BAB I PENDAHULUAN. mobilisasi dana baik dari dalam atau luar negeri. Pada umumnya, jenis-jenis

dokumen-dokumen yang mirip
Miranti Harwaningrum. Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara. Banyak sekali informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULIAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia atau I n d on e sia S tock E xc h an g e (IDX)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia sebagai perusahaan yang go publik (emiten) yang semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Meningkatnya bisnis investasi di pasar modal Indonesia saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham, sehingga bursa saham terjun bebas. para ahli ekonomi menilai kecil kemungkinan krisis ini menjelma menjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti selalu berusaha untuk dapat mengembangakan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan ekonomik negara adalah alokasi sumber daya ekonomik

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kesejahteraan suatu negara. Perkembangan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). Investasi yang. berupa: saham, obligasi, warrant, right, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. penawaran dan permintaan jangka panjang dalam bentuk efek. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tingkat pertumbuhan perusahaan. Tidak hanya pihak konsumen,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization (SRO)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Brealey Myers Marcus 2008:12). (Suad Husnan & Enny Pujiastuti 2009:8).

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Efek Indonesia Periode maka dapat disimpulkan : 1. Kondisi Likuiditas Saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Periode

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

Bab I. Pendahuluan. perekonomian di Indonesia. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

I. PENDAHULUAN. Nilai Emisi (Rp Juta ) Perubahan (%) Jumlah Emiten

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor yang membeli suatu saham di pasar modal dan. mengorbankan konsumsinya pada masa kini mempunyai harapan agar supaya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi, alangkah baiknya apabila kita tidak hanya menempatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Ini

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan ekonomi peran serta lembaga pasar modal sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam atau luar negeri. Pada umumnya, jenis-jenis investasi di pasar modal terdiri dari saham, obligasi, right issue, opsi, warrant, reksa dana, dan stock index future. Salah satu bentuk dari investasi pada pasar modal adalah investasi pada saham. Keuntungan yang bisa diperoleh dari investasi pada saham antara lain dapat berupa dividen dan capital gain. Dividen diperoleh dari sejumlah keuntungan yang dialokasikan untuk dibagi kepada para pemegang saham, sedangkan capital gain merupakan selisih lebih antara harga jual saham dengan harga beli saham (Markoni, 2009). Harga saham ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran suatu saham tersebut di pasar modal. Apabila permintaan saham pada suatu perusahaan meningkat maka akan mengakibatkan naiknya harga jual. Meningkatnya minat investor untuk memiliki suatu surat berharga dipengaruhi oleh kualitas atau nilai saham tersebut di pasar modal. Tinggi rendahnya nilai saham di pasar modal dimata calon investor sebenarnya tercermin pada kinerja keuangan perusahaan. Meskipun demikian peningkatan atau penurunan harga saham tidak semua diakibatkan oleh kinerja keuangan perusahaan, namun juga bisa dipengaruhi faktor eksternal lainnya, misalnya kondisi stabilitas politik, kondisi ekonomi dan sebagainya (Abid Djazuli, 2006). 1

2 Hal yang harus diperhatikan oleh investor bila ingin berinvestasi pada saham adalah tingkat keuntungan yang diperoleh maupun tingkat risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu diperlukan peramalan serta analisis yang akurat. Tujuan dari analisis saham adalah untuk menilai penetapan harga saham suatu perusahaan ditawarkan secara wajar atau tidak (Markoni, 2009). Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Bagi investor yang melakukan analisis fundamental pada tingkat perusahaan, laporan keuangan merupakan salah satu jenis informasi yang paling murah dan mudah didapatkan dibandingkan dengan informasi lainnya (Eduardus Tendelilin, 2010: 320). Dalam mengukur kinerja perusahaan investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return on equity (ROE) merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi (Raja Lambas, 2005). Return on equity menunjukkan kemampuan perusahaan mengelola modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, sehingga dapat digunakan sebagai ukuran efektifitas dana pemegang saham yang telah diinvestasikan (Markoni, 2009). Pada dasarnya, keputusan investasi dan keputusan pendanaan itu adalah independen. Namun jika membicarakan keputusan investasi berarti harus menyeleksi proyek-proyek mana saja yang akan dipilih sesuai dengan kriteria investasi. Salah satu informasi yang diperoleh dari keputusan investasi ialah berupa kebutuhan dana yang diperlukan untuk investasi tersebut. Secara umum

3 dana dapat diperoleh dari luar perusahaan (external financing) maupun dari dalam perusahaan (internal financing). Menyangkut permasalahan external financing, dalam aktivitas perusahaan selalu diperlukan modal, yang apabila tidak mencukupi bisa didapatkan dari berbagai sumber yang ada. Financial leverage merupakan ukuran pembiayaan perusahaan yang menggunakan utang (Munasiron Miftah dan Rina Destari, 2005). Saham dari Grup Bakrie memang menjadi saham-saham yang banyak diminati di pasar saham. Entah itu dari investor lokal maupun asing. Saham dari Grup Bakrie tersebut di antaranya adalah PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR), PT Brau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) (Bobby Gafur, 2012). Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu seirama dengan naik turun harga saham emiten Grup Bakrie. Jika saham-saham saham emiten Grup Bakrie sedang menukik, menjadi merah pula IHSG. Emiten Grup Bakrie memang sangat mendominasi merah hijaunya indeks saham bursa Indonesia. Sebab, nilai transaksi emiten saham Grup Bakrie memiliki bobot besar terhadap nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (Jordan Zulkarnaen, 2009). Tahun 2008, saham-saham emiten dari Grup Bakrie sempat menjadi penggerak utama Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, tahun 2010 saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak

4 rekor tertinggi sepanjang sejarah, saham-saham emiten Grup Bakrie justru turun (Asih Kirana, 2010). Penurunan saham emiten Grup Bakrie ini merupakan imbas penurunan harga komoditas karena sebagai besar bisnis emiten Grup Bakrie berbasis komoditas (Jordan Zulkarnaen, 2009). Kepercayaan publik terhadap saham-saham Grup Bakrie berkurang terkait kredibilitas manajemen. Investor juga menilai emiten-emiten dari Grup Bakrie kurang transparan dalam menyampaikan keterbukaan informasi. Kasus repo saham hanya awal dari kekecewaan investor. Selain itu, penyelesaian utang emiten Grup Bakrie juga sulit diprediksi dan aksi korporasi berupa penambahan saham baru (rights issue) sering membuat investor kecewa (Gema Merdeka, 2011). Saham-saham Grup Bakrie cenderung di jalur merah, meskipun begitu saham ini masih jadi pilihan investor (Gina Novrina, 2009). Berikut ini harga saham dan tingkat pengembalian ekuitas beberapa emiten Grup Bakrie tahun 2008-2010.

5 Tabel 1.1 Harga Saham dan Tingkat Pengembalian Ekuitas Beberapa Emiten Grup Bakrie Tahun 2008-2010 Kode Tahun Harga Saham (Rp) Tingkat Pengembalian Ekuitas (%) 2008 50-244,32 BNBR 2009 85-43,23 2010 65-51,28 2008 910 31,89 BUMI 2009 2425 14,07 2010 3025 20,17 2008 260 7,03 UNSP 2009 580 9,47 2010 390 9,47 Sumber: www.yahoofinance.com dan laporan keuangan Harga saham BNBR tahun 2010 mengalami penurunan, padahal besarnya tingkat pengembalian ekuitas pada tahun 2009 mengalami kenaikan. Hal ini dapat disebabkan tingkat penggunaan utang (leverage keuangan) perusahaan pada tahun 2009 meningkat sehingga investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada BNBR dan menyebabkan harga sahamnya turun. Harga saham BUMI tahun 2010 mengalami kenaikan, padahal besarnya tingkat pengembalian ekuitas pada tahun 2009 mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan tingkat penggunaan utang (leverage keuangan) perusahaan pada tahun 2009 menurun sehingga membuat investor tetap tertarik berinvestasi pada BUMI dan menyebabkan harga sahamnya naik. Harga saham UNSP tahun 2010 mengalami penurunan, padahal besarnya tingkat pengembalian ekuitas pada tahun 2009 mengalami kenaikan. Hal ini dapat disebabkan tingkat penggunaan utang (leverage keuangan) perusahaan pada tahun

6 2009 meningkat sehingga investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada UNSP dan menyebabkan harga sahamnya turun. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Tingkat Pengembalian Ekuitas dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham (Kasus Pada Emiten Grup Bakrie Tahun 2006-2010). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Penurunan harga saham BNBR dan UNSP pada tahun 2010 tidak diikuti dengan penurunan tingkat pengembalian ekuitas pada tahun 2009. Pada tahun 2009 tingkat pengembalian ekuitas BNBR dan UNSP meningkat. Hal ini dapat disebabkan tingkat penggunaan utang (leverage keuangan) perusahaan pada tahun 2009 meningkat sehingga investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada BNBR dan UNSP dan menyebabkan harga sahamnya turun. 2. Kenaikan harga saham BUMI pada tahun 2010 tidak diikuti dengan kenaikan tingkat pengembalian ekuitas pada tahun 2009. Pada tahun 2009 tingkat pengembalian ekuitas BUMI menurun. Hal ini dapat disebabkan tingkat penggunaan utang (leverage keuangan) perusahaan pada tahun 2009 menurun sehingga investor tetap tertarik untuk berinvestasi pada BUMI dan menyebabkan harga sahamnya naik.

7 1.2.2 Rumusan Masalah Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian tentang pengaruh tingkat pengembalian ekuitas dan leverage keuangan terhadap harga saham ini adalah: 1. Bagaimana tingkat pengembalian ekuitas, leverage keuangan dan harga saham pada emiten Grup Bakrie. 2. Seberapa besar pengaruh tingkat pengembalian ekuitas dan leverage keuangan terhadap harga saham pada emiten Grup Bakrie baik secara parsial maupun simultan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengembalian ekuitas dan leverage keuangan terhadap harga saham pada emiten Grup Bakrie. 1.3.2 Tujuan Penelitian Dari uraian identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pengembalian ekuitas, leverage keuangan dan harga saham pada emiten Grup Bakrie.

8 2. Untuk menguji seberapa besar pengaruh tingkat pengembalian ekuitas dan leverage keuangan terhadap harga saham pada emiten Grup Bakrie baik secara parsial maupun simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak-pihak yang berkepentingan antara lain: 1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi perusahaan mengenai pengaruh tingkat pengembalian ekuitas dan leverage keuangan terhadap harga saham. 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan investasi. 1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Pengembang Ilmu Akuntansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi atau masukan dalam pengembangan kajian akuntansi keuangan, mengenai pengaruh tingkat pengembalian ekuitas dan leverage keuangan terhadap harga saham.

9 2. Bagi Peneliti dan Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan serta referensi atau masukan bagi peneliti selanjutnya mengenai pengaruh tingkat pengembalian ekuitas dan leverage keuangan terhadap harga saham dengan menambahkan variabel lain yang tidak diteliti seandainya ada. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada emiten Grup Bakrie dengan mengambil data sekunder yang didapat dari Pusat Informasi Pasar Modal Jl. Veteran No 10 dan melalui situs internet yang beralamatkan www.yahoofinance.com. 1.5.2 Waktu Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal penelitian yang secara rinci waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini:

10 Tabel 1.2 Jadwal Penelitian Bulan No. Kegiatan Waktu Feb Maret April Mei Juni Juli Agsts 2012 Tahap Persiapan I 1. Membuat outline dan proposal usulan penelitian Menentukan 2. penelitian Tahap Pelaksanaan tempat II 1. 2. 3. Meminta surat pengantar ke perusahaan Mengumpulkan data perusahaan Menyusun usulan penelitian dan bimbingan usulan penelitian 4. Sidang usulan penelitian 5. Revisi usulan penelitian 6. Bimbingan skripsi 7. Sidang skripsi Tahap Akhir III 1. Revisi skripsi 2. Penggandaan skripsi