PEMBELAJARAN MATEMATIKA STRATEGI QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Oleh: Sukamto UNIVERSITAS PGRI SEMARANG.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 009 BANGKINANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 PADANG

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII. Oleh: Erni Syofna*, Atus Amadi Putra**,Villia Anggraini.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS III DI SDN WONOKASIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan

PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP CAHAYA

p-issn : e-issn :

PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DI SD TIMBUSENG MAKASSAR IBM QUANTUM TEACHING ON TIMBUSENG ELEMENTARY TEACHERS MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

MEDIA ULAR TANGGA SEGITIGA PADA MATERI LUAS DAN KELILING SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KOTA SOLOK

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253):

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Christina Khaidir1, Rahmi1

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 1 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ABSTRACT

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING

Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja

Suaidin. Pengawas SMA/SMK Kabupaten Dompu NTB

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

dapat menggabungkan keistimewaankeistimewaan

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

MEDIA DIORAMA DAN SEMPOA (DIOPOA) PADA MATERI PENGOLAHAN DATA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek

MUHAMMAD AS ADUR ROFIQ NIM

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Kehidupan yang semakin meng-global ini memberikan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUMON

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini mengalami kemajuan yang

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI QUANTUM TEACHING DI SDSN 06 KAMPUNG LAPAI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. diberikan setiap jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

Irma Khairoes 1, Zulfa Amrina 1, Fazri Zuzano 1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

PENERAPAN TEKNIK CATATAN TULIS DAN SUSUN DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI POKOK BUNYI DI SMP NEGERI 1 MOJOKERTO

HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Cooperative Tipe Teams games Tournament (TGT), Media Flash Card, Motivasi Belajar, Bahasa arab.

By SRI SISWANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

THE USAGE OF ENVIRONMENT TO INCREASE THE STUDENTS ACHIEVEMENT IN NATURAL SCIENCE SUBJECT FOR THE

PENERAPAN TEKNIK BERMAIN KARTU PINTAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KAUMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MATEMATIKA STRATEGI QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh: Sukamto UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstract This study in the background backs low student motivation, especially elementary school mathematics subject matter. Mathematics courses is one of the lessons learned from the primary school level. Even informally parents have taught mathematics to the toddler through the tools of play. Elementary students have thought of mathematics courses is subject scary and considered difficult. Mathematics courses are eye pelajarana considered difficult for students, student motivation to learn a low, monotonous learning process, uninteresting and boring for students. Students in participating in math do not wholeheartedly and only keterpaksaaan alone. Conditions like these that lead to low mathematics achievement. One of the characteristics of mathematics is to have an abstract object and became one of the difficulties faced by both teachers to teach and students in understanding it. Teachers as educators should be aware that elementary school students still think concretely. This causes the teacher should try to reduce the abstract nature of mathematical objects so as to facilitate the students understand the subject matter, but still directed towards the achievement of learning abstract thinking ability of students. Elementary school students still think concretely, it is easy to understand if it can be detected by the senses. Learning strategies should be able to maximize all potential, every student has the same right to succeed. All the elements that underpin the success of learning should be mixed into an accumulation that really create a learning atmosphere. Some of the techniques used is to give positive suggestions with seats the students are comfortable, put background music in the classroom, increasing the participation of individuals, using posters to give a great impression while highlight information (DePorter, 2005: 14). Thus we can conclude quantum mathematics learning strategy learning can increase students' motivation. Abstrak Kajian ini di latar belakangi rendahnya motivasi belajar siswa Sekolah Dasar khususnya materi pelajaran matematika. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan secara tidak formal orang tua telah mengajarkan matematika kepada anak balitanya melalui alat-alat bermain. Siswa SD mempunyai pemikiran mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan dan dianggap sulit. Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajarana yang dianggap sulit bagi siswa, motivasi siswa untuk belajar rendah, 21

Volume 4 Nomor 2 Desember 2014 proses belajar mengajar yang monoton, tidak menarik dan membosankan bagi siswa. Siswa dalam mengikuti pelajaran matematika tidak sepenuh hati dan hanya keterpaksaaan saja. Kondisi-kondisi seperti inilah yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar matematika. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai obyek yang abstrak dan menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi baik guru dalam mengajarkan maupun siswa dalam memahaminya. Guru sebagai pendidik harus menyadari bahwa siswa sekolah dasar masih berfikir secara konkrit. Hal ini menyebabkan guru harus berusaha mengurangi sifat abstrak dari objek matematika sehingga memudahkan siswa memahami materi pelajaran, namun pembelajaran tetap diarahkan kepada pencapaian kemampuan berfikir abstrak siswa. Siswa setingkat sekolah dasar masih berfikir secara konkrit, mudah memahami apabila hal tersebut dapat dideteksi oleh inderanya. Strategi pembelajaran harus bisa memaksimalkan segala potensi, setiap siswa mempunyai hak yang sama untuk sukses. Semua unsur yang menopang kesuksesan belajar harus diramu menjadi sebuah akumulasi yang benar-benar menciptakan suasana Beberapa teknik yang digunakan adalah memberikan sugesti positif dengan mendudukan siswa secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partispasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi (DePorter, 2005 : 14). Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran matematika strategi quantum learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Kata kunci: Quantum Learning, Learning Motivation Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan secara tidak formal orang tua telah mengajarkan matematika kepada anak balitanya melalui alat-alat bermain. Pada pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dijelaskan tujuan pengajaran matematika pada pendidikan dasar antara lain agar siswa memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat serta memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu/kritis, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006). Pada sekolah dasar mata pelajaran matematika diajarkan pada kelas rendah maupun kelas tinggi dan merupakan salah satu mata pelajaran prasyarat lulus Ujian Nasional (UN). Hal ini, meny ebabkan mata pelajaran matematika menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian siswa. Pada umumnya, ketakutan siswa terhadap mata pelajaran matematika disebabkan adanya kesulitan dalam menguasai materi pelajaran yang berakibat hasil belajar siswa rendah. Siswa SD mempunyai pemikiran mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan dan dianggap sulit. Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa, motivasi siswa untuk 22

belajar rendah, proses belajar mengajar yang monoton, tidak menarik dan membosankan bagi siswa. Siswa dalam mengikuti pelajaran matematika tidak sepenuh hati dan hanya keterpaksaaan saja. Kondisi-kondisi seperti inilah yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar matematika. Guru dalam proses pembelajaran harus mampu menyusun rencana program pengajaran, memilih pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Namun penyelenggaraan pembelajaran matematika tidaklah mudah karena fakta menunjukkan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika (Depdiknas, 2006:1). Proses pembelajaran yang baik menitikberatkan pada pemberdayaan peserta didik. Hal ini berimbas pada pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, bukan hanya memorisasi materi dan menjelaskan saja, bukan sekedar penekanan pada penguasaan materi yang diajarkan sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa. Proses pembelajaran lebih menekankan pada bekerja, belajar hidup bersama dan memperoleh hasil yang maksimal. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) secara garis besar tujuan pembelajaran matematika SD, SMP, SMA, dan SMK adalah agar siswa memahami konsep matematika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasannya dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Kemampuan-kemampuan tersebut saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga antara bagian-bagian kemampuan tersebut haruslah dibiasakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tujuan lain pembelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah. Dari pernyataan tersebut bahwa dalam tujuan pembelajaran matematika harus memuat motivasi Berdasarkan kenyataan di lapangan, ternyata mata pelajaran matematika pada umumnya masih dipandang menjadi mata pelajaran yang sulit. Pada mata pelajaran ini umumnya siswa memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini disebabkan karena strategi pembelajaran yang kurang tepat dan berakibat siswa tidak memahami konsep dengan benar, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal penerapan misalnya mengenai materi pecahan. Guru selama proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional pada pembelajaran matematika, guru sebagai sumber informasi utama yang berperan dominan dalam proses pembelajaran. Guru juga belum mampu memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran kompetensi selanjutnya. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkatan pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan gagasan inovatif lainnya sebatas pada ingatan. Pembelajaran konvensional memerlukan perbaikan salah satunya dengan perbaikan strategi dan perangkat pembelajaran. Guru beranggapan bahwa perangkat pelajaran hanya sebagai pelengkap administrasi saja. Sehingga perlu adanya perbaikan pembelajaran, meliputi perbaikan strategi pembelajaran dan 23

Volume 4 Nomor 2 Desember 2014 tersediannya perangkat pembelajaran yang sesuai dengan strategi pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran yang berpusat pada guru sudah tidak tepat dan harus diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Suparno (1997: 45) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sudah saatnya untuk meninggalkan atau mengurangi proses pembelajaran dengan metode ceramah, dimana guru mendominasi bahan yang disampaikan kepada anak didiknya sedangkan anak didik hanya dipaksa untuk duduk, mendengarkan, dan mencatat. Pembelajaran matematika strategi quantum learning perlu dikembangkan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa khusunya matematika. Motivasi Belajar menurut Uno (2011 : 3) motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap, atau keterampilan) tertentu. Motivasi belajar adalah dorongan internal atau eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan seseorang dalam Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang Motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar dan pembelajaran, antara lain : (a ) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Siswa yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik maka siswa tersebut akan tekun belajar, sebaliknya apabila siswa tidak atau kurang memiliki motivasi belajar maka siswa tersebut tidak akan tahan lama Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita -cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Strategi quantum learning, quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan demikian quantum learning adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen Semua unsur yang menopang kesuksesan belajar harus diramu menjadi sebuah akumulasi yang benar-benar menciptakan suasana belajar (DePorter, 2005 : 14). 24

Dengan strategi ini maka proses pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan yang memanfaatkan semua potensi yang ada dalam momen belajar, sehingga siswa nyaman, terdorong dan memiliki minat yang tinggi dalam SIMPULAN Pembelajaran matematika strategi quantum learning sangat efektif bila guru mampu menggali semua potensi yang ada dalam momen belajar, sehingga akan tercita proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga secara bertahap motivasi belajar siswa akan semakin tumbuh. Pembelajaran strategi quantum learning memberikan kesempatan kepada siswa aktif bekerjasama, berinteraksi, maupun membangun pengetahuannya sendiri baik dalam kelompok maupun antar kelompok, lebih menarik, lebih menyenangkan, dan memahami kesulitan siswa. Oleh karena itu disarankan kepada sekolah dan pihak terkait untuk dapat memfasilitasi lingkungan belajar dan media pembelajaran yang mendukung strategi pembelajaran tersebut. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2004. Rapor. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. DePorter, B. dan Hernacki, M. 2005. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. New York: Kaifa. DePorter, B. 2010. Quantum Teaching : Mempraktekan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. New York: Kaifa. Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 25