5/7/2015. Selulosa. Hemiselulosa (%) Lignin (%) (%) Serat kapas Btg kayu Bagase Jerami , ,8

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

Teknik Bioenergi Dosen Pengampu: Dewi Maya Maharani. STP, M.Sc

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

3 METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Salah satu contoh sektor

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

Media Kultur. Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

PENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL DARI BAGASE TERHIDROLISA DENGAN FERMENTASI OLEH SACCAROMYCES CEREVICEAE

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

III METODOLOGI PENELITIAN. Nangka yang didapatkan dari Pasar Induk Caringin Kota Bandung dan biakan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi semakin meningkat dengan peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

PRODUKSI GULA REDUKSI DARI BAGASSE TEBU MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK MENGGUNAKAN CRUDE ENZYME SELULASE DAN XYLANASE

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

I. PENDAHULUAN.. Kulit pisangmerupakan limbah dari industri pengolahan pisang yang belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit kacang hijau dan pecahan-pecahan tauge kacang hijau (Christiana, 2012). Tauge

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Masalah. Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

15... Stand ar Amilase Nilai Aktifitas Enzim Amilase Anali sis Statistik Aktifitas Enzim Amilase... 50

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN PRETREATMENT BASA PADA DEGRADASI ENZIMATIK AMPAS TEBU UNTUK PRODUKSI ETANOL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Buah Ketapang (Ficus lyrata) oleh Aspergillus niger terhadap Bahan Kering, Serat Kasar, dan Energi Bruto

1. PENDAHULUAN. kelapa sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai kandungan protein dan kecernaan yang rendah. Limbah pertanian

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

KAJIAN KEPUSTAKAAN. apabila diterapkan akan meningkatkan kesuburan tanah, hasil panen yang baik,

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia yang sampai saat ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Proses-proses yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk mengubah suatu senyawa menjadi suatu produk yang mempunyai struktur kimiawi yang berhubungan Proses yang mengubah suatu bahan organik menjadi produk lain yang berguna dan memiliki nilai tambah dengan memanfaatkan peristiwa biologis dari mikroorganisme atau enzim Contoh : biokonversi oleh bakteri asam asetat etanol =>cuka, propanol => asam propionat. biokonversi oleh kapang Aspergillus niger untuk produksi asam glukonat Produk suatu proses industri yang belum mempunyai nilai ekonomis Permasalahan klasik terkait dengan limbah : 1. Sikap masyarakat yg kurang menghargai limbah 2. Belum semua limbah dimanfaatkan secara maksimal 3. Teknologi tepat guna yang mudah diterapkan 4. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang belum dmanfaatkan 1

Terbanyak mengandung selulosa,contoh : serat kapas, jerami padi, bagase (ampas tebu), batang kayu, serbuk gergaji, dll Bagian tanaman untuk kepentingan industri dan pangan yang biasa digunakan: buah, biji, umbi, daun, bunga. Batang, tangkai, sekam, jerami => kurang dimanfaatkan, banyak mengandung selulosa Tugas : Cari data luas areal tanam padi di Indonesia (minimal 5 thn terakhir) => cari tingkat produksi padi (ton per ha) => estimasi jumlah limbah jerami => berapa jumlah selulosa Selulosa : komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan selain hemiselulosa dan lignin Jenis limbah Selulosa (%) Hemiselulosa (%) Lignin (%) Serat kapas Btg kayu Bagase Jerami 90 40-50 25-40 40-20-40 25-50 29,2-18-25 13-35 19,8 Selulosa : komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan selain hemiselulosa dan lignin Polimer glukosa linear (3000/mol polimer) dengan ikatan β-1,4 Struktur kimia 2

Manusia punya amilase untuk memecah ikatan alfa (1-4) glikosida tetapi tidak punya selulase untuk memecah selulosa. Bandingkan Menjadi molekul yg lebih kecil : selobiosa (disakarida dari glukosa dg ikatan β-1,4), selotriosa (trisakarida dari glukosa dg ikatan ß- 1,4), glukosa atau turunannya seperti : alkohol, aldehida, asam-asam, keton dan pada akhirnya menjadi CO 2 dan air Menggunakan enzim selulase mikrobial (contoh : dari bakteri Cellulomonas sp, kapang Trichoderma viridae, dll) Catatan : lebih banyak kapang penghasil selulase daripada bakteri Enzim-enzim pemecah selulosa (yang memecah ikatan ß-1,4 glikosida) yang disekresikan oleh mikroba merupakan suatu grup yang digolongkan selulase, tdd 4 jenis enzim yaitu (1) endo-ß-1,4 glukanase, (2) exo-ß-1,4 glukanase, (3) ß-1,4- glukan selobiosilhidrolase, (4) ß-glukosidase. Enzim (1) memecah selulosa secara acak dari bagian dalam daerah amorf serat selulosa menghasilkan selodekstrin, selooligosakarida Enzim (2) memecah unit glukosa dari arah luar pada ujung non reduksi ikatan selulosa Enzim (3) memecah unit selobiosa dari arah luar pada ujung non reduksi ikatan selulosa Enzim (4) memecah selo-oligosakarida dan selobiosa menjadi glukosa 3

Produksi sirup glukosa Protein sel tunggal Produksi enzim Hidrolisis selulosa menjadi glukosa bisa dilakukan secara kimiawi menggunakan asam atau secara enzimatis menggunakan selulase Kelebihan proses enzimatis : gula yang dihasilkan lebih homogen Kelemahan proses enzimatis : perlu waktu yg lebih lama, perlu space khusus untuk produksi enzim, perlu pretreatment jika selulosa terikat pada senyawa lain seperti lignoselulosa pada serat kayu 4

PANEL KONTROL SUHU,pH, AGITASI PENYIMPAN GULA PST : protein kasar yg berasal dari mikroorganisme sederhana bersel tunggal/banyak seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang, protozoa. Bentuk : tepung, pasta, sirup. Fungsi : sumber protein, lemak, vitamin, mineral. Aplikasi : suplemen bagi manusia, food yeast, pakan ternak Kelebihan PST : mudah dicerna, tidak tergantung pada pertanian dan musim panen, komposisinya dapat dikontrol, proses pembuatannya mudah, limbah yang dihasilkan hanya dalam bentuk panas, produktifitasnya tinggi (laju pertumbuhannya luar biasa dibandingkan spesies pertanian konvensional) Ilustrasi : 1000 kg daging dan 80 kg kacang kedelai dapat digantikan dengan 1 kg PST per harinya. Dari 1000 kg khamir dapat dihasilkan 50 ton protein baru per harinya Faktor nutrisi : komposisi asam amino PST harus sesuai dg kebutuhan. Manusia memerlukan rasio asam amino tertentu. [Protein] PST bervariasi tergantung dari spesies mikroba yang digunakan, biasanya PST ideal jika menggunakan campuran dari 2/3 mikroorganisme. Tipe mikroorganisme Khamir Bakteri Ganggang Kapang %protein 50-55 50-80 20-80 15-45 5

Faktor teknologi pangan : pencucian, dehidrasi, pemanasan untuk mematikan sel => warna, aroma, tekstur, kelarutan, daya racun Faktor sosial : PST mengandung asam nukleat tinggi => asam urat, gangguan ginjal, solusi :heat shock untuk memecahkan RNA Faktor ekonomi : terkait dengan kebutuhan bahan baku Faktor penunjang : kecepatan dan kemampuan tumbuh, mudah pemeliharaan kulturnya, medianya sederhana, kandungan protein dan kualitas gizinya baik. Prinsip dasar : setiap mikroorganisme yang mampu tumbuh dg menggunakan selulosa sebagai sumber karbon dapat digunakan dalam produksi PST Organisme Substrat Kcptn tumbuh (/jam) Bakteri : Cellulomonas sp Actinomyces sp Thermomonaspora fusca Bagase Serat, limbah pakan Pulp kayu 0,15-0,23 0,2-0,3 0,03 Kand.protein (%) 55 50 59 Kapang: Myrothecium verrucaria Aspergillus fumigatus Trichoderma viridae Chaetomium cellulolyticum Kertas koran Limbah kertas Kertas koran Bubuk kayu dg perlakuan 0,03 0,03 0,03 0,02-0,1 30 - - 20-40 Cellulomonas sp : aerob mesofilik, suhu optimum 34 o C, ph optimum 6,6 =>dpt tumbuh baik pada bahan berselulosa, tetapi sangat lambat pada lignoselulosa asli, kultur lebih stabil dan tumbuh lebih baik jika dicampur dg khamir/bakteri penghasil selobiose Actinomyces sp: termofilik, suhu opt 55oC, ph 7,5-7,8, dapat menyerang bahan berlignoselulosa tanpa perlakuan&dapat memecah lignin 6

Penerimaan masyarakat kurang ~ warna, aroma, rasa, tekstur, performansi, kebiasaan, daya racun Jika ada sel hidup => dihasilkan asam nukleat&purin lain => jika terserap akan menjadi asam urik => menyebabkan penyakit ginjal Efek jangka panjang klorofil ganggang : diare, alergi, malnutrisi, dsb 7

Aspergillus niger : menghasilkan selulase dan amiloglukosidase. Bagase : sisa batang tebu yg telah diperas niranya. Dinding sel bagase mengandung hemiselulosa, selulosa dan lignin. Komposisi kimia bagase : protein 3,1%, lemak 1,5%, serat kasar 34,9%, ekstrak bebas N 51,7% dan abu 8,8%. Ampas tebu kering =>digiling =>dicampur dg NaOH 2% (1:3) => pemanasan 121 o C~30 menit, pencucian sampai ph netral => pengeringan 105 o C ~ 10 jam => siap menjadi sumber C Penggilingan : size reduction Delignifikasi : memecah lapisan lignin dan hemiselulosa, mengurangi derajat kristalisasi selulosa (melunakkan kristal selulosa), misalnya dg : NaOH, H 2 O 2, H 2 SO 4, dsb. Nutrien mineral dalam bentuk larutan pekat (NaH 2 PO 4, CaCl 2, KCl, MgCl2, bacto pepton) + substrat bagase (1:1) => sterilisasi Inokulasi dengan spora A. niger (10 v/b) yg sebelumnya telah disegarkan pada agar miring ~4 hari Inkubasi pada suhu kamar (25-28 o C) 8

Substrat yg telah ditumbuhi kapang => +0,1% Tween 80 => +air 10x berat substrat => pengadukan & pengocokan =>penyaringan => sentrifuse (2000 rpm~20 menit) => filtrat 9