Deregulasi Perizinan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hotel Aria Barito 5 November 2015
Pendahuluan: UU Nomor Perencanaan 41 Tahun Hutan 1999 jo UU 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan, beserta Peraturan Pelaksanaannya Pilar Dasar URUSAN Sektor Lingkungan PEMERINTAHAN Hidup dan Kehutanan BIDANG KEHUTANAN UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang KSDAE, beserta Peraturan Pelaksanaannya UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, beserta Peraturan Pelaksanaannya. UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan 2 Hutan.
Ps. 33 UUD 1945 : Bumi, tanah, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Wewenang Pemerintah (Pasal 4 UU No. 41 Tahun 1999): Mengatur, mengurus hal yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, Menetapkan atau mengubah status kawasan hutan, Mengatur dan menetapkan hubungan hukum antara orang dengan hutan serta mengatur perbuatan hukum mengenai kehutanan.
PROSES PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN SEJARAH KAWASAN HUTAN Hutan register Penunjukan partial < 1980 UU No. 5/1967 Penunjukan Kawasan Hutan Paduserasi RTRWP - TGHK Penataan TGHK Batas Kawasan Hutan Pemetaan Kawasan Hutan 1980-1992 1992-1999 1999-2005 Penetapan Kawasan UU No. Hutan 5/1990 UU No. 24/1992 Tahapan/proses pengukuhan bukan tahapan level/tingkatan Penunjukan status. Kawasan Hutan Merupakan dan proses Pemekaran penyelesaian hak-hak atas lahan/tanah di 2004-2007 dalam dan atau di sepanjang batas kawasan hutan yang UU No. 41/1999 telah ditunjuk. Usulan Perubahan Kawasan Hutan dalam Review RTRWP/K UU No. 32/2004 UU No. 26/2007
PEMBAGIAN TATA RUANG NASIONAL Perubahan Peruntukan KH (Pelepasan dari MenLHK (HPK) APL KW. BUDIDAYA HP HPK KW. LINDUNG KSA KPA HL 1.Pemanfaatan (IUPHHK) 2. Penggunaan KH (IPPKH) UU Bidang KEHUTANAN 1. IPPA, Jasling, LK 2.Tambang KPA/KSA-> dilarang; 3. Lindung IPPKH terbuka : dilarang
Hutan Hutan Negara Kawasan Hutan HK IPJL, IIPA Hutan Hak (Titel Hak) Pemda /BPN Areal Pengguna an Lain HL HP Tambang dgn pola tertutup HPT HP IUPK IUPJL IUPHHK IUPHHBK IPPKH HPK
PENGURUSAN HUTAN Pengurusan Hutan Perencanaan Kehutanan PP Nomor 44 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Kehutanan Pengelolaan Hutan PP Nomor 6 Tahun 2007 jo PP Nomor 3 Tahun 2008 Litbangdiklatluh PP Nomor 12 Tahun 2010 a. Inventarisasi hutan; b. Pengukuhan Kawasan Hutan c. Penatagunaan Kawasan Hutan d. Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan; e. Penyusunan Rencana Kehutanan a. Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan; b. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan c. Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, dan d. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Pengawasan
1. Dasar Hukum: 1) Pasal 19 UU 41 Tahun 1999 Ttg Kehutanan; 2) PP 10 Tahun 2010 Jo PP 60 Tahun 2012 Ttg Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; 3) Permenhut P.32/Menhut-II/2010 Ttg Tukar Menukar Kawasan Hutan; 4) Permenhut P. 33/Menut-II/2010 jo Permenhut P.28/Menhut-II/2014 Ttg Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan;
9 Perubahan peruntukan kawasan hutan dapat dilakukan: 1. secara parsial; atau 2. untuk wilayah provinsi. Perubahan peruntukan kawasan hutan secara parsial dilakukan melalui: 1. tukar menukar kawasan hutan; atau 2. pelepasan kawasan hutan.
Persyaratan Adm Pertek Es I Terkait Menteri/Gubernur/ Bupati/Walikota/ Pimp Bdn Usaha Penyampaian Permohonan MenLHK melalui BKPM Penelaahan Sekjen-Dirjen PKTLT BKPM Penerbitan persetujuan prinsip pelepasan KH Ya Penelaahan Persetujuan Prinsip Pelepasan DITOLAK Tdk Permohonan Dispensasi Tata Batas Penyiapan SK Pelepasan KH SK Pelepasan KH 10
1. Pasal 38 UU No. 41 1999 tentang Kehutanan 2. PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, Jo PP 61 Tahun 2012. 3. Perpres No. 28 Tahun 2011 tentang Penggunaan Kawasan Hutan Lindung Untuk Penambangan Bawah Tanah. 4. Permenhut No. P.16/Menhut-II/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.
Skema pemberian Izin PPKH Eksplorasi Permohonan OP Persetujuan Prinsip Izin-PPKH Syarat-syarat Pemenuhan Kewajibankewajiban Monitoring Ok Evaluasi Ok Ok Perpanjangan
1. Paket Deregulasi Tahap I NO JUDUL REGULASI AMANAT PENGATURAN 1. PP Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 60 Tahun 2012. Tindak Lanjut Pasal 19 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan MATERI SUBSTANSI YANG DIATUR 1. Untuk pembangunan bendungan yang sebelumnya dilaksanakan dengan mekanisme tukar menukar kawasan hutan diubah menjadi mekanisme IPPKH (dibiayai oleh APBN/D). 2. Untuk proses tukar menukar kawasan hutan dapat dilakukan pelepasan kawasan hutan sebelum tata batas dan penetapan areal pengganti. 3. Untuk proses pelepasan kawasan hutan langsung diberikan pelepasan kawasan hutan tanpa persetujuan prinsip, dengan kewajiban tata batas setelah dilakukan pelepasan kawasan hutan. PROGRES
2. PP Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 61 Tahun 2012. Tindak Lanjut Pasal 38 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan 1. Untuk pembangunan infrastruktur (bendungan) dengan skema IPPKH (dibiayai oleh APBN/D) 2. Kewajiban menyediakan areal kompensasi untuk permohonan IPPKH untuk kawasan hutan dibawah 30%, diubah menjadi kewajiban penanaman rehabilitasi DAS. 3. Untuk proses pemberian IPPKH langsung diberikan IPPKH tanpa persetujuan prinsip dengan kewajiban setelah IPPKH diberikan.
3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.16/Menhut-II/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan PP Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 61 Tahun 2012. 1. Penyederhanaan proses perizinan dengan mengubah Permenhut P.16/Menhut-II/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan: a. Tata waktu disederhanakan menjadi paling lama 15 hari kerja menjadi SK atau penolakan. b. Izin dikeluarkan setelah persyaratan administrasi dipenuhi. c. Beberapa izin disatukan menjadi syarat izin ditegaskan pada Diktum keputusan. d. Apabila kewajiban tidak dipenuhi izin dicabut. 4. Peratuan Menteri Kehutanan Nomor P.8/Menhut-II/2014 tentang Pembatasan Luas Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dalam Hutan Alam, IUPHHK Hutan Tanaman Industri atau IUPHHK Restorasi Ekosistem pada Hutan Produksi. PP Nomor 6 Tahun 2007 tetang Tata Hutan dan Rencana Penyusunan Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 3 Tahun 2008. 1. Mengatur kembali penambahan luasan IUPHHK dalam Hutan Alam, IUPHHK Hutan Tanaman Industri atau IUPHHK Restorasi Ekosistem pada Hutan Produksi. 2. Mengatur untuk permohonan perpanjangan IUPHHK sesuai luasan sebelumnya.
1. Paket Deregulasi Tahap II NO BIDANG USAHA JENIS PERIZINAN KETENTUAN PERATURAN PENYEDERHANAAN PERATURAN PROGRES 1. Bidang Usaha Perkebunan di HPK Pelepasan Kawasan Hutan Permenhut P.33/Menhut- II/2010 tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi, jo. P.28/Menhut- II/2014. 1. Penamaan : Pelepasan Kawasan Hutan. 2. Penyederhanaan proses pelepasan dengan mengubah Permenhut P.33/Menhut-II/2010 tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi, jo. P.28/Menhut-II/2014: a. Tata waktu disederhanakan menjadi paling lama 12 hari kerja menjadi SK atau penolakan. b. Beberapa izin disatukan menjadi syarat izin ditegaskan pada Diktum keputusan. c. Apabila kewajiban tidak dipenuhi izin dicabut.
2. Bidang Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. 1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam (IUPHHK- HA). 2. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HTI). Permenhut P.9/Menhut- II/2015 tentang Tata Cara Pemberian, Perluasan Areal Kerja dan Perpanjangan IUPHHK HA, HT, RE atau IUPHHK HTI pada Hutan Produksi. 1. Penamaan izin menjadi Izin Usaha Pemanfaatan Kayu. 2. Penyederhanaan proses perizinan dengan mengubah Permenhut P.9/Menhut-II/2015: a. Tata waktu disederhanakan menjadi paling lama 12 hari kerja menjadi SK atau penolakan. b. Izin dikeluarkan setelah persyaratan administrasi dipenuhi Kerangka Acuan Amdal. c. Beberapa izin disatukan menjadi syarat izin ditegaskan pada Diktum keputusan. 3. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam (IUPHHK- RE). d. Saat perpanjangan izin, tidak diperlukan syarat-syarat baru kecuali laporan rencana kerja untuk pembinaan dan pengawasan. e. Apabila kewajiban tidak dipenuhi izin dicabut. 4. Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam (IUPHHK-HA).
3. Bidang Industri Kehutanan 1. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu di atas 6.000 M 3 /tahun. 2. Izin Perluasan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu di atas 6.000 M 3 /tahun. Permenhut P.13/Menlhk- II/2015 tentang Izin Usaha Industeri Primer Hasil Hutan 1. Penamaan izin tetap Izin Industeri Primer Hasil Hutan. 2. Penyederhanaan proses perizinan dengan mengubah Permenhut P.13/Menlhk-II/2015: a. Tata waktu disederhanakan menjadi paling lama 12 hari kerja menjadi SK atau penolakan. b. Izin dikeluarkan setelah persyaratan administrasi dipenuhi. c. Beberapa izin disatukan menjadi syarat izin ditegaskan pada Diktum keputusan. d. Saat perpanjangan izin, tidak diperlukan syarat-syarat baru kecuali laporan rencana kerja untuk pembinaan dan pengawasan. e. Apabila kewajiban tidak dipenuhi izin dicabut. Telah disiapkan draft Peraturan Menteri LHK.
4. Bidang Pemanfaatan Kawasan Konservasi dan Tumbuhan/Satwa Liar. 1. Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam. 2. Izin Pemanfataan Jasa Wisata Alam Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam: 1. Nama izin : Izin pemanfaatan Jasa Lingkungan di Kawasan Konservasi. 3. Izin Pemanfataan Air dan Energi Air. 4. Izin Pemanfaatan Panas Bumi. 1. Permenhut P.48/Menhut- II/2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di SM, TN, Tahura dan TWA, jo. P.4/Menhut-II/2012. 2. Permenhut P.64/Menhut- II/2013 tentang Pemanfaatan Air dan Energi Air di SM, TN, Tahura dan TWA 3. RPermenLHK tentang Pemanfaatan Panas Bumi di Kawasan Konservasi. 2. Penyederhanaan proses perizinan dengan: a. Tata waktu disederhanakan menjadi paling lama 12 hari kerja menjadi SK atau penolakan. b. Izin dikeluarkan setelah persyaratan administrasi dipenuhi. c. Beberapa izin disatukan menjadi syarat izin ditegaskan pada Diktum keputusan. d. Saat perpanjangan izin, tidak diperlukan syarat-syarat baru kecuali laporan rencana kerja untuk pembinaan dan pengawasan. e. Apabila kewajiban tidak dipenuhi izin dicabut. 3. Program lanjut mengubah PP Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Parwisata Alam di SM, TN, Tahura dan TWA, PP Nomor 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA
5. Bidang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar Izin Lembaga Konservasi Permenhut P.31/Menhut- II/2012 tentang Lembaga Konservasi 1. Nama izin : Izin Lembaga Konservasi. 2. Penyederhanaan proses perizinan dengan: a. Tata waktu disederhanakan menjadi paling lama 12 hari kerja menjadi SK atau penolakan. b. Izin dikeluarkan setelah persyaratan administrasi dipenuhi. c. Beberapa izin disatukan menjadi syarat izin ditegaskan pada Diktum keputusan. d. Saat perpanjangan izin, tidak diperlukan syarat-syarat baru kecuali laporan rencana kerja untuk pembinaan dan pengawasan. e. Apabila kewajiban tidak dipenuhi izin dicabut.