KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Oleh : Suyanti ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

Peningkatan Ketrampilan Guru Paud Dalam Melakukan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EVALUASI PROGRAM DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA DI TAMAN POSYANDU PUSKESMAS LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

KATA PENGANTAR. rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul. Kembang Anak di Kota Denpasar Tahun 2017 tepat pada waktunya.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

Susilo Rini 1), Amelia Puspita Wijaya 2) Prodi D 3 Kebidanan STIKes Harapan Bangsa Purwokerto

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

By : Ratna Wardani. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada, Kediri

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

knowledge and the role of cadres in the implementation of early detection of toddlers development using KPSP Nuryani, Ayesha H.N, Nurwening T.

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

J-PENGMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 1, No. 1, Mei 2017: Page ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH KARANGGAYAM SUMBER SIMO BOYOLALI

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PARITAS DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA UMUR 3-4 TAHUN DI PAUD BAITUL IZZAH KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

PENGARUH PELATIHAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN METODE OFF THE JOB TRAINING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Kebidanan 09 (01) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

PENGARUH KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN DI PAUD TERHADAP PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK 3-5 TAHUN

KETERATURAN IBU KE POSYANDU DENGAN KEMAMPUAN IBU MENILAI STATUS GIZI BALITA DI DESA SIDOREJO KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN


BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

HUBUNGAN KOMUNIKASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL MARDI PUTRA BANTUL

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

I. Pendahuluan Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Perkembangan Usia Toddler (12-36 Bulan) di Kelurahan Sanur Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Selatan

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI DESKRIPTIF DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL ( KMME, CHAT, GPPH ) PADA ANAK USIA BULAN

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

Transkripsi:

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA Siti Rahayu, Ilham Setyo Budi, Satino Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: Mother Toddler, Stimulation, Detection and Early Intervention, Early Childhood Growth. The research objective is to examine the characteristics of the mother toddler relationship with the implementation of stimulation, detection and early intervention in the development of children under five PHC areas the Ampel I Boyolali district in 212. Methods This study uses descriptive correlational method, the cross sectional. The study population all mothers with children under five in the country as many as 925 people and Sort Sewu Boyolali Horn. 9 study subjects infants and mothers of children under five in the village of Horn and Sort Sewu Collecting data through a standardized instrument Ministry of Health, analyzed by Chi-Square test. The results showed the majority of mothers aged 2 to 5 years as many as 82 people (91.1), age over 5 years sebesar7 people (7.8), and 1 (1.1) aged less than 2 years. Mother's education primary education at most 65 people (72.2), intermediate 22 (24.4), higher education people (.4). Most of the 5 people working mothers (55.6), not working 4 men (44.4). Keywords: Mother Toddler, Stimulation, Detection and Early Intervention, Early Childhood Growth Abstrak: Ibu Balita, Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini, Tumbuh Kembang Anak Balita. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu balita dan intervensi dini tumbuh kembang anak balita di wilayah Puskesmas Ampel I Kabupaten Boyolali tahun 212. Metode penelitian ini menggunakan metode diskriptif korelasional, dengan cross sectional. Populasi penelitian semua ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 925 orang di desa Tanduk dan Urut Sewu Subyek penelitian 9 ibu balita dan anak balita di desa Tanduk dan Urut Sewu Pengumpulan data melalui instrument yang telah dibakukan Kemenkes, dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan umur ibu sebagian besar 2 sampai 5 tahun sebanyak 82 orang (91,1), umur lebih 5 tahun sebesar 7 orang (7,8), dan 1 orang (1.1) umur kurang 2 tahun. Pendidikan ibu paling banyak pendidikan dasar 65 orang (72,2), menengah 22 orang (24,4), pendidikan tinggi orang (,4). Sebagian besar ibu bekerja 5 orang (55,6), tidak bekerja 4 orang (44,4). Kata Kunci: Ibu Balita, Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini, Tumbuh Kembang Anak Balita 86

Siti Rahayu, Karakteristik Ibu Balita Kaitannya Dengan 87 Setiap bangsa menginginkan mempunyai generasi penerus yang mampu bersaing dan unggul ditengah persaingan global yang sangat kompetitif karena anak harus sebagai suatu investasi untuk masa mendatang. Anak yang sehat, cerdas, trampil, berkualitas, berakhlak mulia merupakan dambaan bagi setiap orang tua. Tahapan perkembangan anak yang paling penting dari seluruh tahapan perkembangan adalah masa prasekolah atau umur 2 sampai 6 tahun (Hurlock, 24). Pada masa ini, terjadi peningkatan kemampuan anak untuk dapat mengeksplorasi lingkungan disertai dengan meningkatnya kemampuan anak untuk bertanya (Mar at, 26). Sehingga perkembangan anak yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan lingkungan serta interaksi antara anak dan orang tua atau orang dewasa lainnya (Suriviana, 25). Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita merupakan tindakan skrining atau deteksi secara dini (terutama sebelum berumur tahun) atas adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut terhadap keluhan orang tua terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak balita dan anak pra sekolah, kemudian penemuan dini serta intervensi dini terhadap penyimpangan kasus tumbuh kembang akan memberikan hasil yang lebih baik. Tindakan koreksi dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak semakin berat dan apabila anak perlu dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan pedoman yang berlaku (Kemenkes, 21). Selain itu anak umur lima tahun atau masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden periode), jendela kesempatan (window opportunity) atau masa kritis (critical periode) karena periode ini merupakan masa petumbuhan dan perkembangan paling pesat pada otak, masa yang paling peka dalam menerima masukan dari lingkungan sekitarnya (Wijaya, 29). Mengingat masa sejak lahir sampai lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa relative pendek, yang tidak akan terulang kembali dalam kehidupan seorang anak, maka orang tua, pengasuh, pendidik atau masyarakat dan tenaga kesehatan harus bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membentuk anak menjadi anak yang berkualitas tinggi (Wijaya, 29). Oleh karena itu orang tua perlu mengupayakan agar anaknya tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki antara lain melalui kegiatan stimulasi deteksi balita (SDIDTK). SDIDTK merupakan kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang secara dini agar lebih mudah diintervensi serta memberikan konseling kepada keluarga bagaimana cara menstimulasi tumbuh kembang anak. Bila penyimpangan terlambat dideteksi, maka lebih sulit diintervensi dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak (Hermawan, 211). Pelaksanaan SDIDTK dapat dilakukan di lingkungan keluarga, Posyandu, Taman Kanak-kanak (TK), Tempat Penitipan Anak (TPA), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain, Panti Asuhan atau tempat sarana pelayanan kesehatan lain. Salah satu upaya pemerintah untuk menunjang keberhasilan program DDIDTK yaitu penyelenggaraan

88 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 2, Nomor 2, Nopember 21, hlm.41-155 pelatihan SDIDTK bagi tenaga kesehatan baik di kabupaten maupun di Puskesmas (Hermawan, 211). Berdasarkan Ditjen Bina Kesmas, 21 di Jakarta, dari 476 anak usia -6 tahun yang diberi pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9) anak dengan kelainan tumbuh kembang. Terdapat lima jenis kelainan tumbuh kembang, paling banyak dijumpai 29 anak adalah delayed development (tumbuh kembang terlambat), global delayed development 4 anak, gizi kurang 1 anak, microchepali 7 anak dan tidak mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa bulan terakhir sebanyak 7 anak (Soesilowati, 211). Kelainan tumbuh kembang anak dapat pula diakibatkan dari pola asuh yang salah, menyebabkan perilakunya tidak sesuai dengan usianya. Pola asuh salah tersebut bisa jadi karena orang tua kurang memahami tumbuh kembang anak, tidak membawa anaknya ke posyandu, kesibukan bekerja orang tua atau ibu balita di luar rumah dan menyerahkan pola asuh ke pembantu rumah tangganya. Adapun sasaran Kementerian Kesehatan pada tahun 21 sebanyak 9 balita bisa terjangkau oleh kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada salah satu Puskesmas kota Surakarta yang telah mencanangkan kota Layak Anak tahun 21, menyatakan bahwa cakupan pelaksanaan SDIDTK baik sekitar 8, dilakukan pada kelompok PAUD, sekolah Taman Kanak-kanak maupun Puskesmas. Namun untuk pelaksanaan berkelanjutannya belum maksimal (Hastuti, 211). Demikian pula di Puskesmas Jaten II kabupaten Karanganyar didapatkan data tentang cakupan program SDIDTK yang rendah yaitu sekitar 5, dan pada umumnya kurang koordinasi kegiatan SDIDTK dengan masyarakat. Hasil wawancara mendalam dengan para kader menyatakan bahwa pelaksanaan SDIDTK belum maksimal, diantaranya karena fasilitas, sarana prasarana kurang memadai. Pada umumnya pelaksanaan terbatas pada anak kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Taman Kanakkanak (TK). Mempertimbangkan beberapa alasan di atas, maka perlu dilaksanakan penelitian lanjutan tentang hubungan karakteristik ibu balita dengan intervensi dini tumbuh kembang balita di wilayah Puskesmas Ampel I METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional maksudnya peneliti hanya melakukan pengukuran sekali pada saat yang sama, baik terhadap variabel bebas maupun variabel terikat. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu balita dengan intervensi dini tumbuh kembang balita. Populasi penelitian semua ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 925 orang di desa Tanduk dan Urut Sewu Subyek penelitian 9 ibu balita dan anak balita di desa Tanduk dan Urut Sewu Pengumpulan data melalui instrument yang telah dibakukan Kemenkes, dianalisis dengan uji Chi-Square.

Siti Rahayu, Karakteristik Ibu Balita Kaitannya Dengan 89 HASIL PENELITIAN Adapun karakteristik responden dalam bentuk distribusi frekuensi seperti tersaji dibawah ini: 1. Distribusi Frekuensi No Pekerjaaan Frekuensi Prosentase () 1 Tidak Bekerja 4 44,4 2 Bekerja 5 55,6 berdasarkan Umur Table 2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur Berdasarkan table 2 bahwa sebagian besar ibu berumur antara 2 sampai 5 tahun yakni sebanyak 82 orang (91,1). 2. Distribusi Frekuensi No Pendidikan Frekuensi Prosentase () 1 Dasar 65 72,2 2 Menengah 22 24,4 Tinggi, berdasarkan Pendidikan Table Distribusi Frekuensi berdasarkan Pendidikan Table menunjukkan bahwa paling banyak ibu berpendidikan dasar sebanyak 65 orang (72,2).. Distribusi Frekuensi No Umur Frekuensi Prosentase () 1 < 2 tahun 1 1,1 2 2-5 tahun 82 91,1 > 5 tahun 7 7,8 berdasarkan Pekerjaan Table 4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pekerjaan Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bekerja untuk menambah pendapatan keluarga yaitu sebanyak 5 orang (55,6). 4. Distribusi Frekuensi berdasarkan Pelaksanaan Stimulasi Table 5 Distribusi Frekuensi berdasarkan pelaksanaan Stimulasi No Pelaksanaan Frekuen Prosentase Stimulasi si () 1 Tidak 8 8,9 2 82 91,1 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu melaksanakan stimulasi sesuai dengan instrument yang telah ditetapkan kementerian kesehatan yaitu sebanyak 82 orang (91,1). 5. Distribusi Frekuensi berdasarkan Pertumbuhan, Perkembangan, Daya Dengar, Daya Lihat, Mental Emosional Table 6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pertumbuhan, Perkembangan, Daya Dengar, Daya Lihat, Mental Emosional No Instrument Kategori Frek () 1 Pertumbuhan Baik 9 1 2 Perkembangan 9 1 Daya Lihat 9 1 4 Daya Dengar 9 1 5 Mental Emosional Tidak Meragukan 2 1 87 2,2 1,1 96,7 tabel 6 dapat dilihat bahwa 9 anak (1) mempunyai pertumbuhan, perkembangan, daya lihat, daya dengar yang baik dan sesuai. Begitu pula untuk mental emosional, sebagian besar yaitu sebanyak 87 anak (96,7) sesuai dengan kriteria. 6. Distribusi Frekuensi berdasarkan Pelaksanaan Intervensi Table 7 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pelaksanaan Intervensi No Pelaksanaan Frekuensi () Intervensi 1 Konseling 21 2, 2 Tidak konseling 66 7,4 Stimulasi 1 1.1 4 Pengobatan 5 Rujuk 2 2.2 Table 7 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 66 anak (7,4) tidak diberikan konseling dan 2 anak (2,2) dirujuk, 1 (1.1) diberikan intervensi. Hubungan antara umur ibu

9 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 2, Nomor 2, Nopember 21, hlm.41-155 anak balita. Tabel 8 Hubungan umur ibu anak Umur Berdasarkan tabel 8 dapat bahwa hubungan umur ibu dengan intervensi dini tumbuh kembang anak, melalui uji statistic chi-square menunjukkan bahwa probabilitas p value sebesar,86 >,5. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan pelaksanaan tumbuh kembang anak. Hubungan antara pendidikan ibu dengan pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak balita. Table 9 Hubungan pendidikan ibu dengan pelaksanaan tumbuh kembang anak Pendidi kan < 2 tahun 2-5 tahun > 5 tahun Dasar Menengah Tinggi Pelaksanaan Tidak 1 1.1.. Pelaksanaan Tidak.. 79 87.5 7 7.8 87 96.7 P value 65 72.2.8 19 21.1.4 87 96.7 P value.86 Table 9 menunjukkan bahwa intervensi dini lebih banyak dilakukan oleh ibu dengan pendidikan dasar yaitu sebanyak 65 orang (72,2). Hasil uji statistic chi-square menunjukkan p value sebesar,8 <.5. Dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu anak. Hubungan antara pekerjaan ibu anak balita. Tabel 1 Hubungan pekerjaan ibu dengan pelaksanaan tumbuh kembang Pekerja an Tidak Bekerja Bekerja Tidak.4.4 Pelaksanaan 4 44.4 47 52.2 85 96.6 P value.115 Berdasarkan tabel 1 bahwa 47 orang (52,2) dari ibu yang bekerja sudah melaksanakan stimulasi, deteksi anak balita sesuai dengan pedoman instrument. Sedangkan sebagian kecil orang (,4) dari ibu yang bekerja melaksanakan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak balita tidak sesuai dengan pedoman. Hasil uji statistic chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan dengan p value sebesar,115 >,5 antara pekerjaan ibu

Siti Rahayu, Karakteristik Ibu Balita Kaitannya Dengan 91 anak balita. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari Karvof, 21 yang menyatakan bahwa banyak cara untuk bisa memperoleh pengetahuan baik lewat pendidikan formal seperti sekolah dari tingkat SD sampai S, maupun lewat membaca buku mengikuti seminar dan bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan luas dan dalam, kapan saja serta dimana saja. Kaitannya dengan hasil dalam penelitian ini adalah pada ibu dengan pendidikan dasar memungkinkan untuk mempunyai banyak waktu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar seperti mengikuti kegiatan perkumpulan ibu-ibu yang didalamnya tidak menutup kemungkinan untuk selalu mengadakan perbincangan seputar kehidupan keluarga langsung dengan ahlinya yang notabene dianggap sebagai orang yang lebih mempunyai pengetahuan luas dan dalam. Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p-value,8 (<,5) yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan pelaksanaan stimulasi, intervensi dan deteksi dini tumbuh kembang anak balita. Pendidikan ibu mayoritas pendidikan rendah yakni pendidikan dasar, hal ini antara lain karena mereka beranggapan bahwa pendidikan di sekolah tidak berorientasi pada kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga orang tuanya dulu tidak menyekolahkan sekolah yang lebih tinggi. Meskipun sebagian besar ibu tingkat pendidikannya rendah yaitu pendidikan dasar, tetapi dalam hal pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang sebagian besar 96,6 ibu melaksanakan sesuai dengan pedoman instrument. Dalam penelitian ini, sebagian besar status ibu adalah bekerja untuk menambah penghasilan keluarga. Status pekerjaan ibu dapat mempengaruhi terhadap kesempatan dan waktu yang digunakan untuk melaksanakan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak balitanya ke posyandu atau sarana kesehatan yang ada. Setelah dianalisis dengan chisquare tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan tumbuh kembang anak balita dengan nilai p value,115 (>,5). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan bermakna (p>,5) antara umur ibu dengan pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita di wilayah Puskesmas Ampel I 2. Ada hubungan yang bermakna (p<,5) antara pendidikan ibu dengan pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita di wilayah Puskesmas Ampel I. Tidak ada hubungan bermakna (p>,5) antara pekerjaan ibu dengan pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita di

92 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 2, Nomor 2, Nopember 21, hlm.41-155 wilayah Puskesmas Ampel I Saran: 1. Dinas Kesehatan Perlu peningkatan sosialisasi melalui pemerataan pelatihan pada tenaga kesehatan atau kader tentang SDDITK. 2. Masyarakat Agar lebih meningkatkan peran serta aktif melalui memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya dengan datang ke posyandu untuk memantau kesehatan anaknya.. Penelitian Lanjutan Selain faktor karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, pada penelitian lanjutan dapat ditambah variabel lainnya, seperti mengetahui gangguan mental emosional, antara lain adanya gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas maupun autism, sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih kompleks. DAFTAR RUJUKAN Alimul.HA. 28. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Depkes.RI. 24. Keputusan Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK/ II/24 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta Depkes RI. 27. Pedoman Pelaksanaan Stimuasi. Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta Deteksi Dini tumbuh Kembang Balita. http://suaramedia.com/images/ stories/ berita/17 kesehatan/growing_rs.jpg. Diunduh 17 April 212 Hartanto, Fitri. 26. Materi Pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembangan Balita Bagi Kader Posyandu Tingkat Kota Surakarta. Dinkes Kota Surakarta Hastuti, N. 211. Materi Pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di UPT Puskesmas Ngoresan Surakarta. Dinkes Kota Surakarta Hermawan, L. 211. Pelayanan Kesehatan dan Dasar. Kemenkes. Jakarta Hurlock, E.B. 24. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga. Surabaya Irmayanti. 27. Pengetahuan. http://id.wikipedia.org/wiki/pe ngetahuan. Diunduh tanggal 25 Maret 29 Kementerian Kesehatan RI. 21. Instrumen Stimulasi. Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita. Jakarta Khosim, M. 22. Konvensi Hak-hak Anak dan Implementasinya. http://banten.bps.go.id/eksumanak21.pdf. Diunduh 1 Maret 212 Manuaba, I.B. 21. Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta