Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

Analisis Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Barat

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG

Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Neraca Pada CV. Kamdatu Palembang

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.FAMILY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi lainnya itulah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

ANALISIS KOMPARATIF PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANGUNAN MEMBANGUN SENDIRI DENGAN MEMBANGUN MELALUI JASA KONTRAKTOR ABSTRACT

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Nilai (PPN) yang mulai diberlakukan secara efektif sejak 1 April 1985 telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

Penerapan e-spt Pajak Pertambahan Nilai dalam Penyampaian Pelaporan Masa Pada PT. Dwi Urip

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 11 Th. 1994, Undang-Undang No. 18 Th. 2000, dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kementrian Keuangan (2014)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PENETAPAN DAN KETETAPAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat. berasal dari iuran rakyat yang berdasarkan Undang Undang (dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak.

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. undang-undang oleh pemerintah, yang sebagian dipakai untuk menyediakan barang

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk kesejahteraan rakyat. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara perlu terus

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat ini menganut sistem Self

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK

KOMPILASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN (KUP)

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gracia Stephani Lauwrensius Siti Khairani, M. Ridhwan Jurusan Akuntansi STIE MDP

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

Analsis Efektifitas Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat

Transkripsi:

Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat Metta Karina (cassi_metta@yahoo.co.id) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) Jurusan Akuntansi S1 STIE MDP Abstrak : Skripsi ini membahas jumlah persentase Pengusaha Kena Pajak yang mengajukan restitusi Pajak Pertambahan Nilai, seberapa besar jumlah restitusi Pajak Pertambahan Nilai yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak dalam satuan mata uang rupiah dan hal-hal apa yang menyebabkan terjadinya restitusi Pajak Pertambahan Nilai pada Ilir Barat. Metode analisis yang diginakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Jenis data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder dan dengan menggunalan teknik dokumentasi, observasi dan wawancara. Kata kunci: Persentase, Penyebab, Restitusi PPN Abstract : This thesis discusses the percentage of the Taxable Value Added Tax refunds filed, how much amount of refund of Value Added Tax Taxable raised by taxes in the currency of Rupiah and what things that caused the refund of Value Added Tax on the Tax Office Primary West Ilir Palembang. The method of analysis used in this study is descriptive qualitative research design. The type of data used is primary data and secondary data and documentation menggunalan techniques, observation and interviews. Key words: Percentage, Cause, Restitution PPN 1 PENDAHULUAN Di Indonesia, pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara. Penerimaan Negara tersebut khususnya digunakan dalam pelaksanaan pembangunan, karena pajak merupakan sumber penerimaan Negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan dan dalam meningkatkan kesejahteraan dan sumber daya manusia dalam segala bidang. Sehingga, pajak yang merupakan sumber utama penerimaan Negara, memiliki peranan yang semakin besar dan penting untuk menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian untuk membiayai pembangunan nasional. Maka dari itu, diperlukakan peran serta masyarakat dalam bentuk kesadaran dan rasa peduli untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Hal-hal yang seperti PPN kurang bayar, PPN lebih bayar, ataupun nihil merupakan hal yang biasa berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai. Namun, dari ketiga variabel tersebut PPN lebih bayar adalah yang paling berpengaruh pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Barat khususnya pada penerimaan pajaknya, dikarenakan setiap wajib pajak mempunyai hak untuk melakukan kompensasi ataupun restitusi terhadap kelebihan pembayaran pajaknya. Jika dibandingkan antara kompensasi dan restitusi, yang dapat memberikan pengaruh lebih besar terhadap Hal - 1

penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat adalah Restitusi PPN. Karena, Restitusi PPN adalah pengembalian kelebihan pembayaran PPN yang disebabkan oleh lebih besarnya nominal pajak masukan daripada nominal pajak keluaran. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil tema Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai pada Ilir Barat. 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar Perpajakan Menurut Prof. DR. P.J.A. Adriani di dalam buku Sukardji, (2002,h.1): Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya, menurut peraturanperaturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukkan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Dari pengertian pajak diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pajak adalah iuran masyarakat kepada kas negara berdasarkan peraturan-peraturan dengan tidak memperoleh imbalan secara langsung untuk membiayai kepentingan umum. 2.2 Pajak Pertambahan Nilai Menurut Purwono (2010,h.272), PPN (VAT) disebut juga pajak atas konsumsi dalam negeri yang bersifat tidak langsung dan objektif oleh orang pribadi atau badan. Perlu ditegaskan bahwa pengenaan tarif 0% atas ekspor (BKP, BKP Tidak Berwujud, dan JKP) bukan berarti pembebasan dari pengenaan PPN, sehingga Pajak Masukan yang telah dibayar dari barang yang diekspor tetap dapat dikreditkan (Purwono, 2010,h.281). Atas kegiatan membangun sendiri dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak. Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun sendiri adalah 40% (empat puluh persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan atau yang dibayarkan untuk membangun sendiri, tidak termasuk harga perolehan tanah. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang setiap bulan sebesar 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak untuk setiap bulan.(mardiasmo, 2006,h.282). Menurut Purwono (2010,h.296-298) Perkreditan Pajak Masukan = PK-PM. Jika hasilnya positif berarti masih ada PPN yang kurang bayar. Jika hasilnya negatif berarti ada kelebihan pembayaran PPN. Dalam UU No. 42 Tahun 2009 Angka 11 Pasal 9 Ayat (4a), dinyatakan bahwa Kelebihan Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak sesuai dengan ketentuan pada ayat (4) dikompensasikan pada Masa Pajak berikutnya. Namun apabila kelebihan Pajak Masukan terjadi pada Masa Pajak akhir tahun buku, kelebihan Pajak Masukan tersebut dapat diajukan permohonan pengembalian (restitusi). Termasuk dalam pengertian akhir tahun buku dalam ketentuan ini adalah Masa Pajak saat Wajib Pajak melakukan pengakhiran usaha (bubar). Menurut peneliti berdasarkan pernyataan diatas, Restitusi PPN adalah pengajuan permohonan kelebihan Pajak Masukan pada Masa Pajak akhir tahun buku. Hal - 2

2.3 Wajib Pajak Patuh Bagi Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria sebagai WP Patuh akan diberikan pelayanan khusus dalam restitusi Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai berupa pengembalian pendahuluan kelebihan pajak tanpa dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Direktur Jenderal Pajak menetapkan Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan sebagai Wajib Pajak Patuh setiap bulan Januari. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, Direktur Jenderal Pajak berwenang secara jabatan (ex-officio) menetapkan status Wajib Pajak Patuh tanpa permohonan Wajib Pajak sepanjang Wajib Pajak Orang Pribadi tersebut memenuhi persyaratan huruf a sampai dengan huruf e di atas. Penetapan Wajib Pajak Patuh berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun. Surat Penetapan Wajib Pajak Patuh dicabut oleh Kepala Kantor Wilayah setelah mempertimbangkan usulan Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dalam hal memenuhi kriteria pembatalan yaitu: a. terhadap Wajib Pajak tersebut dilakukan tindakan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan; b. Wajib Pajak terlambat menyampaikan SPT Masa lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk semua jenis pajak; c. dalam hal Wajib Pajak terlambat menyampaikan SPT Masa tidak lebih 3 (tiga) masa pajak, terdapat penyampaian SPT Masa yang lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa masa pajak berikutnya; d. Wajib Pajak terlambat menyampaikan SPT Masa untuk 2 (dua) masa pajak atau lebih berturutturut untuk semua jenis pajak; atau e. dalam suatu masa pajak, ternyata tidak memenuhi kriteria tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir sejak masa pajak yang bersangkutan. 3 METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Langkah awal untuk memulai peneltian ini adalah pengumpulan data yang ada. Yang kemudian akan diklasifikasikan, dianalisis, lalu selanjutnya diinterpertasikan, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Subjek penelitian skripsi ini adalah Ilir Barat, yang beralamatkan di Jalan Tasik Kambang Iwak Palembang. Objek penelitian pada skripsi ini adalah staff dan Rekapitulasi Restitusi Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Staff (Account Representative) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat merupakan nara sumber yang akan diwawancarai untuk mendapatkan informasi mengenai penyebab dari restitusi PPN pada Ilir Barat. Sedangkan, rekapitulasi restitusi Pajak Pertambahan Nilai yang merupakan objek penelitian pada skripsi ini akan dijadikan sumber data, untuk mengetahui jumlah persentase PKP dan nilai restitusi PPN pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Informan kunci pada skripsi ini adalah staff pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Informan kunci yang pertama adalah salah satu staff pada bagian umum, beliau yang akan menjadi membantu peneliti untuk mendapatkan data mengenai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Informan kunci selanjutnya adalah Muhammad Naswan (Operator Console), melalui beliaulah peneliti akan mendapatkan data mengenai Hal - 3

Rekapitulasi Restitusi Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Yang terakhir adalah Surya Darmawan (Account Representative), dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap beliau, peneliti berharap mendapatkan data yang akurat mengenai penyebab terjadinya restitusi PPN pada Ilir Barat. Jenis data yang diambil untuk skripsi ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer pada skripsi ini adalah wawancara yang akan dilakukan langsung oleh peneliti terhadap staff pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat. Dan untuk data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah data yang terdokumentasi pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat, seperti sejarah berdirinya, struktur organisasi, dan Rekapitulasi Restitusi PPN tahun 2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi. Peneliti akan mengamati secara langsung fenomena-fenomena yang terjadi dalam KPP Pratama Palembang Ilir Barat. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap Staff dari KPP Pratama Palembang Ilir Barat tanpa perantara. Pengumpulan data juga akan peneliti lakukan, untuk memperoleh dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini, pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat sesuai dengan fakta. Pada penelitian untuk skripsi ini, data yang akan dianalisis adalah kualitatif dimana data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar akan dikumpulkan, dikelompokan, diuraikan dan dianalisis sehingga dapat memberikan keterangan lengkap atas gambaran mengenai masalah yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data dan berharap menemukan makna relevan. 2. Proses pengelompokan data yaitu peneliti studi kasus melihat dan menempatkan kembali hasil data yang dikumpulkan. 3. Mengalisis data yaitu mencari jawaban dari rumusan masalah pada penelitian ini. 4. Mengembangkan analisis data dalam bentuk pola pemikiran dari peneliti. 4 HASIL PENELITIAN Pada periode tahun 2011 terdapat 22 PKP yang mengajukan permohonan restitusi PPN. Setelah dilakukan proses pemeriksaan hanya 11 PKP dari total 22 PKP yang mengajukan permohonan restitusi PPN yang diterbitkan SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar) dan SKPKPP (Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak) atau hanya 11 PKP yang permohonan restitusi PPN-nya dikabulkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Berdasarkan pada data-data diatas, maka diketahui bahwa jumlah persentase PKP yang mengajukan restitusi PPN menurut perhitungan dari PKP pada tahun 2011 adalah 0,61% dari keseluruhan total PKP terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Namun, hanya 50% dari keseluruhan PKP yang mengajukan permohonan restitusi PPN, yang pengajuan permohonan restitusi PPNnya dikabulkan. Dalam satuan mata uang Rupiah, besarnya jumlah restitusi terhadap lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai yang permohonannya diajukan oleh 11 (sebelas) PKP yang sudah menerima penerbitan SKPLB dan SKPKPP pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat tahun 2011 adalah sebesar Rp5.643.955.207,00 (Lima milyar enam ratus empat puluh tiga juta sembilan ratus lima puluh lima ribu dua ratus tujuh rupiah). Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, Hal - 4

perlu dilakukan koreksi pajak pada perhitungan PPN yang dilaporkan oleh 11 PKP yang mengajukan permohonan restitusi PPN tersebut. Maka perhitungan nilai pajakpun mengalami perubahan, sehingga pencairan terhadap restitusi PPN yang disetujui untuk 11 PKP oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat menjadi lebih kecil, yaitu Rp5.141.097.935,00 (Lima milyar seratus empat puluh satu juta sembilan puluh tujuh ribu sembilan ratus tiga puluh lima rupiah). Terdapat 2 (dua) hal yang menyebabkan terjadinya kelebihan pajak PPN pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat, yaitu: 1. Kelebihan PPN akibat ketentuan perpajakan, 2. Kelebihan PPN akibat penekanan HPP. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh temuan bahwa hanya 50% dari keseluruhan PKP yang mengajukan permohonan restitusi PPN yang pengajuan permohonannya dikabulkan dan diterbitkan SKPLB dan SKPKPP. Begitu juga dengan nominal yang diajukan PKP terhadap resitusi PPN lebih besar daripada nominal restitusi PPN yang disetujui pencairannya oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Hal itu disebabkan oleh pemeriksaan pajak yang merupakan mekanisme pembuktian lebih bayar PPN menurut perhitungan PKP. Dari hasil pemeriksaan, terdapat sejumlah PKP yang hasil perhitungan pajaknya harus dikoreksi. Koreksi pajak tersebut mengakibatkan perubahan nilai pajak menjadi: 1. Tetap lebih bayar, namun nominal lebih bayarnya berubah menjadi lebih kecil. Contoh, awalnya PKP melaporkan lebih bayarnya sebesar Rp100.000.000,00. Namun setelah dilakukan koreksi pajak lebih bayar yang dimilki PKP tersebut menjadi Rp80.000.000,00; 2. Kurang bayar; 3. Nihil. Berdasarkan pemeriksaan pajak, diketahui bahwa penyebab koreksi pajak terhadap PKP yang mengajukan resitusi PPN adalah kekeliruan PKP dalam pelaporan PPN. Kekeliruan tersebut umumnya terjadi pada faktur pajak yang dilaporkan oleh PKP dan mayoritas kekeliruan tersebut terjadi pada faktur pajak masukan. Bentuk kekeliruan yang PKP lakukan adalah dikreditkannya faktur pajak masukan yang tidak dapat diakui. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan tidak diakuinya faktur pajak masukan yang telah dilaporkan PKP dalam SPT masa PPN, yaitu: 1. Wajib pajak sudah memberlakukan pajak masukan tersebut sebagai biaya; 2. Pajak masukan tersebut dikreditkan melebihi tiga bulan dari masa di perolehnya suatu pajak masukan. Menurut salah satu Account Representative (AR) yang menjabat pada Ilir Barat. Kekeliruan terhadap faktur pajak masukan yang dilaporkan oleh PKP terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pemahamanan PKP mengenai peraturan perpajakan. Kurangnya kepedulian PKP untuk memahami peraturan pajak, dapat mengurangi keakuratan data-data PPN yang dilaporkan dalam SPT masa PPN. Untuk memunculkan kepedulian PKP terhadap pemahaman perpajakan adalah melalui pelayanan dari petugas pajak (fiskus) yang berkualitas. Dalam artian fiskus mampu memberikan pelayanan yang dapat memuaskan PKP sehubungan dengan pengetahuan dan pemahaman perpajakan, serta tetap dalam standar pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dilakukan terus-menerus. Hal - 5

5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Restitusi PPN merupakan hak setiap PKP, namun tidak semua pengajuan permohonan restitusi atas lebih bayar PPN dapat disetujui. Peniliti menemukan bahwa pada periode tahun 2011 hanya 50% PKP yang mengajukan permohonan restitusi atas lebih bayar PPN, yang permohonannya dikabulkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Indikator utama dari hal tersebut adalah adanya faktur pajak dan perhitungan pajak yang harus dikoreksi karena kekeliruan dari PKP, sehingga harus dilakukan koreksi dan dapat menyebabkan perubahan pada nilai PPN. Kekeliruan tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman PKP terhadap peraturan perpajakan. (2) Purwono, Herry 2010, Dasar Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak, Erlangga, Jakarta. (3) Sukardji, Untung 2002, Pajak Pertambahan Nilai Edisi Revisi 2002, PT Grafindo Persada, Jakarta. 5.2 Saran Kekeliruan dalam pelaporan PPN terutama dalam mengkredikan faktur pajak masukan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kepedulian PKP akan pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan perpajakan. Saran untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat dalam rangka meningkatkan kepedulian PKP akan pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan fiskus sehingga wawasan dan pemahaman PKP mengenai peraturan perpajakan dapat bertambah. Peningkatan kualitas pelayanan fiskus dapat berupa lebih seringnya diselengarakan seminar dan pelatihan pajak. DAFTAR PUSTAKA (1) Mardiasmo 2006, Perpajakan Edisi Revisi 2006, Andi Offset, Yogjakarta. Hal - 6