BAB I P E N DA H U L U A N.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB I P E N DA H U L U A N.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.

BAB I P E N DA H U L U A N.

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

BAB II PERENCANAAN KINERJA

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS SOSIAL

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PENETAPAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 10 Januari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN BULELENG

DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL Penyebab utama dari permasalahan sosial adalah kemiskinan. Karena kondisi yang kurang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal.

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS Tahun 2015

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB II DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN perkantoran

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK TAHUN Jln. KH. Wachid Hasyim Nomor 17 Gresik Telp/ Fax.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

: SOSIAL ORGANISASI : DINAS SOSIAL Halaman sebelum perubahan

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Transkripsi:

BAB I P E N DA H U L U A N. A. LATAR BELAKANG Terwujudnya tata pemerintahan yang baik ( good govermance ) merupakan harapan semua pihak. Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang diantaranya adalah Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Orgnisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Gorontalo. Dari beberapa peraturan tersebut diatas bahwa setiap Instansi Pemerintah diwajibkan mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP merupakan penerapan manajemen Kinerja pada Sektor Publik yang sejalan dan Konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Tujuan mengimplementasikan Sistem AKIP tersebut adalah untuk mendorong terciptanya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahan yang baik. Sistem AKIP pada dasarnya merupakan sistem manajemen berorentasi pada hasil yang merupakan salah satu instrumen untuk mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efesien, efektif, transparan dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan. Dengan menerapkan sistem AKIP tersebut setiap instansi pemerintah akan membuat Rencana Strategis (strategie plan), Rencana Kerja (perfomance plan), Penetapan Kinerja (Perfomance Agreement) serta laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Permomance Accountability Report). Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 1

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban Dinas Sosial Provinsi Gorontalo untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2016 dan sebagai umpan balik untuk memicu perbaikan kinerja Dinas Sosial Provinsi Gorontalo ditahun mendatang. B. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2000 tentang terbentuknya Provinsi Gorontalo maka dibentuklah Badan, Dinas dan Biro dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Dinas Sosial Provinsi Gorontalo merupakan salah satu dinas yang dibentuk sebagai realisasi pelaksanaan prinsip desentralisasi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Gorontalo dan Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 26 Tahun 2014 tentang Tugas dan Fungsi Dinas Sosial Provinsi Gorontalo. Sebagai salah satu unsur pelaksana pemerintah daerah, maka Dinas Sosial Provinsi Gorontalo mempunyai tugas melaksanakan kewenangan dekonsentrasi dan desentralisasi dibidang kesejahteraan sosial. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Dinas Sosial Provinsi Gorontalo mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan Kebijakan Teknis dibidang sosial; b. Menyusun rencana program /kegiatan tahunan tingkat provinsi sejalan dengan perencanaan nasional dalam bidang kesejahteraan sosial; c. Pembinaan, pelayanan dan rehabilitasi, pemberdayaan sosial serta pemberian bantuan dan jaminan sosial; d. Pemantauan dan evaluasi program dibidang kesejahteraan sosial; e. Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 2

Dalam melaksanakan fungsinya Dinas Sosial Provinsi Gorontalo mempunyai kewenangan sebagai berikut : a. Menyusun rencana strategis Dinas, Program/Kegiatan Tahunan bidang kesejahteraan sosial dengan melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data, serta penyusunan dan pengelolaan keuangan; b. Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan tugas dibidang kesejahteraan sosial; c. Menyiapkan pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan tata usaha Dinas Sosial. C. MEKANISME PENGORGANISASIAN Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana tersebut diatas, Kepala Dinas dibantu oleh : I. Sekretaris, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan perencanaan dan evaluasi, keuangan,hubungan masyarakat (humas). Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh : a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi : 1. Menyusun, menyiapkan perencanaan dan program Dinas; 2. Menyusun, menganalisis dan menyiapkan bahan evaluasi dan pengendalian serta laporan pelaksanaan program Dinas; b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat dibidang Umum dan Kepegawaian. c) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas membantu Sekretaris Dinas dalam melaksanakan penatausahaan keuangan, akuntansi, verifikasi, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan lingkup Dinas. II. Sub Bidang Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin, mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis dibidang Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 3

pemberdayaan sosial dan fakir miskin sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk menunjang program kedinasan. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Sosial dan Fakir Miskin dibantu oleh : a) Seksi Pemberdayaan Keluarga, mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan penanggulangan kemiskinan perkotaan dan perdesaan pada bidang pemberdayaan sosial dan fakir miskin; b) Seksi Pelestarian nilai K2KS, mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan Keperintisan, Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial (K2KS) pada bidang Pemberdayaan Sosial; c) Seksi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. III. Sub Bidang Perlindungan Jaminan Sosial, mempunyai tugas melaksanakan program dan kegiatan dibidang perlindungan dan jaminan sosial. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dibantu oleh : a) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan progrm dan kegiatan perlindungan sosial korban bencana alam. b) Seksi Jaminan Sosial dan Bantuan Bencana Sosial, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan program dan kegiatan teknis bidang perlindungan jaminan sosial. c) Seksi Identifikasi PMKS, Pengolahan Data dan Penyuluhan Sosial mempunyai tugas merencanakan,melaksanakan progam dan teknis kegiatan identifikasi dan pengolahan data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dan penyuluhan sosial. IV. Sub Bidang Rehabilitasi Sosial, mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 4

dibidang rehabilitasi sosial. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Bidang Rehabiltasi Sosial dibantu oleh : a. Seksi Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan Korban Napza mempunyai tugas melaksanakan program dan kegiatan dibidang Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan Korban Napza; b. Seksi Anak dan Lanjut Usia mempunyai tugas melaksanakan program dan kegiatan dibidang pembinaan dan pelayanan anak dan lanjut usia.; c. Seksi Pemberdayaan Lembaga Kesejahteraan Sosial melaksanakan program dan kegiatan dibidang rehabilitasi sosial pemberdayaan lembaga kesejahteraan sosial; V. Sub Bidang Kelembagaan dan Kemitraan mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis dibidang kelembagaan dan kemitraan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk menunjang program kedinasan. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Bidang Kelembagaan dan Kemitraan dibantu oleh : a) Seksi Pembinaan Pekerja Sosial dan Pengembangan SDM Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas melaksanakan pembinaan Tenaga Kesejahteraan Sosial; b) Seksi Kelembagaan Sosial mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan kelembagaan sosial; c) Seksi Kemitraan Sosial mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan Corporate Social Responsibility (CSR), Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM), Family Care Unit (FCU),Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE), dan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Sosial (LK3). Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA. A. RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2012 2017 adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Gorontalo selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun yaitu tahun 2012 2017, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Rencana Strategis ( RENSTRA ) Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2012 2017 ini dimaksudkan untuk memberikan landasan kebijaksanaan operasional bagi seluruh aparat Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sehari-hari, baik program dan kegiatan sesuai dengan peran, tugas pokok dan sasaran pembangunan Kesejahteraan Sosial serta tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Disamping itu juga dimaksudkan untuk mewujudkan keterpaduan pelaksanaan, sehingga dapat dicapai hasil yang optimal secara selaras, serasi dan seimbang, dengan demikian semua potensi yang ada dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial, maka : A.1. V i s i TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT YANG DILANDASI NILAI KEBERSAMAAN DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL. Visi tersebut mengandung makna bahwa : a. Kesejahteraan sosial adalah hak setiap warga negara; b. Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak cukup dilaksanakan oleh pemerintah saja; c. Nilai kebersamaan dan kesetiakawanan jati diri bangsa yang perlu dikembangkan. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 6

Prinsip dasar pelayanan kesejahteraan sosial adalah : TO HELP PEOPLE TO HELP THEM SELF, MENOLONG ORANG AGAR MAMPU MENOLONG DIRINYA SENDIRI. A.2. M i s i : a. Meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui optimalisasi sumber pelayanan dan pemberdayaan sosial; b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam kesejahteraan sosial serta memperkuat nilai-nilai kepahlawanan, kejuangan, dan kesetiakawanan sosial; c. Meningkatkan penyelenggaraan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS; d. Meningkatkan pelayanan kesejahteraan PMKS melalui upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial; e. Meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran serta meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur dalam upaya memberikan pelayanan kesejahteraan sosial. A.3. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Provinsi Gorontalo maka tujuan pembangunan kesejahteraan sosial yang ingin dicapai pada lima tahun mendatang adalah : a) Peningkatan jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial; b) Peningkatan cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin; c) Peningkatan layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS; d) Peningkatan cakupan layanan dan pembinaan terhadap organisasi-organisasi sosial seperti Karang Karuna, LSM, dan TKSK. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 7

2. Sasaran Adapun sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2012-2017 sebagai berikut : a) Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial; b) Meningkatnya cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin; c) Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS; d) Meningkatnya cakupan layanan dan pembinaan terhadap organisasi-organisasi sosial seperti Karang Karuna, LSM, dan TKSK. B. KEBIJAKAN DAN STRATEGI 1. KEBIJAKAN Kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada : a) Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial yang adil dalam arti bahwa setiap orang khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial berhak memperoleh pelayanan sosial; b) Meningkatkan profesionalisme SDM kesejahteraan sosial berbasis pekerjaan sosial dalam penanganan masalah dan potensi kesejahteraan sosial; c) Memantapkan manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan koordinasi; d) Menciptakan iklim dan sistem yang mendorong peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial; e) Mendukung terlaksananya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan berdasarkan keragaman dan keunikan nilai sosial budaya serta mengedepankan potensi dan sumber sosial keluarga dan masyarakat setempat. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 8

2. STRATEGI a) Pemberdayaan Sosial, yang mengandung makna pembinaan bagi aparatur pelaku pembangunan kesejahteraan sosial untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya, serta pemberian kepercayaan dan peluang pada masyarakat, dunia usaha dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial untuk mencegah dan mengatasi masalah yang ada dilingkungannya; b) Kemitraan Sosial, yang mengandung makna adanya kerjasama, kepedulian, kesetaraan, kebersamaan, kolaborasi dan jaringan kerja yang menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra; c) Partisipasi Sosial, mengandung makna adanya prakarsa dan peranan dari penerima pelayanan dan lingkungan sosialnya dalam pengambilan keputusan serta melakukan pilihan terbaik untuk peningkatan pembangunan kesejahteraan sosial; d) Advokasi Sosial, mengandung makna adanya upaya-upaya untuk mendukung, membela dan melindungi masyarakat sehingga dapat melakukan tindakan dan perubahan sosial yang mendorong mereka memenuhi kesejahteraan sosial dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia; e) Jaminan Sosial, mengandung makna adanya upaya-upaya untuk memberikan perlindungan sosial dalam bentuk pemberian jaminan kelangsungan hidup bagi penyandang cacat ganda (cacat fisik dan mental) dan lanjut usia yang tidak potensial. Untuk dapat melihat relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi, misi tujuan, program, dan kegiatan, dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini. C. PROGRAM Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program dan kegiatan prioritas. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 9

Program yang disusun oleh Dinas Sosial Provinsi Gorontalo merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Sosial Provinsi Gorontalo yang selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa kegiatan untuk masing-masing program tersebut.pemilihan kegiatan untuk masingmasing program ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah. Indikator keluaran program yang telah ditetapkan merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome program. Outcome program merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah yang mencerminkan keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program. Sedangkan kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial. Pendanaan indikatif merupakan perkiraan kebutuhan anggaran pembiayaan/pendanaan untuk melaksanakan program/kegiatan pertahun. Secara umum pelaksanaan program dan kegiatan dilaksanakan dengan strategi umum sebagai berikut : 1) Penerapan peraturan Dalam menyelenggaran pembangunan bidang kesejahteraan sosial akan selalu mengikuti peraturan perundang-undangan. 2) Koordinasi dan sinkronisasi. Dalam penyelenggaraan tugas bidang kesejahteraan sosial, Dinas Sosial akan berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat, dengan SKPD terkait baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota maupun segenap stakeholder terkait. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi untuk mengintegrasikan, menyerasikan dan menyelaraskan program dan kegiatan dalam rangka dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. 3) Fasilitasi Program dan Pendampingan Dalam pelaksanaan program dan kegiatan bidang kesejahteraan sosial, Dinas Sosial Provinsi Gorontalo memfasilitasi program dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Dinas Sosial mendapatkan kegiatan pendampingan melalui pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 10

Program-program pendampingan diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi lokal, pengembangan kewirausahaan, dan mendorong peran serta aktif masyarakat (participatory process). 4) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Kapasitas kelembagaan akan disesuaikan dengan kebutuhan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo serta peningkatan kapasitas SDM agar berfungsi secara optimal sesuai tujuan organisasi. 5) Meningkatkan Kualitas Penerapan Good Governance Penyelenggaraan tugas di bidang kesejahteraan sosial akan dilaksanakan sejalan dengan prinsip good governance. Penyelenggaraan ini akan menghasilkan kinerja yang akuntabel, transparan, efektif, efisien dan responsif untuk memperoleh opini pelaporan yang wajar tanpa pengecualian (WTP). 6) Pengarusutamaan Gender Strategi pengarusutamaan Gender (PUG) akan dimasukkan dalam tahapan perencanaan dan penganggaran sampai dengan pelaksanaan program dan kegiatan bidang kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. 7) Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Agar pelaksanaan pembagunan bidang kesejahteraan sosial berjalan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perlu dilaksanakan peningkatan pengendalian dan pengawasan melalui sistem SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah). 8) Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dalam upaya penyempurnaan dan penajaman pelaksanaan program dan kegiatan. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 11

C.1. Sasaran, Program dan Kegiatan Tahun 2015 Pada tahun 2015 program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dihubungkan dengan sasaran strategis adalah sebagai berikut : Tabel : 2.1 Sasaran Program Kegiatan Tahun 2015 Sasaran Program Kegiatan Meningkatnya cakupan layanan Pemberdayaan Sosial 1. Pemberdayaan Fakir Miskin. pemberdayaan terhadap masyarkat miskin dan KAT. 2. Pembangunan sarana dan prasarana Komunitas Adat Terpencil. 3. Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial. Meningkatnya layanan rehabilitasi Rehabilitasi Sosial 1. Pelayanan Kesejahteran Sosial terhadap penyandang disabilitas,tuna Anak. sosial,lanjut usia,anak bermasalah 2. Rehabilitasi Sosial sosial,korban penyalahgunaan napza dan LKS Penyandang Disabilitas. 3. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia. 4. Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial 5. Rehabilitasi Sosial Napza 6. Pembinaan Lembaga Kesejahteraan Sosial. Meningkatnya layanan atas Perlindungan dan 1. Pembinaan Kelembagaan perlindungan dan jaminan Jaminan Jaminan Kesejahteraan Sosial. kesejahteraan sosial Kesejahteraan Sosial 2. Pendataan dan Penyuluhan Sosial. Meningkatnya capaian layanan dan Pembinaan 1. Pemberdayaan Melalui pembinaan terhadap pilar-pilar Kelembagaan dan Kemitraan Sosial. kesejahteraan sosial Kemitraan 2. Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM). 3. Peningkatan Kelembagaan, Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 12

D. INDIKATOR KINERJA UTAMA Indikator kinerja utama untuk masing-masing sasaran yang hendak dicapai dalam tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 : Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Penjelasan Ket 1. Meningkatnya cakupan Jumlah cakupan layanan 160 KK, Jumlah layanan pemberdayaan pemberdayaan terhadap penerima bantuan terhadap masyarakat masyarakat miskin dan KAT stimulan KUBE dan miskin dan KAT jumlah sarana dan prasarana di lokasi KAT 2. Meningkatnya layanan Jumlah layanan rehabilitasi 285 Orang, Jumlah rehabilitasi terhadap terhadap penyandang Penyandang Masalah penyandang disabilitas, disabilitas, tuna sosial, lanjut Kesejahteraan Sosial tuna sosial, lanjut usia, usia, anak bermasalah (PMKS) yang anak bermasalah sosial, sosial, korban memperoleh layanan korban penyalahgunaan penyalahgunaan napza dan rehabilitasi napza dan LKS LKS 3. Meningkatnya jumlah Jumlah Penyandang 100 KK, Jumlah layanan atas perlindungan Kesejahteraan Sosial Penyandang Masalah dan jaminan (PMKS) yang memperoleh Kesejahteraan Sosial kesejahteraan sosial layanan atas perlindungan (PMKS) yang dan jaminan kesejahteraan memperoleh layanan sosial atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial masyarakat, seperti Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran (KTK-PM), Korban Bencana Sosial dan Korban Bencana Alam. 4. Meningkatnya capaian Jumlah cakupan layanan 20 lembaga/ 64 Orang, layanan dan pembinaan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan terhadap pilar-pilar pilar-pilar kesejahteraan sosial seperti Orsos, kesejahteraan sosial sosial Karang Taruna, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) seperti Panti Anak, Panti Jompo dll, dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM). Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 13

E. RENCANA KINERJA TAHUNAN Pada dasarnya rencana kinerja tahun 2015 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai selama tahun 2015, yang mencerminkan rencana kegiatan, program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategik Dinas Sosial 2012-2017. Target kinerja pada tingkat sasaran strategis akan menjadi tolak ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam pencapaian visi misi seperti terlihat pada lampiran Rencana Kinerja Tahunan (RKT Tahun 2015). Implementasi rencana strategis tahun 2012-2017 untuk tahun 2015 mencakup pelaksanaan 14 kegiatan dalam 6 program teknis. Untuk melaksanakan aktivitas ini disediakan anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 6.700.126.000,- dan Belanja Tidak Langsung (Belanja Pegawai) sebesar Rp 9.198.341.704,- dari dana APBD Provinsi Gorontalo. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 14

Tabel : 2. 3 Rencana Kinerja Tahunan No Sasaran Indikator Kinerja 1 2 3 1. Meningkatnya cakupan Jumlah cakupan layanan pemberdayaan layanan pemerdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT terhadap masyarakat miskin dan KAT. Bantuan stimulan bagi 34 KUBE Santuan bagi 75 keluarga veteran Target 4 Penyediaan 9 sarana sosial di lokasi KAT Pelaksanaan 3 Keg NK3S (Hari Pahlawan, Hari Patriotik 23 Januari, HKSN) Santunan bagi 18 Keluarga Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan 2. Meningkatnya layanan Jumlah layanan rehabilitasi terhadap rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut penyandang disabilitas usia, anak bermasalah sosial, korban tuna sosial, lanjut usia, penyalahgunaan napza dan LKS. anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS Pembinaan dan pelayanan 95 anak terlantar. Pembinaan dan pelayanan 30 penyandang disabilitas Pembinaan dan pelayanann 75 Lanjut Usia terlantar Rehabilitasi sosila 30 Tuna Sosial Perubahan perilaku bagi 30 korban penyahgunaan Napza Penguatan terhadap 30 LKS teknis Pemanfaatan bantuan sosial bagi 13 LKS bidang rehabilitasi sosial 3. Meningkatnya jumlah Jumlah layanan atas pelindungan dan layanan atas jaminan kesejahteraan masyarakat. perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial Pelayanan 30 KK Korban Tindak Kekerasan dan Pekerjaan Migran bermasalah Pelayanan 14 KK korban bencana sosial Perubahan perilaku 55 Orang peserta melalui penyuluhan sosial massa 4. Meningkatnya capaian Jumlah capaian layanan dan pembinaan layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial. terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial Penyaluran dan pemanfaatan 24 paket bantuan bagi WKSBM Bimbingan teknis dan bantuan UEP bagi 6 Karang taruna Bimbingan teknis dan bantuan sosial untuk 12 Orsos/LKS Penguatan kapasitasn 77 TKSK 5 Meningkatnya pelayanan Prosentase cakupan layanan administrasi, Penyediaan administrasi dan sarana prasarana perkantoran administrasi, sarana sarana prasarana, SDM bidang Kesos Keikutsertaan aparatur dalam pelaksanaan bimtek. prasarana dan SDM aparatur bidang kesejahteraan sosial 6 Meningkatnya kualitas Prosentase kualitas perencanaan dan Penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi program Kesos. perencanaan dan evaluasi program / kegiatan dan pelaporan Penyusunan dokumen pelaporan kinerja pengelolaan keuangan SKPD evaluasi keuangan program/kegiatan dan pelaporan keuangan. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 15

F. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Selain itu, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan serta punishment atau sangsi. Perjanjian kinerja Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, telah ditandatangani oleh Pimpinan SKPD dengan Gubernur Gorontalo Tahun 2015. Perjanjian Kinerja juga telah ditandatangani antara Pimpinan SKPD bersama Pejabat Eselon III, serta Pejabat Eselon III bersama Pejabat Eselon IV. Adapun uraian perjanjian kinerja lingkup Dinas Sosial Provinsi Gorontalo sebagaimana terdapat dalam lampiran. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 16

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ir. Hj. NONTJE LAKADJO Jabatan : KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI GORONTALO selanjutnya disebut Pihak Pertama Nama : RUSLI HABIBIE Jabatan : GUBERNUR GORONTALO selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 17

Gorontalo 2015 Pihak Kedua Pihak Pertama RUSLI HABIBIE Ir. Hj. NONTJE LAKADJO Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Page 18

Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan. Pencapaian kinerja Dinas Sosial Provinsi Gorontalo dalam tahun 2015 merupakan kemampuan perencanaan dan hasil pelaksanaan baik kegiatan pembangunan maupun rutin. Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang dimaksud, yang ditetapkan dalam Visi dan Misi Dinas Sosial Provinsi Gorontalo. Penilaian dimaksud tidak terlepas dari kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran dan penilaian dalam proses penyusunan/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran tujuan. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 17

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI A.1. Pengukuran Capaian Kinerja Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokkan sebagai berikut : No Capaian Kinerja Interpretasi 1 > 100 % Melebihi/Melampaui Target 2 =100 % Sesuai Target 3 < 100 % Tidak mencapai target Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Dalam laporan ini, Dinas Sosial Provinsi Gorontalo dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2012-2017 maupun Rencana Kerja Tahunn 2015. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 18

sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Untuk dapat mengetahui tingkat capaian kinerja, pengukuran kinerja tahun 2015 dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja, melalui pengukuran tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Sosial Provinsi Gorontalo menunjukan hasil sebagai berikut : Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 19

SASARAN STRATEGIS Meningkatnya cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT Meningkatnya jumlah layanan atas pelindungan dan jaminan kesejahteraan masyarakat Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS Meningkatnya capaian layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial Meningkatnya pelayanan administrasi, sarana prasarana perkantoran dan SDM Aparatur Bidang Kesejahteraan Sosial Meningkatnya kualitas perencanaan dan evaluasi program/kegiatan dan pelaporan keuangan INDIKATOR KINERJA Tabel. 3 PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015 Jumlah cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT Jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial Jumlah layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS Jumlah cakupan layanan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial Prosentase IKM terhadap cakupan layanan administrasi, sarana prasarana dan SDM Kessos Jumlah Dokumen Perencanaan dan Evaluasi program/kegiatan dan pelaporan keuangan TARGET 2015 REALISASI 160 KK - 170 KK (34 KUBE) - 9 Unit Sapras KAT - 93 Orang CAPAIAN REALISASI 2014 KINERJA 106,25-175 KK (35 KUBE) - 5 Unit Sapras KAT - 83 Orang/Warga 100 KK - 99 KK 99% 61 KK dan 20 Orang/Warga 285 Orang - 293 Orang/ 13 Lmbga 20 Lmbga/ 64 Orang - 41 lembaga/ 77 Orang 102,8% 211 Orang dan 9 Lembaga 200,5% 20 Lmbga/46 Orang 100% - 88% 88% 99,56% 5 Dok 5 Dok 100% 98,57% Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 20

Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 21

Pada tahun 2015, pengukuran kinerja melalui IKU dilakukan terhadap 6 (enam) sasaran strategis dengan menggunakan 6 (enam) indikator kinerja yg ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Dari 6 (enam) indikator kinerja yang diukur dengan hasil sebagai berikut : a. Sebanyak 6 (enam) indikator kinerja, capaiannya sesuai atau melebihi target dengan rincian : 2 (dua) indikator kinerja capaiannya sesuai target. 3 (tiga) indikator kinerja capaiannya melebihi target. b. Sebanyak 2 (dua) indikator kinerja tidak mencapai target. A.2. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan pembandingan antara : 1. Kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan. 2. Kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya. 3. Kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di bidangnya ataupun dengan kinerja sektor swasta. 4. Kinerja nyata dengan kinerja di negara-negara lain atau dengan standar internasional. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 22

Dalam pengukuran kinerja sasaran, Dinas Sosial Provinsi Gorontalo menyajikan rasio kinerja output yaitu perbandingan antara realisasi output dengan target output dikalikan 100% sehingga ada indikator yang melebihi dari 100% capaiannya. Demikian pula dengan capaian kinerja program, yaitu perbandingan antara realisasi capaian outcome dengan target outcome dikalikan 100%. Dalam rangka memberikan kesimpulan pengukuran kinerjanya, Inspektorat Provinsi Gorontalo menetapkan kategori pencapaian kinerja berdasarkan capaian rata-rata atas indikator kinerja menjadi tiga kategori sebagai berikut : Rentang Capaian Lebih dari 85% Kategori Capaian Berhasil 70 % sampai 85% Cukup Berhasil sampai 70% Kurang Berhasil Sebagai ukuran keberhasilan Inspektorat Provinsi Gorontalo dalam mencapai sasaran strategisnya, dapat dijelaskan dengan capaian Indikator Kinerja yaitu: A.2.1 Sasaran Strategis I : Meningkatnya Cakupan Layanan Pemberdayaan terhadap Masyarakat Miskin dan KAT Meningkatnya Cakupan Layanan Pemberdayaan terhadap Masyarakat Miskin dan KAT memiliki 1 (satu) indikator kinerja dan 3 (tiga) target sasaran yang dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut : Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 23

Indikator Kinerja Jumlah cakupan layanan pemberdayaa n terhadap masyarakat miskin dan KAT Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Cakupan Layanan Pemberdayaan terhadap Masyarakat Miskin dan KAT Sasaran meningkatnya cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT merupakan salah satu program dan kegiatan teknis pada Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, pencapaian sasaran ini diperoleh melalui indikator kinerja : 1. Cakupan Layanan Pemberdayaan terhadap Masyarakat Miskin Tujuan Program Pemberdayaan Fakir Miskin adalah meningkatnya kesejahteraan sosial Keluarga Fakir Miskin. Untuk mencapai kondisi tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Salah satu upaya yang dilakukan untuk membantu meningkatkan pendapatan keluarga adalah dengan pemberian bantuan stimulan UEP. Oleh karena itu, indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program adalah jumlah KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang menerima bantuan stimulan UEP. Adapun pencapaian sasaran 1 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: No Target Kinerja Indikator kinerja 1 Jumlah penerima bantuan stimulan KUBE Tahun 2014 2015 Capaian Target Realisasi Target Realisasi (%) Kategori Tahun 2015 Target Realisasi Capaian (%) Kategori 160 KK 170 KK 106,25% Berhasil Target Renstra 2017 1 2 3 4 5 4 5 6 7 Jumlah 140 KK 175 KK 160 KK 170 KK 106,25% Berhasil 200 KK penerima (35 KUBE) (34 bantuan KUBE) stimulan KUBE Cakupan layanan sarana dan prasarana sosial di lokasi KAT Jumlah layanan terhadap terhadap keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan 5 Unit 5 Unit 9 Unit 9 Unit 100% Berhasil 83 Org (18 Santunan Keluarga Pahlawan dan 65 Keluarga Veteran) 83 Org (18 Santunan Keluarga Pahlawan dan 65 Keluarga Veteran) 93% 93% 100% Berhasil Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 24

a. Tahun 2015 Dinas Sosial Provinsi Gorontalo merencanakan pemberian bantuan stimulan UEP melalui KUBE kepada 160 KK fakir miskin yang dikelompokkan menjadi 20 KUBE baru dan 14 KUBE pengembangan dengan anggota masing-masing KUBE berjumlah 5 KK. Guna mengawal bantuan agar benar-benar dapat dimanfaatkan serta meningkatkan pendapatan keluarga maka diberikan pula bimbingan dan motivasi sosial. b. Kegiatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan yaitu pemberian bantuan stimulan KUBE kepada 170 KK. Dengan demikian capaian kinerja pemberdayaan fakir miskin dapat dilaksanakan 106,25%. Nilai capaian target ini tergolong berhasil bahkan melampui target. c. Dalam proses pencapaian target terdapat beberapa kendala yang ditemui dilapangan, sebagai berikut: 1) Sumber Daya Manusia (SDM) kelompok penerima program untuk menyerap dan menjabarkan apa yang diberikan oleh pendamping belum memadai, akibatnya berpengaruh kepada bantuan UEP yang diberikan belum dapat berjalan dengan baik sebagaimana di harapkan. 2) Masih Kurangnya kerjasama antar pendamping KUBE dengan pelaksana kegiatan dalam menunjang Program Penanggulangan Kemiskinan yang mengakibatkan pengelolaan KUBE kurang berjalan baik 2. Cakupan layanan sarana dan prasarana sosial di lokasi KAT. Tujuan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah meningkatnya kesejahteraan sosial warga KAT dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan agar mereka dapat hidup secara wajar baik jasmani, rohani dan sosial, sehingga dapat berperan dalam pembangunan dengan tetap menjunjung tinggi nilai sosial budaya setempat. Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah dengan memukimkan warga KAT agar lebih dekat dengan pusat pelayanan sosial Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 25

yang disediakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Dengan demikian di area pemukiman warga KAT perlu disediakan pula sarana dan prasarana sosial. No Adapun pencapaian sasaran 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Indikator kinerja 1 Jumlah cakupan layanan sarana dan prasarana sosial di lokasi KAT Tahun 2015 Capaian Kategori Target Realisasi (%) 9 unit 9 unit 100% Berhasil a. Capaian kinerja dari target kegiatan pembangunan sarana dan prasarana KAT diukur dengan tersedianya sarana umum di lokasi seperti pembangunan MCK, pembangunan balai sosial, pembangunan rumah ibadah. Kegiatan ini dapat dilaksanakan 100 % sesuai dengan yang telah direncanakan yaitu berupa pembangunan MCK 4 unit, bantuan sarana balai sosial 2 paket, bantuan sarana rumah ibadah 3 paket. Pencapaian kegiatan ini dipandang berhasil. b. Dalam pencapaian kinerja ini terdapat beberapa kendala didalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu: 1) Aksebilitas pelayanan sosial dasar yang sangat terbatas, sehingga tidak semua warga KAT mampu menjangkaunya. 2) Kesenjangan antara warga diluar KAT dengan warga KAT, sehingga mengakibatkan integrasi sosial tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. 3) Belum terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan warga KAT. c. Berdasarkan kendala tersebut diatas, dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan maka hal yang perlu diperhatikan oleh Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, yaitu: 1) Kompleksitas permasalahan yang dihadapi pada Pemberdayaan KAT, menghendaki perhatian yang lebih dari pemerintah untuk itu diharapkan kepada pemerintah untuk sama-sama bertanggung jawab dalam pemberdayaan sosial terhadap KAT yang dilakukan secara Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 26

komprehensif, terencana, terarah, terukur, terpadu, sinergi, terkoordinasi dan berkelanjutan 2) Peningkatan kapasitas dan kompetensi pendamping sosial dalam rangka pengembangan kehidupan berkelanjutan agar merekrut pendamping KAT dari unsur Pekerja Sosial Profesional/sejenis, agar kedepan penempatan tenaga pendamping sosial tidak hanya berfungsi sebagai administrator, fasilitator dan koordinator saja tetapi sebagai sosok panutan atau tauladan bagi warga KAT dalam bersikap, berperilaku dan pengembangan wawasan tentang dunia luar dan dinamika perubahan. 3. Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial (K2KS). Kegiatan ini bertujuan terlestarikannya, tertanam dan teramalkannya nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial serta tetap terpeliharanya harkat dan martabat pahlawan, pejuang dan perintis kemerdekaan. Adapun pencapaian sasaran 3 dapat dilihat pada tabel berikut ini: No Indikator kinerja 1 Layanan terhadap Keluarga Pahlawan dan perintis kemerdekaan yang memperoleh pelayanan sosial Tahun 2015 Target Realisasi Capaian (%) Kategori 93 org 93 org 100% Berhasil a. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran kinerja meliputi 3 (tiga) indikator yaitu tersantuninya keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan sebanyak 18 orang, tersalurnya santunan kepada para veteran 75 orang dan terlaksananya hari pahlawan, hari patrotik 23 Januari, HKSN. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 27

b. Kegiatan dapat dilaksanakan dan dapat dicapai sesuai yang direncanakan dengan capaian kinerja 100%. Sehingga kegiatan ini dikategorikan berhasil. A.2.2. Sasaran strategis 2: Meningkatnya Jumlah Layanan Atas Perlindungan Dan Jaminan Kesejahteraan Sosial Dalam mengukur keberhasilan dari layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial dicapai melalui 1 (satu) indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan 2 (dua) target kinerja yang ingin dicapai. Pencapaian sasaran strategis 2 (dua) Dinas Sosial Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut ini: Indikator Kinerja Jumlah layanan atas perlindun gan dan jaminan kesejahter aan sosial Pengukuran Kinerja Sasaran: Meningkatnya Jumlah Layanan Atas Perlindungan Dan Jaminan Kesejahteraan Sosial Tahun 2014 Tahun 2015 Capaian Target Kinerja Kategori Target Realisasi Target Realisasi (%) a. Pembinaan Kelembagaan Jaminan Kesejahteraan sosial. Tujuan Pembinaan Kelembagaan Jaminan Kesejahteraan Sosial adalah meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan tujuan tersebut adalah pelaksanaan PKH di daerah dan tertanganinya korban tindak kekerasan dan pekerja migran bermasalah sosial melalui LPPTC untuk 30 KK, Pemulangan orang terlantar sebagai biaya bagi pekerja migran yang terlantar untuk kembali ke daerah asalnya sebanyak 6 orang, bantuan stimulan Target Renstra 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pembinaan 80 KK 61 KK 44 KK 44 KK 100% Berhasil 130 KK Kelembagaan Jaminan Kesejahteraan sosial Jumlah valid data PMKS dan Masyarakat yang memperoleh informasi tentang PMKS 55 KK 55 KK 100% Berhasil Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 28

korban bencana sosial untuk 14 KK, kegiatan ini dapat dilaksanakan 100%. b. Tersedianya Data PMKS dan PSKS serta Meningkatnya Jumlah Masyarakat yang Memperoleh Informasi Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Pendataan bertujuan untuk mendapatkan data PMKS dan PSKS menjadi basis data sebagai dasar pengambilan keputusan. Sedangkan penyuluhan Sosial bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial sehingga masyarakat dapat merubah perilaku dan pola pikir sehingga tujuan penyuluhan dapat tercapai. c. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran kinerja meliputi pelaksanaan penyuluhan sosial bagi 55 KK dapat dilaksanakan sesuai yang direncanakan 100%. Kegiatan ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2014 dengan target capaian 50 org dan realisasi 100%. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan atau dikategorikan berhasil. A.2.3. Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS Sasaran strategis meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 29

Pengukuran Kinerja Sasaran: Meningkatnya Layanan Rehabilitasi Terhadap Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial, Lanjut Usia, Anak Bermasalah Sosial, Korban Penyalahgunaan Napza Dan LKS Tahun 2014 Capaian Kategori Target Tahun 2015 (%) Renstra Indikator Target Kinerja 2017 Kinerja Target Realisa Target Realisasi si 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Jumlah penyandang 30 Org 30 Org 30 Org 30 org 100% Berhasil 285 Org layanan rehabilitasi sosial terhadap disabilitas yang memperoleh bantuan sosial Jumlah Tuna Sosial 35 Org 35 Org 30org 30org 100% Berhasil penyandang disabilitas, tuna sosial, yang memperoleh bantuan stimulan UEP Jumlah lanjut usia 50 Org 50 Org 75 org 75 org 100% Berhasil lanjut usia, anak bermasalah sosial, terlantar yang menerima pelayanan sosial Jumlah anak 96 96 95 anak 95 anak 100% Berhasil korban penyalahgu naan napza LKS bermasalah sosial yang mendapat pelayanan dan perlindungan sosial Jumlah korban penyalahgunaan napza yang memperoleh Anak - Anak - 30 org 30 org 100% Berhasil bantuan sosial Jumlah LKS Bidang rehabilitasi Sosial yang mendapatkan pelayanan 9 lembga 9 lmbga 13 lmbga 13 lmbga 100% Berhasil Sasaran meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS, pencapaian sasaran ini diperoleh melalui 6 (enam) target kinerja kegiatan sebagai berikut: 1. Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap Penyandang Disabilitas Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas bertujuan agar Penyandang Disabilitas mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam tatanan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Salah satu fungsi sosial manusia tidak terkecuali Penyandang Disabilitas adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran indikator kinerja, yaitu meningkatnya jumlah disabilitas yang memperoleh pelayanan sosial.kegiatan ini dapat dilaksanakan sesuai Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 30

dengan yang telah direncanakan. Adapun pencapaian sasaran 1 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: No Indikator kinerja 1 Jumlah penyandang disabilitas yang memperoleh bantuan sosial Tahun 2015 Capaian Kategori Target Realisasi (%) 30 org 30 org 100% Berhasil Tabel diatas menunjukkan bahwa kegiatan ini berhasil dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan yaitu pelatihan keterampilan penyandang disabilitas di Loka Bina Karya (LBK) bagi 30 orang setelah mengikuti kegiatan tersebut penyandang disabiltas diberikan bantuan stimulan UEP. Dengan demikian target sasaran kegiatan ini dapat dicapai 100%. 2. Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap Tuna Sosial Tujuan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial adalah tercapainya pemulihan harga diri, kepercayaan diri dan tanggungjawab sosial serta kemauan dan kemampuan melaksanakan fungsi sosial secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran kinerja tersebut yaitu prosentase jumlah tuna sosial yang tertangani meliputi meliputi Bimbingan dan Motivasi Sosial bagi tuna sosial bagi 30 orang, pemberian bantuan stimulan UEP bagi orang tuna sosial, monitoring dan evaluasi pemanfaatan bantuan tersebut. Adapun pencapaian sasaran 2 dapat dilihat pada tabel berikut: No Indikator kinerja 1 Jumlah Tuna Sosial yang memperoleh bantuan stimulan UEP Tahun 2015 Target Realisasi Capaian (%) Kategori 30 org 30 org 100% Berhasil Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan rencana dengan capaian kinerja 100%, hal ini mengindikasikan bahwa Dinas Sosial Provinsi Gorontalo telah berhasil mencapai target, namun dipandang masih relatif kecil. Dalam pelaksanaan kegiatan ini ada beberapa permasalahan yang seringkali ditemui, diantaranya yaitu: Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 31

a) Kelemahan dalam hal perencanaan kegiatan, sehingga terkadang waktu pelaksanaan kegiatan berubah-ubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi dilapangan. b) Kelemahan dalam pemuktahiran data khususnya data tuna sosial yang disebabkan karena kehidupan tuna sosial yang berpindahpindah c) Stigma masyarakat terhadap para Tuna Sosial di dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat masih belum teratasi sehingga berpengaruh terhadap kelancaran proses pelayanan. d) Jumlah Tuna Sosial yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan kompleksitas masalah yang juga berkembang mengikuti kebutuhan sedangkan anggaran yang disediakan untuk pelayanan kesejahteraan sosial terbatas. Selain itu plaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial tuna sosial tidak terlepas dari berbagai macam kendala dan hambatan baik yang bersifat operasional maupun teknis. Hambatan tersebut antara lain adalah : a) Tenaga Personil khususnya tenaga fungsional Pekerja Sosial baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota masih kurang b) Sumber Daya Manusia (SDM) para Tuna Sosial khususnya yang menyangkut penyerapan terhadap proses pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial tuna sosial masih sangat kurang. Disamping faktor-faktor penghambat diatas, juga terdapat faktorfaktor pendukung sehingga pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial tuna sosial berjalan dengan lancar. Faktor-faktor dimaksud antara lain. a) Adanya dukungan dana APBD yang dialokasikan bagi pelayanan dan rehabilitasi sosial tuna sosial sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan kegiatannya. Koordinasi sampai pada tingkat desa/kelurahan berjalan dengan baik. b) Adanya dukungan kerjasama dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan c) Tersedianya Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan khususnya kegiatan pengadministrasian kegiatan. Lakip Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Page 32