Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dimana infeksi adalah sebagai penyebabnya.atau diare kronik yang disebabkan infeksi. (WHO 1988) Gordon dan taylor nengatakan adannya hubungan timbal balik antara infeksi dan nutrisi. Infeksi akan menyebabkan gangguan nutrisi dimana terjadi berkurangnya intake kalori dan absorbsi intestinal, meningkatnya katabolisme dan kebutuhan nutrient untuk pertumbuhan dan sintesa sel. Sebaliknya kekurangan nutrisi akan menyebabkan meningkatnya risiko infeksi oleh karena berkurangnya kemampuan proteksi kulit dan mukosa disamping terganggunya fungsi imun dari host. 1 Artikel Selengkapnya Dampak Diare Persisten terhadap Tumbuh Kembang Anak sampai Remaja dan Keluarganya O L 1 / 9
E H DEDDY SATRIYA PUTRA RSUD ARIFIN ACHMAD / FK. UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2010 Pendahuluan D 2 / 9
iare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dimana infeksi adalah sebagai penyebabnya.atau diare kronik yang disebabkan infeksi. (WHO 1988) Gordon dan taylor nengatakan adannya hubungan timbal balik antara infeksi dan nutrisi. Infeksi akan menyebabkan gangguan nutrisi dimana terjadi berkurangnya intake kalori dan absorbsi intestinal, meningkatnya katabolisme dan kebutuhan nutrient untuk pertumbuhan dan sintesa sel. Sebaliknya kekurangan nutrisi akan menyebabkan meningkatnya risiko infeksi oleh karena berkurangnya kemampuan proteksi kulit dan mukosa disamping terganggunya fungsi imun dari host. 1 Dampak diare persisten terhadap status gizi Sewaktu anak mengalami diare anak akan malas makan/minum(anoreksia ) bersamaan dengan gejala muntah-muntah bersamaan dengan hilangnya kalori, nutrient dan komponen nutrisi lainnya seperti vitamin mineral dan element essensial lannya. Pada saluran cerna akan terjadi menurunan absorpsi nutrien (nutrional effect). Beberapa penelitian melaporkan terdapat hubungan antara lamanya diare, berat diare dan angka kesakitan diare dengan status gizi. Tera pi nutrisi yang tidak adekuat pada anak dengan diare kronis dapat menyebabkan terjadinya gangguan gizi yang berkelanjutan dan seperti sebuah lingkaran setan, di mana diare kronis menyebabkan keadaan malnutrisi, dan keadaan malnutrisi semakin memperburuk keadaan diare kronis. pada anak. 1 Titik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa usus yang pada tahap awal disebabkan oleh etiologi diare akut. Berbagai faktor resiko melalui interaksi timbal balik menyebabkan rehabilitasi kerusakan mukosa terhambat dan memperberat kerusakan. 2 Faktor resiko tersebut adalah usia penderita, karena diare persisten ini umumnya terjadi pada tahun pertama kehidupan dimana pada saat itu pertumbuhan dan pertambahan berat badan bayi berlangsung cepat. Berlanjutnya paparan etiologi diare akut seperti infeksi Giardia yang tidak terdeteksi dan infeksi shinggella yang resisten ganda terhadap antibiotik dan infeksi sekunder karena munculnya C. Defficile akibat terapi antibiotika. Infeksi oleh mikro organisme tertentu dapat menimbulkan bakteri tumbuh lampau yang menyebabkan kerusakan mukosa usus karena hasil metaboliknya yang bersifak toksik, sehingga terjadi gangguan penyerapan dan bakteri itu sendiri berkompetisi mendapatkan mikronutrien. Gangguan gizi yang terjadi sebelum sakit akan bertambah berat 3 / 9
karena berkurangnya masukan selama diare dan bertambahnya kebutuhan serta kehilangan nutrien melalui usus. Gangguan gizi tidak hanya mencakup makronutrien tetapi juga mikronutrien seperti difisiensi Vitamin A dan Zinc. Faktor resiko lain berupa pemberian jenis makanan baru dan menghentikan pemberian makanan selama diare akut, menghentikan atau tidak memberikan ASI sebelum dan selama diare akut dan pemberian PASI selama diare akut. 2.3 Dampak diare persisten terhadap tumbuh kembang Penelitian Jesica di Bangladesh didasarkan kepada hipotesa bahwa diare yang terjadi pada anak dalam dua tahun awal kehidupan akan mmepengaruhi fungsi kognitif hal ini dihubungkan dengan konsep bahwa dua tahun pertama kehidupan anak merupakan periode kritikal perkembangan otak akibat diare berat dengan dehidrasi dan kehilangan nutrisi selama diare. 4 Moore SR dkk melakukan penelitian dari tahun 1989-1998 pada 119 anak di Brazil dengan survey diare dua kali seminggu dan pemeriksaan antropometrik tiap tiga bulan mendapatkan hasil bahwa diare yang terjadi pada anak 0-2 tahun berhubungan secara siknifikan dengan keterlambatan pertumbuhan pada waktu anak berumur 2-7 tahun. Episode diare 9 kali sebelum berumur 2 tahun berhubungan dengan berkurangnya 3,6 cm tinggi badan pada saat anak berumur 7 tahun. Kecacingan pada periode 2 tahun pertama kehidupan anak juga berhubungan dengan gangguan pertumbuhan linear dan mengurangi tinggi badan kira-kira 4,6 cm pada saat anak berumur 7 tahun. Jumlah episode diare dalam dua tahun pertama kehidupan anak berpengaruh terhadap tumbuh kejar pertumbuhan anak sesuai dengan banyaknya episode akan meningkatkan tumbuh kejar pertumbuhan tetapi secara statistik tidak bermakna, begitu juga pada kecacingan 2 tahun pertama kehidupan anak kecepatan tumbuh kejar pada saat umur 2 tahun tidak bermakna dibanding anak tanpa kecacingan. Untuk berat badan tidak ada hubungan yang siknifikan antara berat badan pada saat anak berumur dua tahun keatas yang mengalami diare atau kecacingan dalam 2 tahun pertama kehidupan dibandingkan pada anak sehat. 5 Penelitian Niehaus MD dkk bertujuan untuk menilai pengaruh jangka lama episode diare 2 tahun pertama kehidupan anak terhadap fungsi kognitif pada saat anak berumur 6-10 tahun atau 4-7 tahun kemudian setelah episode diare dalam 2 tahun pertama kehidupan anak. Fungsi kognitif di uji dengan test of nonverbal Intelligence edisi 3 (TONI-III), Wide Range Assesment of Memory and learning (WRAML) subtes Visual Learning and Delayed Recall : Wechsler Intellegence Scale for Children edisi 3 (WISC-III).. Sebanyak 47 anak (27 perempuan dan 20 laki-laki) berumur antara 6-10 tahun yang memiliki survey lengkap tentang kejadian diare pada 2 tahun pertama kehidupan dan memiliki umur 6 tahun saat penelitian. Episode diare dua tahun pertama kehidupan berhubungan secara signifikan terhadap penurunan nilai TONI-III. Tingginya pendidikan orang tua secara positif berhubungan dengan fungsi kognitif anak yang dinilai dengan TONI-III setelah dikontrol terhadap kecacingan atau lamanya mendapat ASI tidak menghilanglan hubungan penurunan skore TONI-III pada anak yang mengalami diare dua tahun pertama kehidupannya. Skore WISC-III rendah pada 17 anak yang mengalami diare 4 / 9
persisten dalam dua tahun pertama kehidupan setelah dikontrol dengan pendidikan orang tua dan kecacingan. Hasil visual learning dan delayed Recall dan WISC-III mazes dan Digit span tidak berhubungan dengan episode awal diare atau diare pada 2 tahun pertama kehidupan. 6 Tarleton JL dkk meneliti di Dhaka Bangladesh tentang pengaruh diare dua tahun pertama terhadap fungsi kognitif pada anak usia sekolah. Sampel penelitian sebanyak 191 anak yang di survey lebih dari tiga tahun periode. Tes colored progressive matrices (CPM) untuk seleksi pengukuran non verbal intelegensi umum. Dan Wechsler abbreviated scale of Intellegence (WASI) untuk pengukuran kemampuan kognitif dan adaptasi secara verbal. Setelah 4 tahun periode studi 191 anak mengalami 2592 hari diare dengan 13,6 episode diare tiap anak. CPM skore rendah secara signifikan pada anak yang mengalami episode 8 kali atau lebih episode diare selama peridoe penelitian. Kebalikannya skore WASI tidak berhubungan secara siknifikan dengan episode diare. Diare karena entamoba histolytica tidak signifikan mempengaruhi skore tes CPM atau WASI. Tidak terdapat hubungan yang signifikan baik terhadap test CPM atau tes verbal dengan persentase hari diare atau jumlah episode diare selama periode penelitian. Hubungan signifikan hanya terdapat pada entamuba histolytica disentri dengan tes verbal dan infeksi karena Ascaris lumbricoides dan trikuris trichiura.4 Alam DS dkk melakuan penelitian di Bangladesh mengenai hubungan antara type diare dengan pertumbuhan anak di bawah 5 tahun. Data dilaporkan dari 584 anak yang diteliti selama 1 tahun dan 3 bulan periode pertumbuhan. Setiap periode 3 bulan pertumbuhan dianalisa berdasarkan type diarenya berupa non diare, non dysentri diare dan dysentri, hasil penelitian memperlihatkan berkurangnya penambahan berat badan pada kelompok diare dan disentri dimana penambhan berat badan pada kelompok non diare 1866 gram dibanding 1550 gram pada non dysentri dan 1350 gram pada kelompok dysentery. Begitu juga penambahan tinggi badan 6,51 cm pada non diare dibanding 5,87 cm pada kelompok non dysentri diare dan 5,27 cm pada kelompok dysenteri. Pada periode 3 bulan kelompok non diare kenaikan berat badan 637gram dibandingkan dengan kelompok dysentri 490 gram dan kelompok non dysentri diare 522 gram. Interval dysenteri juga berhubungan secara signifikan terhadap rendahnya penambahan tinggi badan dibanding kelompok lainnya yaitu 2,19 cm untuk kelompok dysentri, 2,42cm untuk kelompok non dysentri diare dan 2,46 cm untuk kelompok non diare. 7 Giardia intestinal merupakan protozoa yang umum di dunia dapat menyebabkan diare perisiten dengan akibat kehilangan berat badan karena malabsorpsi nutrient. Studi Delgado MGH di Peru mengenai efek giardia infeksi pada anak di Peru dimulai sejak anak lahir sampai 35 bulan kemudian. Setiap anak dilakukan pencatatan harian tentang kejadian diare oleh pekerja lapangan dan sampel tinja di periksa untuk infeksi giardia. Peneliti mencatat antropometri anak yaitu tinggi badan dan panjang badan setiap bulannya. Selama 4 tahun periode penelitian peneliti telah memfollow up sebanyak 220 anak dengan 20.884 minggu dengan median time follow up 23 bulan. peneliti mencatat 3324 bulanan dan 2826 dua bulanan interval pertumbuhan. Dua puluh enam anak masuk kategori underweight, 97 anak stunted dan 14 anak wasting pada sebulan terakhir penelitian. Giardia tidak menyebabkan gangguan pertumbuhan pada satu atau dua bulan setelah infeksi pertama oleh giardia meskipun terdapat penurunan berat badan 0,03kg dan panjang badan 0,01 cm dibanding kelompok tidak terkena 5 / 9
infeksi.sebagai kesimpulannya infeksi giardia pada anak di peru tidak mempengaruhi pertumbuhan. 8 Penelitian guerrant DI dkk mengenai hubungan antara kejadian diare di awal kehidupan dan infeksi parasit terhadap kesegaran tubuh dan fungsi kognitif pada 7 tahun kemudian di Brazil.Populasi penelitian ini adalah 161 anak sejak lahir sampai 6 atau 9 tahun follow up dengan kunjungan dua atau tiga kali seminggu dan riwayat diare dalam dua tahun pertama kehidupan serta infeksi parasit. Kebugaran tubuh diukur dengan Harvard step test, kognitif test dengan WISC-III. Dua puluh enam anak menyelesaikan tes Harvard dengan skore rata-rata 97,1 dengan range 75,8-125. Tes Harvard sedikit berkorelasi dengan lamanya diare dan jumlah episode diare dalam dua tahun pertama kehidupan. Pengaruh diare pada awal kehidupan muncul setelah dikontrol dengan status nutrisi yang diukur melalui tinggi per umur, berat per umur dan berat per tinggi z skore atau arm circumference, muscle area atau fat area atau adanya anemia. Tinggi per umur Z skore, berat per umur Z skore dan berat per tinggi Z skore tidak berhubungan secara significan dengan kebugaran tubuh juga dengan episode diare dalam dua tahun pertama kehidupan. Infeksi ascaris dan trichuris pada 19 anak pada dua tahun pertama kehidupan berhubungan secara signifikan terhadap penurunan tinggi per umur Z skor pada saat berumur 6-9 tahun tetapi tidak berhubungan dengan kebugaran anak. Terdapat korelasi negative yang signifikan dari WISC-III dengan diare pada awal kehidupan, Hubungan diare pada awal kehidupan dengan gangguan kognitif kemudian hari signifikan jika control dengan kecacingan hematokrit dan infeksi crypto sporidium pada awal kehidupan, 9 Dampak diare persisten terhadap orangtua dan keluarga Penatalaksanaan diare persisten menimbulkan keputusasaan tidak hanya bagi dokter tetapi juga bagi keluarga penderita, sehingga akan terjadi penggunaan obat-obatan yang berlebihan dan segala macam alternative dari orang tua. Keputusasaan akan bertambah jika anak atau penderita diare persisten berakhir dengan kematian. Protokol penatalaksaan diare persisten yang efektif dibutuhkan guna menghindari hal di atas. 10 Kesimpulan 6 / 9
Diare persisten adalah diare infeksi yang terjadi lebih dari 14 hari, diare ini akan menyebabkan terjadinya malnutrisi atau sebaliknya. Diare persisten akan menyebabkn gangguan tumbuh kembang terutama penambahan berat dan tinggi badan dan fungsi kognitif dikemudian hari yang dihubungkan dengan kejadian diare pada dua tahun pertama kehidupan anak dan adanya faktor lain seperti kecacingan, disentri, infeksi parasit usus dan anemia pada saat itu. Bagi keluarga dan orang tua diare persisten ini akan mengakibatkan timbulnya keputusasaan atau frustasi dalam menghadapinya. Kepustakaan 1. Brown KH. Diarrhea and Malnutrition in Symposium : Nutrition and Infection, Prologue and Progress Since 1968, the journal of nutrition from jn.nutrition.org.american Society for Nutritional Sciences 2003 2. Badan koordinasi gastroenterology Anak Indonesia.Diare persisten dalam Tatalaksana Kasus Diare Bermasalah.Jakarta 1999.hal 11-9 3. WHO/CDD Persistent diarrhea in developing contries; memorandum from a WHO meeting Bull World Health Organ 1988;66;709-17 4. Tarleton JL dkk. Cognitive effect of diarrhea, malnutrition and entamuba histolytica infection on school age children in Dhaka Bangladesh. Am J Trop med Hyg 74 (3) 2006,pp 475-481 5. Moore SR dkk. Early childhood diarrhea and heminthiases associate with long-term linear growth faltering. International Journal of Epidemiology 2001; 30; 1457-1464 6. Niehaus MD dkk. Early childhood diarrhea is associated with diminished cognitive function 4 to 7 years later in children in a northeast Brazilian shantytown. Am J. Trop Med Hyg 66(5).2002 pp.590-593 7. Alam DS dkk. Assiciation between clinical type of diarrhea and growth of children under 5 years in rural Bangladesh. International journal of Epidemiology 2000;29;916-921 8. Delgado MGH dkk. Lack of an adverse effect of Giardia intestinalis infection on the health of Peruvian children. American Journal of Epidemiology 2008. Vol 168 no 6 9. Guerrant DI dkk. Association of early childhood diarrhea and cryptosporidiosis with impaired physical fitness and cognitive function four-seven years later in a poor urban community in northeast brazil. Am. J. Trop Med. Hyg. 61(5).1999. pp.707-713 10. Brant PV dkk. Community-based controlled trial of dietary management of children with persistent diarrhea : sustained beneficial effect on ponderal and linear growth. Am J Clin Nutr 2001;73 968-74 7 / 9
Penulis Dr. Deddy Satriya Putra, SpA Alamat : Jalan Warta Sari No 4 Tangkerang Selatan Pekanbaru 28282 Telp : (0761) 7046469 Fax : (0761) 36533 HP: 085216983733 Kantor : 8 / 9
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad / FK-UNRI Jl. Diponegoro No 2 Pekanbaru Telp : (0761) 858647 E-mail : dsatriyap@yahoo.com Edited and Published by : Klinik Dr. Rocky http://www.dr-rocky.com 9 / 9