HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

I. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan meraih derajad Sarjana S-1 Keperawatan Disusun Oleh : SUMAWATI J210040022 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode dalam rantang kehidupan manusia. Pada masa ini remaja akan mengalami berbagai proses-proses perubahan secara biologis juga perubahan secara psikologis yang di pengaruhi beberapa faktor, termasuk oleh masyarakat, teman sebaya, dan juga media masa. Seseorang yang berada di masa remaja ini juga belajar meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan pada saat yang bersamaan akan mempelajari perubahan pola perilaku dan sikap baru orang dewasa. Selain itu, remaja juga di hadapkan pada tuntutan yang terkadang bertentangan, baik dari orang tua, guru, teman sebaya, maupun di masyarakat sekitar (Yahya, 2006). Kesehatan manusia pada akhirnya dipengaruhi oleh kapasitas masyarakat untuk mengelola interaksi antara kegiatan-kegiatan manusia dan lingkungan fisik serta biologi sedemikian sehingga menjaga serta meningkatkan kesehatan tetapi tidak mengancam integritas system alamiah yang menopang lingkungan fisik serta biologis. (Widiati, 2001) Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batas usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi pelayanan program pelayanan definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 samapai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan

perlindungan Hak reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-21 tahun (Anonim, 2007). Masa remaja adalah periode transisi dengan perubahan fisik yang menandai seorang anak mempunyai kemampuan bereproduksi. Anak perempuan mulai mengalami menstruasinya, anak laki-laki mulai ejakulasi. Serta tingkah laku mereka pada saat itu akan berubah cepat dan kadang-kadang menimbulkan suatu pertentangan. Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badan dan pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu juga kemampuan untuk mengendalikannya. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya ke kebudayaan lain. Secara umum di definisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering di kenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki).

Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang (Yudi, 2008). Perempuan yang sedang haid seringkali mengalami dismenore atau nyeri haid. Nyeri ini biasanya terjadi sebelum dan selama belangsungnya haid yang terkadang disertai rasa mual yang hebat. Gangguan ini bersifat subyektif sehingga berat atau intensitasnya sukar dinilai (Deasyilawati 2007). Menurut Chung-Hey Chen, Yin-Hui, Margaret and Kun-Ming (2006), menyatakan bahwa nyeri ketika menstuasi merupakan penyakit wanita yang biasa banyak menjadi masalah bagi ilmu kebinanan karena bisa kambuh dalam masa pendek sehingga menyebabakan ketidak hadiran pada waktu sekolah bagi remaja. Dalam istilah kedokteran dismenore berarti menstruasi yang menimbulkan nyeri. Hal yang paling sering menimpa kebanyakan perempuan. Bahkan diperkirakan perempuan di Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulannya akibat dismenore (Noviana, 2009). Gangguan menstruasi dapat dilihat dari siklus yang terganggu (tidak teratur, terlalu cepat, terlalu lama) banyaknya jumlah darah yang keluar, lamanya (lebih atau kurang dari 4-7 hari). Ada pula gangguan menstruasi yang tidak terkait dengan ketiga hal tersebut namun menyangkut yang dirasakan ketika menstruasi. Gangguan seperti itu disebut ganggauan sekunder menstruasi. Gangguan sekunder menstruasi yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri sebelum, saat atau sesudah menstruasi. Nyeri seperti itu disebut dismenore. Nyeri tersebut timbul

akibat adanya hormone prostaglandin yang membuat otot uterus (rahim) berkontraksi. Bila nyerinya ringan dan masih dapat beraktivitas berarti masih wajar. Namun bila nyeri yang terjadi sangat hebat sampai mengganggu aktivitas ataupun tidak mampu melakukan aktivitas, maka termasuk pada gangguan. Nyeri dapat dirasakan di daerah perut bagian bawah, pinggang bahkan punggung ( Yudi, 2008) Lestia (2008), menyatakan bahwa kebanyakan wanita mengalami tingkat kram yang bervariasi. Pada beberpa wanita hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman ringan dan letih, dimana beberapa yag lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan aktifitas sehari-hari. Dismenore menjadi keluhan yang paling utama pada remaja Amerika dengan insiden kejadian 85% (Banikarim, Mariam, Kelder. 2000). Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama (Widayanto, 2008). Hingga baru-baru ini dismenore disisihkan sebagai masalah psikologis atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari. Sekarang para dokter tahu bahwa dismenore merupakan kondisi medis yang nyata, walaupun penyebabnya yang jelas masih kurang dimengerti Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup sering ditemukan pada tingkat pelayanan primer. Penelitian sebelumnya mengenai prevalensi dismenore pada mahasiswi sebuah universitas di

Jakarta tahun 2004 menemukan bahwa 83,5% mahasiswi mengalami dismenore. Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang rentan terhadap terjadinya gangguan. Tujuh puluh lima persen perempuan pada tahap remaja akhir mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Menstruasi yang tertunda, tidak teratur, nyeri, dan perdarahan yang banyak pada waktu menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja perempuan menemui dokter. Cakir M, Bieniasz, and Michael, dalam penelitiannya menemukan bahwa dismenorea merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti oleh ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%). Pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian lain didapatkan prevalensi dismenorea bervariasi antara 15,8-89,5%, dengan prevalensi tertinggi pada remaja. Selain itu, didapati juga bahwa dismenorea merupakan alasan utama yang menyebabkan remaja perempuan absen dari sekolah. Sindrom pramenstruasi didapatkan pada 40% perempuan, dengan gejala berat pada 2-10% penderita ( Prima, 2009). Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan salah satu usaha amal pendidikan tinggi yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah. Universitas Muhammadiyah Surakarta saat ini mempunyai 14 fakultas dengan jumlah mahasiswa aktif kuliah 20.447 dengan mahasiswi kesehatan yang berjumlah 1683 dan dengan mahasiswa keperawatan SI yang berjumlah 438 (BAA, 2010).

Studi pendahuluan yang dilakukan di Universitas Muhammdiyah Surakarta pada 10 mahasiswi keperawatan SI, 8 diantaranya mengatakan kadang mengalami dismenore dengan tingkat pengetahuan yang terbatas, dan sikap yang kurang ini dibuktikan dari hasil observasi yang telah dilakukan pada mahasiswi, bahwa ketika ditanya tentang dismenore mereka tahu hanya sebatas pengertian dismenore, dan ketika ditanya lebih jauh tentang penyebab dan cara mengatasi dismenore banyak diantara mereka menjawab untuk mengatasi dismenore mereka cuma tiduran atau bolos kuliah kalau rasa nyeri yang berlebihan. Data di atas menunjukkan bahwa para mahasiswi tidak mengetahui dismenore, mereka tidak tahu apa penyebab terjadinya, dan cara mengatasi dismenore agar tidak mengganggu aktivitas mereka. Berangkat dari penomena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Universitas Muhammdiyah Surakarta untuk mengetahui lebih dalam hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi keperawatan SI dalam mengatasi dismenore. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran tentang pentingnya kesehatan reproduksi terutama mengenai gangguan saat menstruasi yaitu dismenore sehingga bisa dijadikan acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi bagi pendidik dan untuk para tenaga kesehatan lebih memperhatikan kesehatan reproduksi remaja dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan reproduksi lebih mendalam. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan; Adakah hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi keperawatan SI dalam mengatasi dismenore di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi keperawatan SI dalam mengatasi dismenore di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi tentang dismenore di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta. b. Mengtahui sikap mahasiswi dalam mengatasi dismenore di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta. c. Mengatahui besarnya hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi keperawatan SI dalam mengatasi dismenore di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis.

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian dan prosesnya. Penelitian ini juga merupakan media untuk menerapkan ilmu tentang kesehatan reproduksi terutama mengenai gangguan saat menstruasi yaitu dismenore yang di peroleh dalam perkuliahan. 2. Bagi remaja atau mahasiswi Memberikan informasi yang valid mengenai cara mengatasi dismenore ketika menstruasi pada remaja sehingga mereka mampu menyelami kehidupan masa remaja menjadi lebih baik. 3. Bagi pendidik. Dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar lebih meningkatkan pengetahuan para mahasiswi tentang dismenore dan bagaimana cara mengatasi dismenore. 4. Bagi populasi penelitian. Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan terhadap masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi terutama mengenai pengetahuan mahasiswi dalam mengatasi dismenore ketika menstruasi. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang dismenore ketika menstruasi pernah di lakukan oleh: 1. Penelitian yang di lakukan oleh: Asti Widuri (1995), dengan judul Hubungan antara dismenore primer dengan aktivitas olah raga pada siswi SMA Muhammadiyah V Yogyakarta pada penelitian ini peneliti

menghubungkan dismenore primer dengan aktivitas olah raga serta dilakukan dengan pendekatan cross sectional dengan alat kuesioner dan subjek penelitian adalah siswi kelas I, II, III, SMA Muhammadiyah V Yogyakarta. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini adalah variable penelitian, dimana pada penelitian yang dilakukkan sekarang ini menitikberatkan pada hubungan pengetahuan mahasiswi tentang dismenore dengan sikap mahasiswi dalam mengatasi dismenore dengan metode penelitian yaitu deskriptif korelatif, dan tempat penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan saat ini. 2. Penelitian yang di lakukan oleh: Ana Yustianingsih (2005) dengan judul hubungan aktivitas olah raga terhadap dismenore pada siswi SMK pemuda Muhammadiyah Krian Sidoarjo Jawa timur merupakan penelitian diskriptif dengan pendekatan secara cross sectional dengan sampel sejumlah 272 yang di dapat secara sample random sampling, tempat penelitian di SMK pemuda Muhammadiyah Krian Sidoarjo Jawa timur. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah variable penelitian yang menitikberatkan pada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswi dalam mengatasi dismenore. Rancangan penelitian ini adalah dengan metode deskriptif korelatif dan tempat penelitian yang berbeda.

3. Penelitian yang di lakukan oleh: Noviana (2007) dengan judul faktor risiko yang mempengaruhi kejadian dismenore primer (studi di desa banjar kemantren kecamatan buduran kabupaten sidoarjo). Jenis penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan kepada 100 wanita yang berusia 15-30 tahun yang tinggal di desa banjar kemantren, sudah menstruasi dan belum menopause, tidak sedang hamil, tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dan mengalami menstruasi yang teratur selama 6 bulan. Perbedaan penelitian yang dilkukan dengan penelitian sekarang adalah pada variabelnya dimana peneliti lebih menitikberatkan pada tingakat pengetahuan dengan sikap mahasiswi dalam mengatasi dismenore dengan rancangan penelitian deskriptif korelatif.