DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kata Sambutan Kepala Badan

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-3 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

Sambutan Presiden RI - Penyampaian LHP LKPP Tahun 2015, Jakarta, 6 Juni 2016 Senin, 06 Juni 2016

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

2017, No dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK); c. bahwa sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (2), Pasal 30, dan Pasal 32 Undang-U

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

NTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003

Sambutan Presiden RI pd Pemaparan LHP-LKPP, Jakarta, tgl 5 Juni 2015 Jumat, 05 Juni 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No Pemerintahan (SAP) berbasis akrual dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis ak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

BPK Memberikan Opini WDP untuk LKPD TA 2014 Pemprov NTT

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-7 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua,

I. UMUM. Saldo...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Kepala Auditorat V.A

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 pemerintah pusat dan pemerintah daerah diwajibkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Assalamu allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita sekalian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA HARUS BERKELANJUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

-2- Operasional, (v) Laporan Arus Kas, (vi) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (vii) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN menggambarkan p

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

Transkripsi:

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2015-2016 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal : 2 Juni 2016 3. Waktu : 14.50 WIB selesai 4. Tempat : R. Rapat Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : 1. H. Irman Gusman, SE., MBA (Ketua DPD RI) 2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI) 3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI) 6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal DPD RI) 2. Zul Evi Astar, S.H. (Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI) 7. Panitera 1. Ir. Sefti Ramsiaty, MM. (Kepala Biro Persidangan I) 2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II) 8. Acara : Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2015 9. Hadir : Orang 10. Tidak hadir : Orang

II. JALANNYA SIDANG: SIDANG DIBUKA PUKUL 14.50 WIB PIMPINAN SIDANG: H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A. (KETUA DPD RI) Ayo, Bapak-Ibu sekalian, kita akan memulai acara yang sudah tertunda 45 menit. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om swastiastu. Sebelum kita memulai sidang paripurna Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, marilah kita sejenak menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Pada seluruh Anggota DPD RI dan seluruh hadirin yang ada pada ruangan ini untuk sejenak kita berdiri dan mari kita bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. PEMBICARA: PADUAN SUARA Hiduplah Indonesia raya Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru. Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku. Hiduplah negriku. Bangsaku, Rakyatku, semuanya. Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka, Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka, Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka, Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka, Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. 1

PIMPINAN SIDANG: H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A. (KETUA DPD RI) Hadirin kami persilakan untuk duduk kembali. Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh sekretariat jenderal, sampai saat ini telah hadir 40 orang di mana dengan keterangan ada yang bertugas atas nama lembaga 22 orang, ada yang izin 22 orang, dan karena sidang ini tidak perlu kourum, makanya sidang ini telah layak untuk kita buka. Dengan mengucapkan bismillahirramanirrahim, Sidang Paripurna Luar Biasa ke-6 Dewan Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETOK 1X Sidang Dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara, sidang paripurna hari ini mempunyai agenda tunggal, yaitu penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2015. Yang terhormat Saudara Ketua, Wakil Ketua, dan para Anggota BPK Republik Indonesia, mari kita ucapkan selamat datang kepada Ketua BPK, yaitu Bapak Dr. Harry Azhar Azis, tepuk tangan buat Pak Dr. Harry Azhar Azis. Bersama beliau hadir Anggota BPK Pak Bahrullah Akbar, selamat datang Pak Barullah. Beri tepuk tangan buat Pak Bahrullah Akbar. Kemudian, hadir juga Pak Achasanul Qosasi, sahabat kita. Kemudian, hadir dari Setjen Pak Hendar Ristiawan, dan yang lain yang mendampingi. Para Anggota Dewan yang saya hormati dan hadirin yang berbahagia, penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2015 oleh BPK RI pada sidang paripurna kali ini merupakan implementasi Pasal 249 Ayat (1) Huruf g Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang menyatakan bahwa DPD menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari Badan Pemeriksa Keuangan sebagai bahan untuk membuat pertimbangan kepada DPR tentang rancangan undang-undang yang berkaitan dengan anggaran pendapatan dan belanja negara. Hasil pemeriksaan BPK terhadap tanggung jawab pengelolaan keuangan negara merupakan suatu langkah yang ditujukan untuk mendukung terwujudnya good government sekaligus clean government dalam penyelenggaraan negara. Penyampaian LKPP oleh BPK merupakan masukan yang berharga bagi DPD RI sebagai bahan untuk menyusun pertimbangan dan pengawasan pelaksanaan rancangan undang-undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara. Hasil laporan tersebut juga dapat menggambarkan sejauh mana pencapaian yang telah diraih oleh setiap kementerian dan lembaga dalam hal pengelolaan anggaran negara yang menyangkut perencanaan penganggaraan, penerimaan, serta penggunaan anggaran negara, dan pencapaian tujuan yang telah diprogramkan. Oleh karena itu, mari kita persilakan kepada Saudara Ketua BPK untuk menyampaikan sambutan atau penjelasan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2015 yang telah dilakukan oleh BPK. Oleh karena itu, waktu dan tempat kami persilakan. PEMBICARA: Dr. HARRY AZHAR AZIS, M.A. (KETUA BPK RI) Bismillahirrahmanirrahim. Yang kami hormati Ketua DPD RI, Wakil Ketua DPD RI, dan seluruh Anggota DPD RI. Yang kami hormati yang mendampingi saya Bapak Anggota 5 Profesor Bahrullah Akbar, Anggota 6 Profesor Bahrullah Akbar, dan Anggota 7 Bapak Achsanul Qosasi. Kami juga didampingi oleh badan pelaksana, yaitu setjen. Kemudian, Eselon 1 di Anggota 2 Pak Selamat Kurniawan, Eselon 1 di Anggota 7 Pak Latief, dan Eselon 1 yang membidangi hukum, Bapak Nizam. 2

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga kita dapat hadir pada pertemuan yang mulia siang hari ini. Memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundang undangan, pada hari ini BPK akan menyerahkan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2015, yaitu yang dimulai 1 Januari sampai 31 Desember 2015 kepada DPD RI. Laporan hasil pemeriksaan yang akan kami serahkan ini sebelumnya telah kami sampaikan melalui surat kepada DPR RI, DPD RI, dan presiden pada tanggal 26 Mei 2016 yang lalu. LKPP merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN oleh pemerintah pusat. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN berupa LKPP tersebut sebelum menjadi undangundang harus diperiksa oleh BPK. Memenuhi amanat tersebut, pemerintah telah menyampaikan LKPP tahun 2015 kepada BPK pada tanggal 30 Maret 2016 yang lalu. Selanjutnya, BPK diberi waktu oleh undang-undang selama dua bulan untuk memeriksa laporan pemerintah tersebut. Tahun 2015 merupakan tahun pertama yang kita gunakan penerapan standar akuntansi yang berbasis akrual dalam pelaporan keuangan pemerintah. Pemerintah dan BPK sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing telah berupaya mendukung penerapan SAP di berbasis akrual sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan. Pemerintah telah menerbitkan tujuh laporan keuangan sesuai SAP berbasis akrual, yaitu meliputi laporan realisasi APBN, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan tersebut bertambah sebanyak tiga laporan jika dibanding dengan laporan keuangan yang berbasis kas menuju akrual, yaitu laporan perubahan saldo anggaran lebih, laporan operasional, dan laporan perubahan ekuitas. Diharapkan dengan penerapan SAP berbasis akrual ini, laporan keuangan pemerintah lebih akuntabel dan transparan menyajikan informasi mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN guna mendukung pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Pimpinan sidang dan para Anggota DPD yang kami muliakan, dalam laporan realisasi APBN tahun 2015, pemerintah melaporkan realisasi pendapatan sebesar Rp1.508 triliun atau turun sebesar 2,74% jika dibanding dengan tahun 2014 sebesar Rp1.550,5 triliun. Dari pendapatan tersebut, realisasi penerimaan perpajakan saja tahun 2015 sebesar Rp1.240,4 triliun atau hanya 83,3% dari anggaran sebesar Rp1.489,3 triliun. Realisasi penerimaan pajak tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp93,6 triliun atau 8,15% jika dibanding tahun 2014 sebesar Rp1.146,9 triliun. Belanja negara tahun 2015 meliputi belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah yang seluruhnya berjumlah Rp1.806,5 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp29,3 triliun atau 1,7% jika dibanding dengan tahun 2014 sebesar Rp1.777,2 triliun. Defisit anggaran tahun 2015 sebesar Rp298,5 triliun atau naik sebesar 31,7% dibanding dengan defisit tahun 2014 sebesar Rp226,7 triliun. Sisa lebih lebih pembiayaan anggaran SiLPA tahun 2015 sebesar Rp24,61 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp2,41 triliun dibanding dengan tahun 2014 yang sebesar Rp22,2 triliun. Ada neraca pemerintah pusat per-31 Desember 2015. Total aset yang disajikan jumlah aset pemerintah pusat sekarang sebesar Rp5.163,3 triliun atau naik sebesar Rp1.252,4 triliun dibanding aset pemerintah pusat tahun 2014 hanya Rp3.910,9 triliun. Pada sisi pasiva, pemerintah pusat menyajikan kewajiban sebesar Rp3.493,5 triliun, di antaranya merupakan utang jangka panjang dalam maupun luar negeri, yakni sebesar Rp3.024,3 triliun yang berarti naik sebesar Rp478,2 triliun dibanding dengan tahun 2014 yang utangnya sebesar Rp2.546,07 triliun. 3

Pimpinan Sidang dan Anggota yang kami muliakan, laporan hasil pemeriksaan atas LKPP tahun 2015 terdiri dari 3 laporan utama, yaitu laporan hasil pemeriksaan kuangan yang berisi opini BPK atas LKPP tahun 2015, laporan hasil pemeriksaan atas sistem pengendalian intern, dan laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang- Undangan. Untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara BPK melengkapi laporan-laporan utama tersebut dengan laporan tambahan berupa laporan hasil review atas pelaksanaan transparansi fiskal tahun 2015, dan laporan pemantauan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan LKPP tahun 2007 sampai 2014. Pada LKPP tahun 2014, BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian atas LKPP tahun 2014 yang lalu karena: 1. Permasalahan pencatatan mutasi aset K3S. 2. Permasalahan hutang pada pihak yang ketiga. 3. Permasalahan pada transaksi dan atau saldo yang membentuk Sal, dan 4. Permasalan penyajian kewajiban yang berasal dari putusan pengadilan yang sudah inkrah. Pemerintah telah menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan melakukan upaya perbaikan, namun tindak lanjut pemerintah tersebut belum efektif untuk menyelesaikan keseluruhan permasalahan, terutama yang terkait pencatatan dan penyajian catatan dan fisik saldo anggaran lebih, sehingga permasalan tersebut masih terjadi dalam pemeriksaan LKPP tahun 2015. Atas pertimbangan itu, BPK pada tahun 2015 ini memberikan opini sama, yaitu wajar dengan pengecualian. Perlu kami sampaikan juga DPD RI termasuk salah satu dari 86 yang diperiksa BPK sejak tahun 2006 sampai sekarang, DPD RI memenuhi opini terbaik WTP. Dan tidak kami temui kunjungan kerja yang fiktif. Opini tersebut sama dengan opini LKPP tahun 2014, ada enam permasalan yang ditemukan BPK dalam pemeriksaan LKPP tahun 2015 yang menjadi pengecualian atas kewajaran LKPP. Permasalahan tersebut merupakan gabungan ketidaksesuaian dengan standar akutansi pemerintahan, kelemahan sistem pengendalian intern, dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Permasalahan tersebut ada enam, yaitu pertama pemerintah pusat menyajikan investasi permanen penyertaan modal negara per 31 Desember 2015 sebesar Rp1.800,9 triliun. Dari nilai investasi permanen tersebut di antaranya sebesar Rp848,38 triliun, merupakan PMN pada PT PLN Persero. Dalam laporan keuangan PT PLN persero tahun 2015 unaudited PT PLN Persero mengubah kebijakan akuntansinya, dari yang sebelumnya sejak tahun 2012 sampai 2014 menerapkan pola isak 8 menjadi tidak menerapkan pola isak 8. Namun Otoritas Jasa Keuangan tetap mewajibkan PT PLN untuk menerapkan isak 8 sebagai standar akutansi keuangan yang berlaku di Indonesia dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Dampak penerapan isak 8 dan tanpa penerapan isak 8 dapat menimbulkan perbedaan nilai PMN pada PT PLN Persero per 31 Desember 2015 unaudited yang disajikan, yakni sebesar Rp. 43,44 triliun. Management PT PLN Persero belum dapat menyajikan laporan keuangan per 31 Desember 2015 audited, sebagai akibatnya BPK tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap angka tersebut. Kedua, pemerintah menetapkan harga jual eceran minyak solar bersubsidi lebih tinggi dari harga dasar, termasuk pajak, dikurangi subsidi tetap sehingga membebani konsumen dan menambah keuntungan badan usaha melebihi dari yang seharusnya, yakni sebesar Rp3,19 triliun. Pemerintah belum menetapkan status dana tersebut. Ketiga piutang bukan pajak sebesar Rp1,82 triliun dari uang pengganti perkara tindak pidana korupsi pada kejaksaan RI dan sebesar Rp33,94 miliar dan 206,87 juta Amerika dolar, dari iuran tetap, royalti, penjualan hasil tambang pada kementerian energi dan sumber daya mineral tidak didukung dokumen yang memadai serta sebesar Rp101,34 miliar tidak sesuai hasil konfirmasi BPK terhadap 4

wajib bayar. Keempat persediaan pada kementerian pertahanan sebesar Rp2,49 triliun belum memenuhi belum sepenuhnya didukung penatausahaan, pencatatan, konsolidasi, rekonsiliasi barang milik negara yang memadai serta persediaan untuk diserahkan ke masyarakat pada kementerian pertanian sebesar Rp2,33 triliun belum dapat dijelaskan status penyerahannya. Kelima pencatatan dan penyajian catatan dari fisik saldo anggaran lebih tidak akurat sehingga kewajaran transaksi dan atau saldo terkait SAL sebesar Rp6,60 triliun tidak dapat diyakini oleh BPK. Keenam koreksi-koreksi pemerintah yang mengurangi nilai ekuitas sebesar Rp96,53 triliun dan transaksi antara entitas sebesar Rp53,34 triliun, tidak dapat dijelaskan dan tidak didukung oleh dokumen yang memadai. Terhadap enam permasalahan tersebut pemerintah perlu mengambil langkah-langkah perbaikan dan kami juga mohon bantuan DPD RI untuk menindaklanjutinya agar kedepan permasalahan yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan menjadi semakin berkurang dan tidak lagi terjadi temuan seperti ini berulang-ulang. Secara keseluruhan dari proses pemeriksaan atas 86 entitas pelaporan, BPK mengapresiasi pemerintah pusat, khususnya kementerian keuangan dan jajarannya yang telah berupaya untuk menjaga kualitas laporan keuangan yang ditunjukkan tidak signifikan penurunan kualitas laporan keuangan pada penerapan pertama kali standar akuntansi pemerintah berbasis akrual. Hal tersebut terlihat dari jumlah kementerian lembaga yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian, WTP hanya menurun sebanyak 6 kali, 6 kementerian dan lembaga. Dari 62 kementerian dan lembaga pada tahun 2014 menjadi 56 kementerian/lembaga pada tahun 2015 ini. Sedangkan kementerian lembaga yang memperoleh wajar dengan pengecualian, WDP dan tidak memperoleh pendapat, tidak memberikan pendapat atau disclaimer. Pada tahun 2015 masing-masing berjumlah 26 kementerian lembaga dan 4 kementerian lembaga. Bapak-Ibu hadirin yang kami muliakan, pemantauan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan LKPP tahun 2007 sampai 2014 mengungkapkan 81 temuan dengan rekomendasi sebanyak 218, rekomendasi temuan pemeriksaan yang sudah ditindaklanjuti sebanyak 61 rekomendasi. Sedangkan yang sedang dalam proses tindak lanjut sebanyak 157 rekomendasi BPK. Seperti pemeriksaan atas LKPP tahun sebelumnya, didalam pemeriksaan LKPP tahun 2015 ini, BPK melakukan review atas pelaksanaan transparansi fiskal. Review berpedoman pada praktik-praktik yang baik dalam transparansi fiskal hasil review tersebut secara keseluruhan menunjukkan bahwa boleh dikatakan pemerintah telah memenuhi sebagian kriteria transparansi fiskal secara memadai. Pimpinan dan Anggota DPD yang kami hormati, sebagai penutup kami berharap DPD RI dapat membantu tindak lanjut LHP, LKPP oleh pemerintah sehingga tidak ada masalah yang sama pada tahun berikutnya dan kualitas LKPP dapat terus ditingkatkan oleh pemerintah. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih atas kepada pimpinan dan seluruh Anggota DPD RI atas kerjasama yang baik dan perhatian terhadap laporan hasil pemeriksaan BPK serta langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan untuk menindaklanjutinya. Kami berharap LHP, LKPP tahun 2015 yang kami sampaikan ini dapat membantu tugas dan fungsi DPD RI sesuai dengan kewenangan dalam rangka mengawasi pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Kami atas nama seluruh pimpinan dan badan pelaksana BPK, dalam rangka menyambut bulan ramadhan yang akan datang sebentar lagi, menyampaikan selamat berpuasa bagi yang menjalani. Semoga di bulan-bulan ke depan keberkahan akan datang kepada kita semua. Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat kami ucapkan terima kasih. Wabillahitaufik walhidayah. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 5

PEMBICARA: MC Penandatanganan laporan hasil pemeriksaan BPK oleh Ketua DPD dan Ketua BPK. Pimpinan DPD dan Ketua BPK disilakan menuju tempat yang telah disiapkan. Dilanjutkan dengan penyerahan laporan hasil pemeriksaan BPK dari Ketua BPK kepada Ketua DPD. Pimpinan DPD dan Ketua BPK disilakan kembali ke tempat. PIMPINAN SIDANG: H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A. (KETUA DPD RI) Terima kasih kepada Saudara Ketua Badan Pemeriksa Keuangan yang telah menyampaikan laporannya dan barusan kita terima. Atas hasil pemeriksaan laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2015 yang kami tadi telah terima sebagai masukan yang sangat berharga dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang DPD. Tentu hasil ini akan selanjutnya akan segera kami pelajari dan tindak lanjuti sesuai dengan amanah Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan ini akan menjadi bahan dalam membuat pertimbangan bagi DPR dalam menyusun rancangan undang yang berkaitan dengan anggaran pendapatan dan belanja negara. Sidang dewan yang mulia, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Saudara Ketua BPK Republik Indonesia LKPP Tahun 2015 kembali mendapatkan opini wajar dengan pengecualian. Opini yang diberika BPK ini belum mengalami perubahan terhadap opini tahun sebelumnya terhadap pemerintah. Atas opini yang diberikan ini kita juga perlu memberikan berbagai catatan terhadap temuan yang telah disampaikan BPK Republik Indonesia: 1. Opini wajar dengan pengecualian diberikan karena terdapat berbagai permasalahan yang antara lain: 1) Ketidakpastian nilai penyertaan modal negara pada PT PLN. 2) Belum jelasnya status dana keuntungan yang diperoleh badan usaha sebagai dampak penetapan harga eceran solar bersubsidi dari harga dasar. 3) Piutang bukan pajak dari uang pengganti perkara tindak pidana korupsi yang tidak didukung oleh sumber yang memadai serta tidak sesuai hasil konfirmasi kepada wajib bayar. 4) Persediaan kepada Kementerian Pertahanan belum sepenuhnya didukung penatausahaan, pencatatan, konsolidasi, dan rekonsiliasi barang milik negara yang memadai serta persediaannya untuk diserahkan kepada masyarakat pada Kementerian Pertanian juga belum dapat dijelaskan status penyerahannya. 5) Pencatatan dan penyajian catatan dan fisik saldo anggaran lebih, tidak akurat sehingga tidak dapat diyakini kewajaran transaksi dan atau saldo terkait (SAL). 6) Koreksi langsung mengurangi ekuitas dan transaksi antar entitas yang tidak dapat dijelaskan dan tidak juga didukung oleh dokumen sumber yang memadai. 2. Permasalahan sedemikian lainnya yang perlu menjadi catatan khusus kita adalah adanya permasalahan terhadap sistem pengendalian internal pada pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa yang belum memadai dan belum menjamin kewajaran pelaporan keuangan berbasis akrual. Di samping memantau pengeluaran dana transfer daerah dan dana desa DPD RI meminta agar pemerintah untuk dapat juga melakukan sosialisasi kepada unit pelaksana sehingga pelaporan keuangan dapat disampaikan sesuai standar yang telah ditetapkan. Di samping itu juga DPD RI meminta agar pemerintah dapat menyederhanakan sistem laporan dengan tetap menjaga tercapailah akuntabilitas pengelolaan keuangan hal ini ditentukan agar sistem pelaporan tersebut 6

justru tidak semakin menghambat pengeluaran dan penggunaan dana yang sangat dibutuhkan daerah. 3. Opini atas laporan keuangan kementerian negara dan lembaga banyak mengalami perubahan yang perlu disikapi dan dievaluasi. Jumlah kementerian lembaga yang berboleh opini wajar tanpa pengecualian dari BPK mengalami penurunan di tahun 2015 menjadi 55 KL dari 62 KL di tahun 2014. Ini juga harus menjadi catatan buat kita semua. Di samping itu, terjadi peningkatan pemberian opini wajar dengan pengecualian mengalami peningkatan menjadi 26 KL pada tahun 2015 dari yang sebelumnya 18 KL. Peningkatan ini terjadi karena adanya penurunan pemberian opini WTP dan opini tidak memberikan pendapat. DPD RI berharap agar BPK Republik Indonesia dapat terus melakukan pendampingan terhadap kementerian dan lembaga dalam penyusunan laporan keuangan sehingga kewajaran dalam penggunaan anggaran dapat dicapai dan juga diharapkan melalui pendampingan tersebut penggunaan anggaran dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sebagaimana tadi yang telah dijelaskan oleh Ketua BPK perlu juga kami informasikan bahwa hasil pemeriksaan BPK Republik Indonesia terhadap anggaran DPD RI tahun anggaran 2015 kembali kita mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Hasil opini ini merupakan kali ke-10 sejak tahun 2006 DPD RI secara berturut-turut sampai dengan sekarang mendapatkan opini. Ini tadi dijelaskan oleh Ketua BPK. Alhamdulillah DPD RI yang mendapat 10 kali biasanya kalau lembaga atau daerah yang dapat satu kali dapat bonus mudah-mudahan 10 tahun ini DPD juga akan mendapat bonus juga kira-kira begitulah. Tentu kita mengucapkan terima kasih atas kerjasama anggota DPD yang disiplin untuk memberikan laporannya. Saya tidak beropini tadi, tetapi tadi Ketua BPK telah menyampaikan, terlepas masih kita banyak kelemahannya tentu kita ingin memperbaiki untuk selalu untuk meningkatkan good governance. Oleh karena itu, melalui meja pimpinan kami mengucapkan terima kasih pada sekretariat jenderal yang telah bekerja keras di bawah pembinaan BPK sekaligus ini sebagai wujud prestasi kita bersama dan wujud kepatuhan seluruh anggota DPD terhadap penggunaan anggaran. Selanjutnya pada sidang yang mulia ini, kita perlu juga menugasi kepada Komite IV dan PAP guna membahas hasil pemeriksaan yang dimaksud selanjutnya sebagai bahan pembahasan. Tentu kami akan menyerahkan laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2015 kepada Pimpinan Komite IV dan juga kepada Pimpinan BAP bagaimana tugas konstitusional kita dan kami percaya bahwa dokumen BPK ini juga akan menjadi bahan bagi seluruh anggota DPD dalam tugas-tugasnya di daerah yang menyangkup penyerapan dan aspirasi, dan maupun juga fungsi pengawasan. Oleh karena itu kami mohon pada Pimpinan Komite IV dan Pimpinan PAP untuk bisa ke depan untuk menerima kado yang baik ini ya untuk bisa ditindaklanjuti. Mana dia? Terima kasih kepada Pimpinan Komite IV dan PAP Sidang dewan yang mulia, demikianlah kita telah menyelesaikan agenda sidang kali ini. Sebelum menutup Sidang Paripurna luar biasa ini kami perlu mengingatkan bahwa Sidang Paripurna ke-13 akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juli Tahun 2014 dengan agenda laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan dan pengesahan keputusan DPD RI. Dan, juga pada kesempatan ini kami mewakili pimpinan dan atas nama pribadi mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi yang melaksanakan pada 1437 Hijriah. Semoga ibadah puasa kita tahun ini dapat lebih baik lagi dan semakin menempa semangat kita dalam melaksanakan tugas sebagai penyuara aspirasi masyarakat dan daerah. 7

Akhirnya dengan mengucapkan alhamdulillah, Sidang Paripurna Luar Biasa ke-6 kami tutup. SIDANG DITUTUP PUKUL 15.25 WIB 8