MANAJEMEN PENGETAHUAN Oleh: Widi Aribowo

dokumen-dokumen yang mirip
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI PEMBELAJARAN ORGANISASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

21/09/2011. Pertemuan 1

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

APLIKASI MANAJEMEN PADA SUATU ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN.

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Siklus Knowledge Management. Pertemuan 2

TEORI ORGAISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN KNOWLADGE MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF. Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc

PEMANFAATAN INTANGIBLE ASSET SEBAGAI IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN. R.Funny Mustikasari Elita

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

Arsitektur Knowledge Management

Knowledge Management Tools

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

MANAGING KNOWLEDGE A. Pengertian Manajemen Pengetahuan

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

Taryana Suryana. M.Kom

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge Management 1

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP PERGURUAN TINGGI. Agus Santoso. Abstract

BAB V STUDI KASUS. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus yang Dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

01/10/2010. Pertemuan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta

Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Bartholomew (2008:14) mengungkapkan bahwa intangible assets seperti pengetahuan

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penyebaran Pengetahuan dan Communities of Practice. Rani Puspita D, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk bergerak secara dinamis untuk dapat memenangkan persaingan dan

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

LOGO TIP FTP - UB

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Dari e-learning Menuju e-knowledge

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT

e-dimension and Global Dimension of Knowledge Management Uwes A. Chaeruman

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi

PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

MODEL DESAIN & DOKUMENTASI DESAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI

Faktor-Faktor yang mempengaruhi efektifnya sebuah Organisasi Virtual (Metode dan Perbandingan)

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Transkripsi:

MANAJEMEN PENGETAHUAN Oleh: Widi Aribowo 1. PENDAHULUAN Era global sedang bergulir kencang. Tantangan berupa turbulensi semakin gencar. Berbagai jenis informasi semakin saling berseliweran saja. Perusahaan yang menjauh dari era ini akan terpuruk. Pasalnya tantangan masa kini adalah bagaimana menguasai atau mengatasi banyaknya informasi dan pengetahuan yang berasal dari segala penjuru dunia. Bagaimana perusahaan mengorganisasi informasi dan pengetahuan seoptimum mungkin? Bagaimana perusahaan memfasilitasi diseminasi informasi? Jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut merupakan alasan mengapa manajemen pengetahuan dibutuhkan. Bagi perusahaan yang tergolong sebagai organisasi belajar maka manajemen pengetahuan sudah menjadi kebutuhan. Natarajan dan Shekar (2000) dalam Jamaliah Abdul Hamid (Understanding Knowledge Management, 2003) mendefinisikan Manajemen Pengetahuan sebagai kegiatan terstruktur dari organisasi dalam rangka memperbaiki kapasitas organisasinya. Caranya adalah dengan memperoleh, membagi, dan memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan derajat kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi. David dan Associate (1997) mengatakan bahwa manajemen pengetahuan adalah suatu proses yang sistematik dalam menciptakan, mengumpulkan, mengorganisasikan, mendifusikan, memanfaatkan, dan mengeksploitasi pengetahuan. Dari definisi tersebut maka ada empat subsistem dari manajemen pengetahuan yakni mendapatkan, menciptakan, menyimpan, dan mentransfer-memanfaatkan pengetahuan. Setiap perusahaan tentu saja berorientasi pada kebutuhan konsumen. Untuk itu perusahaan seharusnya membutuhkan informasi yang menyangkut dinamika pola perilaku pasar. Kebutuhan konsumen dan pelanggan semakin dinamis dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan pendapatan mereka. Tuntutan konsumen terhadap mutu produk (barang dan jasa) dan pelayanan misalnya mendorong perusahaan untuk menelaah kembali proses produksi, distribusi, promosi, dan pelayanan. serta model dan fasilitas 1

pelayanan. Untuk itu perusahaan perlu memperoleh informasi tentang jenis teknologi produksi dan sistem pelayanan yang mutahir. Apa saja teknologi yang layak ditinjau dari sisi teknis, finansial dan ekonomi. Disamping itu perusahaan pun membutuhkan peningkatan mutu sumberdaya manusianya. Untuk itu pengetahuan tentang metode rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia menjadi hal yang vital. Sistem yang diciptakan merupakan suatu keterkaitan yang komprehensiv dari informasi dan pengetahuan dari beragam sumber seperti kalangan praktisi, ilmuwan, dan pengamat. Data dan informasi diolah, dianalisis, dan sejauh mungkin disintesis yang kemudian dipakai untuk menyusun strategi bisnis perusahaan. Tidak tertutup kemungkinan sistem ini memotivasi para karyawan untuk bekerja berbasis pengetahuan. Artinya mereka akan selalu meningkatkan mutu kinerjanya semaksimum mungkin lewat proses pembelajaran yang bersinambung. Pada gilirannya penerapan manajemen pengetahuan sebagai sistem akan meningkatkan pertumbuhan kinerja bisnis perusahaan. Keberhasilan penerapan manajemen pengetahuan sangat bergantung pada beberapa faktor. Yang pertama adalah kualitas pemimpin perusahaan yang didukung semua lini. Disini sang pemimpin, katakanlah manajemen menengah,harus komit dan taatasas dalam menerapkan dan mengembangkan sistem secara partisipatif dan integral. Yang kedua adalah dukungan budaya kerja berbasis pengetahuan di kalangan manajemen dan karyawan. Secara eksplisit budaya pengetahuan akan memperkuat budaya kerja yang ada. Dan yang ketiga, karena sebagai sistem maka manajemen pengetahuan harus merupakan sistem bisnis perusahaan yang total. Artinya subsistem manajemen pengetahuan berkaitan dengan subsistem lainnya seperti dengan subsistem-subsistem manajemen SDM, manajemen finansial, manajemen kompensasi, manajemen produksi, manajemen pemasaran. 2

2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Knowledge Management Secara umum, manajemen pengetahuan merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh individu ataupun organisasi. Pengelolaan yang dimaksud adalah identifikasi, pencarian, penyimpanan, kolaborasi, proses, dan sebagainya yang memiliki tujuan tertentu seperti penciptaan sesuatu hal yang baru. Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management dimaksudkan untuk mewakili pendekatan terencana dan sistematis untuk menjamin penggunaan penuh dasar pengetahuan organisasi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi, dan ide individual potensial untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien dan efektif Dalam konteks organisasi, banyak ahli yang mengemukakan definisi mengenai Knowledge Management. Laudon and Laudon (2002:372-3) menyatakan bahwa Knowledge Management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge Management adalah serangkaian proses yang dikembangkan di dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memeliharan dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut. Knowledge Management is a broad concept that addresses the full range of processes by which an organization deploys knowledge. These involve the acquisition, retention, storage, distribution and use of knowledge in an organization (Burstein & Linger, 2003) Clyde Holsapple : Knowledge Management is an entity s systematic and deliberate efforts to expand, cultivate, and apply available knowledge in ways that add value to the entity, in the sense of positive results in accomplishing its objectives or fulfilling its purpose. The entity s scope may be individual, organizational, Trans organizational, national, etc (Holsapple & Joshi, 2004) Dari beberapa definisi di atas, dapat kita pahami bahwa Knowledge Management atau Manajemen Pengetahuan adalah bagaimana sebuah organisasi mengelola pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana organisasi membangun sebuah pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dan di distribusikan kepada seluruh aspek organisasi untuk mencapai visi dan misi perusahaan. 3

Model Knowledge Management Knowledge Management adalah hal yang luas dan kompleks di bidang manajemen, hal ini menyebabkan beberapa ahli membangun model untuk manajemen pengetahuan. Knowledge Management dilakukan dalam sistem pengelolaan pengetahuan, atau Knowledge Management System. Sebagian besar perusahaan yang menerapkan KMS, menggunakan pendekatan tiga-cabang untuk mengelolanya, yaitu : 1. Manusia (People) 2. Proses (Process) 3. Teknologi (Technology) Ada beberapa model yang dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah yang membagi kedalam dua dimensi : Gambar di atas menjelaskan bahwa dimensi pertama (bawah) terdiri dari aktifitasaktifitas yang sangat penting bagi proses penciptaan pengetahuan dan inovasi seperti - Knowledge Exchange - Knowledge Capture - Knowledge Reuse - Knowledge Internalization Secara keseluruhan, proses ini menciptakan sebuah organisasi pembelajaran (learning organization) yaitu sebuah organisasi yang memiliki keahlian dalam penciptaan, perolehan, dan penyebaran pengetahuan serta mengadaptasikan aktifitasnya untuk merefleksikan pemahaman dan inovasi baru yang didapat. 4

Sedangkan dimensi kedua terdiri dari elemen yang memungkinkan atau mempengaruhi aktifitas penciptaan pengetahuan, yaitu: - Strategy : Penyelarasan strategi organisasi dengan strategi Knowledge Management - Measurement : Pengukuran atau penilaian dengan cara menentukan apakah terjadi perbaikan Knowledge Management atau apakah ada manfaat yang telah diambil - Policy : Aturan tertulis yang telah dibuat oleh organisasi sebagai dasar melakukan kegiatan operasional organisasi - Content : Bagian dari Knowledge-Base Organisasi yang ditangkap secara elektronik - Process : Proses yang digunakan oleh Knowledge Worker di organisasi, dalam tujuan mencapai misi dan visi organisasi - Technology : Teknologi yang dijadikan sebagai fasilitator atau media antara proses identifikasi, penciptaan, dan difusi pengetahuan diantara elemen-elemen organisasi. - Culture : Lingkungan dan konteks dalam organisasi. Banyak para ahli yang telah berusaha untuk mendefinisikan proses proses Knowledge Management. Nonaka dan Takeuchi (1995) menggambarkan 4 proses konversi pengetahuan: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Masing-masing proses melibatkan perubahan satu bentuk pengetahuan (tacit atau explicit) ke bentuk pengetahuan lain. Model ini berfokus pada persoalan penting yaitu bagaimana pengetahuan dapat diciptakan melalui pembagian keorganisasian dan menjadi berguna untuk mengidentifikasi dan menilai aktifitas-aktifitas penting tertentu dalam manajemen pengetahuan. Selain itu, Oluic-Vukovic (2001) menguraikan 5 langkah dalam rantai pemrosesan pengetahuan: pengumpulan, penyusunan, penyaringan, penyampaian dan penyebaran. Model ini melingkupi lebih lengkap lagi cakupan aktifitas yang dilibatkan dalam aliran pengetahuan organisasi. Hampir menyerupai proses siklus hidup informasi yang menyarankan sekali lagi aspek yang saling berhubungan dari Information Management dan Knowledge Management. Untuk menganalisis beberapa inisiasi Knowledge Management, diperlukan sebuah kerangka atau framework yang dapat membantu kita untuk membandingkan aktifitasaktifitas yang dilibatkan dalam inisiasi tersebut. France Bouthillier dan Kathleen Shearer (2002) memutuskan bahwa proses pengidentifikasian atau pengelompokkan terhadap 5

aktifitas-aktifitas akan membantu tanpa memperdulikan masalah-masalah konseptual yang telah disebutkan sebelumnya. Penemuan (discovery) melibatkan penempatan pengetahuan internal ke dalam organisasi. Organisasi besar yang tersebar secara geografis, non hirarki sadar bahwa proses pengumpulan pengetahuan (gathering) ini berguna terutama ketika satu bagian dari organisasi tidak mengetahui pengetahuan yang terdapat dalam bagian lainnya. Sedangkan perolehan atau penambahan (acquisition) berkaitan dengan membawa pengetahuan ke sebuah organisasi dari sumber eksternal. Penciptaan (creation) pengetahuan baru dapat dikerjakan dalam berbagai cara. Setelah pengetahuan telah dikumpulkan, lalu harus disimpan (stored) dan dibagikan (shared). Berbagi (sharing) pengetahuan melibatkan pemindahan pengetahuan dari satu (atau lebih) orang ke seseorang (atau lebih) lain. Fokus dari Knowledge Management tidak hanya pada pendistribusian (distribution) tidak juga pada penyebaran (dissemination) pengetahuan, tetapi pada pembagiannya (share). Meskipun pengetahuan dapat di peroleh pada tahapan individu, agar dapat berguna harus dibagikan dalam suatu komunitas, yang seringkali digambarkan sebagai komunitas praktek. Contohnya, jika terdapat hanya satu orang yang mengetahui aturan dan prosedur organisasi, aturan dan prosedur seperti itu akan menjadi tidak berguna dan tak berarti. Disisi lain, aturan dan prosedur berasal dari komunitas dan ada dengan tepat untuk mengatur aktifitas kelompok. Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) kemudian menjadi krusial ketika anggota baru datang dan yang lain keluar. Manajemen informasi 6

tidak benar-benar memfokuskan pada pembagian informasi dan lebih diorientasikan kepada pengawasan, pemeliharaan, dan penyimpanan informasi. Seseorang juga dapat berpendapat bahwa kegunaan dan nilai dari informasi tidak bergantung sebanyak pada konsumsi dan pembagian kolektifnya: konsumsi dan penggunaan individunya dapat menjadi sangat efektif dari suatu sudut pandang organisasi. Sebenarnya, terlalu banyak pendistribusian informasi dapat mengarah pada kelebihan informasi yang dapat melumpuhkan tindakan. Ada kendala-kendala yang dihadapi sebelum akhirnya dapat memanfaatkan dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru, yaitu kendala dalam mengakses, mengorganisasikan, dan menangkap pengetahuan. Selain kendala dari dimensi proses tersebut, juga ada kendala dari dimensi budaya. Sebelum terciptanya suasana yang mendorong inovasi, diperlukan suasana yang mendorong dilakukannya berbagi pengetahuan dan bekerja sama. Metode Penerapan Knowledge Management dalam organisasi Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai konsep dan model Knowledge Management, pada bagian ini akan diberikan langkah praktis untuk menerapkan Knowledge Management dalam organisasi. 1. Identifikasi dan Analisa Tahapan awal dari kegiatan ini adalah kita perlu mengetahui dimana posisi organisasi atau organisasi saat ini dalam pengelolaan pengetahuan. Hal ini perlu dilakukan karena pengetahuan organisasi spesifik dan berbeda-beda untuk setiap organisasi. Pertama yang perlu dilakukan adalah identifikasi pengetahuan yang ada, baik yang bersifat tacit maupun eksplisit dimana pengetahuan tersebut tersimpan dan bagaimana peranan pengetahuan tersebut dalam kegiatan organisasi. Hasilnya adalah sebuah peta pengetahuan yang ada dalam organisasi. Selanjutnya melihat proses-proses, budaya dan kebiasaan yang terkait dengan pengelolaan pengetahuan dalam organisasi, misalnya training, pendidikan dan latihan, tanya jawab, budaya diskusi/debat, dsb. Kemudian melihat aktor pelaku atau bagian organisasi yang berkaitan dengan proses pengelolaan pengetahuan tersebut (bagian diklat, bagian IT, kelompok ahli, pustakawan dll). Perlu juga diketahui bagaimana karyawan dalam organisasi mendapatkanpengetahuan. Tahap selanjutnya adalah indentifikasi infrastruktur yang 7

ada, kita perlu melihat infrastruktur apa yang telah ada, misalnya perpustakaan, intranet, media komunikasi internal, email, forum diskusi, digital library dan lainlain. Infrastruktur ini akan digunakan untuk membangun sistem Knowledge Management dalam organisasi. Dari informasi-informasi tersebut akan diperoleh gambaran mengenai proses pengelolaan pengetahuan yang ada saat ini, dan infrastruktur apa yang bisa digunakan untuk membangun manajemen pengetahuan. 2. Perancangan, Penerapan, Sosialisasi, dan Evaluasi Tahap berikut setelah dilakukan identifikasi dan analisa adalah perancangan manajemen pengetahuan dalam organisasi. Beberapa pedoman yang bisa digunakan adalah: Penerapan teknologi, pada tahap awal gunakan teknologi yang tepat dan sederhana dan yang telah ada serta kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut. Pendekatan top-down, dengan kebijakan, anjuran dan bottom-up dengan menggerakan karyawan melalui perubahan budaya. Dorong terciptanya Community of Practice. Bangun fasilitas untuk berbagi pengetahuan (formal maupun informal) Sosialisasi infrastruktur untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh karyawan. Evaluasi keberhasilan penerapan, misalnya dengan pengukuran kinerja. 3. Tipe Kegiatan manajemen pengetahuan Kegiatan manajemen pengetahuan dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe yaitu: Mengumpulkan dan menggunakan ulang pengetahuan terstruktur. Pengetahuan sering tersimpan dalam beberapa bagian dari output yang dihasilkan organisasi, seperti disain produk, proposal dan laporan kegiatan, prosedur-prosedur yang sudah dimplementasikan dan terdokumentasikan dan kode-kode software yang semuanya dapat dipergunakan ulang untuk mengurangi waktu dan sumber yang diperlukan untuk membuatnya kembali. Mengumpulkan dan berbagi pelajaran yang sudah dipelajari (lessons learned) dari praktek-praktek. Tipe kegiatan ini mengumpulkan pengetahuan yang berasal dari pengalaman, yang harus diinterpretasikan dan diadopsi oleh user dalam konteks yang baru. 8

Mengidentifikasi sumber dan jaringan kepakaran. Kegiatan ini bermaksud untuk menjadikan kepakaran lebih mudah terlihat dan mudah diakses bagi setiap karyawan. Dalam hal ini adalah untuk membuat fasilitas koneksi antara orang yang mengetahui pengetahuan dan orang yang membutuhkan pengetahuan. Membuat struktur dan memetakan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan performansi. Kegiatan ini memberikan pengaruh seperti pada proses pengembangan produk baru atau disain ulang proses bisnis dengam menjadikan lebih eksplisit atau terbuka dari pengetahuan yang diperlukan pada tahap-tahap tertentu. Mengukur dan mengelola nilai ekonomis dari pengetahuan. Banyak organisasi mempunyai aset intelektual yang terstuktur, seperti hak paten, copyright, software licenses dan database pelanggan. Dengan mengetahui semua aset-aset ini memungkinkan organisasi untuk membuat revenue dan biaya untuk organisasi. Menyusun dan menyebarkan pengetahuan dari sumber-sumber eksternal. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan tidak menentu telah meningkatkan kepentingan dan kesungguhan pada business intelligence system. Dalam kegiatan ini organisasi berusaha mengumpulkan semua laporan dari luar yang berhubungan dengan bisnis. Dalam kegiatan ini diperlukan editor dan analis untuk menyusun dan memberikan konteks terhadap informasi-informasi yang diperoleh tersebut. 4. Strategi Untuk Mengelola Pengetahuan Dalam praktek Knowledge Management di lapangan terdapat dua buah strategi yang sangat berbeda. Kedua strategi tersebut adalah strategi kodifikasi dan strategi personalia. Strategi Kodifikasi, pengetahuan dikodifikasi, didokumentasikan dengan baik, dan disimpan ke dalam database sehingga dapat diakses dan digunakan berulang-ulang oleh siapapun dalam organisasi tersebut. Komputer membantu komunikasi antara individu-ke dokumen. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mirip dengan perpustakaan tradisional, yang menyimpan dokumen elektronik dengan fasilitas search engine yang bagus. Strategi ini biasanya dipakai oleh organisasi yang menjual produk yang standard dan umum. Strategi Personalia, pengetahuan disebarkan melalui kontak individu-keindividu. Fungsi utama komputer hanyalah untuk membantu mereka berkomunikasi seperti melalui email, chatting, video conferensi, lalu meeting. Untuk itu diperlukan 9

sebuah sistem pencarian data keahlian (expertise directory) sehingga setiap individu bisa menghubungi individu lainnya dengan informasi kontak yang disediakan. Strategi ini biasanya dipakai oleh organisasi yang memberikan solusi sangat costumized kepada setiap permasalahan yang unik. Sebuah organisasi tidak bisa menggunakan kedua strategi sekaligus dengan proporsi yang sama juga tidak bisa hanya menggunakan salah satu strategi saja. Strategi yang tidak sesuai dengan budaya dan kehidupan bisnis organisasi juga akan menghasilkan kegagalan bisnis organisasi juga akan menghasilkan kegagalan besar dalam menerapkan manajemen pengetahuan. 3. STUDI KASUS PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT MP3 sebagai media pembelajaran manasik haji Manasik artinya tata cara ibadah. Manasik haji / Umroh adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bimbingan haji/umroh atau biro-biro perjalanan yang menyelenggarakan jasa pemberangkatan ibadah haji/umroh yang intinya membelajarkan bagaimana tata cara ibadah haji/umroh. Kegiatan itu bisa dikatakan juga Workshop atau pelatihan untuk melaksanaan ibadah haji/umroh. Seperti kita ketahui, di Indonesia Ongkos untuk melaksanakan ibadah haji masih tergolong tinggi sehingga tidak semua jemaah dapat mengulang kembali ibadah itu. Oleh karena itu biaya yang mahal dan pengorbanan selama melaksanakan ibadah harus benar-benar diimbangi dengan pelaksanaan ibadah yang benar dan pada akhirnya menjadi ibadah yang mabrur. Pada dasarnya manajemen pengetahuan atau knowledge management (KM) adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Secara teknis KM muncul karena dorongan teknologi yang memungkinkan orang merekam dalam bentuk teks, tulisan, gambar dan sebagainya. KM juga dapat dikatakan sebagai teknik membangun lingkungan pembelajaran (Learning environment), dimana orang-orang didalamnya terus termotivasi untuk belajar, memanfaatkan informasi yang ada, serta pada akhirnya mau berbagi pengetahuan yang dihasilkannya. Manasik haji/umroh dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran. Pembahasan mengenai proses pembelajaran berkaitan dengan pengertian strategi pembelajaran. Dalam konsep teknologi pendidikan, dibedakan istilah pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajatan atau instruksional, adalah usaha mengelola lingkungan dengan 10

sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta didik yang biasanya berlansung dalam situasi resmi/formal. Pembelajaran maupun pengajaran merupakan sains sekaligus kiat. Seseorang yang mendalami aspek keilmuannya saja belum tentu dapat menerapkan dengan baik. Sebaliknya penguasaan atas aspek kiat saja juga tidak menjamin keberhasilan dalam membelajarkan peserta didik. Suatu program pembelajaran yang baik haruslah memenuhi kriteria daya tarik, daya guna dan hasil guna. Penerapan KM dalam manasik haji adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Secara teknis manajemen pengetahuan muncul karena dorongan teknologi yang memungkinkan orang merekam, dalam bentuk teks, tulisan, gambar dan sebagainya. Penerapan manajemen pengetahuan dalam penyelenggaraan manasik haji antara lain adalah pengembangan bahan belajar berbantuan komputer yang selanjutnya diberi nama program komputer manasik haji/umroh dan MP3 doa-doa ibadah haji/umroh. Dengan kedua produk itu diharapkan para calon jemaah haji termotivasi untuk mendalami manasik haji/umroh. Ragam perkembangan teknologi informasi juga terdapat pada teknogi audio sebagai media pembelajaran. Saat ini kita mengenal MPEG (moving picture expert group) audio layer III yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital audia dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat menghilangkan. istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio kedalam format MP3 menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran manusia untuk mengurangi besarnya file audio. MP3 adalah pengembangan dari teknologi sebelumnya sehingga ukuran yang lebih kecil dapat menghasilkan kualitas yang setara dengan kualitas CD. Kompresi yang dilakukan oleh MP3, tidak mempertahankan bentuk asli dari sinyal input. Melainkan yang dilakukan adalah menghilangkan suara-suara yang keberadaannya kurang / tidak signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang dilakukan adalah menggunakan model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan bagian yang terdengar bagi sistem pendengaran manusia. Setelah itu sinyal input yang memiliki domain waktu dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domaian frekwensi. kemudian model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengan 11

sinyal input dan dilakukan proses pemfilteran yang menghasilkan sinyal dengan range frekwensi yang signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses itu adalah proses konvolusi dua sinyal yaiatu sinyal input dan sinyal model sistem pengaran manusia. Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul setelah pemfilteran akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan dengan hasil akhir file dengan format MP3. Kepopuleran dari MP3 sampai saat ini belum tersaingi disebabkan oleh beberapa hal. Pertama MP3 dapat didistribusikan dengan mudah dan hampir tanpa biaya, walaupun sebenarnya hak paten dari MP3 telah dimiliki dan penyebaran MP3 seharusnya dikenai biaya. Walaupun begitu, pemilik hak paten dari MP3 telah memberikan pernyataan bahwa penggunan MP3 untuk keperluan perorangan tidak dikenai biaya. Keuntungan lainnya adalah kemudahan akses MP3, dimana banyak sofware yang dapat menghasilkan file MP3 dari CD dan keberadaan MP3 yang bersifat kosmopolit. Kehadiran teknologi MP3 dan kemudahannya dapat dimanfaatkan sebagai media audio. Dalam pelaksanaan ibadah haji/umroh banyak doa-doa yang harus dilafalkan, dan seperti kita ketahui karena kekhususan ibadah ini, maka tidak semua jamaah dapat menghafal doa-doa yang harus dilafalkan, ditambah lagi tidak semua jemaah dapat membaca huruf arab. mengingat keterbatasan yang dimiliki para jemaah, maka kehadiran MP3 dapat mengatasi hambatan yang dimiliki jemaah. Dengan menggunakan sofware MP3 doa-doa yang harus dilafalkan, dapat dibuat. sehingga jemaah yg tidak dapat membaca dapat mendengarkan lafaz doa dengan maghrodz yang benar. Kemajuan teknologi dengan hadirnya MP3 Player lebih memudahkan jemaah untuk belajar menghafal dan mendengarkan berkalikali sampai doa yang dimaksud dapat dipahami, dimengerti dan dilafalkan dengan mahgrodz yang benar. 4. PENUTUP Setelah kita memahami pengertian, ruang lingkup, dan model Knowledge Management, mungkin sekarang Kita dapat berpikir bahwa pentingnya Knowledge Management bagi sebuah perusahaan. Penerapan Knowledge Management yang tepat akan memberikan pengaruh terhadap proses bisnis organisasi: 12

1. Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka organisasi akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga organisasi akan dapat menghemat waktu dan biaya. 2. Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan organisasi akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya. 3. Kemampuan beradaptasi. Organisasi akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi. 4. Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari organisasi akan meningkat DAFTAR PUSTAKA Jaspara, A. 2003. Cognition, culture and Competition : an empirical test of the learning organization. The Learning Organization, 10(1), 31-50 Leonard, D., & Sensiper, S. The Role of Tacit Knowledge in Group Innovation Koswara, E. 1998. Dinamika Informasi Dalam Rosdakarya. Era Global. Bandung : Remaja Nugroho, Widyo. Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik Haji. Jakarta, Universitas Gunadarma. Susanto, Azhar. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Lingga Jaya 13