The Development of Ergonomics Method: Pendekatan Ergonomi Menjawab Problematika Industri

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH PERENCANAAN SISTEM OTOMASI INDUSTRI INDUSTRIAL DESIGN IN PRACTICE. Oleh : Setyo Negoro ( ) Wachid Fery Raharjo ( )

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I

Penerapan Ergo-Safety untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Industri Nasional

MODUL I PENGANTAR ERGONOMI

KAJIAN ERGONOMI DALAM PERANCANGAN ALAT BANTU PROSES PENYETELAN DAN PENGELASAN PRODUK TANGKI TRAVO

Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi

III. TINJAUAN PUSTAKA

- ERGONOMI SECARA UMUM - Ajeng Yeni Setianingrum

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

Ergo-Safety Asesmen untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

INDUSTRIAL ENGINEERING ROADMAP

ERGO SAFETY LELY RIAWATI, ST., MT. DRIVING EXCELLENCE IN SAFETY & HEALTH AT WORKPLACE. Name of chairman

ERGONOMI MAKRO. Nilda Tri Putri, Ph.D. Program Pasca Sarjana Teknik Industri Universitas Andalas

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI. ETIKA MUSLIMAH, ST, MT

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

Ergonomi dan K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016

Definisi. Bhs Yunani. Disiplin Ilmu yang mempelajari Manusia dalam kaitannya dengan Pekerjaannya

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

DESAIN KERJA DAN PRODUKTIVITAS PKE- T I P UB 2015

Peran dan Kontribusi Perguruan Tinggi dalam Pembentukan SDM Ergonomi-K3 yang Siap Bersaing di Pasar Kerja Nasional dan Internasional *) Pendahuluan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

DAFTAR PUSTAKA. Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 12/15/2011 1

PERTIMBANGAN FAKTOR ERGONOMI DALAM PENJADWALAN TENAGA KERJA

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERTEMUAN 2 ERGONOMI

III. TINJAUAN PUSTAKA

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #1 Ganjil 2016/2017. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

ERGONOMI & APK - I KULIAH 1: INTRODUCTION

sekarang maupun berat beban yang ada pada usulan dapat dikatakan diterima karena berada dibawah nilai berat beban maksimum yang diperbolehkan. c.

Nurjannah. Pendahuluan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : ERGONOMI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem

DESAIN STASIUN KERJA

Usulan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Berbasis KKNI

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah hotel. Dinas Pariwisata Bali mencatat jumlah hotel yang

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Merancang Pekerjaan yang Produktif dan Memuaskan Evada el Ummah khoiro Pertemuan 4 4AN A

KELUHAN SUBJEKTIF PADA OPERATOR KOMPUTER DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN SENI DAN TEKNOLOGI KERAMIK DAN PORSELIN BALI

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

RANCANGAN TEMPAT WUDHU DUDUK ERGONOMIS

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

TUGAS AKHIR APLIKASI ANTHROPOMETRI DALAM PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA PEMBUATAN TAHU UNTUK MENCAPAI KONDISI KERJA YANG ERGONOMIS

USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X )

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

KAJIAN ERGONOMI TANGGA PENYEBRANGAN JALAN DI DEPAN KAMPUS I UNTAR JAKARTA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK (Minggu 2)

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : ERGONOMI DASAR KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS

Interaksi Manusia dan Komputer

Modifikasi Rancangan Mesin Perontok Padi Dengan Pendekatan Ergonomi-Antropometri

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

PENGARUH TINGKAT PENCAHAYAAN DAN KEBISINGAN TERHADAP KECEPATAN KERJA MEKANIK AHM (STUDI KASUS: HONDA CATUR PUTRA JAYA AHASS 06703)

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

Pengantar Teknik Industri TIN 4103

REKOMENDASI APD MASKER SARUNG TANGAN KACAMATA SEPATU BOOT

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

Interaksi Manusia & Komputer (Human Computer Interaction)

Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

APLIKASI METODA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS MENGANTISIPASI KEBOCORAN BAN SEPEDA MOTOR. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

Gambar I.1 Workstation aktual pengoperasian mesin CNC Router

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

KONSEP INTERAKSI MANUSIA dan KOMPUTER

DAFTAR PUSTAKA. Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

EVALUASI ERGONOMIS DALAM PROSES PERANCANGAN PRODUK

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

DESAIN KURSI KERJA BERKAITAN DENGAN UNSUR KESEHATAN TUBUH & PENINGKATAN KWALITAS KERJA

Transkripsi:

The Development of Ergonomics Method: Pendekatan Ergonomi Menjawab Problematika Industri Oleh : Sritomo W.Soebroto Ketua Perhimpunan Ergonomi Indonesia Kepala Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya Ph: (031) - 5939361; Fax : (031) 5939362; e-mail: <msritomo@rad.net.id> Man is a tool-using animal; without tools he is nothing, with tools he is all. Computer-machine is a fast idiot, it has no imagination. It cannot originate action. It is, and will remain, only a tool to man (Jan Noyes, Designing for Humans, 2001) PENDAHULUAN Ergonomi secara nyata memberi dampak terhadap kehidupan manusia sehari-hari; mulai dari rumah dan khususnya sampai ke tempat kerja di industri. Pendekatan dan evaluasi ergonomi banyak diaplikasikan dalam banyak hal. Mulai dari perancangan produk, fasilitas kerja dan tempat kerja (work stations/places) dengan sasaran untuk menambah efektivitas, efisiensi dan produktivitas tenaga kerja. Lebih penting lagi juga diaplikasikan untuk memperbaiki kenyamanan, keselamatan dan kesehatan kerja (comfort, safety and health). Cukup banyak istilah maupun definisi yang bisa dibuat untuk menjelaskan arti ergonomic seperti human factors, human factors engineering, human engineering, engineering psychology, applied ergonomics, industrial ergonomics dan/atau industrial engineering. Istilah yang paling sering digunakan adalah ergonomics dan/atau human factors. Keduanya merujuk pada pengertian the study of work and the interaction between man and his work environmental systems (Moroney, 1995). Sedangkan Chapanis (1999) mendefinisikan human factors (ergonomics) sebagai a body of knowledge about human abilities, human limitations, and other human characteristics that are relevant to design. Sedangkan pengertian mengenai human factors engineering (the practice of ergonomics) dinyatakannya sebagai the application of human factors (ergonomic) information to the design of tools, machines, systems, tasks, jobs, and environments for safe, comfortable and effective human use. ---------- *) Disampaikan dalam acara Seminar Nasional Ergonomi 2006 Pendekatan Ergonomi Makro untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti, Program Studi Teknik Industri FT-Universitas Tarumanegara, dan Program Studi Desain Produk FSRD Universitas Trisakti; serta didukung oleh Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) dan Badan Kerjasama Pendidikan Tinggi Teknik Industri Seluruh Indonesia (BKSTI) Korwil Jakarta pada tanggal 21-22 Nopember 2006 di Auditorium Gedung D, Kampus A Universitas Trisakti Jakarta.

Istilah ergonomics biasanya lebih dikaitkan dengan kerja/aktivitas fisik (physical work), sedangkan human factors lebih umum dihubungkan dengan aspek psikologi kerja (mental workloads dan cognitive issues). Belakangan batasan-batasan dari kedua istilah tersebut tampaknya menjadi kabur dan tidak lagi dibedakan/dipertentangkan. Keduanya merepresentasikan aktivitas studi tentang kerja dan interaksi antara manusia dengan system lingkungan fisik kerjanya. Tujuan utamanya adalah memperoleh kesesuaian antara kebutuhan dengan rancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi system manusia-mesin serta lingkungan fisiknya agar lebih produktif, nyaman, aman dan memuaskan untuk penggunaannya. IEA (International Ergonomics Association) mendefinisikan ergonomi sebagai ilmu yang mengaplikasikan pengetahuan mengenai kemampuan fisik maupun mental manusia untuk merancang produk, proses, stasiun/tempat kerja (workplaces) dan interaksi manusiamesin (juga lingkungan fisik kerja) yang kompleks. Definisi yang paling sederhana dan ringkas dari ergonomi adalah studi tentang kerja, dikaitkan dengan kerja fisik (physical) maupun mental (psychological) manusia. Dalam hal ini pendekatan ergonomi akan fokus pada evaluasi dan perancangan tempat kerja; baik problematik kerja secara fisik (manual lifting, repetitive motion, lighting, noise dan energy expanded) maupun mental-kognitif (perception, attention, decision making, dll). Problematik kerja yang sering dialami manusia seperti eyestrain, headaches and musculoskeletal disorders akan bisa dicegah melalui pendekatan ergonomi. Begitu juga kinerja optimal akan bisa dipenuhi manakala peralatan/fasilitas kerja, stasiun kerja, produk dan tata cara kerja bisa dirancang dan disesuaikan dengan pendekatan dan prinsip-prinsip ergonomi. Pengingkaran terhadap prinsip-prinsip ergonomi akan menghasilkan berbagai masalah seperti injuries and occupational diseases, increased absenteeism, higher medical and insurance costs, increased probability of accidents and human errors, higher turnover of workers, less production output, lawsuits, low-quality of work, less spare capacity to deal with emergencies, dan lain-lain. Disisi lain aplikasi ergonomi di industri (applied/industrial ergonomics dan human engineering) --- the science of people at industrial works --- terkait dengan studi yang fokus pada kinerja manusia (physiology dan psychology) untuk memperbaiki sistem kerja yang melibatkan manusia, material, mesin/peralatan, tata cara kerja (methods), enersi, informasi dan lingkungan kerja (Wignjosoebroto, 2006). Ada tiga area aplikasi ergonomi industri yang sering dilakukan yaitu (a) employee safety and health concern, (b) cost-orproductivity related fields, and (c) the comfort of people. Demikian juga sesuai dengan ruang lingkup industri yang pendefinisiannya terus melebar-luas --- dalam hal ini industri akan dilihat sebagai sebuah sistem yang komprehensif-integral --- maka persoalan industri tidak lagi dibatasi oleh pemahaman tentang perancangan teknologi produk dan/atau teknologi proses (ruang lingkup mikro) saja, tetapi juga mencakup ke persoalan organisasi dan manajemen industri dalam skala sistem yang lebih luas, makro dan kompleks. Problem industri tidak lagi berada didalam dinding-dinding industri yang terbatas, tetapi juga merambah menuju ranah lingkungan luarnya, sehingga memerlukan solusi-solusi yang berbasiskan pemahaman tentang konsep sistem, analisis sistem dan pendekatan

sistem dalam setiap proses pengambilan keputusan. Dari aras mikro Moroney (1995) melihat ergonomi industri akan terkait dengan persoalan-persoalan faktor manusia sebagai individu dalam perancangan area/stasiun kerja (workplace design) dan ranah kognitif; sedangkan untuk aras makro, ergonomi industri akan berhadapan dengan berbagai ragam variasi budaya (cultural variables) yang memerlukan pendekatanpendekatan sistemik dan holistik didalam menyelesaikan persoalan organisasi industri yang semakin kompleks. ERGONOMI INDUSTRI: PERSPEKTIF HISTORIS Penerapan pendekatan ergonomi di aktivitas kerja (industri) telah banyak ditunjukkan dengan berbagai bukti nyata di masa lampau seperti halnya saat manusia melakukan perancangan produk, alat kerja maupun sistem kerja. Sanders dan McCormick (1992) dalam hal ini secara tegas menyatakan manusia-manusia pra-sejarah yang menggunakan alat/perkakas (tools) --- baik untuk melindungi maupun membantu melaksanakan kerja tertentu --- merupakan peletak dasar pemikiran dan penerapan ergonomi dalam proses perancangan produk/peralatan kerja. Selanjutnya studi-studi mengenai peralatan kerja yang harus dioperasikan dengan menggunakan tenaga fisik manusia terutama di sektor pertanian (people-powered farming tools) seperti bajak, pacul, sabit, dan lain-lain telah pula melahirkan banyak perubahan maupun modifikasi rancangan dengan lebih memperhatikan faktor manusia. Aplikasi ergonomi di industri juga mencatat langkah penting yang secara sistematik dilakukan oleh Taylor (1898) dengan restrukturisasi kerja ingot loading task di Bethlehem Steel USA (Wignjosoebroto, 2005). Taylor telah berhasil mendemonstrasikan bagaimana dengan pendekatan manajemen ilmiah (scientific management) melalui pengaturan tatacara kerja (methods engineering) dan penjadwalan kegiatan (work-rest schedules) mampu meningkatkan produktivitas kerja operator secara signifikan. Taylor telah memberikan landasan dalam proses perancangan kerja (work design) dan formulasi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melaksanakan studi gerak dan waktu (time and motion studies) guna mendapatkan standar-standar kerja. Apa-apa yang telah dihasilkan oleh Taylor kemudian diteruskan oleh Frank & Lilian Gilbreth dengan studi-studinya tentang skilled performance, perancangan stasiun kerja (workstation design) dan rancangan produk/fasilitas kerja khususnya untuk orang cacat (handicapped people). Selain itu studi ergonomi lain yang patut dicatat adalah apa yang dilakukan oleh Mayo (Hawthorne Plant, 1930-an) dan Munsterberg yang penelitianpenelitiannya berhubungan dengan kecelakaan kerja di industri (industrial accidents). Apa-apa yang telah dikerjakan oleh Taylor, Frank & Lillian Gilbreth, Fayol, Muntersberg, Granjean, Barnes, Mundel, Kroemer, McCormick, Sanders dan lain-lain telah menghasilkan paradigma paradigma baru dalam berbagai penelitian kerja dengan fokus pada manusia sebagai penentu tercapainya produktivitas dan kualitas kerja (quality of work life) yang lebih baik lagi. Pendekatan ergonomi dalam perancangan teknologi di industri telah menempatkan rancangan produk dan sistem kerja yang awalnya serba rasional-mekanistik menjadi tampak lebih manusiawi. Disini faktor yang terkait dengan fisik (faal/fisiologi) maupun perilaku (psikologi) manusia baik secara individu pada saat

berinteraksi dengan mesin dalam sebuah rancangan sistim manusia-mesin dan lingkungan kerja fisik akan dijadikan pertimbangan utama. Persoalan perancangan tata cara kerja di lini aktivitas produksi nampaknya juga akan terus terarah pada segala upaya implementasi konsep human-centered engineered systems dalam perancangan teknologi produk maupun proses dengan mempertimbangkan faktor manusia didalamnya. Ada dua prinsip utama yang harus diterapkan pada saat industri ingin mengimplementasikan rancangan sistem kerja dengan pendekatan ergonomis, yaitu: (a) harus disadari benar bahwa faktor manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam operasionalisasi sistem manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat manual, semi-automatics (mechanics) ataupun full-automatics, dan (b) harus diketahui terlebih dahulu sistem operasional seperti apa yang kelak dapat dioperasikan dengan lebih baik oleh manusia; namun disisi lain dengan melihat kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan manusia maka barulah perlu dipertimbangkan untuk mengalokasikan operasionalisasi fungsi tersebut dengan menggunakan mesin/alat yang dirancang secara spesifik. Pendekatan ergonomi yang dilakukan dalam perancangan sistem produksi di lantai produksi akan mampu menghasilkan sebuah rancangan sistem manusia-mesin yang sesuai dengan ekspektasi manusia pekerja atau tanpa menyebabkan beban kerja yang melebihi ambang batas (fisik maupun psikologis) manusia untuk menahannya. Dalam hal ini akan diaplikasikan segala macam informasi yang berkaitan dengan faktor manusia (kekuatan, kelemahan/keterbatasan) dalam perancangan sistem kerja yang meliputi perancangan produk (man-made objects), mesin & fasilitas kerja dan/atau lingkungan kerja fisik yang lebih efektif, aman, nyaman, sehat dan efisien (ENASE). Rekayasa manusia (human engineering) yang dilakukan terhadap sistem kerja tersebut diharapkan akan mampu (a) memperbaiki performans kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, ketelitian, keselamatan, kenyamanan dan mengurangi penggunaan enersi kerja yang berlebihan dan mengurangi kelelahan; (b) mengurangi waktu yang terbuang sia-sia untuk pelatihan dan meminimalkan kerusakan fasilitas kerja karena human errors; dan (c) meningkatkan functional effectiveness dan produktivitas kerja manusia dengan memperhatikan karakteristik manusia dalam desain sistem kerja (Wignjosoebroto, 2005). Pendekatan Ergonomi dalam Perancangan Produk/Fasilitas Kerja. Ergonomi yang secara umum diartikan sebagai the study of work telah mampu membawa perubahan yang signifikan dalam mengimplementasikan konsep peningkatan produktivitas melalui efisiensi penggunaan tenaga kerja dan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi-keahlian kerja manusia (Bridger, 1995; Sanders & McCormick, 1992). Fokus dari apa yang telah diteliti, dikaji dan direkomendasikan oleh para pionir studi tentang kerja di industri ini telah memberikan landasan kuat untuk menempatkan engineer as economist didalam perancangan sistem produksi, baik yang terkait dengan perancangan produk maupun proses (mesin, fasilitas dan/atau tatacara kerja). Dalam hal ini implementasi ergonomi industri berkisar pada 2 (dua) tema pokok yaitu (a) telaah mengenai interfaces (display dan mekanisme kendali) manusia dan di

mesin dalam sebuah sistem kerja, dan (b) analisa sistem produksi (industri) untuk memperbaiki serta meningkatkan performans kerja yang ada (Stanton & Young, 1999; Wignjosoebroto, 2006). Langkah-langkah untuk melakukan pendekatan ergonomi (ergonomic methods) dalam hal perancangan produk maupun fasilitas kerja secara umum dapat ditunjukkan dalam bagan/gambar berikut ini (Wignjosoebroto, 2005) : Identifikasi Permasalahan (Kondisi Existing) Pengumpulan, Pengolahan dan Pengujian Data Sikap/Posisi Kerja dan Data Antropometri Data Waktu/ Output Std (Produktivitas) Data Konsumsi Enersi Kerja Fisik Data Keluhan Subyektif, dll Ergonomis? Modifikasi Rancangan Produk/ Fasilitas Kerja & Prototyping Implementasi Hasil Rancangan Langkah-langkah pendekatan ini diawali dengan identifikasi permasalahan dengan melihat dan sekaligus melakukan evaluasi terhadap beberapa atribut ketidakergonomisan dari rancangan produk, fasilitas maupun kondisi kerja yang ada. Atributatribut tersebut bisa berupa sikap/posisi kerja orang, kesesuaian-tidaknya dimensi/ukuran produk ataupun fasilitas kerja dengan antropometri, tingkat produktivitas kerja (diukur dari waktu maupun standar keluaran), kenyamanan, pengaruh beban kerja terhadap fisik maupun mental manusia, dan lain-lain. Langkah awal dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menguji dan melakukan analisa data terhadap atribut-atribut ergonomi yang dipilih serta relevan dengan rancangan yang ingin diperbaiki.

Selanjutnya mengembangkan konsep rancangan produk, fasilitas maupun kondisi kerja yang bisa diharapkan bisa memperbaiki memperbaiki kinerja (performance) dengan mengacu pada atribut-atribut ergonomis yang telah ditetapkan. Pertimbangan aspek ergonomi didalam rancangan diharapkan akan mampu memperbaiki kinerja produk maupun fasilitas kerja seperti mengurangi waktu interaksi (interaction time), menekan tingkat kesalahan dalam pengoperasian (human errors), memperbaiki tingkat kepuasan pengguna (user satisfaction), dan mempermudah pemakaiannya (device usability) (Stanton and Young, 1999). Modifikasi terhadap rancangan yang berdasarkan pertimbangan ergonomi kemudian direalisasikan dengan langkah pembuatan prototipe. Selanjutnya dilakukan langkah pengujian terhadap prototipe tersebut untuk melihat seberapa jauh dan signifikan kinerja rancangan produk/silitas kerja yang baru tersebut mampu memenuhi tolok ukur kelayakan ergonomis seperti aplikasi data antropometri yang sesuai, waktu/output standard, penggunaan enersi kerja fisik dan keluhan subyektif. PENUTUP Industri seharusnya dikelola secara khusus melalui pendekatan ergonomi. Banyak masalah yang terjadi di area sistem produksi yang memerlukan aplikasi konsep dan metode ergonomi untuk penyelesaiannya seperti rendahnya kualitas maupun produktivitas kerja. Begitu juga dengan permasalahan K3 (Occupational Safety and Health) yang banyak menimpa pekerja maupun biaya tinggi yang muncul akibat produk cacat (waste) ataupun nonproductive activities (idle, delay, material handling, accidents), dan lain-lain. Persoalan-persoalan tersebut umumnya muncul, oleh karena tidak diterapkannya pendekatan ergonomi pada saat perancangan stasiun kerja (workstations/places), fasilitas kerja (machine and tools), produk, proses, ataupun lingkungan kerja (work environment). Dalam hal ini peneliti-peneliti ergonomi diharapkan mau dan mampu memenuhi tantangan industri dengan mempromosikan pendekatan ergonomi (ergonomics method) untuk memberikan kontibusi dan solusi konkritnya. Dalam berbagai kasus, para peneliti ergonomi bisa menjumpai banyaknya produk dan/atau mesin/peralatan kerja yang digunakan di industri yang tidak tepat/layak dioperasikan karena persoalan ketidaksesuaian dimensi antropometri. Perbedaan ukuran anggota tubuh (antropometri) yang dipakai dalam menentukan dimensi-dimensi perancangan (industrial machinery, equipment, tools, dll) akan memberikan konsekuensikonsekuensi ergonomi (ergonomic consequences) yang mengakibatkan rendahnya produktivitas, kualitas, K3 dan persoalan serius lainnya. Oleh karena itu diperlukan evaluasi dan intervensi ergonomi untuk merancang ulang (redesigned) ataupun modifikasi untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja manusia. Problem pokok yang dijumpai adalah tidak adanya --- kalau sudah ada masih perlu dilakukan updating --- referensi yang terkait dengan data antropometri populasi manusia Indonesia. Problematik ergonomi mudah untuk dijumpai di ranah industri tradisional, khususnya di area pertanian (agricultural), industri rumah tangga (home industries) dan industri kecil

(small-scale industries). Problem ergonomi industri tidak hanya dijumpai di area lantai produksi (micro-ergonomics) melainkan juga bisa kita lihat di seluruh aras sistem produksi makro dalam skala organisasi/industri (organizational/industrial scale). Penelitian ergonomi yang awalnya difokuskan pada interaksi manusia mesin (humanmachine or human-work place environment); lebih lanjut terus bergeser naik menanggapi persoalan-persoalan perubahan kondisi sosial dan lingkungan (social-environmental changes) yang lebih luas (Hendricks & Kleiner, 2002). Banyak studi ergonomi makro yang telah dilaksanakan untuk menghasilkan metoda dan pendekatan yang tepat untuk menjawab problematik industri yang terus berkembang lebih kompleks dan penuh dengan ketidakpastian seperti Analisa Produktivitas, Job Design, Organizational Design, Participatory Ergonomic, System Approach, SHIP, TQM, Performance Measurement, Supply-Chain Management, dan lain sebagainya. REFERENSI/KEPUSTAKAAN Chapanis, A (1999). The Chapanis Chronicles: 50 Years of Human Factors Research, Education, and Design. Santa Barbara, CA: Aegean Publishing Company. Hendricks, Hal W. and Kleiner, Brian M. (2002). Macroergonomics: Theory, Methods and Applications. London: LEA Publishers. Noyes, Jan. Designing for Humans (2001). New York: Taylor & Francis, Inc. Sanders, Mark S. and Ernest McCormick (1992). Human Factors in Engineering and Design. New York : McGraw Hill Publishing Company Ltd, 1992. Stanton, Neville A and Young, Mark S. (1999). A Guide to Methodology in Ergonomics. New York : Taylor and Francis. Moroney, William F. (1995). The Evolution of Human Engineering; A Selected Review. In Jon Weimer. (Ed.) Research Techniques in Human Engineering. Prentice Hall PTR: Englewood Cliffs, NJ. Wignjosoebroto, Sritomo.et.al (2005). Kajian Ergonomi dalam Perancangan Alat Bantu Proses Penyetelan dan Pengelasan Produk Tangki Travo. Jurnal OPTIMA Vol.2 Nomor 2, Juli 2005 (ISSN 0216-0048) Jurusan Teknik Industri FTI-ITS. Wignjosoebroto, Sritomo (2006). Aplikasi Ergonomi dalam Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Kerja di Industri. Keynote Seminar Nasional Ergonomi & K3 - Peranan Ergonomi dan K3 untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Kerja yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Ergonomi Indonesia dan Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja Jurusan Teknik Industri FTI-ITS, tanggal 29 Juli 2006 di Kampus ITS, Sukolilo-Surabaya. Wignjosoebroto, Sritomo (2006). Indonesia Ergonomic s Road map. Where We Are Going? Makalah disampaikan dalam Indonesia Panel: Ergo Future 2006 International Symposium on Past, Present, and Future Ergonomics, Occupational Safety and Health, tanggal 28-30 Augustus 2006 di Universitas Udayana Denpasar, Bali. -----ooo0ooo-----