergonomis yang Baru No Spesifikasi Kursi Kuliah Lama Kursi Kuliah Hasil Rancangan 1 Ukuran tinggi kursi 78 cm 86,04 cm 2 Ukuran tinggi 39,82 cm 7,2 cm sandaran 3 Ukuran lebar 42 cm 4,90cm sandaran 4 Ukuran lebar alas 40cm,8 cm Ukuran panjang alas menulis 60 cm 68,29 cm 6 Ukuran lebar alas 30 cm 37 cm menulis 7 Tinggi alas menulis 26,0 cm 30,2 cm 8 Tempat menyimpan Tidak ada ada alat tulis 9 Kursi dapat dilipat iya iya 10 Pengangan/pengaman Tidak ada ada kursi 11 Alas menulis Permanen Dapat berputar 120º. Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan, penyebaran kuisioner kebutuhan pengguna, kuisioner kepuasan konsumen terhadap kursi kuliah yang lama, analisa kebutuhan pengguna, analisa kebutuhan teknik, pengukuran dan perhitungan antropometri dimensi tubuh, dan perhitungan menggunakan metode QFD ( Quality Function Deployment), maka kesimpulan yang dapat dibuat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Keluhan-keluhan fisik pengguna terhadap kursi kuliah yang lama seperti nyeri otot dan sendi pada bagian punggung, pinggang dan leher yang disebabkan kursi kuliah yang lama yang disebabkan kursi kuliah yang belum ergonomis. 2. Melalui metode QFD ( Quality Function Deployment) maka diketahui keinginan pengguna terhadap produk kursi kuliah yang ergonomis berdasarkan urutan prioritas dari yang pertama sampai yang terakhir adalah bentuk kursi 1,61%, jenis bahan kursi 11,41%, bentuk tata letak fitur 11,40%, variasi fitur tambahan 10,60%, 6

bentuk sandaran kursi 10,32%, variasi tambahan bentuk kursi 9,02, ukuran kursi 7,7%, bentuk alas menulis.16%, ukuran alas menulis 4,96%, ukuran tempat meletakkan barang/alat tulis 4,90%, bentuk pijakan kaki 3,01, bentuk tempat meletakkan barang/alat tulis 2,66%, ukuran sandaran kursi 2,48%, dan warna kursi 1,7%. 3. Data antropometri dimensi tubuh yang diambil yang digunakan dalam perancangan ini ada 10 yaitu tinggi tegak, tinggi normal, tinggi bahu, tinggi siku, tebal paha, pantat kelutut, lebar bahu, jangkauan tangan kedepan, lebar pinggang dan tebal perut 4. Berdasarkan hasil analisa data antropometri mahasiswa serta disesuaikan dengan keinginan pengguna maka dapat diperoleh suatu kursi kuliah yang ergonomis, aman dan nyaman digunakan dalam belajar. Universitas Tanjungpura Pontianak, pada program studi Teknik Industri, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. References/Referensi [1] Cohen, L.2000. Quality Function Deployment 2 th : How Make QFD Work for you. Adisson-Wesley Publishing Company: Massachusetts: [2] Sutalaksana, Iftikar Z. 2012. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Institut Teknologi Bandung: Bandung. [3] Wignjosoebroto, S. 2008, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya. Jakarta. Biografi Rudy Bastian Hutabarat lahir di Medan pada tanggal 21 Januari 1990. Anak kesepuluh dari Bpk.Togi Hutabarat dan Ibu Lamtiur Hutauruk. Penulis memulai pendidikan dasar di SD Parulian A Medan dan lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 3 Medan dan lulus pada tahun 200. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Yayasan Perguruan Indonesia Membangun (YAPIM) Medan dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun 2008 dan diterima menjadi mahasiswa di 7