UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Gadjah Mada

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

5. FERTILITAS (KELAHIRAN)

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN

UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

MORTALITAS (KEMATIAN)

K A T A P E N G A N T A R

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

MORTALITAS & MORBIDITAS

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

BioStatistik. Amiyella Endista Website :

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &

MORTALITAS. 1. Pengantar

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:

Pengukuran dalam Demografi

EPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH.

STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI. Standarisasi Ukuran RATE 11/30/2013. Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

1 Kamus Istilah KKB 2011

TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Mortalitas (Kematian)

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

hampir semua negara berkembang di dunia. Perubahan penduduk dipengaruhi oleh

1. Masalah Jumlah Penduduk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

(MS.6) TAKSIRAN TFR BERDASARKAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN


PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI

PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG

BAB 2 LANDASAN TEORI

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

PROYEKSI PENDUDUK KOTA BANDUNG Nugraha Setiawan

BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Umum: Mengetahui pola penyakit penyebab kematian dan besaran permasalahan kematian di masyarakat Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI KELURAHAN PEKAUMAN KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN

Pertumbuhan Aritmetik. Pertumbuhan Populasi. Pertumbuhan Geometrik. Pertumbuhan Eksponensial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggelisahkan beberapa ahli, dan masing-masing dari mereka berusaha mencari

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk indonesia Menurut Pulau Tahun 1930, 1961, 1971, 1980, dan 1990 (juta)

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

PENDAHULUAN SUMBER DATA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

MUSLIM, MPH 5/8/2010. Akademi Kebidanan Anugerah Bintan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Deskripsi Singkat Topik :

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

Transkripsi:

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex Ratio = jumla h penduduk laki laki jumla h penduduk perempuan 2. Angka Melek Huruf (Literacy Rate) Ukuran ini menunjukkan banyaknya penduduk usia 10 tahun ke atas yang melek huruf per seribu penduduk berumur 10 tahun ke atas. Secara matematis rumus untuk menghitung AMH dapat ditulis sebagai berikut : AMH = P 10+(melek huruf ) P10+ AMH : Angka melek huruf P10+ : Penduduk umur 10 tahun ke atas K : Konstanta, biasanya 100 3. Rasio Kepadatan Penduduk (Population Density Ratio) Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu. Rasio kepadatan penduduk dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Rasio Kepadatan Penduduk = Jumla h penduduk Luas wilaya h (km 2) 4. Angka kelahiran kasar (Crude irth Rate-CR) Angka kelahiran kasar (CR) adalah banyaknya kelahiran dalam satu tahun tertentu per seribu penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Secara matematis rumus untuk menghitung CR adalah sebagai berikut : CR = P Dimana : b : Jumlah kelahiran selama 1 tahun P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun K : ilangan konstan, biasanya 1.000 5. Angka Fertilitas Umum ( General Fertility Rate _GFR)

Angka fertilitas umum (GFR) adalah banyaknya kelahiran pada suatu tahun per 1000 penduduk perempuan berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun pada pertengahan tahun yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung GFR adalah : GFR = Pf15 49 atau GFR = P15 44 Dimana : :anyaknya kelahiran selama 1 tahun Pf15-149:anyaknya penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun Pf15-44 :anyaknya penduduk perempuan umur 15-44 tahun pada pertengahan tahun k : bilangan konstan, biasanya 1.000 6. Angka Kelahiran menurut Umur (Age-Specific Fertility Rate-ASFR) Angka kelahiran menurut kelompok umur (ASFR) menunjukkan banyaknya kelahiran dari perempuan pada suatu kelompok umur pada suatu tahun tertentu per 1.000 perempuan pada kelompok umur dan pertengahan tahun yang sama. ASFRi = bi pfi i : jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i pada tahun Pif : jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i pada pertengahan tahun yang sama i : kelompok umur (i=1 untuk perempuan kelompok umur 15-19 tahun, i=2 untuk 20-24 tahun,, i=7 untuk 45-49 tahun). k : bilangan konstanta biasanya 1.000 7. Anak Lahir Hidup atau ALH (Children Ever orn-ce) Anak lahir hidup (ALH) mencerminkan banyaknya kelahiran hidup sekelompok atau beberapa kelompok perempuan pada saat mulai memasuki reproduksi hingga pada saat pengumpulan data dilakukan. Pi = ALHi Pfi Pi : Paritas atau jumlah ALH rata-rata untuk perempuan pada kelompok umur i ALHi : anyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh perempuan pada kelompok umur i Pif : anyaknya anak wanita pada kelompok umur i

8. Angka Reproduksi ruto (Gross Reproduction Rate-GRR) Adalah banyaknya bayi perempuan yang akan dilahirkan oleh suatu kohor perempuan selama usia reproduksi mereka. Kohor kelahiran adalah kelompok perempuan yang mulai melahirkan pada usia yang sama dan bersama-sama mengikuti perjalanan reproduksi sampai masa usia subur selesai. Ukuran GRR dapat diperoleh dengan dua cara yaitu dengan menggunakan angka fertilitas total (TFR) atau menggunakan angka fertilitas menurut umur (ASFR). Perhitungan langsung dari TFR dengan menggunakan rasio jenis kelamin pada saat lahir. Jika diketahui TFR dan rasio jenis kelamin pada saat lahir adalah 105 (terdapat 105 bayi laki-laki dibanding 100 bayi perempuan maka rumus GRR adalah sebagai berikut: GRR= 100 205 x TFR Perhitungan menggunakan ASFR bagi perempuan. Jika diketahui ASFR dan rasio jenis kelamin pada saat lahir adalah 105 (terdapat 105 bagi laki-laki disbanding 100 bagi perempuan) maka rumur GRR adalah : GRR = 5 7 i=1 ASFR if ASFRi f : Angka kelahiran menurut umur untuk bayi perempuan untuk perempuan pada kelompok umur i 9. Angka Reproduksi Neto (Net Reproduction Rate-NRR) Angka reproduksi neto (NRR) adalah angka fertilitas yang telah memperhitungkan faktor mortalitas, yaitu kemungkinan bayi perempuan meninggal sebelum mencapai akhir masa reproduksinya. Asumsi yang dipakai adalah bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas ibunya. 10. Angka kematian kasar (Crude Death Rate-CDR) Jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu. Secara matematis rumus menghitung CDR adalah sebagai berikut : CDR = Jumla h kematian tahun tertentu Jumla h penduduk tahun tertentu atau M = D P x 1.000 Dimana : M : Angka kelahiran kasar D : Jumlah kematian pada tahun tertentu P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu K : Konstanta umumnya 1.000

11. Angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate ASDR) Jumlah kematian yang terjadi pada kelompok umur tertentu per 1.000 penduduk kelompok umur tersebut pada tahun tertentu. Rumus menghitung ASDR adalah ASDR = Jumla h kematian penduduk kelompok umur i pada tahun tertentu Jumla h penduduk kelompok umur i pada tahun tertentu atau ASDR = Di Pi x 1.000 ASDR : Angka kematian kelompok umur tertentu pada tahun tertentu Di : Jumlah kematian orang-orang pada kelompok umur I pada tahun tertentu Pi : Jumlah penduduk pada kelompok umur I pada pertengahan tertentu K : Konstanta, umurnya 1.000 12. Rasio kematian perinatal (Perinatal Mortality Ratio) Kematian perinatal adalah kematian pada perinatal, yaitu periode sesaat sebelum kelahiran, saat kelahiran dan beberapa saat setelah kelahiran. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Rasio KP = Dz + Dj x 1.000 Angka KP = Dz + Dj +Dj x 1.000 Rasio KP Angka KP Dz Dj : Rasio kematian perinatal : Angka kematian perinatal : Jumlah kematian bayi maksimal umur 7 hari : Jumlah kematian janin minimal umur 28 minggu : Jumlah kelahiran hidup 13. Angka Kematian baru lahir (Neo-Natal Death Rate) Kematian yang terjadi sebelum bayi berumur 1 bulan atau 28 hari per 1.000 kelahiran pada periode tertentu. NNDR = Jumlah kematian bayi umur < 1 bulan anyak kela hiran x 1.000 14. Angka kematian Lepas aru Lahir (Post Neo-Natal Death Rate) Kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1.000 kelahiran pada periode tertentu : PNNDR = jumla h kematian bayi umur 1 bulan s d<1 tahun jumla h kela hiran X 1.000

15. Angka kematian Anak (Child Mortality Rate) Jumlah kematian anak berumur 1-4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1.000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Dengan demikian angka kematian anak tidak menyertakan angka kematian bayi. Jumlah kematian anak umur 1-4 tahun selama 1 tahun pada tahun tertentu Jumlah anak umur 1-4 tahun pada pertengahan tahun 16. Angka kematian Anak di bawah lima tahun (Childhood Mortality Rate) Adalah jumlah kematian anak usia di bawah lima tahun (AKAA) didefinisikan sebagai jumlah kematian anak usia di bawah lima tahun selama satu tahun per 1.000 anak usia yang sama pada pertengahan tahun tersebut. Rumus AKAA adalah sebagai berikut : Jumlah kematian anak berumur <5 tahun selama 1 tahun pada tahun tertentu Jumlah anak umur berumur <5 tahun pada pertengahan tahun 17. Proporsi kematian anak di bawah lima tahun (Proportion of Children Dead Under 5) Adalah jumlah kematian anak usia di bawah 5 tahun selama 1 tahun tertentu terhadap jumlah seluruh kematian selama tahun ini dengan rumus sbb: Jumlah kematian anak umur <5 tahun selama 1 tahun pada tahun tertentu Jumlah kematian selama tahun tersebut x 100 18. Angka kematian Maternal (Maternal Mortality Rate MMR) Adalah jumlah kematian wanita yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan dan kelahiran anak per 100.000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Secara matematiks dapat dituliskan sebagai berikut: MMR = Jumlah kematian maternal Jumlah kelahiran hidup 19. Angka kematian menurut penyebab (Cause Specific Death Rate) Setiap kematian tertentu sebabnya dan perlu dicatat untuk kepentingan penanggulangannya disamping untuk kepentingan statistik. Angka kematian menurut penyebab ini dinyatakan dalam banyaknya kematian untuk suatu sebab tertentu per 100.000 penduduk. Rumusnya sebagai berikut : CSDR kanker = Jumlah kematian karena kanker Jumlah penduduk 20. Case Fatality Rate (CFR) anyaknya kematian penderita selama satu periode karena penyakit terte3ntu per jumlah penderita penyakit tersebut yang mempunyai risiko mati pada periode yang sama. Secara matematis CFR dapat dituliskan sebagai berikut:

Jumlah kematian karena kanker CFR = Jumlah penderita kanker 21. Proporsi Kematian karena sebab tertentu (Proportion dying of a Specific Cause- PDSC) Adalah jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab atau penyakit tertentu disbanding dengan jumlah seluruh kematian. Persemaannya adalah sebagai berikut : PDSC = Jumlah kematian karena sebab tertentu pada tahun tertentu Jumlah seluruh kematian pada tahun tertentu