Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III. Pelaksanaan Penelitian

IV.1. Analisis Karakteristik Peta Blok

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

KAJIAN TERHADAP PENYATUAN PETA-PETA BLOK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM SATU SISTEM KOORDINAT KARTESIAN DUA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

Bab IV Analisa dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai analisa dari materi penelitian secara menyeluruh.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Pengertian Sistem Informasi Geografis

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

Bab II Tinjauan Pustaka

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Updating Peta Dasar Skala 1:1.000 Menggunakan Citra WorldView-2 (Studi Kasus : Surabaya Pusat) QURRATA A YUN

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

UJI KETELITIAN HASIL REKTIFIKASI CITRA QUICKBIRD DENGAN PERANGKAT LUNAK GLOBAL MAPPER akurasi yang tinggi serta memiliki saluran

III. BAHAN DAN METODE

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODE PENELITIAN

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENELITIAN

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

MENGGAMBAR BATAS DESA PADA PETA

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang masalah

Oleh : Muslihatul Ummah

PEMANFAATAN GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM (GNSS) UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA TIMUR

Bab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi atas jalan yang meliputi kuantitas, kondisi, dan nilai yang

III. METODOLOGIPENELITIAN Waktu dan Tempat. Penelitian ini telah dilakukan tepatnya pada Agustus 2008, namun penyusunan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial

SIDANG TUGAS AKHIR RG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia dengan dorongan untuk menuju. kehidupan yang lebih baik lagi, manusia berusaha untuk dapat

Mekanisme Persetujuan Peta untuk RDTR. Isfandiar M. Baihaqi Diastarini Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

Bab IV Analisis dan Pembahasan

SIFAT DAN FORMAT DATA TITIK GEOARKINDO 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Noorlaila Hayati, Dr. Ir. M. Taufik Program Studi Teknik Geomatika, FTSP-ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

AKUISISI DATA TITIK GEOARKINDO 2016

PELATIHAN PENGGUNAAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DAN SURFER SEBAGAI MEDIA DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI GURU- GURU SMP SE-KECAMATAN NUSA PENIDA

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data

Peta Tunggal BPN Untuk Peningkatan Kualitas Sistem Pendaftaran Tanah (Permasalahan, Peluang dan Alternatif Solusinya)

BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Bab III Pelaksanaan Penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah :

PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA)

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Proyek I.3. Manfaat Proyek I.4. Cakupan Proyek...

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan :

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

2. Tangguh Dewantara (2007), telah melakukan penelitian tentang citra Quickbird yang berjudul Kajian Akurasi Geometrik Citra Quickbird

1.1 Latar Belakang Arsitektur lansekap meliputi perencanaan dan perancangan ruang di luar bangunan agar dapat dimanfaatkan untuk menampung kegiatan

Fauzan Murdapa. Abstrak

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan dengan mengumpulkan data subjek pajak berupa data pemilik, penyewa, yang menguasai dan/atau yang memanfaatkan bumi dan atau bangunan, alamat wajib pajak dan pekerjaan wajib pajak serta data objek pajak berupa data tanah maupun bangunannya. Pola SISMIOP mengubah pola penomoran objek pajak yang sebelumnya berdasarkan nomor persil dan nomor kohir yang didasarkan pada subjek pajak, diubah menjadi Nomor Objek Pajak(NOP) yang didasarkan atas objek pajak yang terdiri dari kode propinsi, kode daerah tingkat II, kode kecamatan, kode desa/kelurahan, kode blok, kode nomor objek pajak dan kode khusus. Dengan berlakunya ketentuan yang baru ini maka tiap bidang tanah mempunyai nomor yang unik dan dapat dibedakan dengan objek lainnya. Dalam kegiatan pendataan dan penilaian objek pajak dengan SISMIOP didalamnya terdapat kegiatan pembuatan peta blok dan peta kelurahan/desa. Adapun dasar hukum pembuatan peta tersebut diatur dalam Petunjuk Teknis Pemetaan PBB yang diatur dalam SE-33/PJ.6/1993, kegiatan pengukuran dan identifikasi objek pajak diatur dalam Petunjuk Teknis Pengukuran dan Identifikasi Objek PBB SE-38/PJ.6/1993, dan Kegiatan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian diatur dalam KEP-533/PJ.1/2000, didalamnya diatur beberapa hal pokok mengenai pemetaan untuk kepentingan PBB, antara lain: 1. Adanya ketentuan pemetaan tidak standar yang mengijinkan pengukuran dengan metode sangat sederhana dengan ketelitian yang sangat rendah terutama untuk daerah yang mempunyai nilai tanah yang rendah mengingat keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia(se- 38/PJ.6/1993). Metode pemetaan ini dilakukan tanpa koreksi pada pengukuran titik-titik yang digunakan sebagai kerangka peta. 2. Metode pengukuran dengan menggunakan metode poligon, fotogrametris dan Global Positioning System(GPS) sedangkan peralatan yang digunakan adalah meter ukur, theodolit, total station elektronik dan alat penerima sinyal GPS, sedangkan spesifikasi teknis hanya diatur untuk pembuatan kerangka peta dengan metode poligon. 3. Koreksi luas ditentukan sebesar 2% antara luas total bidang objek pajak dalam satu persil dikurangi dengan luas objek-objek pajak yang tidak dikenakan PBB misalnya jalan, sungai, fasilitas sosial dan fasilitas umum( 1 persil setara dengan 10 sampai dengan 15 H.a) 4. Sistem koordinat yang digunakan masih menggunakan sistem koordinat lokal.

5. Penggunaan sistem koordinat yang bersifat nasional baru disebutkan dalam Kep-533/PJ.1/2000 yaitu dengan menggunakan sistem koordinat Universal Transverse Mercator(UTM) dengan datum WGS 84. Mengingat keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan, pendataan dengan pola SISMIOP yang diadakan secara masal maupun sporadis sesuai rencana kerja tahunan pada masing-masing Kantor Pelayanan PBB dilakukan dengan menggunakan peta dasar yang dibuat sendiri berupa peta rincik Iuran Pembangunan Daerah(masa sebelum berlakunya UU No.12/1985 tentang Pajak Bumi dan bangunan) atau peta yang dibuat sendiri seperti diatur dalam SE-33/PJ.6/1993 tetapi juga menggunakan peta dasar dari pihak lain berupa siteplan dari developer, peta foto, peta pendaftaran tanah BPN, Peta rupa bumi Bakosurtanal dan peta dari instansi terkait lainnya dengan berbagai variasi skala antara 1 : 1000 sampai 1 : 10.000. Peta yang dipergunakan dalam pelaksanaan pendataan PBB berskala 1 : 1000 untuk sektor perkotaan dan untuk sektor pedesaan diperlukan peta dengan skala 1 : 2500 sampai dengan 1 : 2000, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut petapeta dasar dengan skala yang lebih kecil harus dilakukan perbesaran terlebih dahulu. Kegiatan pendataan dilakukan dengan menggunakan peta-peta dasar tersebut diatas sebagai kerangka kerja, dengan tenaga pendata yang mempunyai berbagai variasi tingkat pendidikan dan ketrampilan, alat ukur yang bervariasi baik jenis maupun tingkat ketelitiannya, metode pengukuran yang berbeda, pemilihan media penggambaran peta yang berbeda-beda dan ketrampilan petugas penggambar peta yang bervariasi mengakibatkan peta yang dihasilkan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pula, sehingga hasil penggabungan dari peta-peta tersebut kurang baik seperti terjadinya gap dan averlapping antar blok. Dengan diberlakukannya SIG PBB kemudian dilakukan usaha untuk menyatukan peta-peta PBB ke dalam satu sistem koordinat tunggal dengan menggunakan sistem koordinat UTM dengan datum WGS 84. Peta-peta blok PBB tersebut kemudian dikumpulkan, dikelompokkan dalam masingmasing kelurahan., dan dilakukan evaluasi dan koreksi baik berupa lay out peta maupun penggambarannya. Tahap selanjutnya dilakukan registrasi peta dengan menentukan titik-titik sekutu pada peta dan titik-titik sekutu korespondensinya di lapangan dengan menggunakan GPS receiver dengan metode absolute positioning. Titik-titik sekutu ditentukan minimal 4 buah untuk tiap-tiap desa atau kelurahan, dengan ketentuan penentuan titik ikat tersebut harus tersebar pada desa/kelurahan dalam keadaan geometri dan penerimaan sinyal GPS yang baik.

Lembar-lembar peta yang telah dikoreksi kemudian discanning menjadi data raster dijital. Terhadap data raster dijital hasil scanning dilakukan editing (pengaturan kontras, kecerahan dan pembersihan objek-objek yang tidak perlu/speckles) dan peta-peta blok tersebut digabungkan dalam bentuk raster dengan satuan desa/kelurahan. Masalah yang timbul adalah sambungan antar lembar blok tidak padu, demikian juga antara blok yang satu dengan yang lainnya. Untuk memadukan peta raster tersebut digunakan perangkat lunak VP Studio, sehingga penggabungan peta raster dapat dilakukan meskipun dilakukan dengan rubber sheeting manual dalam satuan kelurahan untuk meminimalkan kesalahan pada saat registrasi dan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Terhadap peta raster hasil penggabungan tersebut kemudian dilakukan registrasi berdasarkan koordinat hasil pengamatan GPS yang sudah diperoleh sebelumnya dan tahap selanjutnya dilakukan digitasi onscreen dengan menggunakan software Mapinfo untuk menghasilkan peta SIG PBB. Dengan memperhatikan tahapan-tahapan penggabungan peta-peta blok tersebut dapat mengakibatkan informasi yang dihasilkan dari penggabungan menjadi tidak akurat disebabkan antara lain : - Kualitas peta blok yang tidak diketahui tingkat ketelitiannya, - Penggabungan dilakukan dalam format raster, sedangkan faktor skala tiap-tiap peta blok tidak diuji terlebih dahulu, - Orientasi arah utara yang tidak seragam baik pada peta blok hardcopy maupun karena proses scanning, - Registrasi dilakukan dalam format raster - Registrasi hanya menggunakan 4 buah titik sekutu pada tiap peta raster gabungan(tiap desa/kelurahan). - Titik-titik sekutu tujuan didapatkan dengan pengukuran GPS dengan metode absolute positioning I.2. Perumusan Masalah Proses penyatuan peta-peta blok ke dalam satu kelurahan seperti dikemukakan pada latar belakang menimbulkan permasalahan seperti overlapping dan terjadinya gap, geometri yang tidak sesuai dan posisi yang bergeser disebabkan karakteristik dari masing-masing peta blok berbeda. Disamping hal-hal tersebut, tidak semua peta blok mempunyai kualitas yang memadai untuk dilakukan penggabungan.

Untuk melakukan penyatuan peta diperlukan suatu referensi yang memadai, tidak cukup hanya dengan pengamatan GPS dengan metode absolute positioning, dan mengingat satuan terkecil petapeta PBB adalah peta blok maka penyatuan peta-peta tersebut kedalam bidang referensi seharusnya dalam satuan blok. Dari gambaran di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menyatukan peta-peta blok dengan berbagai karakteristik? 2. Bidang referensi apa yang dapat digunakan untuk menyatukan peta-peta blok PBB? 3. Apakah diperlukan sumber data baru untuk meningkatkan kualitas peta SIG PBB? I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji cara untuk menyatukan peta peta blok dengan karakteristik yang berbeda dengan menggunakan referensi koordinat pada citra Quickbird. Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kualitas peta SIGPBB I.4. Manfaat Penelitian a. Memberi Masukan bagi KP.PBB agar bisa mengupayakan penyatuan peta-peta PBB di wilayahnya dalam satu kesatuan b. Hasil dari penyatuan peta-peta tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis spasial yang sifatnya lebih luas berkenaan dengan Pajak Bumi dan Bangunan I.5. Ruang Lingkup Kajian Ruang lingkup kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kerangka kerja yang dijadikan acuan dalam penelitian adalah Peta citra Quickbird tipe standar dengan sistem koordinat latitude longitude dan datum WGS 1984 diasumsikan masih memiliki kesalahan sehingga diperlukan koreksi kesalahan. b. GCP dan ICP dari pengamatan GPS dilakukan dengan metode absolute positioning data ini diasumsikan benar c. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Babakan (blok 003 dan 005) dan kelurahan Sukasari (blok 017 dan 018), kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. d. Perubahan data spasial yang dilakukan dalam penelitian ini tidak merubah data atributnya.

I.6. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah : a. Penyatuan peta blok dengan beragam karakteristik dapat dilakukan dengan transformasi peta. b. Pemanfaatan peta pendaftaran tanah BPN dan peta Orthofoto dengan skala 1 : 1000 dapat meningkatkan kualitas peta SIG PBB. c. Citra Quickbird dapat digunakan sebagai referensi untuk menyatukan peta-peta Blok/Kelurahan/Desa SIG PBB dalam satu sistem koordinat kartesian dua dimensi. I.7. Metodologi Penelitian a. Persiapan Kegiatan persiapan meliputi : 1. Studi literatur, penelitian terdahulu, jurnal ilmiah dan internet. 2. Persiapan peralatan; berupa cek alat ukur sudut - jarak (theodolit) dan GPS handheld. 3. Penentuan lokasi penelitian; Lokasi penelitian dilakukan di kel. Sukasari dan Babakan, Tangerang yang terdiri dari 4 blok dengan total jumlah objek pajak 949 OP (Kel. Babakan blok 003 = 328 OP, blok 005=267 OP, Kel Sukasari blok 017sebanyak 95 OP dan blok 018 sebanyak 259 OP). b. Pengumpulan Data Citra Quickbird level standar dengan sistem koordinat latitude longitude dan Datum WGS 1984 untuk wilayah penelitian diperoleh dari KP PBB Tangerang I. Peta blok PBB dan data atribut SISMIOP pada wilayah penelitian didapatkan dari KP PBB Tangerang I. Peta orthofoto dan peta pendaftaran tanah diperoleh dari BPN Kota Tangerang Survey lapangan pengukuran GPS dengan metode absolute positioning untuk digunakan dalam melakukan koreksi geometrik citra. c. Pengolahan data Pemotongan citra. Penajaman tampilan citra agar lebih mudah diinterpretasikan secara visual. Pengolahan data GPS untuk mendapatkan posisi GCP dan ICP Pengolahan citra dijital untuk memperoleh citra Quickbird terektifikasi

Scanning dan dijitasi peta blok, peta orthofoto dan peta pendaftaran tanah. Penghitungan parameter-parameter transformasi Helmert dan Affine pada transformasi peta. Melakukan transformasi peta atas hasil dijitasi peta Blok PBB. Melakukan penghitungan luas bidang tanah atas hasil transformasi peta blok d. Analisis penelitian. Melakukan analisis besaran RMSe transformasi terhadap karakteristik peta blok. Melakukan analisis perbandingan luas bidang tanah antara data SIG PBB, hasil dijitasi, dan hasil transformasi peta. e. Kesimpulan Penelitian.

Persiapan Penelitian PERSIAPAN GPS CITRA QUICKBIRD PETA BLOK, PETA PENDAFTARAN TANAH, PETA ORTHOFOTO Pengumpulan data ICP GCP KOREKSI GEOMETRIK (POLINOMIAL ORDE 1) SCANNING CEK EDIT PLOT RMSE <1m Tidak DIJITASI PETA DIJITASI Ya PETA CITRA PETA BLOK DIJITAL IDENTIFIKASI TITIK SEKUTU IDENTIFIKASI TITIK SEKUTU Pengolahan data TRANSFORMASI PETA BLOK Analisis Penelitian ANALISIS KARAKTERISTIK PETA BLOK, BESARAN RMSE DAN LUAS Kesimpulan Penelitian KESIMPULAN Gambar I.1 Diagram Alir Penelitian

I.8. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metodologi penelitian. BAB II Landasan Teori Bab ini menguraikan beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pemanfaatan citra satelit untuk pengenaan PBB, Dalam bab ini juga diuraikan tentang Karakteristik Citra Quickbird, Global Positioning System, dan Transformasi Koordinat. BAB III Pelaksanaan Penelitian Bab ini akan menguraikan tentang wilayah penelitian, alat serta bahan penelitian, dan pelaksanaan penelitian. Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian BAB IV Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini dijelaskan tentang analisis terhadap besaran RMSe terhadap karakteristik peta blok dan analisis luas bidang tanah sebelum dan sesudah dilakukan transformasi peta. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan penutup yang menguraikan tentang hasil-hasil yang didapatkan dari analisis penelitian dan saran-saran yang diberikan oleh penulis atas hasil penelitian.