RESUME DUKUNGAN JERMAN TERHADAP RENCANA REFORMASI CAP (COMMON AGRICULTURAL POLICY) UNI EROPA. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting

dokumen-dokumen yang mirip
RESUME. Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan. biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

Lima Peraturan WTO yang Perlu Diubah untuk Memungkinkan Kedaulatan Pangan dari Semua Negara Jacques Berthelot, Solidarité, 18 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

Ketika cakar Sang Naga kian kuat mencengkeram

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JUNI 2014

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

PIAGAM PEMBENTUKAN DEWAN NEGARA-NEGARA PRODUSEN MINYAK SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB V PENUTUP. pertanian selain dua kubu besar (Amerika Serikat dan Uni Eropa). Cairns Group

Mesir Naikkan Bea Masuk Impor Hingga 6 Kali Lipat

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Liberalisasi perdagangan mulai berkembang dari pemikiran Adam Smith

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

TIMBULNYA BISNIS INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS BULAN : SEPTEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kemandirian Ekonomi Nasional: Bagaimana Kita Membangunnya? Umar Juoro

BAB I PENDAHULUAN. Faisal Basri (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian dan

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... v. HALAMAN PERSEMBAHAN... viii. KATA PENGANTAR... x. DAFTAR ISI... xii. DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh posisi persaingan..., Rahmitha, FE UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Mencari Harga BBM Yang Pantas Bagi Rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

PENDAHULUAN. mengalami keruntuhan (keadaan gawat) dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

dan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PENUTUPAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Transkripsi:

Nama : Diah Wigati NIM : 151040042 RESUME DUKUNGAN JERMAN TERHADAP RENCANA REFORMASI CAP (COMMON AGRICULTURAL POLICY) UNI EROPA Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Uni Eropa. Untuk mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pertanian Uni Eropa, maka dibentuklah Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa (Common Agricultural Policy/CAP). Dalam perekonomian Uni Eropa, sektor pertanian selalu memperoleh porsi terbesar dalam setiap penetapan anggaran tahunan Uni Eropa, bahkan mencapai lebih dari 40% dari total anggaran yang disediakan. Sebagian besar dari anggaran tersebut diperuntukkan bagi subsidi petani di negaranegara anggota Uni Eropa,dengan Jerman sebagai penyumbang subsidi terbesar yaitu 164 miliar Euro. Prisip utama CAP ialah berusaha untuk menciptakan pasar tunggal bagi pertanian Eropa serta memberikan jaminan produktifitas bagi para petani dengan mensubsidi pertanian dengan memberikan protektionisme

untuk memberikan prioritas bagi produk yang diimpor atau sering disebut dengan Community Preference hal tersebut sesuai dengan Traktat Roma. Besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai kebijakan-kebijakan CAP, khususnya subsidi pertanian tersebut menimbulkan kritik dari berbagai pihak yang mendorong munculnya usulan mengenai pemotongan subsidi pertanian melalui Reformasi CAP. Usulan pertama kali muncul pada awal tahun 1968, dimana sebuah proposal radikal mengenai CAP diajukan oleh Mansholt Plan. Tetapi, walau pada saat itu terjadi reformasi terhadap CAP, beberapa dari usulan tersebut mengalami kegagalan. Kegagalan dari reformasi melalui Mansholt Plan tersebut disebabkan oleh pengaruh yang sangat kuat dari para petani. Mansholt juga mencatat bahwa standart hidup petani tidak membaik sejak adanya CAP, meskipun peningkatan produksi dan kenaikan tetap dalam pengeluaran petani. Karena itu ia menyarankan bahwa metode produksi harus di reformasi dan dimodernisasi. Tujuan dari Mansholt adalah untuk mendorong hampir lima juta petani menyerah pada pertanian sehingga

memungkinkan untuk mendistribusikan kembali tanah mereka dan menigkatkan perternakan. Petani dianggap layak jika mereka bisa menjamin bagi pendapatan tahunan pemiliknya rata-rata sebanding dengan semua pekerja di wilayah tersebut. Usulan reformasi CAP yang berisikan pemotongan subsidi pertanian pertama kali diajukan oleh Komisi Eropa. Pengajuan usulan ini dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut: pertama, untuk memperkuat posisi runding Uni Eropa di tingkat World Trade Organization (WTO); kedua, mengantisipasi penggelembungan kebutuhan dana subsidi pertanian sehubungan dengan bergabungnya 10 negara anggota baru pada tahun 2004; ketiga, persiapan penyusunan anggaran sektor pertanian Uni Eropa untuk periode 2006-2013. Usulan pemotongan subsidi pertanian ini didukung oleh beberapa negara anggota Uni Eropa khususnya Jerman. Jerman merupakan negara yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap terbentuknya Uni Eropa. Tanpa adanya suatu negara yang kuat dan aktif seperti Jerman, tidak akan pernah ada Uni Eropa.

Alasan dukungan Jerman tersebut antara lain adalah: karena subsidi yang diberikan oleh CAP dianggap merugikan bagi kepentingan ekonomi Jerman, sehingga membuat Jerman harus memberikan kontribusi pertanian sesuai dengan apa yang sudah di tetapkan oleh Komisi Eropa terhadap negara-negara anggotanya. Hasil produksi pertanian serta jumlah petani yang kurang, menjadikan Jerman terkenal sebagai negara importir terbesar di Eropa. Posisi Jerman di Uni Eropa secara formal sama dengan negara-negara anggota lainnya, akan tetapi secara historis menempatkan Jerman sebagai negara yang senior dan dianggap paling memahami dinamika dan arah Uni Eropa. Secara formal kedudukan tiap-tiap negara di atur dalam berbagai traktat dan diperkuat dalam struktur lembaga atau organisasi Uni Eropa. Pertanian merupakan sektor kecil bagi ekonomi Jerman. Pada tahun 1989 hanya sebesar 1,6% saja dari PDB Jerman Barat, meskipun pangsa pertanian di Jerman Timur dua kali lebih tinggi. Bahkan setelah dua ekonomi benar-benar bersatu, pangsa pertanian diperkirakan hanya berjumlah 2% saja. Meskipun

ukurannya sangat kecil namun sektor pertanian tetap sektor penting bagi ekonomi Jerman. Pemerintah Jerman berperan sebagai fasilitator. Hal ini membawa keadaan kepada Eropa bersatu sebagai perwujudan lebih lanjut dari Masyarakat Ekonomi Eropa. Sejak awal proses pembentukkan Uni Eropa, Jerman terus mendorong berbagai asosiasi perusahaan, khususnya usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya di Eropa. CAP telah menjadi sumber utama anggaran Uni Eropa. Meskipun anggaran Uni Eropa telah menurun lebih dari 70% pada tahun 1970, pada tahun 1997 45,8% setara dengan ECU40, 81 miliar. Jerman tetap menjadi kontributor utama bagi anggaran Uni Eropa, yaitu $ US 16,75 miliar pada tahun 1995, diikuti oleh Inggris yaitu $ US 5,875 miliar. Kontribusi lebih dari suatu negara adalah kelebihan pembayaran atas penerimaan atau sebaliknya bagi penerima manfaat bersih. Seiring berjalannya waktu CAP justru merusak kebijakan mutu di Uni Eropa. Mark Malloch Brown, mantan kepala Program Pembangunan PBB, diperkirakan bahwa biaya subsidi pertanian negara-negara miskin

sekitar USD $ US 50 miliar per tahun dalam ekspor pertanian yang hilang: "Ini adalah distorsi yang luar biasa dari perdagangan global, di mana Barat menghabiskan $ US 360.000.000.000 per tahun untuk melindungi pertanian dengan jaringan subsidi dan tarif bahwa biaya negara-negara berkembang sekitar $ US 50 miliar dalam potensi ekspor pertanian hilang. Lima puluh miliar dolar saat ini setara dengan tingkat bantuan pembangunan." CAP mendistribusikan kembali kekayaan tanpa kriteria suara yang akan mengarahkan uang untuk individu miskin, daerah, atau negara-negara anggota. Akibatnya, setiap negara anggota mencoba meraih pangsa terbesar untuk mendapatkan uang tambahan di bidang-bidang kebijakan lain sebagai kompensasi untuk memperoleh pembayaran pertanian yang relatif sedikit. Hal tersebut merngakibatkan terjadinya defisit anggaran dalam tubuh CAP.