BAB IV. ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA MTs NURUL QOMAR KERGON PEKALONGAN DALAM KELUARGA BROKEN HOME

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB II BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan pendidik sekaligus pengasuh, mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa-siswi yang sedang berada di tingkat pendidikan SMA. seringkali menjadi kekhawatiran bagi orang tua dan guru, karena

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

2016 PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BROKEN HOME DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN RESPONSIF

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar berlangsung. Para guru dan siswa terlibat secara. Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. dua bagian yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anna Kurnia, 2013 Profil Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA. Hasil penelitian melalui wawancara dengan tiga keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung:

BAB III KONDISI MEMBOLOS SEKOLAH SISWA SMK JURNALISTIK LEBAK WANGI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tulus Tu u (2004:81) faktor yang mempengaruhi motivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB V PRINSIP-PRINSIP MEMBANGUN KELUARGA BAHAGIA. tersebut jelas untuk semua orang, namun jalan menuju bahagia tidaklah mudah, ada banyak ujian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB III DESKRIPSI TENTANG LOKASI, KONSELOR, KLIEN DAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan bagi setiap orang tua untuk dapat meneruskan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan dalam keluarga mempunyai. ada pengaruh yang dapat mengubahnya (Arisman, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DILTS FOUNDATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung, terlihat bahwa secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus perceraian di Indonesia saat ini bukanlah menjadi suatu hal yang asing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. individu. Interaksi yang utama dan paling sering terjadi adalah interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter dan

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi generasi penerus keluarga yang bisa dibanggakan kelak. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan prilaku. Pembelajaran pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menjalani kehidupan. Era ini memiliki banyak tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA MTs NURUL QOMAR KERGON PEKALONGAN DALAM KELUARGA BROKEN HOME Dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai motivasi belajar siswa MTs Nurul Qomar Kergon Pekalongan dalam keluarga broken home, maka dapat dilakukan penganalisisan sebagai berikut: A. Analisis mengenai Motivasi Belajar Siswa MTs Nurul Qomar Kergon Pekalongan yang Broken Home Dari hasil wawancara dan observasi terhadap siswa yang broken home diperoleh bahwa motivasi yang dimiliki siswa untuk belajar itu sangat bervariasi yaitu ada yang tinggi, sedang dan rendah, dorongan yang kuat ini pertama muncul dari dalam siswa tersebut dengan alasan seperti: 1. Ingin Membahagiakan orang yang mengasuhnya Sebagian besar motivasi belajar justru muncul dari dalam diri anak, hanya saja anak tersebut tidak menyadari hal tersebut. Sebuah niat yang mulia yaitu ingin membahagiakan orang yang mengasuhnya, siswa-siswa broken home ini sangat bersemangat pergi ke sekolah untuk belajar. Dari kehidupan mereka yang serba rumit dan sulit, membuat beberapa anak menjadi berpikir dewasa. Niat yang muncul dari dalam hati yang tulus dari seorang anak yang notabennya hidup di keluarga yang tidak harmonis ini, bisa menjadi 57

58 sebuah pondasi yang kokoh dan tidak tergoyahkan. Apapun hambatan dan masalah yang dihadapi oleh anak, akan dilaluinya dengan baik. Dengan melihat, mengetahui dan merasakan suka dukanya hidup di dalam keluarga yang broken home, menjadi sebuah motivasi agar dirinya sendiri terus melanjutkan cita-cita mereka hingga tercapai dan tentunya tidak akan mengalami ketidak harmonisan keluarga. 2. Lingkungan Sosial Masyarakatnya Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga menjadi salah satu penyebab untuk aktifitas belajar. Di lingkungan masyarakat ini juga sedikit banyak mempengaruhi tingkat perkembangan seorang anak. Bahkan semisal pergaulan di jalanan juga ikut andil dalam mempengaruhi motivasi belajar. Untuk kondisi lingkungan masyarakat yang baik menyebabkan seorang siswa menjadi baik pula. Siswa yang di dalam keluarganya mengalami broken home dan kemudian memilih pergi keluar rumah untuk mengalihkan perhatiannya dari masalah yang sedang dihadapi, tentunya akan membuat perilaku anak tersebut berubah. Apalagi sifat seorang anak yang beranjak remaja ini yang masih labil dan belum menemukan jati dirinya tersebut, membuat seorang anak menjadi gampang terpengaruh dengan lingkungan dimana dia biasa menghabiskan waktu seusai pulang sekolah. Setelah itu, mereka akan melupakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya. Masalah yang dihadapi keluarganya membuat anak yang seharusnya menghabiskan

59 waktu mereka dengan belajar dan bermain, lebih senang berada di luar rumah karena menurutnya sangat menyenangkan dan sedikit bisa melupakan masalahnya sejenak. 3. Lingkungan Keluarganya Keluarga terutama orang tua merupakan pemberi motivasi terbesar untuk anak, sehingga peran dari keluarganya inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya anak dalam mencapai cita-cita mereka. Terkadang anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya atau anak tersebut merasa tidak cukup kasih sayang yang diberikan keluarga, membuat dia memiliki sikap acuh tak acuh terhadap pembelajaran yang disampaikan guru di kelas. Anak merasa cepat bosan dengan belajar karena fokus mereka telah terbagi dengan dia memikirkan keluarganya dan ujung-ujungnya dia akan sering melamun sendiri sampai akhirnya prestasinya menurun sedikit demi sedikit. Sikap dan perilakunya juga ikut-ikutan berubah, seperti suka membuat keributan sendiri untuk menarik perhatian dari teman dan gurunya karena dia merasa perlu perhatian, ada juga yang suka menutup diri karena malu dan yang parahnya lagi sampai ada yang mencoba melanggar aturan seperti merokok. 4. Keinginan Siswa Banyak sekali keinginan siswa yang menjadi senjata ampuh dalam memotivasi dirinya untuk belajar. Keinginan untuk dapat meraih cita-cita, keinginan agar dapat membanggakan keluarga, keinginan untuk

60 mendapatkan perhatian dari guru dan keinginan untuk menghindari hukuaman dari guru. Banyak sekali alasan-alasan yang dikemukakan oleh siswa ketika dia berulang kali tidak mengerjakan tugas sekolah, malas-malasan mendengarkan guru yang sedang menerangkan materi dan membuat keributan sendiri. Hal-hal tersebut menjadi sangat wajar bila siswa tersebut hidup di keluarga yang tidak harmonis (broken home). Dengan mereka berbuat semacam itu, hanya untuk menutupi masalah yang sedang dihadapinya. Dan yang paling ampuh sebagai motivasi belajar adalah menghindari hukuman dari gurunya dan ingi mendapat perhatian dari guru. B. Analisis Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Motivasi Belajar Siswa MTs Nurul Qomar Kergon Pekalongan dalam Keluarga Broken Home Dari hasil penelitian didapatkan beberapa faktor yang dapat menghambat dan mendukung motivasi belajar siswa dalam keluarga broken home, kemudian dari sini dapat digolongkan menjadi faktor yang mempengaruhi anak secara intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar anak karena pengaruh yang bersangkutan langsung dengan siswa tersebut, sedangkan faktor ekstrinsik adalah hal yang mempengaruhi siswa karena adanya pengaruh dari luar individu tersebut. Tetapi keberadaan kedua faktor ini sama-sama berperan dalam proses belajar siswa tersebut.

61 Hal-hal yang dapat mendukung motivasi belajar siswa dalam keluarga broken home antara lain: 1. Harapan orang tua/wali untuk menjadikan anak lebih baik kehidupannya dibandingkan dengan kondisi mereka. Terkadang harapan yang keluar dari orang tua/wali yang ingin agar anak yang diasuhnya memiliki kehidupan yang lebih baik dari hidupnya ini membuat si anak rela mengedepankan sekolah demi harapan orang tua/wali yang mengasuhnya tercapai. Kondisi yang dialami orang tuanya yang tidak harmonis ini sedikit banyak memberikan pengalaman yang berharga sehingga anak mencoba meraih kesuksesan agar mereka tidak merasakan kondisi kehidupan keluarga yang berantakan lagi di masa mendatang. 2. Adanya kesadaran dari siswa Kesadaran siswa akan keadaan orang tuanya membuat siswa tersebut mempunyai tujuan untuk lebih giat dalam menuntut ilmu agar sukses di kemudian hari.kesadaran yang muncul dari siswa ini merupakan hal yang terpenting agar dapat dijadikan motivasi belajar. Karena motivasi sendiri meerupakan dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang dalam penelitian ini adalah belajar. Untuk memunculkan kesadaran, siswa yang broken home ini perlu melakukan introspeksi diri. Dengan adanya introspeksi dari siswa tersebut, akan memunculkan kesadaran pada diri siswa bahwa belajar itu sangat penting dan berguna demi masa depan mereka sendiri.

62 Belajar akan terjadi apabila ada interaksi antara organisme dengan lingkungan sehingga membuat perubahan pada organisme tersebut, hal ini dilakukan dengan pembentukan pembiasaan. Setiap kejadian di lingkungan berhubungan dengan beberapa titik otak dan saat kejadian itu dialami, ia cenderung menggairahkan atau menghambat aktivitas otak. Jadi, otak terus-menerus dirangsang atau dihambat, tergantung pada apa yang dialami oleh organisme. Sehingga siswa itu sangat perlu pembiasaan dalam belajar yang dimulai dengan kesadaran dari siswa tersebut. 3. Adanya kedekatan dengan kerabat (Perhatian dari orang tua/wali) Ketika siswa tidak lagi bersama orang tua mereka lagi, menyebabkan siswa tersebut memiliki kedekatan dengan kerabat seperti nenek, paman dan bibi mereka. Dari kedekatan yang terjalin ini bisa membuat siswa tersebut bersemangat dalam belajar. Perhatian dari keluarga merupakan kebutuhan utama yang diperlukan anak untuk meningkatkan motivasi belajar mereka. Tanpa perhatian yang cukup dari orang tuanya, membuat anak menjadi malas belajar dan suka melamun sendiri. Ketika perhatian yang didapatkan oleh anak cukup dari keluarganya menyebabkan anak tersebut bersemangat dalam sekolahnya. Setelah dijelaskan berbagai macam faktor yang dapat mendukung motivasi belajar siswa, selanjutnya ada beberapa faktor penghambat motivasi belajar yang harus diperhatikan dan sedapat mungkin untuk menghilangkannya, faktor tersebut antara lain:

63 1. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua Komunikasi antara keluarga merupakan bentuk perhatian yang paling utama untuk perkembangan seorang anak. Komunikasi yang lemah atau kurang bisa menyebabkan siswa mencari perhatian di luar rumahnya. Karena kurangnya komunikasi di antara orang tua dan anaknya menyebabkan anak merasa dirinya tidak terlalu penting bagi orang tuanya sehingga berdampak pada prilaku belajar mereka. Anak menjadi malas di rumah dan memilih berada di luar rumah. Perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tua menjadi salah satu pendorong siswa untuk belajar. Untuk anak seusia remaja memang membutuhkan perhatian dan kasih sayang agar tidak memiliki perilaku yang melanggar aturan sekolah. Dalam kasus siswa MTs Nurul Qomar Kergon Pekalongan yang keluarganya broken home, salah satu penyebab terhambatnya motivasi belajar adalah kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Bentuk perhatian lainnya adalah mendampingi anak belajar. Namun karena alasan tingkat pendidikan orang tua/wali mereka yang rendah, maka yang terjadi adalah anak belajar tidak didampingi oleh orang tua mereka. Ditambah lagi orang tua tidak mampu membantu anak mereka dalam menyelesaikan suatu masalah. Sehingga anak menjadi suka cari perhatian kepada orang lain.

64 2. Sosial Ekonomi Keluarga Karena faktor ekonomilah sebuah keluarga menjadi tidak harmonis. Banyak keluarga yang retak dan kacau karena ekonomi keluarga mereka lemah. Dan anak-anaklah yang menjadi dampaknya. Mereka menjadi berpikir lebih penting mencari uang saja daripada belajar di sekolah yang tentunya akan menghabiskan uang. Anak-anak sering ke jalanan untuk mengamen dari pulang sekolah sampai larut malam. Dampak dari kegiatan tambahan yang dimiliki siswa setelah pulang sekolah menyebabkan siswa tersebut tidak mengerjakan PR yang diberikan oleh guru, berangkat terlambat ke sekolah dan sering mengantuk di kelas. Kalau sudah seperti ini siswa menjadi malas belajar dan malah menyukai kegiatan mencari uang. 3. Keadaan fisiologis siswa Untuk melakukan aktifitas belajar diperlukan asupan makanan yang bergizi agar siswa tersebut bisa menerima pelajaran di sekolah dengan baik. Fisik yang kuat menjadi faktor yang utama dalam meningkatkan belajar siswa apalagi anak remaja yang masih dalam perkembangan, tentunya memerlukan tenaga yang ekstra untuk melakukan kegiatan belajar di sekolah. Faktor inilah yang dialami oleh siswa MTs Nurul Qomar Kergon Pekalongan yang keluarganya broken home. Setiap pagi siswa tersebut tidak sarapan, cukup minum teh hangat saja. Efeknya terjadi saat

65 pembelajaran dimulai. Banyak siswa yang mengantuk di kelas dan tidak konsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar.