BAB II KAJIAN PUSTAKA. seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Pendapatan JUMLAH PENDAPATAN Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

INSPEKTORAT URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 2 TAHUN 2001 TENTANG

URUSAN URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : :

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA LAPORAN PENJABARAN REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014

SEKRETARIAT DPRD URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Pendapatan JUMLAH PENDAPATAN Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN (SPJ BELANJA - FUNGSIONAL)

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL URAIAN JUMLAH ,00

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 73 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

PENJABARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2015

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

,00 Berdasarkan PP.No.9 Tahun 2007 & Terakhir PP.No.25 Tahun 2013, -

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

Jumlah Anggaran 1 PENDAPATAN , ,00 37, , ,00 37,10

RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2013 ANGGARAN TAHUN INI

BUPATI BULELENG PROPINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 042/384/HK/2017

: : : URUSAN URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI. SETELAH PERUBAHAN (Rp) BERTAMBAH BERKURANG (Rp) SEBELUM PERUBAHAN (Rp) KODE REKENING URAIAN PENJELASAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2015

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 7 B. Gambaran Umum Daerah

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

Tugas Pokok dan Fungsi

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2011

Jumlah Anggaran. Kesenian/Musik/Tari/Busana 100, , , , ,000.00

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

Urusan Pemerintahan: SOSIAL

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

LAPORAN KEGIATAN DAN REALISASI KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANDUNG (APBD) TAHUN 2016 BULAN DESEMBER TAHUN 2016

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana. Pelaksanaan Pekerjaan 01/01/ /12/ /01/ /12/ /01/ /12/2016

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PENJABARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RKA - SKPD. Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan

KECAMATAN MIJEN URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL URAIAN JUMLAH ,

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Efektivitas Pengertian Teori Efektivitas Menurut Ravianto ( 1989 ). Pengertian efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif. Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginterprestasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas barang dan jasa.tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif. Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian ( 1978 ), yaitu :

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai. b. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjebatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan pada setiap kegiatan. c. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan. d. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia. Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis ( 1987 ), yaitu : 1. Pendekatan Sumber adalah mengukur efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. 2. Pendekatan Proses adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. 3. Pendekatan Sasaran adalah dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil ( output ) yang sesuai dengan rencana. 2.1.2 Konsep Belanja Daerah Belanja Daerah merupakan semua pengeluaran daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi beban, guna membiayai seluruh kegiatan pemerintah daerah serta melakukan pembangunan di segala bidang (Mardiasmo, 2002). Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan

kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu belanja atau pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Belanja rutin pada dasarnya berunsurkan pos-pos belanja untuk membiayai pelaksanaan roda pemerintahan sehari-hari meliputi belanja pegawai, belanja pegawai, belanja barang, dan lain-lain. Sedangkan belanja atau pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk prasarana fisik. Sistem penganggaran kep-mendagri nomor 29 tahun 2002 pada pasal 6 mengklasifikasi belanja daerah dalam dua klasifikasi, yaitu belanja daerah yang terdiri dari bagian belanja aparatur daerah dan bagian belanja pelayanan publik. Masing-masing belanja dirinci menurut kelompok belanja yang meliputi belanja administrasi umum, belanja operasi, dan pemeliharaan serta belanja modal. Berdasarkan PERMENDAGRI No. 13 tahun 2006, belanja daerah dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu : Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan. Belanja urusan wajib yaitu Belanja pendidikan, belanja kesehatan, belanja pekerjaan umum, belanja perumahan rakyat, belanja penataan ruang, belanja perencanaan pembangunan, belanja perhubungan, belanja lingkungan hidup, belanja pertanahan, belanja kependudukan dan catatan sipil, belanja pemberdayaan perempuan, belanja keluarga berencana dan keluarga sejahtera, belanja sosial,belanja tenaga kerja, belanja koperasi dan usaha kecil menengah, belanja penanaman modal, belanja kebudayaan, belanja pemuda dan olah raga, belanja kesatuan bangsa politik dalam negeri, belanja pemerintahan umum, belanja kepegawaian, belanja pemberdayaan masyarakat, belanja statistic, belanja arsip, dan belanja komunikasi.

Belanja urusan pilihan mencangkup yaitu Belanja pertanian, belanja kehutanan, belanja energi dan sumber daya mineral, belanja pariwisata, belanja kelautan dan perikanan, belanja perdagangan, belanja perindustrian, dan belanja transmigrasi. Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapatdilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan. Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan pelaksanaan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri dari belanja pelayanan umum, belanja ketertiban dan ketentraman, belanja ekonomi, belanja lingkungan hidup, belanja perumahan dan fasilitas umum, belanja kesehatan, belanja pariwisata dan budaya, belanja pendidikan, dan belanja perlindungan sosial. 2.1.3 Pengertian Belanja Langsung Belanja langsung merupakan belanja secara langsung dipengaruhi oleh adanya suatu program atau kegiatan ( Mardiasmo, 2002 ). Adapun beberapa jenis kegiatan belanja yang dilakukan yaitu : 1) Hanorarium adalah berupa uang sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada pejabat/pegawai orang yang bertugas untuk melaksanakan penata usahaan keuangan daerah atau kegiatan SKPD. 2) Belanja Bahan Pakai Habis Belanja alat tulis kantor, belanja perangko, materai dan benda pos lainnya didasarkan pada kebutuhan riil atas kegiatan yang direncanakan dan diperhitungkan berdasarkan standar harga yang berlaku, untuk belanja alat tulis kantor. Untuk belanja alat listrik dan elektronik, peralatan kebersihan dan bahan pembersih, pengisian tabung pemadam

kebakaran dan pengisian tabung gas disesuaikan dengan luas gedung dan kebutuhan riil atas pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Selanjutnya belanja bahan bakar minyak diperhitungkan kewajaran dan kepatutan untuk pembelian bahan bakar minyak/gas terkait dengan kegiatan yang direncanakan. Disamping itu pada belanja bahan habis pakai, dapat juga direncanakan anggaran untuk biaya sesajen sehari-hari serta piodalan dalam satu tahun anggaran. 3) Belanja Bahan Material dan Bangunan Yang termasuk dalam belanja bahan material dan bangunan adalah bahan baku bangunan, bahan bibit tanaman, bibit ternak, bahan obat-obatan, dan bahan kimia diperhitungkan sesuai Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007 Tentang Perubahan ketujuh keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003. 4) Belanja Jasa Kantor a. Untuk belanja telepon, air dan listrik agar direncanakan dengan baik berdasarkan data-data realisasi rata-rata bulan sebelumnya selama setahun anggaran dan pelaksanaannya dilakukan langkah-langkah penghematan. b. Belanja surat kabar majalah, faksimiler/internet dan paket/pengiriman direncanakan berdasarkan kebutuhan riil dan realisasi pelaksanaan tahun sebelumnya. c. Belanja jasa pengumuman lelang/pemenang lelang direncanakan terkait dengan belanja modal yang di anggarkan pada tahun bersangkutan, agar mengacu pada

keputusan presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang perubahan ketujuh keputusan Presiden 80 Tahun 2003. d. Belanja jasa administrasi pemungutan PBB hanya di anggarkan pada dinas pendapatan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. e. Dalam belanja jasa kantor, dapat direncanakan untuk biaya jasa tenaga kerja non pegawai, biaya transportasi dan akomodasi, biaya dokumentasi serta biaya untuk dekorasi. f. Belanja premi asuransi Belanja premi asuransi kesehatan hanya dianggarkan pada sekertariat DPRD untuk asuransi kesehatan pimpinan dan anggota DPRD. Perjalanan dinas dalam daerah yang diperkenankan menginap adalah untuk kabupaten dan nusa penida. g. Perjalanan luar daerah (1)Biaya transportasi Denpasar-Jakarta (PP) sebesar Rp2.500.000,00 per orang dan untuk tujuan dari Denpasar ke tempat lainnya. (2) Lama perjalanan dinas disesuaikan dengan surat undangan yang diterima, sedangkan untuk perjalanan dinas yang bersifat konsultasi dan kordinasi hanya diperkenankan selama 2(dua) hari atau sesuai persetujuan pengguna anggaran. 5) Belanja perawatan komputer Belanja perawatan komputer agar lebih diefisienkan dengan perhitungan untuk setiap unit komputer yang layak dioperasionalkan diluar kebutuhan untuk tinta dan penggantian suku cadang. 6) Belanja Modal

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan atau pembangunan asset tetap terwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk kegiatan pemerintah seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan dan asset tetap lainnya. Nilai asset tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangunan asset tersebut siap digunakan. Belanja modal adalah juga termasuk belanja yang menambah nilai asset dan nilai manfaat, sedangkan untuk biaya administrasi pembelian/pembangunan untuk memperoleh asset tersebut dianggarkan pada belanja pegawai atau belanja barang dan jasa. Untuk biaya perencanaan dan pengawasan belanja modal yang bersifat fisik dapat diklasifikasikan. 2.1.4 Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung merupakan suatu belanja yang tidak di pengaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan, dengan kata lain belanja tidak langsung digunakan secara periodik dalam rangka koordinasi penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah yang bersifat umum ( Mardiasmo, 2002 ). Kelompok belanja tidak langsung dapat dibagi menurut jenis belanja yang terdiri atas : 1) Belanja pegawai a. Gaji dan tunjangan Gaji dan tunjangan diperhitungkan berdasarkan penghasilan yang diberikan kepada PNS daerah sesuai data gaji bulan mei, dan juga diperhitungkan accres paling tinggi sebesar 2,5 persen untuk mengantisipasi kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat dan pegawai yang mutasi. Di samping itu juga, pada gaji dan tunjangan termasuk juga

diperhitungkan penghasilan tetap kepala daerah dan wakil kepala daerah serta uang representasi dan tunjangan pimpinan anggota DPRD. b. Tambahan penghasilan PNS, sementara diperhitungkan besarnya sesuai dengan peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2007. c. Biaya pemungutan pajak daerah hanya dapat dibebankan pada pendapatan pajak daerah, berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 dan keputusan menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2002, diperhitungkan paling tinggi sebesar 5% dari target pendapatan penerimaan pajak daerah. Sedangkan biaya pemungutan PBB juga direncanakan untuk penerimaan bagi hasil PBB secara bruto. 2) Belanja bunga, subsidi, hibah, dan bagi hasil serta belanja tidak terduga. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) umtuk belanja tersebut diusulkan oleh masingmasing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Selanjutnya akan ditempatkan penganggaranya pada Biro Keuangan setda Bali Selaku SKPD.