KAJIAN STRATEGI REVITALISASI PERTANIAN INDONESIA DALAM RANGKA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial-budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara agraris dan maritim harus memberdayakan potensi dan sumber daya alam

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

Transkripsi:

KAJIAN STRATEGI REVITALISASI PERTANIAN INDONESIA DALAM RANGKA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Leni Evangalista Marliani leni_evangalista@ymail.com Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO. Box. 148 Cimahi. Abstrak - Peran sektor pertanian Indonesia terhadap pembentukan PDB masih cukup besar dan menduduki urutan ke tiga setelah sektor industi dan perdagangan, hotel dan restoran, dimana PDB Indonesia mengalami pertumbuhan rata- rata diatas 5% per tahun. Tetapi jumlah penduduk miskin di pedesaan yang mata pencahariannya sebagian besar sebagai petani masih lebih besar dibandingkan di kota. Untuk menghadapi persaingan yang lebih ketat terutama menghadapi Asean Economic Community ditahun 2015, maka pemerintah perlu melakukan strategi dan kebijakan untuk menghadapinya, salah satu diantaranya dengan melalui strategi tiga jalur yang meliputi strategi dalam stabilisasi ekonomi makro, pengembangan sektor riil dan stabilisasi ekonomi mikro. Strategi tiga jalur diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga dapat meningkatkan peran sektor pertanian dalam rangka menghadapi AEC ditahun 2015. I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah terutama dari hasil pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting sebagai penyedia input bagi sektor lain, sehingga sektor ini dikatakan mempunyai pengaruh terhadap struktur perekonomian Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian masing-masing memberikan kontribusi sebesar 25,54%, 18,09%, dan 12,27% untuk tahun 2013. Berdasarkan data tersebut sumbangan dari ketiga sektor ekonomi cukup besar terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Produk Domestik Bruto mencerminkan kondisi perekonomian dari suatu negara, apakah negara tersebut perekonomiannya mengalami kemajuan atau sebaliknya. Perekonomian suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan jika Produk Domestik Bruto pada negara tersebut mengalami kenaikan. Sebaliknya, ketika pertumbuhan ekonomi negara tesebut mengalami penurunan, indikasinya bahwa Produk Domestik Bruto negara tersebut nilainya mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dari suatu Negara akan berdampak kepada kesejahtraan masyarakat. Produk Domestik Bruto adalah nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di sebuah negara (Case & Fair, 2002 : 23). Data mengenai pergerakan PDB Indonesia dari tahun 2009 sampai 2013 diperlihatkan pada table berikut ini. Tabel 1 Perkembangan PDB Indonesia Tahun 2009 sampai 2013 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2002 ( Dalam Milyar Rupiah) Lap.usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Pertanian,peternakan,kehutanan 295.883,8 304.777,1 315.036,8 328.279,7 339.890,2 dan perikanan Pertambangan dan penggalian 180.200,5 187.152,5 190.143,2 193.115,7 195.708,5 Industry pengolahan 570.102,5 597.134,9 633.781,9 670.190,6 707.457,8 Listrik, gas dan air bersih 17.136,8 18.050,2 18.889,7 20.080,7 21.201,0 Bangunan 140.267,8 150.022,4 159.122,9 170.884,8 182.117,9 Perdagangan,hotel dan restoran 368.463,0 400.474,9 437.472,9 473.110,6 501.158,4 Pengangkutan dan komunikasi 192.198,8 217.980,4 241.303,0 265.383,7 292.421,5 Keuangan, persewaan dan jasa 209.163,0 221.024,2 236.146,6 253.022,7 272.151,9 perusahaan Jasa- jasa 205.434,2 217.842,2 232.659,1 244.869,9 258.237,9

PDB 2.178.850,4 2.314.458,8 2.464.566,1 2.618.938,4 2.770.345,1 Sumber : BPS, Statistik Ekonomi Indonesia

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa PDB Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan diatas 5% dengan peran masingmasing sektor. Bila dilihat sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDB, sumbangannya berada pada urutan ketiga, tetapi bila dilihat dari jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia, sebagian besar berada di pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Berdasarkan data tahun 2013, jumlah penduduk miskin di desa sebanyak 17,74 juta orang (14,32%) lebih besar dibanding penduduk kota yang hanya berjumlah 10,33 juta orang (8,39%). Melihat permasalahan di atas maka bagaimanakah perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia dan bagaimana dampak dari pertumbuhan ekonomi kepada kondisi kemiskinan masyarakat apakah akan menurun atau meningkat. Permasalahan lainnya adalah ingin mengkaji peran sektor pertanian Indonesia terhadap PDB dan bagaimana dampaknya terhadap kemiskinan di sektor pertanian dan langkah- langkah strategis apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menghadapi ASEAN Economic Community di tahun 2015. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan kajian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan Produk Domestik Bruto memiliki implikasi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan menurunnya tingkat kemiskinan dan bagaimana sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDB serta langkah- langkah strategis apa yang akan dilakukan pemerintah untuk menghadapi ASEAN Economic Community di tahun 2015. Sumber Data dan Metode Analisis Data yang digunakan dalam tulisan ini bersumber dari Bank Indonesia (BI), yang menyediakan data ekonomi, keuangan, serta datadata lain yang terkait dengan PDB. Dan data bersumber juga dari Badan Pusat Statistik. Analisis data yang dipakai adalah analisis deskriptif dengan dasar ekonomi makro yang bersifat kuantitatif Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, pengertian ini menekankan pada tiga hal yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Proses menggambarkan perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu yang lebih bersifat dinamis, output per kapita mengaitkan aspek output total (GDP) dan aspek jumlah penduduk, sedangkan jangka panjang menunjukan kecenderungan perubahan perekonomian dalam jangka tertentu yang didorong oleh proses intern perekonomian (self generating). Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi serta bagaimana keterkaitan antara faktorfaktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan. Revitalisasi Pertanian Kebijakan revitalisasi pertanian yang dicanangkan pemerintah merupakan upaya menjadikan sektor pertanian sebagai motor penggerak utama ekonomi nasional. Revitalisasi pertanian dalam arti luas dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran penciptaan lapangan kerja terutama di pedesaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan peran sektor pertanian, maka sektor tersebut menghadapi berbagai perubahan sebagai akibat dari globalisasi ekonomi, yaitu : 1. Semakin terbukanya pasar dan meningkatnya persaingan. 2. Meningkatnya tuntutan kebijakan pertanian yang berlandaskan mekanisme pasar. 3. Semakin besarnya peran konsumen dalam menentukan aktivitas di sector pertanian. Sektor pertanian masih memiliki potensi yang besar untuk ditingkatkan apabila kendala- kendala berikut dapat ditangani, yaitu yang meliputi produktivitas, efisiensi usaha, konversi lahan pertanian, keterbatasan sarana dan prasarana pertanian, serta terbatasnya kredit dan infrastruktur pertanian. Pentingnya peranan sektor pertanian dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia memerlukan perhatian dan keberpihakan dari seluruh komponen bangsa, terutama pengambil kebijakan agar menempatkan pertanian yang kaya potensi dan melibatkan mayoritas mata pencaharian masyarakat itu sebagai sektor yang perlu mendapat dukungan konkrit. Dukungan itu berupa penyediaan infrastruktur, kebijakan moneter, permodalan, asuransi, dan jaminan pemasaran yang adil. Oleh sebab itu, sangatlah penting adanya revitalisasi pertanian atau usaha, proses, dan kebijakan untuk menyegarkan kembali daya hidup pertanian, memberdayakan kemampuannya, membangun daya saingnya, meningkatkan kinerjanya, serta mensejahterakan pelakunya, terutama petani. Kesejahteraan petani telah meningkat sejalan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Kemiskinan merupakan salah satu bagian yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan. Data tahun 2013 dari 28,07 juta orang miskin di Indonesia, 14,32% di antaranya berada di pedesaan, dan sebagian besar adalah petani. Hal penting yang harus dilakukan dalam revitalisasi pertanian adalah mengubah paradigma

tentang pertanian itu sendiri. Seringkali pertanian masih di bayangkan sebagai dunia kaum miskin dan kumuh. Sektor pertanian memiliki cakupan yang sangat luas, termasuk di dalamnya adalah sektor perikanan, peternakan dan kehutanan, dari kegiatan hulu sampai hilir, mengubah input menjadi output berupa sandang, pangan, papan dan lingkungan yang nyaman bagi makhluk hidup, sektor ini juga mencakup berbagai kegiatan agrobisnis, agroindustri, dan agroservis. Pertanian tidak sekedar menanam dan berkebun. Hal di atas menunjukkan betapa luasnya sektor pertanian. Indonesia seharusnya dapat menjadikan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian untuk mensejahterakan bangsa sesuai dengan tujuan diadakannya revitalisasi pertanian. Revitalisasi pertanian dimaksudkan untuk berkontribusi pada pemberantasan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan (Arifin B, 2007) Pemerintah harus terus mendorong peran aktif petani untuk meningkatkan daya saing produksinya. Hal ini terkait dengan kesiapan Indonesia menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 dimana kawasan ASEAN akan menjadi pasar tunggal berbasis produksi tunggal. Dengan demikian, seluruh negara ASEAN harus melakukan liberalisasi perdagangan dengan arus modal yang lebih bebas sebagaimana yang telah digariskan dalam AEC Blueprint. Kementrian Pertanian Indonesia menyatakan bahwa pasar bebas ASEAN berdampak cukup besar bagi semua sektor perdagangan, termasuk sektor pertanian. Penurunan dan penghapusan tarif secara signifikan yang dilakukan oleh pemerintah akan mengakibatkan semakin banyaknya produk impor masuk ke Indonesia. Kondisi inilah yang cukup mengkhawatirkan karena berpengaruh pada eksistensi produk lokal. Peningkatan daya saing produk lokal sangat diperlukan menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 mendatang. Langkah strategis menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 menurut Kementrian Pertanian yaitu diantaranya melalui Triple Track Strategy (Strategi Tiga Jalur) sebagai program dalam revitalisasi pertanian dan lebih terfokus untuk menghadapi AEC untuk stabilisasi perekonomian Indonesia. Ketiga jalur tersebut yaitu stabilisasi ekonomi makro, pengembangan sektor riil, dan stabilisasi ekonomi mikro. Stabilisasi ekonomi makro, yang antara lain ditandai dengan stabilitas nilai tukar, keseimbangan perdagangan dan pembayaran internasional yang sehat, tingkat bunga yang kompetitif, dan keberlanjutan fiskal yang mantap untuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor utama dalam pengurangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja baru. Oleh sebab itu, stabilisasi ekonomi makro sangat perlu diterapkan dengan baik terutama dalam menghadapi AEC. Namun demikian, stabilisasi ekonomi dan pertumbuhan saja tidak cukup cepat untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran tetapi juga diperlukan pengembangan sektor riil. Pengembangan sektor riil, berupa kebijakan yang bisa berdampak langsung pada penciptaan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan. Melalui pengembangan sektor riil diharapkan mampu mengatasi permasalahan di Indonesia terutama masalah pengangguran karena berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan Februari 2013 terdapat 5,92 %. Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kebangkitan sektor riil, Indonesia harus mampu menemukan sinergi strategi yang kompatibel agar berbagai permasalahan di Indonesia dapat terselesaikan. Pengembangan sektor ini melalui keterbukaan ekonomi dunia, perkembangan budaya korporat, tuntutan permintaan konsumen yang lebih beragam, serangkaian kemudahan, dan kualitas higienis berstandar tinggi. Pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat harus bahu-membahu melakukan kemitraan yang saling menguntungkan dalam kerangka pemanfaatan keunggulan kompetitif untuk mendapatkan peluang peningkatan daya saing di pasar internasional, serta peningkatan keunggulan komparatif dan utilisasi sumber daya yang dimiliki daerah-daerah di Indonesia. Strategi jalur yang ketiga yaitu stabilisasi ekonomi mikro. Stabilisasi ekonomi mikro terutama melalui pemberdayaan usaha kecil menengah (UMKM) dengan cara dan teknik produksi yang inovatif agar bisa menjalankan kegiatan produksi secara efisien. Jika pengembangan stabilitas ekonomi mikro dapat berhasil dengan baik maka hal ini dapat berpengaruh besar bagi tercapainya stabilitas ekonomi makro. Oleh sebab itu, pemerintah seharusnya memberikan perhatian lebih untuk pengembangan stabilitas ekonomi mikro terutama dalam peningkatan sektor pertanian. Hal tersebut dapat di upayakan melalui peningkatan sarana dan prasarana pertanian. Kontras dengan keadaan yang terjadi sekarang, bahwasannya lahan pertanian sudah semakin berkurang karena di manfaatkan untuk lahan industri sehingga keadaan iklim di Indonesia menjadi tidak stabil dan sulit untuk diprediksi. Maka untuk mempersiapkan ketahanan produktivitas pertanian Indonesia dalam menghadapi AEC maka diperlukan pula pengamanan produksi menghadapi dampak perubahan iklim diantaranya dengan memanfaatkan informasi iklim yang bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang ada di masing-masing provinsi, melakukan perencanaan budidaya sesuai iklim dan kondisi setempat, perencanaan dan penyiapan sarana produksi (benih dan pupuk), penyiapan sarana prasarana, penggunaan varietas umur pendek, dan varietas toleran terhadap kekeringan, dan rendaman

serta pemberdayaan petani dalam keadaan iklim ekstrim. Program- program lain yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan produk pertanian diantaranya: program peningkatan ketahanan pangan, program pengembangan agribisnis, program pengembangan sumberdaya perikanan, program pemanfaatan potensi sumber daya hutan, dan program- program lain yang dapat meningkatkan produk pertanian. Triple Track Strategy sebagai revitalisasi pertanian merupakan pilihan yang tidak dapat dipungkiri. Dengan adanya revitalisasi pertanian, Indonesia bukan hanya tumbuh dalam segi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat tetapi juga akan siap dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015. Kesimpulan Jumlah penduduk miskin di Indonesia sebagian besar berada di desa sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan petani perlu langkah- langkah strategis, diantaranya melalui revitalisasi pertanian. Revitalisasi pertanian di Indonesia dapat dilakukan melalui triple track strategi dengan stabilisasi ekonomi makro, pengembangan sektor riil dan stabilisasi ekonomi mikro dalam upaya menghadapi tantangan AEC tahun 2015. LITERATUR Arifin, Bustanul. 2007. Diagnosis Politik Pangan dan Pertanian. Jakarta : PT Raja GrafindoPersada. Rais Amin. (1995). Kemiskinan dan Kesenjangan Di Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media Sukirno Sadono, Ekonomi pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, (2006), Jakarta : Kencana Prenada Media Group Sukirno Sadono, Teori Pengantar Makro Ekonomi, (2013), Jakarta: Rajawali Pers Sutanto, Yusuf. 2006. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. [KEMENDEPTAN]. 2013.