BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. menjadi pemicu berbagai masalah, baik masalah dibidang ekonomi maupun

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

Karakteristik Mobilitas Tenaga Kerja Wanita Asal Kabupaten Ponorogo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

I. PENDAHULUAN. kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan. kepada pengangguran yang meluas. Disamping itu harga-harga kebutuhan

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 2015 yang lalu Indonesia dan negara-negara Asean

BAB I PENDAHULUAN. fenomena penting karena tidak lepas dari proses pembangunan dan kebijakan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERMIGRASI PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN (Kasus di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo)

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar penduduk di negara-negara sedang berkembang berada di bawah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah

DAMPAK MIGRASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

PENDAHULUAN Latar Belakang

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis maupun secara sosial. Seseorang dengan melangsungkan

Masalah lain yang muncul adalah berubahnya struktur

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

12 KONDISI KETENAGAKERJAAN DI JAWA BARAT DAN MEA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan semakin banyak negara Asia Tenggara menjadikan

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja

1.1. Latar Belakang Permasalahan Universitas Indonesia

suatu negara. Pada dasarnya keberadaan penduduk di suatu negara akan mempercepat pembangun negara semakin besar. Tetapi jika pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Di sektor pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan bagian dari Tenaga Kerja Indonesia

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN NEGARA ASEAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. pekerjaan, dan tingkat penghasilan keluarga. Indikator status sosial adalah kasta,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk 2010, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

Lembaran Fakta MIGRASI, REMITANSI DAN PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pengangguran ini tidak ada habisnya. Indonesia memiliki penduduk

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Migrasi dalam arti luas merupakan perpindahan penduduk secara

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KARAKTERISTIK TENAGA KERJA WANITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN KECENDERUNGAN BERMIGRASI INTERNASIONAL

Mobilitas Penduduk II

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang menghadapi ASEAN Economic Community atau

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja sebagai upaya memperluas lapangan kerja. Dampak yang ditimbulkan adalah bertambahnya angka pengangguran di Indonesia. Besarnya angka pengangguran ini juga diduga akibat kebijakan pemerintah yang tidak sinkron (Sukamdi, 1996), dimana bidang pendidikan telah mampu meningkatkan jumlah penduduk yang dapat menamatkan pendidikan yang lebih baik, kemudian di sisi lain kesempatan kerja yang tidak mampu menampung mereka, sehingga menjadi missmatch antara kedua bidang tersebut. Untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia menurut Mantra, et al (1999), ada tiga faktor penting yang mendorong pemerintah berupaya memanfaatkan lowongan kerja di luar negeri. pertama, makin kompleksnya masalah kependudukan yang terjadi di daerah dengan berbagai implikasi sosial ekonominya. Kedua, terbukanya kesempatan kerja di negara-negara relatif kaya yang banyak menyerap tenaga kerja terutama di Negara Timur Tengah, Malaysia, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, India, Pakistan dan Korea Selatan. Ketiga, pemerintah membentuk Lembaga Antar Kerja Antar Negara (AKAN) oleh 1

Departemen Tenaga Kerja bekerja sama dengan perusahaan Swasta pengerah jasa tenaga kerja terutama pengiriman tenaga kerja. Kebijakan lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan promosi dan pemasaran pekerja migran internasional dengan mendorong angkatan kerja untuk melakukan mobilitas ke luar negeri sesuai dengan kondisi pasar kerja yang ada. Banyaknya pekerja yang melakukan mobilitas internasional merupakan salah satu indikasi bahwa pendapatan atau upah yang diperoleh di daerah asal relatif kecil sehingga tidak mencukupi kebutuhan hidup. Disamping itu, variasi kesempatan kerja kurang mampu menyerap persediaan tenaga kerja yang dimiliki. Hal ini salah satunya karena kebutuhan tenaga kerja di pasar tenaga kerja nasional telah mengalami pergeseran yang kurang memungkinkan dimanfaatkan tenaga kerja yang tersedia. Data IOM (International Organization for Migration) tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pengirim tenaga kerja urutan kedua setelah negera Filipina. Data dari BNP2TKI dan IOM menunjukkan selama tahun 2006-2011 pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri seperti yang terlihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri Tahun 2006-2011 No. Tahun Jumlah 1 2006 680.000 2 2007 696.746 3 2008 748.825 4 2009 632.172 5 2010 575.804 6 2011 458.103 Jumlah total 3.782.650 Sumber: BPN2TKI, 2011 dan IOM, 2010. 2

Data BPN2TKI dan IOM pada tahun 2006-2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 sampai 2008 mengalami kenaikan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri namun setelah tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri didominasi oleh kaum perempuan, yaitu sekitar 78% menurut data IOM tahun 2010. Salah satu provinsi di Indonesia yang mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri adalah provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2010 tercatat dari 35 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah mengirim tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri sebesar 23.093. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan, pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja yang bekerja ke luar negeri sebesar 25.926. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri di Provinsi Jawa Tengah di dominasi oleh kaum perempuan. Penempatan tenaga kerja ke luar negeri banyak ditempatkan di negara kawasan Asia, hal tersebut terlihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2.Banyak TKI AKAN (Tenaga Kerja Indonesia Antar Kerja Antar Negara) Menurut Negara Tujuan dan Jenis Kelamin di Jawa Tengah Tahun 2012 Negara Tujuan Laki-laki Perempuan Jumlah Abu Dhabi - 39 39 Macao - 33 33 Hongkong 5 147 152 Taiwan 7 2.488 2.495 Singapura - 9.645 9.645 Malaysia 3.086 5.206 8.292 Brunei 38 183 221 Jumlah Total 3.136 17.741 20.877 Sumber: BPS, 2013 3

Negara Singapura dan Malaysia merupakan negara utama tujuan tenaga kerja Indonesia. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pemilihan negara-negara di kawasan Asia dengan pertimbangan jarak antar negara dan budaya yang sama memudahkan mereka untuk beradaptasi di negara tujuan ( Waluya, 2006). Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang masih mengirimkan tenaga kerja untuk bekerja di luar negeri adalah Kabupaten Klaten. Pengiriman tenaga kerja yang dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan pekerjaan yang tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang setiap tahun bertambah, menjadikan salah satu faktor pendorong penduduk khususnya perempuan untuk melakukan migrasi internasional. Menurut BPS dan Depnakertrans pada tahun 2012 mencatat jumlah pencari kerja sejumlah 12.711 orang, terdiri dari pencari kerja lakilaki sebesar 6.275 orang dan pencari kerja perempuan sejumlah 6.436 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan meskipun memiliki selisih yang kecil antara pencari kerja laki-laki dan perempuan, pencari kerja yang paling mendominasi di Kabupaten Klaten adalah kaum perempuan. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi mendorong seseorang untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang telah dicapai dan memperoleh pendapatan yang tinggi. Namun kondisi saat ini, lapangan pekerjaan yang ada di Kabupaten Klaten masih didominasi oleh bidang pertanian dan sentra industri rumah tangga serta industri kecil yang tidak mensyaratkan tenaga kerjanya untuk memiliki tingkat pendidikan yang tinggi sehingga upah yang diberikan pun rendah, menyebabkan penduduk 4

melakukan migrasi. Tingkat pendidikan tenaga kerja di Kabupaten Klaten tergolong tinggi terlihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Pencari Kerja Menurut Pendidikan di Kabupaten Klaten tahun 2012 No. Jenjang Pendidikan Jumlah Pencaker Persentase (%) 1 SD 23 0,18 2 SMP 851 6,69 3 SMA 8.410 66,16 4 Sarjana Muda 1.346 10,59 5 Sarjana 2.081 16,37 Jumlah 12.711 100 Sumber: BPS, 2013. Pendidikan pencari kerja pada tahun 2012 didominasi oleh pencari kerja dengan jenjang pendidikan SMA (lihat tabel 1.3), selain SMA jenjang pendidikan sarjana muda dan sarjana lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pencari kerja yang memiliki pendidikan dasar yaitu SD dan SMP. Hal tersebut merupakan indikator bahwa kualitas SDM pencari kerja di Kabupaten Klaten tergolong tinggi. Menurut Simanjuntak (1985) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat partisipasi kerja (TPK) melalui dua jalur: pertama, proporsi penduduk yang sedang sekolah umumnya lebih besar pada kelompok umur muda atau kelompok usia sekolah. Kedua, semakin tinggi pendidikan seseorang, nilai waktunya semakin mahal, dengan demikian seseorang yang waktunya relatif mahal cenderung untuk menggantikan waktu senggangnya untuk bekerja, hal ini dapat dilihat terhadap kaum wanita. Wanita yang berpendidikan tinggi 5

umumnya tidak tinggal di rumah mengurus rumah tangga, akan tetapi masuk ke pasar kerja. Sempitnya lapangan pekerjaan menjadi faktor pendorong tenaga kerja wanita di Kabupaten Klaten untuk melakukan migrasi internasional dengan pertimbangan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya serta mendapatkan pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh di dalam negeri. BPS dan Depnakertrans pada tahun 2006-2010 mencatat jumlah penduduk yang bekerja di luar negeri seperti yang terlihat pada tabel 1.4. Tabel 1.4 Jumlah AKAN (Angkatan Kerja Antar Negara) Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Klaten No. Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 1 2011 68 144 212 2 2010 42 188 230 3 2009 37 289 326 4 2008 57 518 575 5 2007 66 332 398 6 2006 14 655 669 Jumlah 284 2126 2410 Sumber : BPS dan Depnakertrans, 2012 Dari tahun 2006 sampai tahun 2012 jumlah tenaga kerja yang bekerja di luar negeri di Kabupaten Klaten mengalami penurunan secara signifikan. Penurunan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri salah satunya dipengaruhi oleh adanya masalah-masalah yang terjadi pada tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri. Namun hal tersebut tidak menyurutkan minat perempuan untuk bekerja di luar negeri Ini terbukti, sekitar 90% tenaga kerja Kabupaten Klaten yang bekerja di luar negeri adalah tenaga 6

kerja wanita (tabel 1.4). sedangkan tenaga kerja laki-laki hanya sedikit yang memutuskan untuk bekerja di luar negeri. Berdasarkan hasil penelitian Noer (2008), dalam melakukan mobilitas penduduk, perempuan tidak hanya mempertimbangkan faktorfaktor dari dalam dirinya saja, faktor situasional dan kultural kerap kali menjadi bahan pertimbangan lain yang tidak kalah dominan dalam proses berpikir perempuan untuk melakukan mobilitas penduduk atau tidak. Seperti halnya dengan Kabupaten Klaten yang mayoritas tenaga kerja yang bekerja di luar negeri adalah tenaga kerja wanita, ada sebagian perempuan yang memutuskan untuk tidak bekerja di luar negeri. Saat ini banyak sekali penelitian tentang migrasi internasional tenaga kerja wanita, namun umumnya meneliti mengenai alasan perempuan atau tenaga kerja wanita meninggalkan daerah asal dan pengaruh kepergian tenaga kerja wanita ke luar negeri bagi keluarganya, daerah asal maupun daerah tujuan. Namun demikian jarang penelitian yang menggungkapkan alasan perempuan minat untuk melakukan migrasi keluar negeri. Padahal daerah asal mereka banyak perempuan yang memutuskan untuk pergi dari daerah asal dan melakukan migrasi internasional. Hal tersebut terjadi di Desa Ngawonggo Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten yang merupakan daerah dengan pengirim tenaga kerja wanita paling banyak, namun masih ada sebagian perempuan di desa tersebut yang memutuskan untuk tetap tinggal di desa. 7

1.2 Rumusan Masalah Revolusi hijau yang terjadi di pedesaan dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani memiliki dampak yang besar karena tenaga mereka sudah digantikan dengan tenaga mesin. Hal ini menyebabkan mereka menjadi mengganggur khususnya bagi perempuan pedesaan kesempatan bekerja di bidang pertanian semakin sempit. Salah satu solusi untuk mendapatkan pekerjaan adalah memutuskan melakukan migrasi, jika dulu migrasi hanya dilakukan oleh laki-laki namun sekarang kaum perempuan banyak melakukan migrasi baik internal maupun internasional. Bahkan untuk migrasi internasional sendiri di Kabupaten Klaten 90% adalah kaum perempuan (tabel 1.4). Faktor pendorong dari migrasi internasional selain faktor sempitnya lapangan pekerjaan di pedesaan yang diakibatkan revolusi hijau, juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Melalui migrasi, para migran berharap mendapatkan pendapatan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kesejaheraan dan kualitas hidup keluarga. Faktor lainnya adalah semakin tingginya tingkat pendidikan tenaga kerja. Di Kabupaten Klaten, pencari kerja mayoritas berpendidikan SMA, sarjana muda, dan sarjana. Pencari kerja yang berpendidikan rendah yaitu SD dan SMP (tabel 1.3). Tingkat pendidikan yang tinggi berpengaruh terhadap persepsi pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan pendidikan dan pendapatan yang diterima. Hal ini menjadikan para pencari kerja enggan mencari kerja di daerah asal, sehingga mereka lebih memilih meninggalkan daerah asal dan memutuskan melakukan migrasi. Alasannya, pendapatan yang diterima di 8

daerah atau negara tujuan lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh di daerah atau negara asal. Keputusan untuk melakukan migrasi internasional berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan migran, tidak selamanya berjalan dengan mudah. Ada berbagai persoalan yang harus dihadapi oleh tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri, antara lain adalah tenaga kerja wanita harus menanggung biaya besar untuk dibayarkan pada calo-calo, agar mereka mendapatkan pekerjaan di negara tujuan. Guna mencukupi besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mereka menjual berbagai kekayaan yang mereka miliki di daerah asal. Perpisahan dengan keluarga juga merupakan persoalan yang dihadapi oleh para tenaga kerja wanita. Hal tersebut lebih terlihat pada tenaga kerja wanita yang sudah memiliki suami, ada kemungkinan suami yang ditinggalkan berpaling dengan perempuan lain. Persoalan tidak hanya pada saat sebelum keberangkatan saja, saat berada di negara tujuan persoalan lebih, tenaga kerja wanita asal Indonesia banyak yang mengalami pelanggaran hak asasi manusia, seperti penyiksaan, pelecehan seksual sampai pada pembunuhan. Setelah persoalan yang dihadapi di negara tujuan, pada saat tenaga kerja wanita kembali ke negara asal, para tenaga kerja tertipu calo-calo sehingga pendapatan selama bekerja di luar negeri hilang. Pemanfaatan remitan tenaga kerja wanita juga menjadi suatu permasalahan, pemanfaatan remitan sebagian besar tenaga kerja wanita dan keluarganya, tidak dimanfaatkan secara opotimal hanya untuk 9

konsumerisme, sehingga tujuan utama untuk mensejahterakan keluarga belum dapat tercapai. Pembelian barang-barang mewah oleh tenaga kerja wanita maupun keluarganya menjadi pemicu semakin menajamnya perbedaan antara penerima remitan dan bukan penerima, bahkan dapat menimbulkan kecemburuan dan kesenjangan dalam masyarakat. Melihat adanya berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh migrasi internasional berpengaruh terhadap keputusan perempuan untuk melakukan migrasi internasional. Seperti sebagian perempuan yang berada di Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang memilih untuk melakukan migrasi internasional. Meskipun Desa Ngawonggo sendiri merupakan desa sentra pengecoran logam yang seluruh tenaga kerjanya adalah laki-laki dan lahan pertanian sudah semakin sempit menjadikan para perempuan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, salah satu solusinya adalah melakukan migrasi internasional. Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ada minat perempuan untuk bekerja ke luar negeri? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberminatan perempuan di desa kantong migran untuk bekerja ke luar negeri? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui minat perempuan untuk bekerja ke luar negeri 10

2. Mengetahui karakteristik perempuan yang minat maupun tidak minat bekerja ke luar negeri 3. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi minat perempuan bekerja ke luar negeri. 4. Mengetahui alasan perempuan minat dan tidak minat bekerja ke luar negeri. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam mengkaji secara ilmiah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan untuk tidak bekerja di luar negeri 2. Memberikan sumbangan bagi pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mengoptimalkan wilayah sehingga kesejahteraan dapat terjamin tanpa harus bekerja di luar negeri. 3. Acuan dalam pelaksanaan pemberdayaan perempuan pedesaan bagi kalangan non akademisi, seperti masyarakat, swasta, dan pemerintah. 1.5 Keaslian Penelitian Pengkajian atas hasil-hasil terdahulu akan sangat membantu dalam menelaah masalah yang dibahas dengan berbagai pendekatan spesifik. Selain itu juga memberikan pemahaman mengenai posisi peneliti serta untuk membedakan penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Pada dasarnya penelitian tentang tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja ke luar negeri telah banyak dilakukan, namun penelitian tentang keberminatan perempuan yang tidak pernah bekerja ke luar negeri di desa 11

kantong TKW khususnya di Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten tahun 2012 belum pernah dilakukan. Penelitian Anggraeni Primawati (1996) Proses dan dampak mobilitas internasional pekerja perempuan (dari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah), menyimpulkan bahwa mayoritas pekerja perempuan yang bekerja ke luar negeri memilih menggunakan jalur legal dibandingkan dengan jalur illegal. Karakteristik perempuan yang bekerja ke luar negeri yaitu pada kelompok umur 20-39 tahun, tingkat pendidikan SLTP dan status perkawinannya mayoritas menikah. Alasan mereka melakukan mobilitas bekerja ke luar negeri adalah untuk mendapatkan modal. Selama mereka bekerja ke luar negeri dari 97 sampel dari semua responden mengirimkan uang/remitan ke keluarga di daerah asal. Perbedaan pendapatan terjadi pada pekerja legal dan illegal, jika pekerja legal memperoleh pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh pekerja yang ilegal. Namun pemanfaatan remitan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif dibandingkan dengan kebutuhan produktif. Sitti Rahmawati (2000) dalam penelitian, Proses Migrasi Pekerja Migran Internasional Ke Sabah Malaysia dan Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Rumah Tangga Migran di Daerah Asal (Studi Kasus Desa Kupa dan Desa Pinang Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan). Menyimpulkan bahwa dalam proses migrasi migran yang berasal dari Desa Kupa 88% memilih dengan jalur semi legal dan desa Pinang sebesar 80%. Pelaku migran mayoritas kaum laki-laki sebesar 77,3% sedangkan perempuan 22,7%. Pendidikan migran rendah yaitu SD hingga SMP, karakteristik status perkawinan didominasi oleh responden 12

yang berstatus menikah. Faktor yang mempengaruhi yaitu sumber informasi pekerjaan yang mendukung, motivasi bekerja, penghasilan, dukungan keluarga serta biaya. Dampak yang ditimbulkan oleh migrasi ke luar negeri ada dua yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif terkait dengan sosial adalah ditemuakan beberapa kasus konflik keluarga dan tingkat perceraian yang meningkat. Dampak positifnya adalah meningkatnya remitan. Penelitian yang dilakukan oleh Tita Merisa R(2010) Analisis yang mempengaruhi minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri (kasus:kota Semarang). Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi untuk bekerja ke luar negeri adalah variabel umur, pekerjaan, jumlah tanggungan dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2011) menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi migran. Penelitian ini memperlihatkan faktor pendorong dan kendala untuk bekerja ke luar negeri.faktor pendorongnya salah satunya adalah karakteristik responden berpengaruh terhadap jenis pekerjaan di luar negeri, dalam kasus ini kelompok umur 20-24 bekerja sebagai operator di luar negeri, sedangkan umur lebih dari 24 jenis pekerjaan tersebut tidak lagi cocok, sehingga kelompok umur 24 tahun atau lebih tidak berminat bekerja ke luar negeri. Faktor pendapatan juga berpengaruh upah 1-2 juta perbulan mudah didapatkan jika bekerja ke luar negeri, sedangkan di dalam negeri sulit sehingga mereka minat bekerja ke luar negeri dengan tujuan untuk memperbaiki perekonomian dalam keluarga. Kendala yang dihadapi untuk bekerja ke luar negeri adalah penyediaan tenaga kerja yang memiliki 13

ketrampilan sangat minim, terbatasnya informasi resmi bekerja ke luar negeri dan tingginya biaya pemberangkatan bekerja ke luar negeri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nikmah Listyarini(2011) Faktor-faktor individual yang mempengaruhi minat migrasi tenaga kerja wanita asal Kabupaten Pati ke Malaysia. Karaktersitik tenaga kerja wanita yang memiliki minat migrasi ke Malaysia untuk bekerja yaitu pada umur(20-40 tahun), dengan status perkawinan menikah. Tingkat pendidikan tenaga kerja wanita rendah yaitu SD hingga SLTP, hal ini juga mempengaruhi pendapatan, sehingga upah yang diterima di daerah asal rendah, sebesar 79% responden tidak mempunyai lahan pertanian sebagai sumber penghasilan jadi dapat dikategorikan sebagai penduduk miskin di pedesaan. Faktor individual yang mempengaruhi minat migrasi tenaga kerja wanita adalah tingkat pendidikan dimana semakin tinggi pendidikan tidak ada minat migrasi ke Malaysia, demikian juga status perkawinan migran yang menikah enggan bermigrasi ke Malaysia. Kepemilikan lahan semakin luas lahan yang dimiliki tidak ada minat bekerja ke luar negeri, selain faktor individu faktor daerah asal juga mempengaruhi jika daerah asal menyediakan lapangan kerja maka jumlah migran yang bermigrasi ke Malaysia berkurang. Berikut adalah tabel perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. 14

Tabel 1.5 Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian yang Akan Dilakukan Oleh Peneliti. No Penulis, Tahun, Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian Penelitian Penelitian 1. Anggraeni Primawati (1996), Proses dan Dampak Mobilitas Internasional Pekerja Perempuan (dari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah) Analisis kualitatif dan analisis kuantitatif menggunakan tabel frekuensi tunggal dan teknik tabel silang. Mempelajari proses perempuan bekerja ke luar negeri menurut pendidikan, mempelajari besarnya pendapatan di luar negeri dilihat dari proses ke luar negeri, mempelajari pemanfaatan remitan di daerah asal. 1. sebagian besar pekerja perempuan bekerja ke luar negeri dengan proses legal, pekerja perempuan pada kelompok umur 20-39 pendidikan SLTP dan berstatus kawin. 2.alasan melakukan mobilitas untuk mendapatkan modal. 3.dari 97 sampel semua responden menggirimkan remitannya ke desa. 4.tingkat pendidikan tidak membedakan proses pekerja perempuan ke luar negeri. 5. ada perbedaan penerimaan pendapatan yang legal dan illegal. Pekerja legal pendapatannya lebih tinggi. 6.pemanfaatan remitan lebih banyak digunakan untuk kebutuhan konsumtif. 2. SittiRahmawati(2000) Proses Migrasi Pekerja Migran Internasional Ke Sabah Malaysia dan Dampak Sosial Ekonomi Terhadap 1.Mengetahui proses migrasi pekerja dan karakteristik migran internasional ke Sabah Analisis kualitatif dan kuantitatif menggunakan tabel frekuensi 1.migran yang berasal dari Desa Kupa 88% melakukan proses migrasi dengan jalur semi legal dan 15

Lanjutan Tabel 1.5 No Penulis, Tahun, Judul Penelitian Rumah Tangga Migran di Daerah Asal (Studi Kasus Desa Kupa dan Desa Pinang Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan) 3. Tita Merisa R(2010) Faktor yang Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Ke Luar Negeri (Kasus: Kota Semarang) 4. Febriani (2011) Faktor-Faktor Pendorong Dan Kendala Tenaga Kerja Untuk Bekerja Ke Luar Negeri. Tujuan 2.Faktor apa saja yang mempengaruhi proses migrasi pekerja ke Sabah 3. mengetahui dampak migrasi pekerja ke Sabah dari aspek sosial ekonomi. Menganalisis faktor yang mempengaruhi minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri. Melihat faktor yang mempengaruhi tenaga kerja untuk bekerja ke luar negri, mengetahui kendala untuk bekerja ke luar negeri Metode Penelitian dan.tabulasi silang analisis kuantitatif menggunakan regresi logit. Analisis tabulasi silang Hasil Penelitian Desa Pinang 80%. Migran didominasi oleh laki-laki (77,3%) dan perempuan(22,7%), berpendidikan rendah(sd kebawah dan maksimal SLTP), 74% berstatus kawin. 2.faktor yang mempengaruhi yaitu sumber informasi pekerjaan, motivasi bekerja, penghasilan, pekerjaan, faktor dukungan keluarga dan biaya. 3. dampak proses migrasi menimbulkan dampak sosial yaitu ditemukan kasus perceraian dan konflik keluarga. Dampak positifnya adalah nilai remitan Faktor yang mempengaruhi minat tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri adalah variabel umur, pekerjaan, jumlah tanggungan dan pendidikan 1.faktor pendorong bekerja ke luar negeri adalah latar belakang ekonomi yang kurang, tingkat pendidikan rendah, ketrampilan minim, serta jumlah anggota keluarga yang banyak 16

Lanjutan tabel 1.5 No Penulis, Tahun, Judul Penelitian 5. Nikmah Listyarini (2011) Faktor-Faktor Individual Yang Mempengaruhi Minat Migrasi Tenaga Kerja Wanita Kabupaten Pati Ke Malaysia. 6. Kunthum Ria Anggraheny (2014) Faktor yang Mempengaruhi minat Perempuan Bekerja Ke Luar Negeri (kasus: Desa Kantong TKW di Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten) Tujuan dan implikasi dari pengiriman jasa ekspor TKI ke luar negeri. 1.mengetahui karakteristik tenaga kerja wanita asal kabupaten pati yang berminat migrasi ke Malaysia. 2.menganalisis faktor individu yang mempengaruhi minat tenaga kerja wanita migrasi ke Malaysia, 1. Mengetahui karakteristik perempuan yang minat maupun tidak minat bekerja ke luar negeri. 2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat perempuan bekerja ke luar negeri.. Metode Penelitian Analisis kuantitatif mengguna kan Binary Logistic Regressio n Model. Survai pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Hasil Penelitian 2.kendala untuk bekerja ke luar negeri adalah tingginya biaya pemberangkatan dan minimnya informasi terkait bekerja ke luar negeri. 3.implikasi pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dapat meningkatkan taraf hidup keluarga di daerah asal. 1. karakteristik migran yang minat bekerja ke luar negeri adalah pada kelompok umur produktif, status perkawinan menikah, tingkat pendidikan rendah, upah/pendapatan yang diperoleh didalam negeri rendah. 2. empat faktor yang mempengaruhi minat bermigrasi adalah tingkat pendidikan, status perkawinan, kepemilikan lahan dan ketersediaan lapangan pekerjaan di daerah asal. 1. hasil yang diharapkan adalah mengetahui karakteristik perempuan yang minat maupun tidak minat bekerja ke luar negeri. 2. hasil yang diharapkan adalah mengetahui alasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat 17

Penelitian-penelitian mengenai mobilitas tenaga kerja telah banyak dilakukan. Keaslian penelitian ini, yang membedakan penelitian-penelitian di atas adalah di lakukan di Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yaitu pengkaji tentang karakteristik perempuan yang minat maupun tidak minat bekerja ke luar negeri dan faktor yang mempengaruhi minat perempuan bekerja ke luar negeri di desa kantong TKW. 18