swisscontact Cerita sukses petani kakao

dokumen-dokumen yang mirip
Cocoa. Kingdom of the Netherlands. Schweizerische Eidgenossenschaft Confederation suisse Confederazione Svizzera Confederaziun svizra

swisscontact Cerita Sukses Generasi Penerus Petani Kakao

Komponen GNP * dalam Sustainable Cocoa Production Program. Sebuah Pembelajaran dari Sulawesi. * Good Nutritional Practices / Praktik Gizi Keluarga

Pembiayaan Lahan bagi Petani Kakao

Duta Besar Swiss H.E. Dr. Yvonne Baumann Kunjungan ke Bone. The Field Travel. Rekap Inti. Sulawesi Selatan, 10 November 2014

Kisah-Kisah Sukses. Langkah Menuju Pertanian Kakao Profesional

The Field Travel. Presiden Jokowi. Blusukan untuk Kakao Mamuju - Sulawesi Barat, 6 November 2014

Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia

Stok Karbon SCPP dan Jejak Karbon di Sektor Kakao Indonesia

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

[ nama lembaga ] 2012

PENGEMBANGAN KELOMPOK dan SERTIFIKASI Penguatan Kemampuan Organisasi Penguatan Manajemen Keuangan Sertifikasi Produk Kakao Petani

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEREMPUAN DALAM MATA RANTAI KAKAO: SUSTAINABLE COCOA PRODUCTION PROGRAM

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memerlukan. salah satu industri primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

PEDAGANG KAKAO SEBAGAI AGEN TABUNGAN

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kisah-Kisah Sukses Pertanian Kakao Berkelanjutan: Mengubah Kehidupan dan Membangun Komunitas

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

Tahun Bawang

KAKAO Pengenalan Klon, Rehabilitasi, Peremajaan dan Intensifikasi. Nasaruddin

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Program Penanggulangan Kemiskinan Bukan Sekedar Bussiness As Usual Perencanaan Kesehatan Berbasis Data di Kabupaten Minahasa Utara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumberdaya lahan dan dan sumber daya manusia yang ada di wilayah

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera Sebagai Penguat Kelembagaan Petani di Sulawesi Tenggara

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ryke L.S. Siswari *)

3.1. Capaian Kinerja Dinas Pertanian Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

I. PENDAHULUAN. sebagian penduduk indonesia berprofesi sebagai petani. Perkembangan komoditas

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

adalah Muhammad Iqbal, seorang petani muda yang berhasil menjadi pemimpin koperasi dan menjadi inspirasi untuk kaum muda lainnya untuk bertani kakao.

Dairi merupakan salah satu daerah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENUTUP. Enam. Rangkuman dan Kesimpulan

Setelah pembahasan pada Bab sebelumnya mengenai produksi, pemasaran dan. pendapatan petani kakao di Desa Peleru Kecamatan Mori Utara Kabupaten

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

PENGELOLAAN KAKAO LESTARI

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

swisscontact Cerita sukses petani kakao Bustami Muhammad Sabar, petani kakao dari Aceh Barat Daya dan peserta sekolah lapang yang di adakan oleh Swisscontact, telah berhasil meningkatkan produksi kakaonya dari semula 400 kg per hektar per tahun menjadi 1.000 kg per hektar per tahun melalui penerapan budidaya tanaman yang tepat dan teknik sambung samping.

R Schweizerische Eidgenossenschaft Confederation suisse Confederazione Svizzera Confederaziun svizra Swiss Confederation Federal Department of Economic Affairs, Education and Research EAER State Secretariat for Economic Affairs SECO Kingdom of the Netherlands Cocoa Astuty Arif Juma ali Sonda Hamzah Nurlan Yayuk Wahida

TM swisscontact SCPP Sustainable Cocoa Production Program Program Produksi Kakao Berkelanjutan Sepatah Kata Menjelang tahun ketiganya sejak 1 Januari 2012, Program Produksi Kakao Berkelanjutan atau yang lebih dikenal dengan SCPP atau Sustainable Cocoa Production Program telah melakukan beberapa pencapaian yang nyata di tingkat petani kakao. Program didanai oleh Swisscontact dengan dukungan dari Pemerintah Swiss melalui SECO (Swiss Secretariat for Economic Affairs), IDH (The Sustainable Trade Initiative) dari Belanda dan Kedutaan Kerajaan Belanda (Embassy of the Kingdom of the Netherlands) serta dari sektor swasta antara lain Armajaro, ADM Cocoa, Cargill, Mars dan Nestlé. Program ini juga menyertakan kerjasama yang erat dengan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dibawah payung Nota Kesepahaman dengan Swisscontact untuk menjalankan kegiatan program di Indonesia termasuk juga hubungan kerja yang erat dengan instansi pemerintah setempat. Sejauh ini Program telah berhasil menciptakan perubahan yang dapat digunakan sebagai bukti pencapaian Program melalui testimoni dari beberapa petani kakao penerima manfaat Program yang telah mampu meningkatkan produktivitas tanaman kakaonya setelah mengikuti Sekolah Lapang Kakao yang di berbagai target wilayah melalui SCPP. Selain itu, para petani kakao atau anggota keluarga petani kakao yang mendapat pelatihan tentang peningkatan nutrisi melalui pembuatan taman gizi pun telah mampu menunjukkan kemajuannya. Sampai dengan akhir tahun 2013, Program telah berhasil melatih sebanyak lebih dari 32,000 petani kakao mengenai Praktek Pertanian Terbaik dan pelatihan nutrisi bagi 8,000 keluarga petani kakao yang tersebar di 17 kabupaten di 6 provinsi di seluruh Indonesia termasuk Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Kisah sukses dari beberapa petani yang sudah dilatih tersebut kami rangkum dalam "Coklat Kakao Cocoa". Harapannya, semoga testimoni dari para petani sukses tersebut dapat memotivasi petani kakao lainnya khususnya petani yang tergabung dalam Program SCPP untuk mengikuti jejak keberhasilan rekan-rekannya tersebut. Agar tujuan peningkatan ekonomi dan peningkatan kesehatan masyarakat kakao sebagai tujuan utama Program bisa tercapai secara menyeluruh. bisa tercapai secara menyeluruh. Salam hangat, Manfred Borer Program Director SCPP

1

Semangat& Keuletan etan Kunci Kesuksesan ASTUTY TUTI SUDARSO (49) adalah alumnus Sekolah Lapang Kakao di Kabupaten Aceh Tenggara melalui Program Produksi Kakao Berkelanjutan (SCPP). Tidak hanya dikenal sebagai petani kakao sukses didaerahnya, kesuksesan beliau dalam usaha budidaya kakao telah membawanya sampai ke Sulawesi untuk berbagi kiat sukses dengan petani lainnya. Pada tahun 2000, dengan pengetahuan yang terbatas, saya mulai menanam kakao dan menjadi orang pertama di daerah tempat tinggal saya yang menanam kakao. Dikarenakan tertarik dengan tingginya harga penjualan biji kakao, saya berharap bisa membantu perekonomian keluarga. Sampai pada suatu hari, saya dengar bahwa Swisscontact datang ke daerah tempat tinggal saya dengan program pengembangan kakaonya, saya langsung tertarik dan mendaftarkan diri untuk menjadi petani andalan. Saya sangat bersyukur akhirnya saya diterima sebagai petani andalan dan mengikuti pelatihan TOT (Training of Trainers) yang diadakan oleh Swisscontact selama 12 hari. Pengetahuan yang didapat saat TOT seperti PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi dan Pemupukan), teknologi sambung samping langsung saya terapkan di kebun. Setelahnya perubahan nyata pun dapat dilihat dan kebun saya dijadikan kebun percontohan bagi teman peserta sekolah lapang lainnya, karena sulit untuk meyakinkan petani jika mereka tidak menyaksikan sendiri bahwa pengetahuan yang diberikan oleh Swisscontact saat sekolah lapang adalah pengetahuan yang sangat bermanfaat dan harus diterapkan. Saya sangat gembira dengan hasil positif yang dihasilkan dari program ini, khususnya dengan peningkatan produksi yang terjadi di kebun saya yang awalnya hanya bisa panen sekitar 1,5 ton per hektar per tahun, sekarang bisa menghasilkan 5,4 ton per tahun dari sekitar 1,5 hektar kebun kakaonya. Saat ini saya tidak hanya menjual biji kakao tetapi usaha saya berkembang menjadi usaha pembibitan dan simpan pinjam. Dari hasil tersebut saya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyekolah-kan anak-anak saya sampai ke perguru-an tinggi. Saya sangat berterima kasih kepada Swisscontact atas program penyuluhan kakaonya yang sangat bermanfaat dan merubah kehidupan saya dan keluarga. Terlebih saat saya terpilih diantara ribuan petani kakao di Aceh untuk berbagi pengalaman dengan petani lainnya mengenai kiat menanam kakao di acara Pertemuan Majelis Umum Cocoa Sustainability Partnership (CSP pada tanggal 12 Desember 2012 lalu di Makassar. Tidak hanya meningkatkan perekonomian keluarga, namun saya juga mendapat pengakuan sosial dari menanam kakao berkat Swisscontact. Semoga program serupa tetap berlanjut sehingga akan lebih banyak lagi muncul petani-petani kakao yang sukses. Astuty Tuti Sudarso, SCPP-ID 1104000, Desa Sepakat Segenap, Kecamatan Semadam, Kabupaten Aceh Tenggara - Aceh 2

3

Motivator Pemberi Harapan ap MUHAMMAD ARIF (38) adalah alumnus Sekolah Lapang Swisscontact dan ADM Cocoa di Desa Mokupa, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara. Menjabat sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani Maminasae, ia juga dipercaya sebagai pengurus delapan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang terdiri dari 173 petani kakao, kepemimpinannya menginspirasi anggota kelompoknya. Sebelum Swisscontact melalui Program Pengembangan Kakao Berkelanjutan dan ADM Cocoa dengan Program SERAP datang ke Desa Mokupa, para petani kakao di daerah saya menghadapi banyak hambatan dikebun yakni serangan hama dan penyakit sehingga banyak petani yang putus asa dan mulai beralih ke komoditas lain. Untungnya, pada bulan September 2012, Swisscontact dan ADM Cocoa datang dan mengadakan pelatihan Sekolah Lapang yang berfokus pada peningkatan manajemen kebun, penanganan pasca panen, manajemen hama terpadu serta penguatan kelompok. Langsung setelah mendapatkan pelatihan, saya memotivasi para anggota kelompok untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapat saat SL seperti teknologi sambung samping dengan mengajak merehabilitasi tanaman tua dan melaksanakan PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi, Pemupukan) untuk memaksimalkan pertumbuhan buah kakao. Pelajaran yang paling berharga yang kami dapat dari Sekolah Lapang adalah bagaimana cara merubah pola pikir teman-teman petani di kelompok Maminasae, sekarang mereka termotivasi lagi dan akan tetap menanam kakao. Juga, dengan adanya jaminan kerjasama dengan pembeli tetap dari ADM Cocoa yang menawarkan harga premium untuk biji kakao fermentasi lebih tinggi Rp.3.000 dari harga biji asalan yang berharga sekitar Rp.18.000 hal ini merupakan dorongan tambahan bagi petani untuk selalu menjual biji kakao fermentasi. Dan ini merupakan impian dari para petani kakao, yakni kerja keras mereka terbayar dengan harga jual biji kakao yang tinggi. Saya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Swisscontact dan ADM Cocoa untuk Program Kakaonya. Harapan kami untuk bisa menghasilkan lebih banyak lagi dan meningkatkan kualitas kakao jadi memungkinkan yang artinya tujuan untuk menjadi petani kakao sukses dan bisa meningkatkan perekonomian daerah bisa cepat tercapai. Muhammad Arif, SCPP-ID 90440, Desa Mokupa, Kecamatan Lambandia, Kabupaten Kolaka Timur - Sulawesi Tenggara 4

5

Kakao& Prestasi ao& JUMA ALI (41) adalah petani kakao sukses yang berasal dari suku Mandar yang menerima pelatihan Sekolah Lapang Kakao yang difasilitasi oleh Swisscontact dan Nestlé di tahun 2012 didaerah tempat tinggalnya di Kabupaten Majene. Keberhasilan beliau dari usaha kakao tidak hanya ditandai dengan peningkatan ekonomi keluarganya namun juga dari tidak sedikitnya perolehan penghargaan yang diterimanya sebagai petani kakao teladan yang diberikan oleh berbagai instansi selama ini. Beliau mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan kakao daerah, sebagai pengakuan atas kerja kerasnya beberapa penghargaan telah diterima antara lain terpilih sebagai Petani Teladan di seluruh kabupaten Majene dari Bupati Majene pada tahun 2011 dan sebagai Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan dari Pemerintah Sulawesi Barat pada tahun 2012. Juma ali, ayah dari empat orang anak ini, mulai menanam kakao sejak ia masih remaja di lahan kakao milik keluarganya seluas 1,5 hektar dimana diatasnya ditanami 1.400 pohon kakao. Dua puluh tahun yang lalu, beliau menjadi petani kakao karena tergiur dengan harga kakao yang tinggi yang diterima oleh petani untuk komoditas kakao dibandingkan harga kopi atau kemiri. Mengetahui hal ini, ia berharap ia dapat meningkatkan ekonomi keluarganya dengan menanam kakao walau dengan pengetahuan terbatas. Tanpa diduga dari kebunnya tersebut menghasilkan sampai dengan 2 ton per tahunnya. Sayangnya hal itu tidak berlangsung lama karena serangan hama dan penyakit yang menyerang. Hama dan penyakit seperti Penggerek Buah Kakao (PBK), penyakit pembuluh kayu dan busuk buah merusak hampir seluruh kebun yang menyebabkan turunnya produksi. Saat mengalami masa sulit seperti itu, saya sangat lega saat mengetahui bahwa pemerintah mengadakan program Gerakan Nasional (Gernas) pada tahun 2009, dan kemudian dilanjutkan dengan kedatangan Swisscontact dan Nestle dengan program bantuan pengembangan kakaonya ke desa. Dengan antusias, saya mengikuti sekolah lapang tersebut dimana saya diberikan materi antara lain penerapan Praktek Pertanian pasca panen yang baik, Manajemen Hama Terpadu, penggunaan sarana produksi yang bertanggung jawab, teknik sambung samping dengan klon unggulan S1 dan S2 untuk memperbaiki mutu kakao. Saya juga mendapat materi bagaimana cara mengorganisir dan memperkuat kelompok. Hal ini membuat kelompok kami mendapat penghargaan sebagai Kelompok Tani Berprestasi dari Kementerian Pertanian dapat lebih diberdayakan lagi untuk bekerja lebih selaras dalam meningkatkan produksi kakao kami. Saat ini, saya sangat bersyukur atas apa yang telah saya raih melalui menanam kakao. Bagi saya, 20 tahun berkecimpung di dunia kakao merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Saya bisa meraih keuntungan secara ekonomi dan sosial. Kebun kakao saya pun terlihat sangat terawat dan bahkan mampu menghasilkan 2 ton per tahun. Juma ali, SCPP-ID 111373, Desa Bambangan, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene - Sulawesi Barat 6

7

Meraih Masa Depan SAMPE SONDA (63) adalah salah satu Petani Andalan Program Produksi Kakao Berkelanjutan yang diadakan oleh Swisscontact dan PT. MARS di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Program yang memberikan pelatihan Sekolah Lapang Kakao ini diperuntukkan bagi para petani kakao guna meningkatkan kapasitas petani kakao dalam penerapan budidaya terbaik tanaman kakao serta peningkatan manajerial organisasi petani dan keuangan. Keterlibatannya didalam Program Produksi Kakao Berkelanjutan yang difasilitasi oleh Swisscontact dan MARS bermula dari posisinya sebagai ketua kelompok Tani Paese II. Sehingga belliau terpilih untuk mengikuti kegiatan Training of Trainers (ToT) pada tanggal 6 12 Oktober tahun 2012 lalu. Setelah mengikuti ToT, beliau menjadi Petani Andalan (Key Farmer) dan bersama dengan Fasilitator Lapang dari Swisscontact memfasilitasi kegiatan Sekolah Lapang (SL) di daerah tempat tinggalnya. Selain membimbing petani di kelompok, saya juga rutin menerapkan PsPSP yang saya peroleh sewaktu ToT di kebun sehingga produksinya lebih meningkat dibandingkan sebelum mengikuti kegiatan pelatihan dan memfasilitasi kegiatan SL. Untuk mengendalikan gulma di kebun saya sudah mengurangi penggunaan herbisida dan beralih menggunakan mesin babat karena terinspirasi dengan perlakuan demoplot yang ada di daerah saya. Selain itu saya juga kerap melakukan pertemuan kelompok untuk membahas masalah-masalah yang muncul untuk kemudian dipecahkan bersama-sama. Kegiatan kelompok lainnya adalah pemasaran bersama (penjualan biji basah) kepada PT. Mars dengan membuat jadwal panen secara bersama. Untuk menambah pemasukan keluarga, saya juga menjadi penyedia entris di daerah tempat tinggal saya khususnya untuk kegiatan program Gernas dari Pemerintah di Kabupaten Luwu Timur. Saya mengucapkan terima kasih kepada Swisscontact dan PT. MARS untuk program pengembangan kakaonya di Luwu Utara. Dengan ilmu dan pengetahuan yang berharga yang diberikan selama pelatihan, saya optimis dapat meningkatkan produktivitas kakao di kebun saya lebih tinggi lagi. Dan dengan kemampuan saya ini saya juga bisa membantu teman-teman petani kakao lainnya untuk mengolah kebun kakao sesuai dengan yang direkomendasikan untuk hasil yang lebih maksimal. Sampe Sonda, SCPP-ID 172055, Desa Lumbewe, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur - Sulawesi Selatan 8

9

Kakao ao Meningkatkan Ekonomi HAMZAH (58) adalah alumnus sukses Sekolah Lapang yang diadakan oleh Swisscontact dan CARGILL pada tahun 2012 dari Desa Matampauli di Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Menjabat sebagai Ketua Kelompok Tani Harapan Baru beliau membawahi anggota sebanyak 30 orang petani kakao. Saya menanam kakao sejak tahun 1987 dimana saat itu saya masih aktif sebagai anggota TNI. Diatas lahan seluas 1 hektar yang terbagi atas dua lokasi saya menanam sekitar 1.100 pohon kakao. Sebelum sekolah lapang, kebun kakao saya menghasilkan 1 ton per hektar per tahun. Tahun 2011 kebun saya mendapat sertifikasi dari Dinas Perkebunan, karena kebun saya dinilai memiliki pohon yang sehat dan berhasil saat dicoba praktek sambung samping. Namun saya masih belum puas dan ingin lebih meningkatkan lagi produksi di kebun kakao saya, sehingga saya mengikuti sekolah lapang (SL) yang diselenggarakan oleh Swisscontact dan CARGILL pada tahun 2012. Setelah sekolah lapang, saya merawat kebun saya dengan rutin (minimal 2-3 jam di kebun). Kemudian saya juga menerapkan manajemen kebun yang tepat sebagaimana direkomendasikan pada saat SL yakni penerapan PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi dan Pemupukan) untuk mengatasi hama PBK. Saya juga melakukan sambung samping untuk merehabilitasi tanaman kakao yang sudah berumur dengan klon unggulan S1 dan S2. Hasilnya sangat menggembirakan dengan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik sebanyak 70-80%. Panen pun meningkat menjadi 2 ton per hektar per tahun. Keuntungan lainnya adalah karena kebun saya sudah disertifikasi, buah kakao nya sudah ditunggu hasilnya saat ini oleh pedagang untuk dibeli dengan harga Rp.25,000 untuk biji asalan kering yang dijemur selama tiga hari. Dari pohon kakao, selain menjual buah saya juga menjual entris untuk menambah pemasukan keluarga. Pemasukan yang saya dapat dari kakao saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, membiayai anak yang sedang kuliah jurusan pertanian kakao dan Alhamdulillah dari kakao saya juga sudah bisa membeli mobil. Terima kasih saya ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Swisscontact dan CARGILL untuk program pengembangan kakaonya sehingga saya dan masyarakat petani kakao di Desa Matampauli dapat meningkatkan produksi kakao kami. Dan tentunya impian memperbaiki taraf kehidupan ekonomi dan menjadi petani kakao yang sukses bisa segera terwujud. Hamzah, SCPP-ID 150073, Desa Mattampa Walie, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone - Sulawesi Selatan 10

11

Demi Kakao Beralih Profesi NURLAN (49) adalah peserta Sekolah Lapang Kakao yang diselenggarakan oleh Swisscontact dengan kontribusi dana dari Armajaro pada bulan Juni 2013 yang lalu di Kecamatan Poso Kota Utara, Kabupaten Poso. Beliau beralih profesi dari tukang kayu menjadi petani kakao melihat potensi kakao yang sangat menjanjikan. Tahun 2010 saya mulai menanam kakao di lahan keluarga yang seluas 1,5 hektar dan ditanami sekitar 900 pohon. Setelah satu tahun banyak pohon yang rusak dan gagal berbuah karena pengetahuan tentang pertanian kakao yang terbatas. Saya hampir putus asa saat itu. Kemudian saya belajar dari teman petani kakao lainnya mengenai teknik sambung samping, hasilnya pada bulan April 2013 kebun kakao saya mampu memproduksi pertama kali. Dari sekitar 500 pohon kakao yang saya tanam saya bisa menghasilkan sebanyak 110 kg buah kakao. Sedangkan sisa 400 pohon lainnya masih berupa pohon muda. Melihat hasil yang cukup menggembirakan itu, saya termotivasi untuk lebih meningkatkan hasil produksi kakao di kebun. Alhasil saya berhenti menjadi tukang kayu dan serius menekuni budidaya kakao. Saya pun kemudian mengikuti kegiatan Sekolah Lapang (SL) yang difasilitasi oleh Swisscontact dan Armajaro. Ilmu yang saya peroleh saat SL seperti PsPSP (Panen Sering, Pemangkasan, Sanitasi, dan Pemupukan), pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik dan cara mengendalikan hama langsung saya terapkan di kebun. Beberapa waktu kemudian hasilnya langsung dapat dilihat dengan berkurangnya penyakit busuk buah yang menyerang sebagian tanaman kakao saya. Terima kasih saya ucapkan kepada Swisscontact dan Armajaro untuk program pengembangaan produksi kakaonya yang sangat bermanfaat dan bisa meningkatkan motivasi saya dan petani kakao lainnya untuk tetap menanam kakao. Harapan saya, semoga kami petani kakao tetap dibimbing agar produksi kakao tetap berlanjut dan perekonomian kami para petani kakao kecil bisa lebih meningkat. Nurlan, SCPP-ID 70211, Desa Tegal Rejo, Kecamatan Poso Kota Utara, Kabupaten Poso - Sulawesi Tengah 12

13

Taman Gizi Untuk Keluarga YAYUK IRAWATI (45) adalah alumnus dari Sekolah Lapang Petani Program PEKA (Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh) yang dilaksanakan di tahun 2011 di Desa Ingin Jaya, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang. Beliau dilibatkan kembali di Program Swisscontact melalui Program Produksi Kakao Berkelanjutan untuk komponen peningkatan nutrisi yang didanai oleh Kedutaan Kerajaan Belanda (EKN). Karena kemampuan organisasinya beliau terpilih sebagai Ketua Kelompok dan mengikuti pelatihan ToT (Training of Trainers) program Nutrisi, dan akhirnya terpilih untuk memfasilitasi Sekolah Lapang Nutrisi yang diadakan untuk 24 peserta perempuan yang tergabung didalam 'Kelompok Kamboja' yang terdiri dari alumnus dan juga istri dari alumnus peserta pria program PEKA di Kabupaten Aceh Tamiang. Ibu dari dua orang anak ini mengemukakan keinginannya untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi, taman gizi serta manfaat dan penerapannya adalah yang mendorongnya untuk berpartisipasi pada program ini. Semenjak itu berbagai macam sayuran seperti bayam, kangkung, sawi hijau, kacang panjang, tomat, cabai sudah ditanam disekitar rumahnya. Sampai saat ini saya sudah panen tiga kali dari kebun saya sendiri. Selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sisanya saya jual di pasar. Beberapa waktu yang lalu, saya bisa menjual sebanyak 10 kg kangkung dengan harga Rp.16.000 per kilonya, sawi hijau dengan harga Rp.3.500 dan sayuran kacang panjang dengan harga Rp.3.000 per kilo. Pemasukan yang saya dapat cukup untuk membeli keperluan dapur dan lainnya. Selain di pekarangan rumah, saya bersama para ibu anggota 'Kelompok Kamboja' juga menanam sayuran di kebun percontohan nutrisi milik kelompok. Seminggu sekali kami datang secara bergantian untuk merawat kebun tersebut. Hasilnya sangat menggembirakan. Sayuran hasil panen kami jual di pasar. Sampai saat ini kami sudah mengumpulkan uang sebanyak Rp.330.000 yang akan kami gunakan untuk membeli benih sayuran dan sisanya ditabung untuk modal kelompok. Saya sangat berterima kasih kepada Swisscontact dan Kedutaan Kerajaan Belanda untuk program nutrisinya di desa kami. Karena melalui program yang sangat bermanfaat ini, kami sekarang mengerti tentang bagaimana gizi baik untuk perorangan dan keluarga. Selain itu kami juga sekarang tahu bagaimana merawat taman gizi yang hasilnya menjadi sumber makanan yang terpercaya untuk keluarga dan bahkan juga bisa untuk menambah pemasukan keluarga. Karena itu saya berharap akan lebih banyak ibu-ibu yang terinspirasi dengan kesuksesan para peserta Sekolah Lapang Nutrisi ini sehingga aktifitas kami bisa dicontoh dan diaplikasi oleh mereka di keluarganya. Sehingga pada akhirnya peningkatan ekonomi, tingkat kesehatan yang lebih baik serta keluarga yang bahagia dan masyarakat yang sejahtera pun bisa tercapai secara keseluruhan. Yayuk Irawati, SCPP-ID 25005, Desa Ingin Jaya, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang - Aceh 14

15

Penghasilan Tambahan WAHIDA (32) adalah alumnus sukses Sekolah Lapang Nutrisi yang diselenggarakan pada akhir tahun 2012 oleh Swisscontact di daerah tempat tinggalnya di Desa Tenri Pakkua, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang didukung oleh Kedutaan Kerajaan Belanda (Embassy of the Kingdom of the Netherlands EKN). Setelah mengikuti Sekolah Lapang yang terdiri dari 12 kali pertemuan dari Swisscontact dan EKN, saya langsung mempraktekan pengetahuan yang saya dapatkan dengan menanami lahan disekitar rumah saya dengan berbagai macam sayuran antara lain; sawi, kangkung, kacang panjang, tomat, terung, timun, cabai merah dan cabai rawit. Hasilnya sangat menggembirakan karena selain anak-anak saya jadi lebih suka makan sayur karena saya jadi lebih sering memasak sayur, hasil panennya juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jadi, sisa sayur yang tidak dikonsumsi saya jual dipasar. Misalnya, untuk tanaman sawi bisa saya jual dengan harga Rp.2.000 Rp.5.000 per kg atau tanaman bayam dengan harga Rp.3.000 per ikat. Pendapatannya lumayan untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Saat ini juga saya sedang mengembang-biakan bibit tanaman sawi, baik sawi putih maupun sawi hijau. Tidak jarang saya membagi bibit yang saya punya dengan teman-teman kelompok dengan harapan mereka juga termotivasi seperti saya untuk tetap merawat taman gizi mereka. Melihat keberhasilan saya banyak ibu-ibu didaerah tempat tinggal saya menjadi tertarik untuk menanami pekarangan rumah mereka dengan sayur-sayuran, karena selain rumah menjadi lebih asri, banyak manfaat lain yang bisa diperoleh. Saya sangat berterima kasih kepada Swisscontact dan Kedutaan Kerajaan Belanda untuk program nutrisinya yang sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga. Dengan adanya program ini saya menjadi lebih tahu bagaimana memberikan gizi yang terbaik bagi keluarga saya dan juga bisa membantu perekonomian keluarga. Wahida, SCPP-ID 151502, Desa Tenripakua, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone - Sulawesi Selatan 16

SCPP Sustainable Cocoa Production Program Program Produksi Kakao Berkelanjutan Kantor SCPP Jakarta The VIDA Lantai 5, Ruang 01-04, Jl. Raya Perjuangan No. 8 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Ph. +62-21-2951 0200 Fax. +62-21-2951 0210 Kantor SCPP Sumatera Komplek Taman Setiabudi Indah I Jl. Chrysant Blok E No. 76, Medan 20132 Ph. +62-61-8229 700 Fax. +62-61-8229 600 Kantor SCPP Sulawesi Gedung Graha Pena lantai 11, Ruang 1108-1109 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Makassar 60234 Ph./Fax. +62-411-421370 SCPP Public Relations January 2014