Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan dengan mengumpulkan data subjek pajak berupa data pemilik, penyewa, yang menguasai dan/atau yang memanfaatkan bumi dan atau bangunan, alamat wajib pajak dan pekerjaan wajib pajak serta data objek pajak berupa data tanah maupun bangunannya. Pola SISMIOP mengubah pola penomoran objek pajak yang sebelumnya berdasarkan nomor persil dan nomor kohir yang didasarkan pada subjek pajak, diubah menjadi Nomor Objek Pajak(NOP) yang didasarkan atas objek pajak yang terdiri dari kode propinsi, kode daerah tingkat II, kode kecamatan, kode desa/kelurahan, kode blok, kode nomor objek pajak dan kode khusus. Dengan berlakunya ketentuan yang baru ini maka tiap bidang tanah mempunyai nomor yang unik dan dapat dibedakan dengan objek lainnya. Dalam kegiatan pendataan dan penilaian objek pajak dengan SISMIOP didalamnya terdapat kegiatan pembuatan peta blok dan peta kelurahan/desa. Adapun dasar hukum pembuatan peta tersebut diatur dalam Petunjuk Teknis Pemetaan PBB yang diatur dalam SE-33/PJ.6/1993, kegiatan pengukuran dan identifikasi objek pajak diatur dalam Petunjuk Teknis Pengukuran dan Identifikasi Objek PBB SE-38/PJ.6/1993, dan Kegiatan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian diatur dalam KEP-533/PJ.1/2000, didalamnya diatur beberapa hal pokok mengenai pemetaan untuk kepentingan PBB, antara lain: 1. Adanya ketentuan pemetaan tidak standar yang mengijinkan pengukuran dengan metode sangat sederhana dengan ketelitian yang sangat rendah terutama untuk daerah yang mempunyai nilai tanah yang rendah mengingat keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia(se- 38/PJ.6/1993). Metode pemetaan ini dilakukan tanpa koreksi pada pengukuran titik-titik yang digunakan sebagai kerangka peta. 2. Metode pengukuran dengan menggunakan metode poligon, fotogrametris dan Global Positioning System(GPS) sedangkan peralatan yang digunakan adalah meter ukur, theodolit, total station elektronik dan alat penerima sinyal GPS, sedangkan spesifikasi teknis hanya diatur untuk pembuatan kerangka peta dengan metode poligon. 3. Koreksi luas ditentukan sebesar 2% antara luas total bidang objek pajak dalam satu persil dikurangi dengan luas objek-objek pajak yang tidak dikenakan PBB misalnya jalan, sungai, fasilitas sosial dan fasilitas umum( 1 persil setara dengan 10 sampai dengan 15 H.a) 4. Sistem koordinat yang digunakan masih menggunakan sistem koordinat lokal.
5. Penggunaan sistem koordinat yang bersifat nasional baru disebutkan dalam Kep-533/PJ.1/2000 yaitu dengan menggunakan sistem koordinat Universal Transverse Mercator(UTM) dengan datum WGS 84. Mengingat keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan, pendataan dengan pola SISMIOP yang diadakan secara masal maupun sporadis sesuai rencana kerja tahunan pada masing-masing Kantor Pelayanan PBB dilakukan dengan menggunakan peta dasar yang dibuat sendiri berupa peta rincik Iuran Pembangunan Daerah(masa sebelum berlakunya UU No.12/1985 tentang Pajak Bumi dan bangunan) atau peta yang dibuat sendiri seperti diatur dalam SE-33/PJ.6/1993 tetapi juga menggunakan peta dasar dari pihak lain berupa siteplan dari developer, peta foto, peta pendaftaran tanah BPN, Peta rupa bumi Bakosurtanal dan peta dari instansi terkait lainnya dengan berbagai variasi skala antara 1 : 1000 sampai 1 : 10.000. Peta yang dipergunakan dalam pelaksanaan pendataan PBB berskala 1 : 1000 untuk sektor perkotaan dan untuk sektor pedesaan diperlukan peta dengan skala 1 : 2500 sampai dengan 1 : 2000, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut petapeta dasar dengan skala yang lebih kecil harus dilakukan perbesaran terlebih dahulu. Kegiatan pendataan dilakukan dengan menggunakan peta-peta dasar tersebut diatas sebagai kerangka kerja, dengan tenaga pendata yang mempunyai berbagai variasi tingkat pendidikan dan ketrampilan, alat ukur yang bervariasi baik jenis maupun tingkat ketelitiannya, metode pengukuran yang berbeda, pemilihan media penggambaran peta yang berbeda-beda dan ketrampilan petugas penggambar peta yang bervariasi mengakibatkan peta yang dihasilkan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pula, sehingga hasil penggabungan dari peta-peta tersebut kurang baik seperti terjadinya gap dan averlapping antar blok. Dengan diberlakukannya SIG PBB kemudian dilakukan usaha untuk menyatukan peta-peta PBB ke dalam satu sistem koordinat tunggal dengan menggunakan sistem koordinat UTM dengan datum WGS 84. Peta-peta blok PBB tersebut kemudian dikumpulkan, dikelompokkan dalam masingmasing kelurahan., dan dilakukan evaluasi dan koreksi baik berupa lay out peta maupun penggambarannya. Tahap selanjutnya dilakukan registrasi peta dengan menentukan titik-titik sekutu pada peta dan titik-titik sekutu korespondensinya di lapangan dengan menggunakan GPS receiver dengan metode absolute positioning. Titik-titik sekutu ditentukan minimal 4 buah untuk tiap-tiap desa atau kelurahan, dengan ketentuan penentuan titik ikat tersebut harus tersebar pada desa/kelurahan dalam keadaan geometri dan penerimaan sinyal GPS yang baik.
Lembar-lembar peta yang telah dikoreksi kemudian discanning menjadi data raster dijital. Terhadap data raster dijital hasil scanning dilakukan editing (pengaturan kontras, kecerahan dan pembersihan objek-objek yang tidak perlu/speckles) dan peta-peta blok tersebut digabungkan dalam bentuk raster dengan satuan desa/kelurahan. Masalah yang timbul adalah sambungan antar lembar blok tidak padu, demikian juga antara blok yang satu dengan yang lainnya. Untuk memadukan peta raster tersebut digunakan perangkat lunak VP Studio, sehingga penggabungan peta raster dapat dilakukan meskipun dilakukan dengan rubber sheeting manual dalam satuan kelurahan untuk meminimalkan kesalahan pada saat registrasi dan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Terhadap peta raster hasil penggabungan tersebut kemudian dilakukan registrasi berdasarkan koordinat hasil pengamatan GPS yang sudah diperoleh sebelumnya dan tahap selanjutnya dilakukan digitasi onscreen dengan menggunakan software Mapinfo untuk menghasilkan peta SIG PBB. Dengan memperhatikan tahapan-tahapan penggabungan peta-peta blok tersebut dapat mengakibatkan informasi yang dihasilkan dari penggabungan menjadi tidak akurat disebabkan antara lain : - Kualitas peta blok yang tidak diketahui tingkat ketelitiannya, - Penggabungan dilakukan dalam format raster, sedangkan faktor skala tiap-tiap peta blok tidak diuji terlebih dahulu, - Orientasi arah utara yang tidak seragam baik pada peta blok hardcopy maupun karena proses scanning, - Registrasi dilakukan dalam format raster - Registrasi hanya menggunakan 4 buah titik sekutu pada tiap peta raster gabungan(tiap desa/kelurahan). - Titik-titik sekutu tujuan didapatkan dengan pengukuran GPS dengan metode absolute positioning I.2. Perumusan Masalah Proses penyatuan peta-peta blok ke dalam satu kelurahan seperti dikemukakan pada latar belakang menimbulkan permasalahan seperti overlapping dan terjadinya gap, geometri yang tidak sesuai dan posisi yang bergeser disebabkan karakteristik dari masing-masing peta blok berbeda. Disamping hal-hal tersebut, tidak semua peta blok mempunyai kualitas yang memadai untuk dilakukan penggabungan.
Untuk melakukan penyatuan peta diperlukan suatu referensi yang memadai, tidak cukup hanya dengan pengamatan GPS dengan metode absolute positioning, dan mengingat satuan terkecil petapeta PBB adalah peta blok maka penyatuan peta-peta tersebut kedalam bidang referensi seharusnya dalam satuan blok. Dari gambaran di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menyatukan peta-peta blok dengan berbagai karakteristik? 2. Bidang referensi apa yang dapat digunakan untuk menyatukan peta-peta blok PBB? 3. Apakah diperlukan sumber data baru untuk meningkatkan kualitas peta SIG PBB? I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji cara untuk menyatukan peta peta blok dengan karakteristik yang berbeda dengan menggunakan referensi koordinat pada citra Quickbird. Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kualitas peta SIGPBB I.4. Manfaat Penelitian a. Memberi Masukan bagi KP.PBB agar bisa mengupayakan penyatuan peta-peta PBB di wilayahnya dalam satu kesatuan b. Hasil dari penyatuan peta-peta tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis spasial yang sifatnya lebih luas berkenaan dengan Pajak Bumi dan Bangunan I.5. Ruang Lingkup Kajian Ruang lingkup kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kerangka kerja yang dijadikan acuan dalam penelitian adalah Peta citra Quickbird tipe standar dengan sistem koordinat latitude longitude dan datum WGS 1984 diasumsikan masih memiliki kesalahan sehingga diperlukan koreksi kesalahan. b. GCP dan ICP dari pengamatan GPS dilakukan dengan metode absolute positioning data ini diasumsikan benar c. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Babakan (blok 003 dan 005) dan kelurahan Sukasari (blok 017 dan 018), kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. d. Perubahan data spasial yang dilakukan dalam penelitian ini tidak merubah data atributnya.
I.6. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah : a. Penyatuan peta blok dengan beragam karakteristik dapat dilakukan dengan transformasi peta. b. Pemanfaatan peta pendaftaran tanah BPN dan peta Orthofoto dengan skala 1 : 1000 dapat meningkatkan kualitas peta SIG PBB. c. Citra Quickbird dapat digunakan sebagai referensi untuk menyatukan peta-peta Blok/Kelurahan/Desa SIG PBB dalam satu sistem koordinat kartesian dua dimensi. I.7. Metodologi Penelitian a. Persiapan Kegiatan persiapan meliputi : 1. Studi literatur, penelitian terdahulu, jurnal ilmiah dan internet. 2. Persiapan peralatan; berupa cek alat ukur sudut - jarak (theodolit) dan GPS handheld. 3. Penentuan lokasi penelitian; Lokasi penelitian dilakukan di kel. Sukasari dan Babakan, Tangerang yang terdiri dari 4 blok dengan total jumlah objek pajak 949 OP (Kel. Babakan blok 003 = 328 OP, blok 005=267 OP, Kel Sukasari blok 017sebanyak 95 OP dan blok 018 sebanyak 259 OP). b. Pengumpulan Data Citra Quickbird level standar dengan sistem koordinat latitude longitude dan Datum WGS 1984 untuk wilayah penelitian diperoleh dari KP PBB Tangerang I. Peta blok PBB dan data atribut SISMIOP pada wilayah penelitian didapatkan dari KP PBB Tangerang I. Peta orthofoto dan peta pendaftaran tanah diperoleh dari BPN Kota Tangerang Survey lapangan pengukuran GPS dengan metode absolute positioning untuk digunakan dalam melakukan koreksi geometrik citra. c. Pengolahan data Pemotongan citra. Penajaman tampilan citra agar lebih mudah diinterpretasikan secara visual. Pengolahan data GPS untuk mendapatkan posisi GCP dan ICP Pengolahan citra dijital untuk memperoleh citra Quickbird terektifikasi
Scanning dan dijitasi peta blok, peta orthofoto dan peta pendaftaran tanah. Penghitungan parameter-parameter transformasi Helmert dan Affine pada transformasi peta. Melakukan transformasi peta atas hasil dijitasi peta Blok PBB. Melakukan penghitungan luas bidang tanah atas hasil transformasi peta blok d. Analisis penelitian. Melakukan analisis besaran RMSe transformasi terhadap karakteristik peta blok. Melakukan analisis perbandingan luas bidang tanah antara data SIG PBB, hasil dijitasi, dan hasil transformasi peta. e. Kesimpulan Penelitian.
Persiapan Penelitian PERSIAPAN GPS CITRA QUICKBIRD PETA BLOK, PETA PENDAFTARAN TANAH, PETA ORTHOFOTO Pengumpulan data ICP GCP KOREKSI GEOMETRIK (POLINOMIAL ORDE 1) SCANNING CEK EDIT PLOT RMSE <1m Tidak DIJITASI PETA DIJITASI Ya PETA CITRA PETA BLOK DIJITAL IDENTIFIKASI TITIK SEKUTU IDENTIFIKASI TITIK SEKUTU Pengolahan data TRANSFORMASI PETA BLOK Analisis Penelitian ANALISIS KARAKTERISTIK PETA BLOK, BESARAN RMSE DAN LUAS Kesimpulan Penelitian KESIMPULAN Gambar I.1 Diagram Alir Penelitian
I.8. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metodologi penelitian. BAB II Landasan Teori Bab ini menguraikan beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pemanfaatan citra satelit untuk pengenaan PBB, Dalam bab ini juga diuraikan tentang Karakteristik Citra Quickbird, Global Positioning System, dan Transformasi Koordinat. BAB III Pelaksanaan Penelitian Bab ini akan menguraikan tentang wilayah penelitian, alat serta bahan penelitian, dan pelaksanaan penelitian. Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian BAB IV Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini dijelaskan tentang analisis terhadap besaran RMSe terhadap karakteristik peta blok dan analisis luas bidang tanah sebelum dan sesudah dilakukan transformasi peta. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan penutup yang menguraikan tentang hasil-hasil yang didapatkan dari analisis penelitian dan saran-saran yang diberikan oleh penulis atas hasil penelitian.