Ringkasan : Nomor : 05/SE/M/2006 Perihal : Mekanisme Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN Dilingkungan Departemen Pekerjaan Umu Ditetapkan : 28-02 - 2005 Diberlakukan : 28 02-2005 Status : berjalan Penggantian dari : I. Pokok-Pokok Isi 1. Umum 2. Persiapan Pembayaran 3. Mekanisme Pembayaran 4. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) II. 1. UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. Permen Keu No. 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN 4. No. 66/PB/2005 tentang Mekanisme Pembayaran Atas Beban APBN 5. Keppmen PU No. 192/KPTS/M/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tentang Tugas dan Tanggung Jawab Atasan Kepada Satuan Kerja, Atasan Langsung Kepala Satuan Kerja, Pejabat Inti Satuan Kerja, Penanggung Jawab Unit Akuntansi dan Struktur Organisasi Satuan Kerja Dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2006 III. Ringkasan Uraian 1. Umum Surat Edaran ini sebagai pelaksanaan dan penerapan dari Peraturan Menteri Keuangan No.134/PMK.06/2005 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No.66/PB/2005 dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum 1
2. Persiapan Pembayaran 2.1 Penetapan Pejabat Satuan Kerja (Satker) 2.1.1 Penerbitan Surat Edaran (SE) Menteri PU - Diterbitkan : tiap akhir tahun - Isi : Pelaksanaan Program dan Anggaran Departemen PU Kompetensi teknis dan Persyaratan Administrasi Pejabat Inti Satker Mekanisme Pengusulan 2.1.2 Usulan Pejabat Inti Satker - Pengusul : Unit Organisasi/Unit Eselon I - Disampaikan ke : Menteri PU c.q Sekretaris Jenderal 2.1.3 Penetapan Pejabat Inti Satker - Pejabat Inti Satker - Penetapan : oleh Sekjen a.n PU atas usul Pejabata Eselon I a. Kepmen PU No.192/ KPTS/M/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tentang Tugas dan Tanggung Jawab Atasan Kepada Satker, Atasan Langsung Kepala Satker, Pejabat Inti Satker, Penanggung Jawab Unit Akuntansi dan Struktur Organisasi Satker di Lingkungan Departemen PU tahun 2006 b. Permen Keu No. 134/ PMK.06/2005 pasal 4 ayat (2) c. No.66/PB/2005 pasal 2 ayat (1) dan (2) d. UU No.1/2004 pasal 4 ayat (2), pasal 10 ayat (1) dan (2) e. UU No. 17/2003 pasal 2
2.1.4 Penetapan Pembantu - Pembantu Pejabat Inti Satker Penanggung jawab Unit Akuntansi Para Asisten sesuai bidang Staf Pemegang Uang Muka (PUM), bila diperlukan 2.2 Persiapan Pelaksanaan Kegiatan 2.2.1 Penyusunan dan Penetapan Petunjuk Operasi Kegiatan (POK) - Penyusunan POK disusun oleh Kepala Satker - Waktu Penyusunan Segera setelah DPA diterbitkan dan disetujui serta ditetapkan oleh Pejabat Eselon I 2.2.2 Perubahan POK - Dapat dilakukan sepanjang tidak merubah struktur MAK dalam DIPA 3. Mekanisme Pembayaran 3.1 Jenis Pembayaran 3.1.1 Pembayaran melalui UP 3.1.1.1Pengertian UP Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membayar kegiatan operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung 3.1.1.2Penggunaan UP 5211 : Belanja Barang Operasional 5212 : Belanja Barang Non Operasional 5221 : Belanja Keperluan Jasa 5231 : Belanja Pemeliharaan 5241 : Belanja Perjalanan 5811 : Belanja Lain-lain a. Permen Keu No.134/ PMK.06/2005 pasal 1 angka 9 b. No.66/PB/2005 pasal 1 angka 14 7 ayat (7) huruf a 3
3.1.1.3Besaran UP a. Pagu s/d 900 juta - UP = ½ dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP - Mekanisme UP = Rp. 900 juta b. Pagu > Rp. 900 juta s/d 2,4 milyar - UP = 1/18 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP - Maksimal UP = Rp. 100 juta c. Pagu > Rp. 2,4 milyar - UP = 1/24 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP - Maksimal UP = Rp. 200 juta 3.1.1.4Pengisian Kembali UP Bilamana UP telah dipergunakan sekurang-kurangnya 75% dari dana UP yang diterima 3.1.1.5Pemegang Uang Muka (PUM) a. Penunjukan PUM Untuk membantu pengelolaan uang persediaan kepala Satker dapat menunjuk PUM yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Bendahara Pengeluaran b. Jumlah PUM Bendahara pengeluaran dapat membagi UP kepada beberapa PUM c. Pengisian kembali UP bagi PUM Apabila diantara PUM telah merealisasikan penggunaan UP nya sekurangkurangnya 75%, Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat yang ditunjuk dapat mengajukan SPM-GUP bagi PUM a. Permen Keu No.134/ PMK.06/2005 pasal 10 ayat (2) b. No.66/PB/2005 pasal 7 ayat (7) huruf c 6 ayat (3) 6 ayat (2) 6 ayat (3) 6 ayat (2) 4
berkenan tanpa menunggu realisasi PUM lainnya yang belum mencapai 75% 3.1.1.6Tambahan Uang Persediaan (UP) Dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75%, sedangkan satker memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia, satker dapat mengajukan TUP) 3.1.2 Pembayaran Langsung (LS) Pembayaran Langgsung (LS) dilakukan untuk keperluan pembayaran yang pelaksanaannya dilakukan oleh rekanan /pihak ketiga dan atau atas pembayaran dalam rangka pengadaan barang/ jasa yang nilainya ditetapkan oleh Menteri Keuangan 3.2 Mekanisme Pembayaran 3.2.1 Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) 3.2.1.1Proses Pengajuan SPP a. SPP diterbitkan oleh Kepala Satker atau Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan b. SPP disampaikan ke Pejabat Penguji dan Penerbit SPM 3.2.1.2Format SPP Format SPP sebagaimana pada lampiran 1 No.66/PB/ 2005 3.2.1.3Kelengkapan/Persyaratan SPP a. SPP-UP (Uang Persediaan) 1) Kelengkapan SPP Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/pejabat a. Permen Keu No.134/ PMK.06/2005 pasal 10 ayat (4) dan (5) b. Perdirjen Perbendaharaan 7 ayat 7 huruf f No.66/PB/2005 lampiran 1 4 angka 1 5
yang ditunjuk, menyatakan bahwa UP tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan harus dengan LS 2) Persyaratan SPP-UP - Permohonan yang diisi oleh Bendahara - Daftar Rincian Penggunaan UP kebutuhan 1 (satu) bulan - Surat Pernyataan KPA bahwa UP tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran yang menurut ketentuan harus LS - Saldo Bilyet Bank b. SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan) 1) Rincian rencana penggunaan dana TUP dari Kuasa PA/pejabat yang ditunjuk 2) Surat Pernyataan dari Kuasa PA/ pejabat yang ditunjuk bahwa : - Dana TUP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis digunakan dalam waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal diterbitkan SP2D - Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetor ke Rekening Kas Negara - Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara langsung (LS) 3) Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir c. SPP-GUP (Ganti Uang Persediaan) 4 angka 2 Perdirjen Perbendahara- 6
1) Kwitansi/tanda bukti pembayaran 2) Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja (SPTB) 3) Surat Setoran Pajak (SSP) yang dilegalisir oleh Kuasa PA/pejabat yang ditunjuk d. SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan) 1) Rincian rencana penggunaan dana TUP dari Kuasa PA/pejabat yang ditunjuk 2) Surat Pernyataan dari Kuasa PA/ pejabat yang ditunjuk bahwa : - Dana TUP tersebut digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis digunakan dalam waktu satu bulan sejak diterbitkan SP2D - Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas Negara - Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara langsung 3) Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir e. SPP-GUP (Ganti Uang Persediaan) 1) Kwitansi/tanda bukti pembayaran 2) Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja (SPTB) 3) Surat Setoran Pajak (SSP) yang dilegalisir oleh Kuasa PA/pejabat yang ditunjuk f. SPP Untuk Pengadaan Tanah 1) Ketentuan Umum Pembayaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksana an 4 angka 3 4 angka 2 4 angka 3 4 angka 4 7
kan melalui mekanisme pembayaran langsung (LS). Apabila tidak mungkin dilaksanakan melakui mekanisme LS dapat dilakukan melalui UP/TUP 2) SPP-LS Untuk Tanah - Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar di kabupaten/kota - Fotocopy bukti kepemilikan tanah - Kwitansi - SPPT PBB tahun transaksi - Surat persetujuan harga - Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa/tidak dalam agunan - Pelepasan/penyerahan hak atas tanah/akte jual beli dihadapan PPAT - SPP PPh final atas pelepasan hak - Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan) 3) SPP-UP/TUP untuk tanah - Daftar nominatif pemilik tanah yang ditandatangani kuasa PA, untuk tanah dengan luas kurang dari 1 (satu) hektar - Daftar nominatif pemilih tanah dan besaran harga tanah yang ditandatangani kuasa PA dan diketahui oleh Panitia Pengadaan (PPT), untuk pengadaan tanah dengan luas lebih dari 1 (satu( hektar dilakukan dengan bantuan Panitia Pengadaan Tanah (PPT) 4 angka 4 huruf a 4 angka 4 huruf b 8
di Kabupaten/Kota - Ijin dispensasi dari Kantor Pusat Ditjen PBN/Kanwil Ditjen PBN dan besaran uangnya harus mendapat dispensasi UP/TUP, untuk pengadaan tanah melalui UP/TUP g. SPP-LS (Langsung) Dilengkapi dengan 1) SPP LS untuk Belanja Pegawai - Kwitansi - Daftar Belanja Pegawai (honor tetap/tidak tetap) - Surat Setoran Pajak (SSP) 2) SPP-LS Pembayaran gaji induk/gaji susulan/kekurangan gaji/gaji terusan/uang duka wafat/tewas Dilengkapi dengan : - Daftar gaji induk/gaji susulan/ kekurangan gaji/gaji terusan/ uang duka wafat/tewas - SK CPNS - SK PNS - SK Kenaikan Pangkat - SK Jabatan - Kenaikan gaji berkala - Surat pernyataan pelantikan - Surat pernyataan masih menduduki jabatan - Surat pernyataan melaksanakan tugas - Daftar Keluarga (KP4) - Fotocopy Surat Nikah - Fotocopy akte kelahiran - SKPP - Daftar potongan sewa rumah dinas 4 angka 5 4 angka 5 huruf a 9
- Surat keterangan masih sekolah/ kuliah - Surat pindah - Surat kematian - SSP PPh pasal 21 Kelengkapan dokumen diatas digunakan sesuai peruntukannya 3) SPP-LS Pembayaran Lembur Dilengkapi dengan : - Daftar pembayaran, perhitungan lembur yang ditandatangani Kuasa PA/pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Satker/SKS - Surat perintah kerja lembur - Surat hadir kerja - Daftar hadir lembur - SSP PPh pasal 21 4) SPP-LS Pembayaran Honor/Vakasi Dilengkapi dengan : - Surat Keputusan pemberian honor/vakasi - Daftar pembayaran perhitungan honor/vakasi ditandatangani kuasa PA/pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran - SSP PPh pasal 21 h. SSP-LS Non Belanja Pegawai 1) SPP-LS Pembayaran pengadaan barang/jasa Dilengkapi dengan : - Surat Permintaan Penawaran - Surat Penawaran Harga - Berita Acara Evaluasi, Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Harga - Usulan Penetapan Calon Pemenag Penyedia Barang/Jasa - Surat Penetapan Pemenang 4 angka 5 huruf b 4 angka 5 huruf c 4 angka 6 huruf a 10
- Surat Perintah Kerja/Kontrak yang mencantumkan nomor rekening rekanan - Surat Perintah Mulai Kerja - Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan - Berita Acara Serah Terima Barang/Jasa - Berita Acara Pembayaran - Kwitansi yang disetujui Pengguna Anggaran/pejabat yang ditunjuk - Faktur Pajak beserta SSP - Jaminan Bank (untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan Kontrak) 2) SPP-LS Pembayaran Biaya Langganan Daya/Jasa - Bukti tagihan Daya dan Jasa (kwitansi dan daftar) - Nomor rekening pihak ketiga (PLN, PAM, Telkom) 3) SPP-LS Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas - SPPD Belum Rampung Daftar Nominatif Pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas yang berisi antara lain: Nama Pangkat Golongan Tujuan Tanggal keberangkatan Lama perjalanan dinas Biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat pasal 4 angka 6 huruf b 4 angka 6 huruf c 11
Kwitansi Rekapitulasi Daftar Nominatif dan kwitansi rekapitulasi ditandatangani Pejabat Pembuat Komitmen (PK) dan Bendahara Setelah SP2D diterbitkan Pengambilan uang ke Bendahara yang dilengkapi : Kwitansi asli Daftar Rincian Perjalanan Dinas Lembar SPPD yang telah ditandatangani Pejabat yang berwenang diserahkan ke Bendahara untuk disimpan sebagai bukti pertanggung jawaban - SPPD Rampung Surat Perintah Tugas (SPT) Daftar Rincian Biaya Perjalanan Dinas Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Kwitansi Daftar Nominatif Kwitansi Rekapitulasi i. SPP untuk PNBP 1) Ketentuan umum - UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya 2) Besaran UP-PNBP - 20% dari pagu dana PNBP - Maksimal sebesar Rp. 500 juta 3) Kelengkapan/lampiran - Daftar Realisasi Pendapatan dan Penggunaan DIPA (PNBP) tahun anggaran sebelumnya 4 angka 7 huruf a 4 angka 7 huruf b 12
4) TUP-PNBP Bila UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil satu bulan dengan memperhatikan maksimum pencairan (MP) 5) Formula Maksimal Pencairan (MP) MP = (PPP x JS) JPS MP = maksimum pencairan dana PPP = proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan JS = jumlah setoran JPS = jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM (Surat Perintah Membayar) terakhir yang diterbitkan 3.2.2 Pengujian SPP dan Penerbitan SPM 3.2.2.1Penerimaan dan Pengujian SPP a. Penerimaan SPP oleh petugas penerima SPP b. Pemeriksaan kelengkapan SPP c. Pengisian check list kelengkapan SPP d. Pencatatan dalam buku pengawasan penerimaan SPP e. Pembuatan/penandatanganan tanda terima SPP f. Penyampaian SPP kepada pejabat penerbit SPM (pasal 5 angka 3) 3.2.2.2Pengujian SPP oleh Pejabat Penerbit SPM a. Pemeriksaan secara rinci dokumen SPP mencakup - Dokumen pendukung SPP - Ketersediaan/kecukupan pagu DIPA - Kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja dicapai 4 angka 7 huruf c a. Perdirjen Perbendaharaan 5 angka 1 b. Kepmen PU No.192/ KPTS/M/2006 lampiran I huruf A angka 5, angka 6 dan huruf romawi II angka 7 a. Perdirjen Perbendaharaan 5 angka 2 b. Kepmen PU No.192/ KPTS/M/2006 lampiran I huruf A angka 5, angka 6 dan huruf 13
dengan indikator keluaran - Kebenaran atas hak tagih yang menyangkut : Pihak yang ditunjuk menerima pembayaran (nama orang/ perusahaan, alamat, nomor rekening, nama bank, NPWP) Nilai tagihan (kesesuaian/ kelayakannya dengan prestasi kerja sesuai spesifikasi teknis tercantum dalam kontrak) - Pencapaian tujuan/sasaran kegiatan sesuai indikator keluaran tercantum dalam DIPA dan/atau kontrak b. Keputusan hasil pengujian SPP - Pengembalian SPP Bilamana SPP tidak memenuhi persyaratan Selambat-lambatnya 2 hari kerja sejak SPP diterima 3.2.2.3Penerbitan SPM Penerbitan SPM dalam rangkap 6 dengan distribusi - Lembar ke 1 dan ke 2 : KPPN - Lembar ke 3 : penerbit SPM - Lembar ke 4 : unit akuntansi - Lembar ke 5: bendahara pengeluaran - Lembar ke 6 : pejabat pembuat komitmen 3.2.3 Penerbitan SP2D 3.2.3.1Proses Penerbitan SP2D a. Penyampaian SPM ke KPPN - Penyampaian SPM ke KPPN - Pengujian substansi atas SPM, mencakup pengujian romawi II angka 7 a. Perdirjen Perbendaharaan 5 angka 3 b. Kepmen PU No.192/ KPTS/M/2006 huruf A angka 5, huruf B angka 6 dan huruf romawi II angka 7 No.66/PB/2006 pasal 8, 9 dan 11 14
Kebenaran perhitungan tagihan Ketersediaan dana DIPA Dokumen sebagai dasar penagihan, meliputi : o Ringkasan kontrak o Surat Perintah Kerja (SPK) o Surat Keputusan o Daftar Nominatif Perjalanan Dinas Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTB) Faktur pajak dan SSP nya - Pengujian Formal atas SPM mencakup : Kesesuaian tanda tangan SPM dengan spesimen Penulisan jumlah uang dalam angka dan huruf Tidak ada cacat dalam penulisan 3.2.3.2Lampiran/Dokumen pendukung SPM a. SPM-LS Belanja Pegawai - Daftar gaji/gaji susulan/ kekurangan gaji/lembur/hono dan vakasi yang ditandatangani Kuasa PA dan Bendahara Pengeluaran - Surat Keputusan Pegawai bila ada perubahan pada daftar gaji - Surat keputusan Pemberian honor/ vakasi dan SPK lembur - Surat Setoran Pajak (SSP) b. SPM-LS Non Belanja Pegawai - Resume Kontrak/SPK/daftar nominatif perjalanan dinas - SPTB - Faktur pajak dan SSP c. Pembayaran TUP (Tambahan Uang No.66/PB/2006 pasal 9 angka 2 15
Persediaan) - Rincian rencana penggunaan dana - Surat dispensasi kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk TUP diatas Rp. 200 juta - Surat pernyataan Kuasa PA/pejabat yang ditunjuk yang menyatakan Dana TUP untuk keperluan mendesak dan akan habis digunakan dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D Sisa dana TUP akan disetor ke Rekening Kas Negara Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayar secara LS d. Pembayaran GUP (Ganti Uang Persediaan) - Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) - Faktur pajak dan SSP 16