APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROFLOKULASI

PENURUNAN BOD dan TSS PADA LIMBAH INDUSTRI SAUS SECARA ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Fe, Cu dan STAINLESS

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

PERBANDINGAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN PRESIPITASI HIDROKSIDA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT RUSYADI WICAHYO AULIANUR

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI LOGAM KROMIUM DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

Pengaruh Penambahan Natrium Khlorida Terhadap Penurunan Kekeruhan dan Kandungan Polutan Tembaga Pada Proses Elektrokoagulasi Air Limbah Industri

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Hasil Penelitian dan Pembahasan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

STUDI PENURUNAN KROMIUM DAN NIKEL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU

KIMIA ELEKTROLISIS

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI GITA MELISA YOLANDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

MODUL SEL ELEKTROLISIS

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

PENERAPAN METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Bab IV Hasil dan Pembahasan

TINJAUAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

(Kode : D-16) PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI PADA PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT Cu DALAM AIR LIMBAH PABRIK TEKSTIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

Pengolahan Limbah Tekstil Menggunakan Elektrokoagulasi

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 74-81

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

Yunus Tonapa, Agustinus Ngatin, Mukhtar Gozali

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

RECOVERY TEMBAGA (Cu) DARI LIMBAH PENGOLAHAN/PELEBURAN EMAS MENGGUNAKAN BAK ELEKTROLISIS BERTINGKAT DAN MESIN PENGONTROL DEBIT AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH

Pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan Cara Elektrokoagulasi Aliran Kontinyu

PROSES ELEKTROKOAGULASI PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian Yang Relevan

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

ANALISA ELEKTROKOAGULASI AIR ASAM TAMBANG TERHADAP NILAI ph dan KADAR Fe

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELEKTROPLATING DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Fe

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

OPTIMASI KONDISI PROSES ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM KADMIUM (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Transkripsi:

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto Program Studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Jalan Pakuan PO BOX 452, Bogor - Jawa Barat Abstrak Salah satu limbah cair yang dihasilkan oleh industri yang menggunakan mesin sebagai penunjangnya adalah Coolant. Senyawa penyusun Coolant umumnya adalah etilen glikol atau 1,2-etanadiol dengan aquadestilata dan penghambat korosi atau zat anti korosi.. Proses penanganan dan pengolahan limbah Coolant yang selama ini umum dilakukan adalah dengan menggunakan metode elektrokoagulasi, yaitu proses koagulasi dengan menggunakan arus listrik searah melalui proses elektrokimia, dimana elektrodanya terbuat dari aluminium atau besi. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari unjuk kerja proses elektrokoagulasi pengolahan limbah Coolant dan mencari kondisi terbaik nilai tegangan dan waktu kontak yang diberikan dalam penurunan nilai TSS ( Total Suspended Solid ). Tahap pertama penelitian yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan sehingga didapat karakteristik parameter pencemar eksisting khususnya TSS lalu data tersebut dijadikan penunjang untuk penelitian utama. Penjernihan air menggunakan metode elektrokoagulasi dengan memvariasikan waktu masing masing 30, 40, 50 dan 60 menit dan tegangan sebesar 18 Volt, 22 Volt dan 22 Volt lalu dilanjutkan dengan pengukuran penurunan nilai TSS sehingga dapat diketahui efisiensi penyisihan nilai TSS dari masing masing variabel waktu dan tegangan tersebut. Nilai TSS limbah Coolant dapat diturunkan dengan nilai efisiensi sebesar 98,89% dari 1456,4 mg/l menjadi 16,1 mg/l pada waktu kontak 60 Menit dan tegangan sebesar 18 Volt. Pendahuluan Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang kehadirannya pada saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena menurunkan kualitas lingkungan. Menurut Notoadmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahanbahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Limbah cair khususnya coolant dihasilkan dari sisa pengoperasian mesin yang digunakan sebagai pendingin mesin sehingga mesin dapat bekerja normal dan stabil. Coolant dibuat dengan mencampurkan cairan dasar yang biasa digunakan adalah etilen glikol atau 1,2- etanadiol dengan aquadestilata dan penghambat korosi atau zat anti korosi. Etilen Glikol ( C 2 H 6 O 2 ) merupakan senyawa yang dapat digolongkan sebagai polialkohol yang memiliki manfaat berdasarkan sifat koligatifnya dapat menurunkan titik beku dan meningkatkan titik didih. Limbah Coolant mempunyai nilai TSS yang melebihi nilai baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Proses penanganan dan pengolahan limbah Coolant yang selama ini umum dilakukan adalah dengan menggunakan metode elektrokoagulasi, yaitu proses koagulasi dengan menggunakan arus listrik searah melalui proses elektrokimia, yaitu dekomposisi elektrolit, dimana elektrodanya terbuat dari aluminium atau besi (Purwaningsih, 2008). Kelebihan proses pengolahan limbah dengan menggunakan metode elektrokoagulasi (Purwaningsih,2008): lebih cepat mereduksi kandungan koloid/partikel yang paling kecil hal inin disebabkan pengaplikasian listrik ke dalam air akan mempercepat pergerakan mereka di dalam air dengan demikian akan mempermudah proses, gelembung - gelembung gas yang dihasilkan pada proses ini akan membawa polutan ke permukaan sehingga mudah dihilangkan, tanpa menggunakan bahan kimia. Kekurangan proses pengolahan limbah menggunakan metode elektrokoagulasi (Purwaningsih,2008): tidak dapat

digunakan untuk mengolah limbah cair yang mempunyai sifat elektrolit cukup tinggi dikarenakan akan adanya hubungan singkat antar elektroda, besarnya reduksi logam berat dalam cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus voltase listrik searah pada elektroda, luas sempitnya bidang kontak elektroda dan jarak antar elektroda, penggunaan listrik yang mungkin mahal dan plat elektroda dapat terlarut sehingga harus selalu diganti. Berdasarkan uraian tersebut didapatkan hipotesis bahwa metode elektrokoagulasi dapat digunakan untuk mengolah limbah Coolant dalam menurunkan parameter pencemar khususnya dalam penelitian ini TSS dan unjuk kerja proses elektrokoagulasi dipengaruhi oleh tegangan dan waktu kontak Pada teknik elektrokoagulasi ini menggunakan elektroda aluminium, pada saat elektrokoagulasi berlangsung reaksi yang terjadi pada kedua elektrodanya adalah sebagai berikut : Pada Anoda ( Positif ) Pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi dari logam penyusun elektrodanya, dalam penelitian ini yang akan mengalami oksidasi adalah aluminium. Al( s ) 3+ (aq) + 3e - Al 3+ (aq) + 3H 2 O Al(OH) 3 + 3H + (aq) Pada Katoda ( Negatif ) Pada katoda akan terjadi reaksi reduksi 2H 2 O + 2e - H 2(g) + 2OH - Reaksi reduksi pada ion H + akan menghasilkan gas hidrogen yang akan membantu proses pencampuran dan koagulasi. Gas hidrogen membantu flok mengalami flotasi sehingga flok yang terbentuk akan berada di permukaan cairan. Ketidakstabilan muatan pada limbah cair menyebabkan zat yang terdapat di dalamnya membentuk flok untuk mencapai kestabilannya kembali. Flok flok yang terbentuk jika mencapai bobot yang cukup akan mengendap sedangkan yang ringan akan terbawa gas hidrogen dan terflotasi. ( Heidmann et al. 2008 ). Lalu ion Al dan OH - yang dihasilkan pada elektroda akan bereaksi dalam air limbah membentuk Aluminium Hidroksida. Al 3+ + 3OH - ) 3 + 3e - Persamaan redoks yang terjadi pada keseluruhan proses elektrokoagulasi: R : 2H 2 O + 2e - H 2 + 2OH - x3 O : Al( s ) 3+ + 3e - x2 Redoks : 6H 2 O + 6e - 2 + 6OH - 2Al 3+ + 6e - 6H 2 O + 2Al 3H 2 + 6OH - + 2Al 3+ 2Al ( OH ) 3 + 3H 2 Selanjutnya aluminium hidroksida akan mendestabilisasi partikel pencemar dan membentuk flok yang berfungsi sebagai adsorben dan dapat menyebabkan prespitasi ion logam sehingga dapat menurunkan partikel pencemar (Adhoum et al. 2004) Metode Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : beaker glass 500 ml, power supply, plat aluminium ( 5.5 cm x 21 cm ), corong kaca, corong Buchner,desikator, neraca analitik, erlenmeyer, kertas saring, oven dan limbah Coolant Rancangan Percobaan Proses Elektrokoagulasi Proses elektrokoagulasi dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan beaker glass. Tahap Pertama adalah penelitian pendahuluan yaitu pengukuran sample limbah Coolant sehingga didapat karakteristik berupa parameter pencemar khususnya dalam peenlitian ini adalah TSS yang kemudian data tersebut dijadikan penunjang untuk penelitian utama. Tahap selanjutnya yaitu penejrnihan air menggunakan metode elektrokoagulasi dengan memvariasikan nilai tegangan dan waktu kontak, tahap terakhir yaitu pengecekan nilai TSS hasil proses elektrokoagulasi sehingga didapatkan kondisi optimum dan efisiensi penurunan nilai TSS. Penjernihan Air Menggunakan Metode Elektrokoagulasi

Dimasukkan limbah coolant ke dalam beaker glass sebanyak 150 ml lalu ditambahkan air sebanyak 150 ml (perbandingan 1:1) kemudian dimasukkan sepasang elektroda aluminium ke dalam beaker glass yang telah diatur jaraknya yaitu 2,0 cm. Tegangan divariasikan sebesar 18, 20, dan 22 volt dengan waktu kontak masing masing 30, 40, 50 dan 60 menit. Percobaan dilakukan dengan 3 kali pengulangan sehingga didapatkan 36 data. Setelah selesai, dimatikan sumber arus kemudian dilakukan perhitungan penyusutan massa elektroda ( penurunan berat elektroda ). Pengukuran Nilai TSS Ditimbang kertas saring terlebih dahulu sebagai berat kertas. Diletakkan kertas saring ke dalam corong Buchner dan dilanjutkan dengan penyaringan hasil sampel proses elektrokoagulasi. Hasil dan Pembahasan Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan pada suhu 105 C selama 2 jam. Setelah residu kering sempurna, didinginkan ke dalam desikator kemudian ditimbang. (SNI 06 6989.3 2004). Perhitungan TSS = x 1000 Ket: TSS = Total Suspended Solid Berat kertas saring dan residu sesudah pemanasan ( mg ) b = Berat Kertas Saring Kosong (mg ) c = Volume Sample ( ml ) %%Efisiensi Penyisihan = x100%

Massa LogamAl Terlarut (g) Proses elektrokoagulasi dilakukan untuk menjernihkan limbah Coolant dengan jarak elektroda 2 cm. Waktu penjernihan divariasikan sebesar 30 menit sampai 60 menit dengan interval 10 menit. Elektrokoagulasi merupakan suatu proses koagulasi kontinu menggunakan arus listrik searah melalui peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit. Dalam proses ini akan teradi proses reduksi oksidasi, yaitu limbah Coolant yang mengandung logam logam akan direduksi dan diendapkan di kutub negatif (katoda) sedangkan elektroda positif (anoda) akan teroksidasi menjadi [ Al ( OH ) 3 ] yang berfungsi sebagai koagulan. Persamaan redoks yang terjadi pada keseluruhan proses elektrokoagulasi: R : 2H 2 O + 2e - H 2 + 2OH - x3 O : Al( s ) 3+ + 3e - x2 Redoks : 6H 2 O + 6e - 2 + 6OH - 2Al 3+ + 6e - 6H 2 O + 2Al 3H 2 + 6OH - + 2Al 3+ 2Al ( OH ) 3 + 3H 2 Selanjutnya aluminium hidroksida akan mendestabilisasi partikel pencemar dan membentuk flok yang berfungsi sebagai adsorben dan dapat menyebabkan prespitasi ion logam sehingga dapat menurunkan partikel pencemar (Adhoum et al. 2004). Jumlah logam aluminium yang terlarut tergantung pada waktu dan jumlah arus listrik yang mengalir pada elektroda, arus yang terdapat pada alat menunjukkan pada voltase 18 terukur 0,036 A, pada 20 Volt 0,037 A dan pada 22 Volt 0,038 A, maka diperoleh banyak aluminium yang terlarut dalam intrerval waktu sebagai berikut : 0,0075 0,007 0,0065 0,006 0,0055 0,005 0,0045 0,004 0,0035 0,003 25 30 35 40 45 50 55 60 Waktu ( menit ) 18 Volt 20Volt 22 Volt Grafik Waktu Kontak dan Tegangan vs Massa Logam Al Terlarut Berdasarkan gambar di atas, pada Voltase 22 dan waktu kontak 60 menit didapatkan hasil pelarutan logam aluminium yang paling banyak yaitu 0,073 g, hal ini dikarenakan semakin lama waktu kontak dan tegangan yang diberikan kuat arus pun meningkat seiring meningkatnya nilai tegangan.hal ini sesuai dengan Hukum Faraday yang menyatakan bahwa jumlah gram massa ekivalen dari zat yang menempel, dibebaskan, larut, atau bereaksi pada suatu elektroda sama dengan jumlah Faraday (96.500 couloumb) dari muatan listrik yang dipindahkan melalui elektrolit. Data Hasil Analisa TSS Salah satu penyebab kekeruhan adalah padatan tersuspensi, sehingga keberadaan padatan tersuspensi dalam limbah cair menjadi penting untuk diukur. Limbah Coolant dengan penyusun utamanya adalah Etilen Glikol ( C 2 H 6 O 2 ) mempunyai nilai TSS yang tinggi yaitu 1456,4 mg/l. Setelah dilakukan pengolahan menggunakan metode elektrokoagulasi didapatkan hasil yang menunjukkan kadar TSS limbah Coolant dapat diturunkan secara optimal dengan efisiensi 98,89% dari 1456,4 mg/l menjadi 16,1 mg /L, pada Waktu kontak 60 menit dan tegangan 18 volt.

Konsentrasi TSS (ppm). 40 35 30 25 20 15 10 20 40 60 Waktu ( Menit ) Grafik Konsentrasi TSS Terhadap Waktu dan Tegangan Berdasarkan gambar di atas menunjukkan semakin besar tegangan dan waktu kontak yang diberikan maka nilai TSS semakin menurun. Hal ini sangat berhubungan dengan besarnya kuat arus dan tegangan listrik yang diberikan pada saat proses elektrokoagulasi berlangsung. Semakin besar kuat arus dan tegangan yang diberikan, semakin banyak pula dihasilkan koagulan Aluminium Hidroksida (Al (OH) 3 ) sehingga menyebabkan ketidakstabilan muatan dan membuat padatan tersuspensi membentuk flok yang tidak larut untuk mencapai kestabilannya kembali. (Chen.2004). Flok flok yang dihasilkan sebagian dapat mengendap dan sebagian lagi ada yang terflotasi ke atas permukaan. Adanya nilai TSS yang meningkat dikarenakan proses penyaringan yang kurang sempurna dari hasil elektrokoagulasi sehingga hasil proses elektrokoagulasi terbawa pada saat penyaringan sehingga menyebabkan nilai TSS besar. Berdasarkan hasil pengukuran bahwa proses elektrokoagulasi dapat menurunkan nilai TSS dengan efisiensi sebesar 98,89 %, dari 1456,4 mg/l menjadi 16,1 mg /L pada waktu kontak 60 Menit dan tegangan 18 Volt. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 18 volt 20volt 22 volt Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan : 1. Pengaruh variasi perlakuan tegangan dan waktu kontak elektrokoagulasi berpengaruh terhadap penurunan nilai TSS 2. Kondisi terbaik pada penjernihan limbah Coolant dengan memberikan tegangan 18 volt selama 60 menit dengan penurunan nilai TSS efisiensi sebesar 98,89 % dari 1456,4 mg/l menjadi 16,1 mg/l Saran 1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna, diperlukan ketelitian pada saat menyaring endapan hasil elektrokoagulasi. 2. Perlu pengembangan lebih lanjut tentang penelitian ini dengan menganalis parameter lainnya yang terdapat dan sesuai baku mutu air limbah. Daftar Pustaka Adhoum, N. Monser L, Belakhal N, Belgaied J. 2004. Treatment of Electroplating wastewater containing Cu 2+, Zn 2+, and Cr (VI) by electrocoagulation. J. Hazard. Mater. B 112. 207 213. SNI 06-6989.3 2004, Air dan Limbah Bagian 3 : Cara Uji Padatan Tersuspensi Total ( Total Suspended Solid, TSS ) Secara Gravimetri, Badan Standarisasi Nasional. Chen, XM, Chen Gil, and Yue PL. 2000. Separation of Pollutant Restaurant Wastewater by Electrocoagulation. Separation and Purufication Technology. 19. 65 76. Di dalam Hermida L, Suhendra. 2006. Treatment of Rubber Factory Wastewater by Electrocoagulation Process Using Iron Electrodes. Prosiding HEDS Seminar On Science and Technology Bidang Ilmu Teknik. Heidmann, Ilon, Wolfgang Calmano. 2008. Removal of Zn (II), Cu (II), Ni(II), Ag (I) and Cr (VI ) present in aqueous solutions by aluminuim electrocoagulation, Journal of Hazardous Materials, P. 934 941.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta. Purwaningsih, I. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Batik CV.Batik Indah Raradjonggrang Yogyakarta Dengan Metode Elektrokoagulasi Ditinjau Dari Parameter Chemical Oxygen Demand ( COD ) dan Warna. Yogyakarta: UII