MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

dokumen-dokumen yang mirip
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

HAMBATAN DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI MAHASISWA D4 FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG JURNAL

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

PERSEPSI GURU PAMONG TENTANG KOMPETENSI MAHASISWA TATA RIAS DAN KECANTIKAN DALAM PELAKSANAAN PPLK PADA SMK DI SUMBAR SYOFIA MELISA PUTRI

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN BELAJAR PADA MATA KULIAH PEMANGKASAN RAMBUT MAHASISWA PROGRAM STUDI D4 TATA RIAS DAN KECANTIKAN

MOTIVASI MAHASISWA MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MOTIVASI BELAJAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN DI SMK N 2 WONOSARI

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

Mega Selvia 2), Drs. Khairudin, M.Si 1), Karmila Suryani, M.Kom 2)

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN DI SMKN 1 PURWOREJO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMAN 1 PELEPAT ILIR

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BOGA DASAR KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 1 PAINAN IKA PURNAMA SARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOMPETENSI GURU MELALUI PLK TERHADAP MINAT MENJADI GURU BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FT-UNP ABSTRACT

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INTERAKSI SISWA DENGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN

Edu Elektrika Journal

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

Abstract

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLADI SMK NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI RINA SUSANTI

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

MINAT SISWA SMK N 3 PAYAKUMBUH UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TINJAUAN DISIPLIN BELAJAR SISWA TATA KECANTIKAN RAMBUT PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMKN 7 PADANG RAHMANIA

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENDAHULUAN. CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Faktor-faktor yang mempengaruhi... (Sinta Armalita) 1

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

MINAT MAHASISWA PGSD PENJASKES TERHADAP PROFESI DI BIDANG KEGURUAN DAN NON KEGURUAN

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMESINAN

MOTIVASI PESERTA PELATIHAN ACCESSORIES DILEMBAGA PELATIHAN KETERAMPILAN ADANA YOGYAKARTA

Economic Education Analysis Journal

Keywords: Learning Interest, Basic Gastronomy Subject.

The Review of Entrepreneurship Interest for Student at Class XII SMKN 1 Padang Based on Parents Occupation Background

TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTEK DASAR KERJA KAYU SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

E- JOURNAL. Oleh: FITRIANI GUSTINA NIM: 13963/2009

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BAGIAN ASISTEN PEMERINTAHAN KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGOLAH MAKANAN INDONESIA 1 DI SMK NEGERI 3 KOTA SOLOK

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN

Muhammad Iqbal 1, Zulkifli Naansah 2, Yusri Abdul Hamid 2 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MELANGGAR TATA TERTIB DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG

PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMK KARTIKA 1-2 PADANG ARTIKEL ILMIAH

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

PERANAN PRESTASI MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN DAN KESIAPAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA


PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

MOTIVASI SISWA MENGIKUTI TAMBAHAN JAM PELAJARAN UNTUK PERSIAPAN UJIAN NASIONAL DI PROGRAM STUDI TATA BUSANA SMK N 1 PANDAK

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

E-JOURNAL. Oleh: Imam Hariyadi NIM

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI (PLI) PADA MAHASISWA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PERSEPSI GURU TENTANG PENGAWASAN PELAKSANAAN TUGAS GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KECAMATAN LUBUK BASUNG

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR DI SMP NEGERI 2 KLATEN

Siswanto 1), Ayu Bidiawati 2) dan Fauziah 3) Abstrak

PENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENGERITINGAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN SMK N 7 PADANG ARTIKEL

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

PEMAHAMAN GURU PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TENTANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMKN 1 SUMATERA BARAT

DRAPING DITINJAU JURUSAN FAKULTAS

Transkripsi:

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH Sharen Annisa PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012 1

2

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran pemangkasan rambut dasar, yang meliputi indikator (a) hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar, (b) kebutuhan dalam belajar, (c) harapan dan cita-cita masa depan dalam pemangkasan rambut dasar. Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI kompetensi keahlian tata kecantikan rambut SMK N 3 Payakumbuh yang berjumlah 38 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner sebagai instrument yang telah di uji validitas dan reabilitasnya. Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk distribusi frekwensi dan tingkat persentase. Hasil penelitian diperoleh skor rata-rata pencapaian responden terhap indikator hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar berada pada kategori Kurang Sekali dengan (68,42%). Tingkat pencapaian Indikator Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar berada pada kelompok kategori Kurang (47,36%). Sedangkan indikator harapan dan cita-cita masa depan tingkat pencapaian responden berada pada kategori Sedang (36,84%). Secara keseluruah motivasi belajar siswa dalam pemangkasan rambut dasar berada pada kategori kurang sekali (36,84%). Abstrack The purpose of this study was to obtain an overview of student motivation in following subjects basic hair cuts, which include indicators of (a) the passion and desire to excel in learning, (b) the need to learn, (c) the hopes and aspirations of the future in basic hair cuts. This research is descriptive quantitative. Population and samples in this study were all students of class X and XI competency skills hairstyling SMK N 3 Payakumbuh totaling 38 people. Data were obtained using a questionnaire as the instrument that has been on test validity and reliability. The results are presented in the form of frequency distribution and percentage rates. The results obtained by achieving an average score of respondents terhap indicators passion and desire in learning achievement in the category of less Once with (68.42%). Indicators of the level of achievement in the Learning Needs Basic Hair Trimming should be in the category of less (47.36%). While indicators of expectations and aspirations of future levels of achievement in the category of Medium respondents (36.84%). In keseluruah motivation to study the basic hair cuts are at once less category (36.84%). 3

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH Oleh: Sharen Annisa 1, Rahmiati 2, Yuliana 2 Program Studi Pendidikan Tata Rias Dan Kecantikan FT Universitas Negeri Padang Email: Sharenannisa@gmail.co.id Abstrack The purpose of this study was to obtain an overview of student motivation in following subjects basic hair cuts, which include indicators of (a) the passion and desire to excel in learning, (b) the need to learn, (c) the hopes and aspirations of the future in basic hair cuts. This research is descriptive quantitative. Population and samples in this study were all students of class X and XI competency skills hairstyling SMK N 3 Payakumbuh totaling 38 people. Data were obtained using a questionnaire as the instrument that has been on test validity and reliability. The results are presented in the form of frequency distribution and percentage rates. The results obtained by achieving an average score of respondents terhap indicators passion and desire in learning achievement in the category of less Once with (68.42%). Indicators of the level of achievement in the Learning Needs Basic Hair Trimming should be in the category of less (47.36%). While indicators of expectations and aspirations of future levels of achievement in the category of Medium respondents (36.84%). In keseluruah motivation to study the basic hair cuts are at once less category (36.84%). Kata kunci: Motivasi, Pemangkasan Rambut Dasa 1 Prodi Pendidikan Tata Rias Dan kecantikan untuk wisuda periode September 2012. 2 Dosen KK FT Universitas Negeri Padang. 4

A. Pendahuluan Peranan pendidikan dirasakan sangat penting bagi setiap bangsa untuk kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut, khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Maju tidaknya pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu bentuk pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas SDM adalah pendidikan kejuruan karena pendidikan kejuruan pelaksanaannya difokuskan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat menguasai suatu keahlian dengan tujuan agar peserta didik dapat menjadi tenaga kerja yang kompeten dan berkualitas sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dipertegas melalui PP No. 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 bahwa, Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Salah satu kompetensi keahlian yang harus dikembangkan dalam siswa SMK bidang kecantikan adalah mata pelajaran pemangkasan rambut dasar. Mata pelajaran Pemangkasan Rambut Dasar adalah mata pelajaran yang penting dikuasai oleh siswa Jurusan Tata Kecantikan Rambut untuk menyeimbangkan kemampuan siswa dengan kebutuhan industri kecantikan akan tenaga kerja yang mampu melakukan pemangkasan sesuai perkembangan gaya guntingan rambut dan dunia fashion dengan berbagai variasi guntingan rambut sesuai dengan trend yang ada. Penguasaan siswa terhadap pelajaran pemangkasan rambut dasar dapat dilakukan melalui proses belajar. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui suatu proses pembelajaran dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak pandai menjadi pandai dari kurang baik menjadi lebih baik dan dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang positif bagi 5

sesorang yang mengikuti proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2001:29) belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan dengan adanya suatu perubahan dalam diri individu dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. Sedangkan Sudjana (2002:104) menyatakan bahwa belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik melalui proses pengalaman baru yang dilakukan seseorang dalam lingkungan belajar yang dapat dilihat dari keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar yang baik akan dapat diraih apabila ada keinginan untuk belajar. Keinginan itu akan muncul apabila ada dorongan (motivasi) baik dalam diri siswa atau luar diri siswa. Motivasi belajar bagi siswa adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang siswa yang besar motivasinya akan gigih dan tekun dalam usahanya mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (2004) dalam www.blogspot.com (2011) yang menyatakan bahwa Motivasi dapat menentukan baik tidaknya mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan yang diraih. Menurut Mc Combs dalam Uno (2010:45) Motivasi belajar adalah kemampuan internal yang terbentuk secara alami yang dapat ditingkatkan atau dipelihara melalui kegiatan yang memberikan dukungan, memberikan kesempatan untuk memilih kegiatan, memberikan tanggung jawab untuk mengontrol proses belajar, dan memberikan tugas-tugas belajar yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi. Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam 6

belajar. Dorongan belajar yang kuat, ulet dalam mengerjakan tugas yang diberikan dalam belajar, dapat mengambil manfaat dari apa yang dipelajarinya, memiliki cita-cita dan harapan yang tinggi, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lingkungan belajar yang mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar yang timbul berupa dorongan tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (Intrinsik) sendiri maupun dari faktor luar diri siswa (Ekstrinsik) yang mempengaruhinya, Menurut Uno (2011:23) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penguatan dalam belajar yang diberikan guru (reinforcement) berupa hadiah dan hukuman, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik dan sebagainya. Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang dalam melaksanakan kegiatan yang mendorong pencapaian tujuannya yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang, Uno (2011:23) menyatakan bahwa motivasi adalah kekuatan dari dalam diri maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, yang meliputi dalam tiga indicator yaitu (a) hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar pemangkasan rambut dasar, (b) kebutuhan dalam belajar pemangkasan rambut dasar, (c) harapan dan cita-cita masa depan dalam belajar pemangkasan rambut dasar. Menurut Hamalik (2001:29) belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan dengan adanya suatu perubahan dalam diri individu dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. Sedangkan Sudjana (2002:104) menyatakan bahwa belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan 7

perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik melalui proses pengalaman baru yang dilakukan seseorang dalam lingkungan belajar. Berdasarkan pengamatan dan observasi awal yang penulis lakukan, baik melalui pengamatan penulis sendiri maupun rekan-rekan yang melaksanakan PLK (Praktek Lapangan Kependidikan) pada bulan Maret sampai dengan Juli 2011 pada kelas X Jurusan Tata Kecantikan Rambut tentang motivasi belajar siswa SMK N 3 Payakumbuh menunjukan hasil belajar yang rendah, hal ini dibuktikan oleh banyak siswa yang datang terlambat saat praktek dengan berbagai alasan terutama alasan kesulitan dalam mencari klien, bahkan ada beberapa orang siswa yang membolos karena tidak mendapatkan klien, juga ditemukan siswa yang kurang tekun. Siswa yang kurang tekun dan seringkali menghentikan kegiatannya karena peralatan yang dibutuhkan tidak tersedia atau rusak sehingga hasil pemangkasan menjadi kurang bagus dan mengecewakan klien, siswa terlihat kurang mampu mengatasi kesulitan saat melaksanakan pemangkasan, sering merasa putus asa dan menyerah saat mengalami hambatan seperti tidak berhasil mendapatkan klien, tidak dapat menyediakan alat dan bahan, sehingga siswa memutuskan untuk tidak ikut dalam kegiatan praktek. Siswa sering mengalami hambatan dalam urusan sarana dan prasarana yang ada pada workshop seperti tidak tersediannya air bersih untuk praktek, kursi penyampoan yang tidak cukup, pemakaian hair dryer yang bergantian dan bahan-bahan kosmetika yang sering kali tidak mencukupi untuk digunakan saat melaksanakan praktek sehingga harus membuat siswa menyediakannya sendiri. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah (1) Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapat gambaran tentang motivasi belajar siswa dalam mengikuti mata 8

pelajaran Pemangkasan Rambut Dasar. (2) Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa yang ditinjau dari: (a) hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar, (b) kebutuhan dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar (c) harapan dan Cita-cita masa depan dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar. B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006:60), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi/sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik (Sugiyono, 2006:8). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Jurusan Tata Kecantikan Rambut Kelas X tahun ajaran 2011/2012 dan XI tahun ajaran 2010/2011SMK Negeri 3 Payakumbuh yang telah mengikuti mata pelajaran Pemangkasan Rambut Dasar yang berjumlah 38 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 38 orang. Data penelitian dikumpulkan dari sumber data yaitu siswa Jurusan Tata Kecantikan Rambut Kelas X tahun ajaran 2011/2012 dan XI tahun ajran 2010/2011, dengan teknik pengumpulan menggunakan angket (kuisioner). Analisis data dilakukan dengan menentukan Distribusi Frekwensi dan Menentukan Tingkat Persentase yang telah di uji Validitas dan Reliabilitasnya. 9

C. Hasil dan Pembahasan Hasil deskripsi data pada penelitian ini merupakan gambaran umum tentang motivasi belajar siswa kelas X Tahun ajaran 2010/2011 dan XI Tahun ajaran 2011/2012 Kompetensi Keahlian Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 3 Payakumbuh pada mata pelajaran Pemangkasan Rambut Dasar. Data mengenai motivasi belajar siswa dinilai dengan indikator : (1) Hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar, (2) Kebutuhan dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar, (3) Harapan dan Cita-cita dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar diperoleh dari angket yang disebarkan pada 38 orang responden. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan sesuai dengan indikator yang diteliti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini : 1. Hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar Dalam indikator hasrat dan keinginan berprestasi dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar data yang diperoleh melalui jabawan angket yang diberikan dengan jumlah pertanyaan 16 butir, maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 16 dan skor maksimal 64. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah 19 sedangkan nilai tertinggi adalah 60, dengan skor rata-rata (mean) 30,21, nilai tengah (median) 32,50, nilai yang sering muncul (mode) 22, dan simpangan baku (standar deviasi) 11,051. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 1 orang siswa dari 38 orang siswa (2,63%) berada pada kategori sangat baik, 1 orang siswa (2,63%) berada pada kategori baik, 3 orang siswa (7,89%) berada pada kategori sedang, 7 orang siswa (18,42%) kurang, sisanya sebanyak 26 orang siswa (68,42%). Dari sebaran data yang diperoleh dapat diketahui tingkat pencapaian respondenyang berada pada nilai terbanyak berada 10

pada kategori Kurang Sekali dengan persentase 68,42%. Untuk lebihnya kategori pencapaian pada indikator Hasrat dan Keinginan Berprestasi dapat dilihat pada histogram dibawah ini: 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 2.63% 2.63% 7.89% 18.42% 68.42% Sangat Baik Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 1 : Histogram Kategori Pencapaian Indikator Hasrat dan Keinginan Berprestasi dalam Pemangkasan Rambut Dasar 2. Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar Didalam indikator kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar dengan menggunakan angket dengan 17 butir pertanyaan maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 17 dan skor maksimal 68. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah 21 sedangkan nilai tertinggi adalah 61, dengan skor rata-rata (mean) 39,71, nilai tengah (median) 34,50, nilai yang sering muncul (mode) 33, dan simpangan baku (standar deviasi) 8,702. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat baik (0%), pada kategori baik sebanyak 3 orang siswa dari 38 orang siswa (7,89%), 7 orang siswa (18,42%) berada pada kategori sedang, 18 orang siswa (47,36%) berada pada kategori kurang, sisanya sebanyak 10 orang siswa (26,31%) berada pada 11

kategori kurang sekali. Dari sebaran data dapat diketahui bahwa skor pencapaian pada kategori terbanyak berada pada tingkat kategori kurang dengan persentase skor sebesar 47,36 %. Untuk lebih jelasnya pengkategorian skor motivasi belajar ditinjau dari indikator Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar dapat dilihat pada histogram dibawah ini : 60% 40% 20% 0% 0% Sangat Baik 7.89% 18.42% 47.36% 26.31% Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 2 : Histogram Pencapaian Skor Indikator Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar 3. Harapan dan Cita-Cita Masa Depan dalam Pemangkasan Rambut Dasar Dalam indikator harapan dan cita-cita masa depan dalam Pemangkasan Rambut Dasar, dengan menggunakan angket dengan 13 butir pertanyaan maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 13 dan skor maksimal 52. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah 15 sedangkan nilai tertinggi adalah 50, dengan skor rata-rata (mean) 34,73, nilai tengah (median) 25,50 nilai yang sering muncul (mode) 35, dan simpangan baku (standar deviasi) 8,01. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 3 orang siswa dari 38 orang siswa (7,89%) berada pada kategori sangat baik, 6 orang siswa (15,78%) berada pada kategori baik, 14 orang siswa (36,84%) berada pada kategori sedang, 7 orang siswa (18,42%) kurang, sisanya sebanyak 8 orang siswa (21,05%). Dari sebaran skor dapat diketahui bahwa pencapaian tertinggi berada pada kategori sedang dengan persentase 36,84 %. 12

Untuk lebih jelasnya pengkategorian skor motivasi belajar ditinjau dari indikator harapan dan cita-cita masa depan dalam Pemangkasan Rambut Dasar dapat dilihat pada histogram dibawah ini : 40.00% 36.84% 30.00% 20.00% 10.00% 15.78% 7.89% 18.42% 21.05% 0.00% Sangat Baik Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 3 : Histogram Pengkategorian Skor Indikator Harapan dan Cita-cita Masa Depan siswa dalam belajar Pemangkasan Rambut Dasar 4. Motivasi Belajar Pemangkasan Rambut Dasar Pengukuran motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran pemangkasan rambut dasar secara keseluruhan, dengan total pertanyaan angket dengan 46 butir pertanyaan maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 46 dan skor maksimal 184. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah 68 sedangkan nilai tertinggi adalah 168, dengan skor rata-rata (mean) 104,63, nilai tengah (median) 94,5 nilai yang sering muncul (mode) 120, dan simpangan baku (standar deviasi) 22,97. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 1 orang siswa dari 38 orang siswa (2,63%) berada pada kategori sangat baik, 3 orang siswa (7,89%) berada pada kategori baik, 7 orang siswa (18,42%) berada pada kategori sedang, 11 orang siswa (28,94%) kurang, sisanya sebanyak 14 orang siswa (36,84%). Dari sebaran skor dapat diketahui bahwa skor pencapaian terbanyak berada pada kategori kurang sekali dengan 13

persentase sebesar 36,84 %. Untuk lebih jelasnya pengkategorian skor motivasi belajar Pemangkasan Rambut Dasar dapat dilihat pada histogram dibawah ini : 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 2.63% Sangat Baik 7.89% 18.42% 28.94% 36.84% Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 4 : Histogram Pengkategorian Skor Motivasi Belajar Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian terhadap motivasi belajar siswa berada pada kategori kurang sekali (36,84%), hal ini berarti motivasi dari dalam diri (instrinsik) siswa yang membuat hasil belajar siswa menjadi rendah dan berada di bawah KKM. Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Uno (2011:1) motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Rendahnya kemampuan siswa dalam belajar pemangkasan rambut dasar yang dapat dilihat dari data yang diperoleh dari ketua kompetensi keahlian Tata Kecantikan Rambut yang menyatakan 71% siswa tidak tuntas dalam belajar merupakan akibat yang ditimbulkan dari rendahnya motivasi intrinsik siswa dalam mengikuti mata pelajaran ini. Sesuai dengan fakta yang ditemui dalam penelitian ini, rendahnya motivasi intrinsik siswa menyebabkan dorongan untuk berbuat demi mencapai tujuan belajar yang dalam hal ini adalah belajar pemangkasan rambut dasar menjadi rendah, terbukti dengan data yang menyatakan indikator hasrat dan 14

keinginan dalam berprestasi dalam belajar, kebutuhan dalam belajar pemangkasan rambut dasar dan harapan dan cita-cita masa depan yang berada pada kategori yang sangat kurang, kurang dan cukup. Berdsarkan temuan yang diperoleh dalam peneltian ini memberikan petunjuk bahwa motivasi belajar siswa yang muncul dari dalam diri (intrinsik) yang diteliti dalam penelitian ini telah nyata menunjukkkan hasil yang tidak menggembirakan, sekiranya ada upaya dari pihak-pihak terkait untuk mencarikan solusi dari permasalahan mengenai rendahnya motivasi tersebut. Mengingat demikian pentingnya peranan motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru pada mata pelajaran yang bersangkutan diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa-siswanya. Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka siswa harus memiliki motivasi belajar sebagai pengerak. Kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan seseorang. Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi dapat memberikan semangat kepada siswa dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan yang dilakukannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka harus dilakukan suatu upaya dari segala pihak yang terkait dalam pembelajaran pemangkasan rambut dasar agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, demi tercapainya tujuan dalam belajar pemangkasan rambut yang merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan dalam industri tata kecantikan. D. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukan diatas, dapat dikemukakan kesimpulan mengenai motivasi belajar siswa kelas X dan XI kompetensi keahlian Tata Kecantikan SMK Negeri 3 Payakumbuh pada tahun ajaran 2011/2012 dalam belajar pemangkasan rambut dasar bagai berikut : (1) indikator hasrat dan keinginan 15

berprestasi dalam pemangkasan rambut dasar, tingkat pencapaian responden terbanyak berada pada kelompok kategori Kurang Sekali dengan persentase skor sebesar 68,42 % (26 orang), (2) indikator Kebutuhan dalam Belajar Pemangkasan Rambut Dasar tingkat pencapaian responden terbanyak berada pada kelompok kategori Kurang dengan persentase skor sebesar 47,36 % (18 orang), (3) indikator harapan dan cita-cita masa depan tingkat pencapaian responden terbanyak berada pada kategori Sedang dengan persentase skor sebesar 36,84% (14 orang), (4) sedangkan secara keseluruhan rata-rata pencapaian motivasi belajar responden dalam pemangkasan rambut dasar diperoleh persentase skor terbanyak sebesar 36,84 % (14 orang) dengan kategori kurang sekali. Melalui penelitian ini ada beberapa saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang terkait yaitu : (1) Siswa SMK Negeri 3 Payakumbuh kompetensi keahlian Tata Kecantikan rambut agar dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar pemangkasan rambut dasar, (2) Guru, agar dapat memberikan upaya dan solusi dalam memberikan pembelajaran yang lebih dapat memotivasi siswa dalam belajar pemangkasan rambut dasar, (4) Sekolah, agar dapat memberikan dukungan dari segala bidang untuk meningkatkan kesuksesan belajar demi mengingkatkan kualitas lulusan dari SMK Negeri, (5) Peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lain yang berhubungan dengan pendidikan. Catatan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dra. Rahmiati, M.Pd dan Pembimbing II Dr. Yuliana, SP, M.Si. 16

Daftar Rujukan Depdiknas. 2009. Spektum SMK Tata Kecantikan Rambut dan Kulit. http//: www.blogspot.com. (diakses tanggal 23 februari 2011) Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002) Sugiyono. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara Winkel. 2004. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli http://www.blogspot.com, diakses tanggal 2 Januari 2012 17