UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Asia Muhammadiyah 1 dan Syamsu Rijal 2 1. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar 2. Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNM.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN GAME

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MENGGUNAKAN MODEL JOYFUL LEARNING

3) Hasil pembelajaran yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN 2 KRAKAL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL ARIAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Keyword: Concept Sentence, Multimedia, Writting Skills

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

662 Aplikasi Model Sains...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION)

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN TEKNIK MNEMONIC DENGAN BAHAN AJAR BROSUR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SDN 1 POHKUMBANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MASALAH SOSIAL DI KELAS IV SD

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

*Korespondensi, tel : ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) Nurul Setiani, Susilaningsih, Ngadiman Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia Email nurulsetiani@ymail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran ATI siswa kelas XI IPS di sebuah SMA Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 5 di sebuah SMA Surakarta yang berjumlah 29 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran ATI dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS di sebuah SMA Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar siswa yaitu; kemampuan afektif siklus I mencapai 60,92% dan siklus II 76,59%, kemampuan psikomotorik siklus I 72,41% menjadi 86,90% pada sikus II dan kemampuan kognitif siswa pada pra tindakan 37,93% menjadi 55,17% pada siklus I dan siklus II menjadi 79,31%. Kata kunci: Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction ABSTRACT The objectives of this research are to improve the learning achievement in Accounting through the application of the learning model of ATI of the students in Grade XI of Social Science Program of a Senior Secondary School of Surakarta in Academic Year 2012/2013. The research used the classroom action research. The subject of the research were the students in Grade XI of Social Science Program 5 of a Senior Secondary School of Surakarta as many as 29 students. The results of the research show that the application of the learning model of ATI can improve the learning achievement in Accounting of the students in Grade XI of Social Science Program 5 of a Senior Secondary School of Surakarta. It is indicated by the improvement of the learning achievement. Firstly, the affective ability of the students improves significantly from 60.92% in Cycle I to 76.59% in Cycle II. Secondly, the psychomotor ability of the students improves from 72.41% in Cycle I to 86.90% in Cycle II. Thirdly, the cognitive ability of the students improves from 37.93% prior to the treatment, and it becomes 55.17% in Cycle I and 79.31% in Cycle II. Keyword: Aptitude Treatment Interaction 2

I. PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia sudah mengalami peningkatan, hal ini dapat terlihat dari standar nilai kelulusan Ujian Nasional yang semakin meningkat pada setiap tahunnya, dimana standar nilai kelulusan UN SMA tahun pelajaran 2011/2012 mencapai 4,5 kemudian meningkat pada tahun pelajaran 2012/2013 menjadi 5,5. Negara Indonesia memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial dan dapat bersaing baik di dalam maupun di luar negeri. Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang dapat meningkatkan potensi SDM, sedangkan keberhasilan suatu sekolah dalam menghasilkan siswa yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh kualitas guru dalam proses pembelajaran dan konsep pembelajaran di dalam kelas serta kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat melakukan inovasi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Setiap siswa mempunyai karakteristik dan kemampuan berfikir yang bervariasi, ada yang memiliki kemampuan cepat, sedang dan rendah, sehingga setiap siswa mempunyai kebutuhan pembelajaran Optimalisasi prestasi belajar dapat tercapai melalui penyesuaian antara model yang berbeda pula. Sebagai seorang pendidik, guru perlu memperhatikan hal tersebut karena akan sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran akuntansi dan beberapa siswa, diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru di sebuah SMA Surakarta tersebut masih menggunakan model pembelajaran ceramah dan ada beberapa guru yang sudah menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif, tetapi belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan variasi kemampuan siswa, sehingga dalam proses pembelajaran perhatian guru masih kurang terhadap perbedaan kemampuan berfikir dan kebutuhan belajar setiap siswa. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat prestasi belajar siswa, akibatnya prestasi belajar akuntansi siswa di sebuah SMA Surakarta belum optimal atau masih rendah. Ini terlihat dari nilai hasil ulangan pada materi Jurnal penyesuaian dan Kertas kerja, dimana pada siswa kelas XI IPS 5 ketuntasan belajar akuntansi siswa hanya mencapai 37, 39% dengan nilai rata-rata 69, 31. pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan kemampuan dan kebutuhan belajar 2

setiap siswa. Menurut Syafrudin Semakin cocok model pembelajaran (treatment) yang diterapkan oleh guru dalam kelas dengan perbedaan kemampuan siswa, maka semakin optimal prestasi belajar yang dicapai (2005: 39). Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang relevan bahwa ada beberapa model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya yaitu dengan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). Selain itu, penelitian yang relevan juga membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran ATI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian dengan menerapkan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction). Namun pada fenomena di lapangan masih banyak sekolah yang belum mengetahui dan belum menerapkan model pembelajaran ATI. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah penelitian yaitu Apakah penerapan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS di sebuah SMA Surakarta tahun 2012/2013? Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran Aptitude Treatment Interactiom (ATI) pada siswa kelas XI IPS di sebuah SMA Surakarta Tahun 2012/2013. Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang dicapai oleh seorang siswa dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan telah ditetapkan sebelumnya. Tingkat prestasi belajar siswa merupakan salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh konsep belajar dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dimyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya (1999). Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran memerlukan model pembelajaran yang memperhatikan karakteristik dan 3

kemampuan setiap siswa agar prestasi belajar siswa optimal. Salah satu model pembelajaran yang memperhatikan perbedaan berfikir dan kemampuan siswa yaitu model pembelajaran ATI. Sebagaimana dikemukakan oleh Syafrudin bahwa Aptitude treatment interaction (ATI) dapat diartikan sebagai suatu konsep atau pendekatan yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masingmasing (2005: 37). Adapun langkah-langkah model pembelajaran ATI yaitu a) Treatment awal yaitu pemberian perlakuan (treatment) awal terhadap siswa dengan menggunakan aptitude testing; b) Pengelompokkan Siswa yang didasarkan pada hasil aptitude testing. Siswa di dalam kelas diklasifikasi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah; c) Memberikan Perlakuan (Treatment) kepada masing-masing kelompok sesuai dengan karakteristiknya. Bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan (aptitude) tinggi, perlakuan (treatment) yang diberikan yaitu belajar mandiri (self learning) menggunakan modul plus yaitu belajar secara mandiri melalui modulmodul dan refensi yang relevan. Sedangkan bagi kelompok siswa berkemampuan sedang dan rendah diberikan pembelajaran regular atau pembelajaran konvensional, tetapi harus dilakukan secara optimal. Terakhir, bagi kelompok siswa yang berkemampuan rendah diberikan Special treatment, yaitu berupa pembelajaran dalam bentuk re-teaching dan tutorial. Tutorial diberikan setelah kegiatan belajar mengajar selesai. d) Achievement-Test yaitu pada akhir setiap pelaksanaan, uji coba dilakukan dalam penilaian prestasi akademik atau prestasi belajar setelah diberikan treatment pembelajaran kepada masing-masing kelompok. Kelebihan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction antara lain: 1) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, 2) Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, 3) Guru dapat lebih memperhatikan kemampuan setiap siswa baik secara individu maupun kelompok, 4) Guru dapat memberikan treatment sesuai dengan kebutuhan siswa, 5) Siswa dapat mengoptimalkan prestasi belajarnya sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan landasan teori dan penelitian yang relevan, maka kerangka pemikiran pada penelitian ini yaitu dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan model pembelajaran yang 4

memperhatikan variasi kemampuan setiap siswa, sehingga timbul permasalahaan yaitu siswa sulit memahami materi pelajaran akuntansi dan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, yang berdampak pada prestasi belajar akuntansi siswa kurang optimal. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang memperhatikan variasi kemampuan berfikir siswa yaitu model pembelajaran ATI, dimana dengan model pembelajaran ATI guru lebih memperhatikan variasi kemampuan siswa, sehingga guru dapat memberikan treatment yang sesuai dengan kemampuan siswa dan kebutuhan belajar siswa. Dengan demikian, prestasi belajar akuntansi siswa diduga dapat meningkat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka rumusan dalam hipotesis penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di sebuah SMA Surakarata Tahun Pelajaran 2012/2013. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (2008: 3). Pelaksanaan PTK terdiri dari empat tahap yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengawasan atau observasi, 4) Refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas XI IPS 5 di sebuah SMA Surakarta. Jenis data pada penelitian adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data pada penelitian ini yaitu: 1) Informan yaitu guru mata pelajaran Akuntansi dan siswa kelas XI IPS 5, 2) Peristiwa yaitu informasi dapat diperoleh dari peristiwa dan aktifitas proses pembelajaran, 3) Dokumen/arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) Observasi, 2) Wawancara, 3) Tes, 4) Dokumentasi. Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi, dimana menurut Sugiyono triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (2011). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu triangulasi sumber dan triangulasi analitik atau analityc triangulation. 5

Teknik analisis data yang digunakan yaitu 1) Untuk data kuantitatif menggunakan statistik, 2) Untuk data kualitatif dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini tingkat prestasi belajar siswa dapat dilihat dari tiga indikator kemampuan yang dimiliki oleh siswa yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik (Sudjana, 2008). Persentase target ketercapaian kinerja dalam penelitian ini yaitu: 1) Kemampuan kognitif siswa 75% yang dihitung dari ketuntasan hasil belajar siswa. 2) Kemampuan Afektif siswa 75% yang dapat dihitung dari tiga aspek yaitu tingkat perhatian siswa, keaktifan siswa dalam bertanya dan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diukur dengan menggunakan lembar obeservasi 3) Kemampuan psikomotorik siswa 75% yang dihitung dari aspek ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal latihan dan diukur dengan menggunakan lembar observasi. III. PEMBAHASAN Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan peneliti, maka dapat diidentifikasi masalah yang ada di sebuah SMA Surakarta yaitu 1) Kurangnya antusias siswa terhadap pelajaran Akuntansi, 2) Selama proses pembelajaran berlangsung siswa cenderung tidak aktif, 3) Perbedaan prestasi yang sangat signifikan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, mengakibatkan krisis percaya diri pada siswa yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, 4) Kelas XI IPS 5 merupakan kelas yang mempunyai banyak masalah yaitu kelas yang paling pasif dalam proses pembelajaran dan siswanya sulit untuk dikondisikan pada saat proses pembelajaran, 5) Prestasi belajar siswa kelas XI IPS 5 belum maksimal atau masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil ulangan siswa kelas XI IPS 5. Pada materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja dari 29 siswa hanya 11 siswa atau 37, 93% yang memperoleh nilai tuntas sedangkan 18 siswa atau 62, 07% siswa belum tuntas. Berdasarkan permasalahan tersebut maka, dilakukan penerapan model pembelajaran ATI pada proses pembelajaran dengan dua siklus. Dimana, pada siklus I dengan materi laporan labarugi perusahaan jasa yang terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu 5 x 45 menit. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I adalah: (1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS untuk menentukan materi penelitian, (2) Menyusun skenario 6

pembelajaran yang disesuaikan dengan model ATI, (3) Mendiskusikan pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran, (4) Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian, pedoman wawancara, menyusun modul plus sebagai media pembelajaran, serta menyusun lembar observasi, (5) Menyusun soal latihan dan soal evaluasi. Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada proses pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 5, diperoleh hasil observasi tindakan pada siklus I yaitu tingkat prestasi belajar akuntansi siswa, yang diukur melalui tiga kemampuan yang dimiliki oleh siswa yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Penerapan model pembelajaran ATI dapat dikatakan berhasil apabila prestasi belajar akuntansi siswa mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 75%. Hasil pelaksanaan siklus I yaitu: Penerapan model pembelajaran ATI belum berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa karena persentase yang diperoleh pada setiap indikator kemampuan yang dimiliki oleh siswa belum mencapai target. Indikator kemampuan afektif siswa hanya mencapai 60, 92%. Persentase yang diperoleh pada setiap aspek pada indikator ini yaitu tingkat perhatian siswa selama proses pembelajaran akuntansi mencapai 91, 95%, keaktifan siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran mencapai 45, 98%, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan mencapai 44, 83%. Indikator kemampuan psikomotorik siswa selama proses pembelajaran akuntansi hanya mencapai 72, 41%. Indikator kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui ketuntasan nilai akuntansi siswa,. dari 29 siswa hanya 16 siswa atau 55, 17% yang mendapatkan nilai tuntas. Berdasarkan refleksi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa penerapan model ATI belum berhasil. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan siklus II. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II sama dengan siklus I, hanya terdapat beberapa perbedaan yaitu: (1) Materi yang digunakan pada siklus II adalah laporan perubahan modal dan laporan neraca (2) Pada siklus II dilakukan perbaikan pelaksanaan tindakan yang didasarkan pada hasil analisis dan refleksi siklus I. Pelaksanaan perencanaan siklus II juga dilakukan dalam 3 kali pertemuan atau 5 x 45 menit. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran, maka dapat diperoleh informasi mengenai prestasi belajar siswa yang diukur melalui tiga indikator yaitu: 7

(1) Indikator kemampuan afektif siswa sudah berhasil karena persentase ketercapaian pada indikator ini sudah melebihi persentase target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 76, 59%. (2) Indikator kemampuan psikomotorik juga berhasil karena persentase yang diperoleh melebihi target ketercapaian yaitu 86, 90%. (3) Persentase Indikator kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui hasil evaluasi siklus II mencapai 79, 31% atau 23 siswa dan nilai rata-rata kelas 79, 36. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar akuntansi pada evaluasi siklus II sudah berhasil. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari tiga indikator ketercapaian kinerja yaitu (1) Indikator kemampuan afektif siswa mengalami peningkatan sebesar 15, 67% dari 60, 92% pada siklus I menjadi 76, 59% pada siklus II. (2) Indikator kemampuan psikomotorik, juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 14, 49%, dimana persentase yang diperoleh pada siklus I yaitu 72, 41% dan pada siklus II meningkat menjadi 86, 90%. (3) Indikator kemampuan kognitif siswa, juga menunjukkan bahwa ketuntasan belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 5 mengalami peningkatan, dimana persentase pada pra tindakan mencapai 37, 93% atau 11 siswa, siklus I meningkat menjadi 55, 17% atau 16 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 79, 31% atau 23 siswa. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena persentase ketercapaian tingkat prestasi belajar siswa yang diukur melalui tiga indikator kemampuan siswa yaitu kemampuan afektif, psikomotorik dan kognitif siswa mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 75%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada keterangan berikut ini: (1) Kemampuan afektif terdiri dari tiga aspek yang diukur yaitu aspek perhatian siswa, aspek keaktifan siswa dalam bertanya dan aspek keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran. Ketiga aspek tersebut mengalami peningkatan pada setiap siklus. Aspek perhatian siswa meningkat sebesar 6, 86%, peningkatan ini terjadi karena adanya pembagian kelompok siswa dan perbedaan lokasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ATI. Hal ini membuat guru lebih intensif dalam melakukan pengawasan sehingga tingkat perhatian siswa selama proses pembelajaran meningkat. 8

Pada aspek keaktifan siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran juga mengalami peningkatan sebesar 18, 31%. Peningkatan ini terjadi karena guru lebih banyak melakukan tanya jawab dengan siswa dan diskusi kelompok bagi kelompok siswa yang berkemampuan sedang dan rendah. Sedangkan bagi siswa yang berkemampuan tinggi diberikan treatment dengan belajar mandiri menggunakan modul plus. Dengan demikian, akan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih besar dalam diri siswa terhadap apa yang telah dipelajari secara mandiri, sehingga siswa akan lebih aktif bertanya. Aspek keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan meningkat sebesar 21,84%. Hal ini karena lokasi pembelajaran dipisahkan dari siswa yang berkemampuan tinggi. Dengan demikian, kelompok siswa yang berkemampuan sedang dan rendah lebih leluasa dan tidak merasa malu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan, serta belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan mereka. Sedangkan untuk kelompok siswa yang berkemampuan tinggi akan lebih termotivasi untuk belajar karena mereka dituntut untuk membangun ilmu pengetahuan dengan kemampuannya sendiri melalui belajar mandiri dari modul dan referensi buku lain. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hamalik bahwa, tujuan pembelajaran mandiri yang diterapkan pada kelompok siswa berkemampuan tinggi adalah agar kelompok siswa tersebut dapat belajar menemukan suatu gagasan sendiri, melatih siswa mendiagnosis dirinya sendiri, dan merencanakan perbaikan atas kerjanya sendiri (2011). Sejalan dengan pendapat tersebut, Sardiman juga menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari (2011). Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran ATI dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa. (2) Persentase kemampuan psikomotorik yang diukur melalui aspek ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal latihan juga mengalami peningkatan setiap siklus sebesar 14, 49%. Peningkatan kemampuan psikomotorik siswa terjadi karena dengan menggunakan model pembelajaran ATI, lokasi pembelajaran dipisahkan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan sedang dan rendah, sehingga guru lebih fokus dalam memberikan perhatian kepada siswa dan 9

dapat memberikan treatment yang sesuai dengan kemampuan siswa. Dengan demikian, siswa yang berkemampuan sedang dan rendah yang didampingi oleh guru selama proses pembelajaran, akan lebih mudah dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Khusus bagi siswa yang berkemampuan rendah, guru memberikan special treatment yang berupa tutorial, sehingga siswa dapat menyelesaikan soal latihan dengan tepat. Sedangkan bagi siswa yang berkemampuan tinggi, dengan belajar mandiri dari modul dan referensi buku lain serta diskusi kelompok, siswa akan lebih cepat dalam menguasai materi, sehingga ketika siswa yang berkemampuan tinggi mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam modul, siswa dapat menyelesaikan soal latihan dengan tepat. (3) Persentase kemampuan kognitif siswa diukur melaui ketuntasan hasil belajar akuntansi siswa juga mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I sebesar 17, 24% dan siklus I ke siklus II mencapai 24, 14%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar akuntansi siswa terjadi karena peningkatan pemahaman siswa terhadap meteri pelajaran akuntansi yang telah dipelajarinya. Pemahaman siswa meningkat terhadap materi pelajaran akuntansi karena dalam memberikan treatment selama proses pembelajaran, guru menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan belajar setiap siswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Aqib bahwa kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa >80% termasuk kedalam kriteria tinggkat keberhasilan belajar siswa sangat tinggi, 60%-79% tinggi, 40%-59% sedang, 20%- 39% rendah dan <20% sangat rendah (2009). Selain itu, hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Mulyasa (2005) bahwa kualitas pembelajaran atau pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualiatas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar dan semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) dan penelitian dapat dikatakan berhasil apabila 10

masing-masing indikator yang diukur telah mencapai target yang telah ditetapkan (hlm 131). Sesuai dengan teori tersebut, hasil penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan termasuk dalam kriteria keberhasilan belajar yang tinggi karena prestasi belajar pada penelitian ini mencapai lebih dari 75%. Penelitian ini dikatakan berhasil karena dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa yang merupakan tujuan dari penelitian ini. IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ATI pada mata pelajaran akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran antara lain; untuk guru yaitu guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran ATI pada proses pembelajaran karena penerapan model pembelajaran ATI tidak hanya terbatas pada pelajaran akuntansi saja, tetapi bisa dilakukan untuk semua mata pelajaran. Selain itu, guru diharapkan juga dapat lebih mengoptimalkan pemakaian model pembelajaran yang disesuaikan dengan variasi kemampuan setiap siswa atau dapat dikatakan bahwa guru harus lebih peka terhadap gaya belajar siswa dan kebutuhan belajar siswa. Sedangkan saran untuk siswa yaitu Siswa hendaknya tetap semangat dan percaya diri dalam belajar meskipun mengalami kesulitan dalam pembelajaran, Selain itu, siswa hendaknya juga lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan melakukan interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa karena hal ini akan bermanfaat bagi siswa dan hendaknya siswa juga menyadari akan pentingnya prestasi belajar dan berusaha untuk terus meningkatkan prestasinya dengan cara belajar dan meningkatkan keaktifan siswa. Selanjutnya, saran bagi kepala sekolah yaitu hendaknya lebih mengusahakan fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah juga perlu mengadakan sosialisasi kepada guru mengenai model pembelajaran ATI, karena model ini belum banyak digunakan di sekolah-sekolah. Peneliti memperoleh banyak bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, 11

peneliti mengucapkan terimakasih kepada: Prodi Pendidikan Ekonomi, khususnya BKK Akuntansi, pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian ini serta guru mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS dan siswa kelas XI IPS di sebuah SMA Surakarta terimakasih atas bantuannya, kerjasamanya dan dukungannya selama melakukan penelitian. V. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Kompetensi. Ciputat: PT. Ciputat Press. Hamalik. (2011). Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Sadirman, A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: YRAMA WIDYA. Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Mulyasa. (2005). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Syafrudin, N. (2005). Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keanekaragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis 12