PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA

dokumen-dokumen yang mirip
BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

PENGARUH PROSES DOWNSAMPLE PADA KINERJA PENGENALAN WAJAH DENGAN PENDEKATAN ROBUST REGRESSION

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

IMPLEMENTASI FUSI INFORMASI HIRARKIS PADA PENGENALAN CITRA WAJAH MULTI-SPECTRAL

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PENGENALAN WAJAH DENGAN PENDEKATAN ROBUST REGRESSION YANG MENGGUNAKAN HISTOGRAM REMAPPING DENGAN DISTRIBUSI NON-UNIFORM

Kombinasi KPCA dan Euclidean Distance untuk Pengenalan Citra Wajah

Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE)

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Arga Wahyumianto Pembimbing : 1. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT 2. Christyowidiasmoro, ST., MT

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

Aplikasi Pengenalan Wajah Menggunakan Hough Transform Based Feature Extraction

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

SISTEM PENGENAL ARAH PANDANG MATA PADA PENGENDARA MOBIL

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe

APLIKASI ABSENSI KULIAH BERBASIS IDENTIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MELALUI PENGENALAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE

Pengenalan Pola Garis Telapak Tangan Menggunakan Metode Fuzzy K- Nearest Neighbor

PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT)

BAB VI KESIMPULA dan SARA

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Linear Discriminant Analysis dan k Nearest Neighbor

Pengenalan Bentuk Wajah Manusia Pada Citra Menggunakan Metode Fisherface

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis

KLASIFIKASI CITRA ADENIUM MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Pengenalan Wajah Dengan Algoritma Canonical Correlation Analysis (CCA)

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

Implementasi Metode Fisherface pada Absensi Wajah Karyawan Studi Kasus PT. Illuminati Metamorphosis Makassar

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Implementasi Pengenalan Citra Wajah dengan Algoritma Eigenface pada Metode Principal Component Analysis (PCA)

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

YOGI WARDANA NRP

Image Enhancement Pada Screen Capture CCTV Dengan Menggunakan Metode Histogram Ekualisasi

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION

Simulasi Teknik Image Enhancement Menggunakan Matlab Yustina Retno Wahyu Utami 3)

PERBAIKAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILITY DISTRIBUTION HISTOGRAM EQUALIZATION (PDHE)

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN

Konsep Penambahan High Pass Filter pada Pengenalan Pola Metode SIFT

ANALISIS KOMPARASI METODE PERBAIKAN KONTRAS BERBASIS HISTOGRAM EQUALIZATION PADA CITRA MEDIS

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

Perancangan Perangkat Lunak untuk Ekstraksi Ciri dan Klasifikasi Pola Batik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Secara Otomatis Untuk Pelanggaran Lalu Lintas

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Deteksi Mobil pada Citra Digital Menggunakan C-HOG dan Support Vector Machine

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE

PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET

Segmentasi Bagian Paru-Paru di Citra 2D CT-Scan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan berbagai macam pemikiran manusia. Banyak teori-teori maupun

Transkripsi:

PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA Naser Jawas STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan no.86, Renon, Denpasar 80226 Email : naser.jawas@stikom-bali.ac.id1) satu tanda untuk mengenali dan membedakan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Dengan digunakannya sistem pengenalan wajah di KTP, pendaftaran KTP ganda kini dapat dihindari karena sistem dapat mengenali bahwa individu tersebut telah memiliki KTP atau belum dari data-data citra wajah yang telah tersimpan di sistem. Abstrak Aplikasi sistem pengenalan wajah kini semakin banyak ditemui di masyarakat. Penerapan dari sistem pengenalan wajah ini umumnya adalah untuk sistem login untuk menggantikan sistem dengan menggunakan kata sandi. Tantangan yang dihadapi dari pengenalan wajah salah satunya adalah pencahayaan yang tidak merata. Pencahayaan yang tidak merata ini diakibatkan karena pengambilan citra dari jarak jauh di ruang terbuka sehingga terdapat berberapa bagian pada wajah yang memiliki cahaya yang tidak merata. Pencahayaan yang tidak merata ini mempengaruhi keberhasilan pengenalan sistem secara menyeluruh. Maka pada penelitian ini diusulkan sebuah metode perbaikan citra untuk menangani pencahayaan tidak merata pada citra wajah. Perbaikan citra ini dapat digunakan sebagai metode pemrosesan awal sebelum sebuah citra wajah dimasukkan ke sistem pengenalan wajah. Metode yang digunakan adalah metode pengenalan wajah eigenface, fisherface dan dengan mengkombinasikan dengan metode homomorphic filtering dan histogram equalization. Hasil akurasi terbaik didapat hingga 85.48% dari metode pengenalan wajah dengan fisherface dengan metode gabungan antara homomorphic filtering dan histogram equalization. Walaupun sistem pengenalan wajah telah sampai pada tahap pengembangan aplikasi, sistem pengenalan wajah belum dapat dikatakan telah berjalan dengan sempurna. Masih ada banyak kelemahan-kelemahan dari sistem pengenalan wajah yang masih harus diteliti oleh para peneliti. Salah satu masalah yang masih terbuka untuk diteliti adalah pengenalan wajah dari jarak jauh dengan situasi pengambilan gambar yang tidak terkondisi dengan baik. Dikatakan tidak terkondisi dengan baik dikarenakan, umumnya sistem pengenalan wajah memerlukan pengambilan citra wajah dari keadaan yang terkondisi baik seperti diambil pada ruang tertutup dengan cahaya yang merata, wajah menghadap kamera dan juga jarak yang cukup dekat dengan kamrea. Tantangan yang dihadapi dari pengenalan wajah pada keadaan tidak terkondisi adalah salah satunya pencahayaan yang tidak merata. Pencahayaan yang tidak merata ini diakibatkan karena pengambilan citra dari jarak jauh di ruang terbuka sehingga terdapat berberapa bagian pada wajah yang memiliki cahaya yang tidak merata. Pencahayaan yang tidak merata ini mempengaruhi keberhasilan pengenalan sistem secara menyeluruh. Oleh karena itu, permasalahan tersebut banyak diterliti oleh para peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut. Pada penelitian Liu dkk memanfaatkan citra wajah rata-rata dan eigenface dari seluruh citra training untuk merekonstruksi citra input. Citra training yang digunakan adalah citra yang telah diambil dalam keadaan ideal. Selanjutnya citra yang telah direkonstruksi digunakan sebagai citra input untuk pengenalan wajah [1]. Pada penelitian Kao dkk. digunakan metode pre-processing berupa local contrast enchancement untuk memperbaiki citra input sebelum digunakan ke sistem pengenalan wajah. Pengenalan wajah yang dibuat dapat memilih secara adaptif fiturfitur yang baik dari beberapa kandidat fitur. Kemudian Support Vector Machine (SVM) digunakan melakukan klasifikasi [2]. Penelitian Jun dkk. mentransformasi setiap citra input ke dalam beberapa citra dengan tingkat pencahayaan yang berbeda menggunakan model Kata kunci: Pengenalan Wajah, Perbaikan Citra, Homomorphic Filtering. 1. Pendahuluan Aplikasi sistem pengenalan wajah kini semakin banyak ditemui di masyarakat. Penerapan dari sistem pengenalan wajah ini umumnya adalah untuk sistem login untuk menggantikan sistem dengan menggunakan kata sandi. Sistem login dengan pengenalan wajah dirasa sangat memudahkan karena pengguna tidak perlu mengingat-ngingat kata sandi lagi. Pengguna dapat login ke sebuah sistem hanya dengan memanfaatkan foto dari wajah pengguna tersebut. Penerapan aplikasi dari pengenalan wajah juga ditemui pada aplikasi pembuatan kartu identitas seperti KTP dan Passport. Program Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik yang telah dijalankan oleh pemerintah telah memanfaatkan sistem pengenalan wajah sebagai salah 2.2-1

billinear. Selanjutnya masing-masing citra keluaran dari hasil transformasi pencayaan dibentuk local Gabor binary pattern-nya yang kemudian diresentasikan ke dalam histogram spasial. Seluruh histrogram dijumlahkan menjadi satu histogram untuk mewakili citra input tadi ke sistem pengenalan menggunakan pencocokan histogram [3]. Pendekatan dengan menggunakan wavelet dilakukan pada penelitian Cao dkk. Korelasi antara koefisien wavelet tetangga untuk mengekstraksi pencahayaan yang tidak merata sebelum dilakukan pengenalan wajah [4]. Penelitian Fan dkk. [5] dan Shahamat dkk. [6] memanfaatkan homomorphic filtering [7] untuk menormalkan atau meratakan tingkat pencahayaan yang tidak merata. Hasil-hasil penelitian tersebut sudah dapat memberikan perbaikan terhadap permasalahan pencahayaan tidak merata. Namun, dari hasil-hasil yang didapat, permasalahan ini masih terbuka untuk diteliti untuk meningkatkan tingkat pengenalan dari sistem wajah yang menghadapi permasalahan ini. digunakan untuk menyederhanakan proses penelitian ini. Ketiga algoritma tersebut dapat ditemukan di library opencv. Sebagai data untuk pelatihan dari ketiga algoritma pengenalan wajah tersebut telah disiapkan 39 subjek dengan masing-masing subjek memiliki 15 citra sehingga ada total 585 citra wajah yang digunakan dalam proses pelatihan. Citra yang digunakan untuk pelatihan adalah citra dengan pencahayaan yang cukup merata. Data pengujian untuk 39 subjek tersebut juga berasal dari dataset yang sama namun kali ini tidak dipilih hanya yang memiliki pencahayaan merata melainkan menggunakan seluruh citra yang ada. Masing-masing subjek memiliki 64 citra sehingga ada total 2494 citra yang akan diuji pada penelitian ini. Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5 menunjukkan scenario dari penelitian ini secara berturut-turut dari skenario pertama hingga skenario ke-empat. Melihat dari pentingnya proses penganganan pencahayaan tidak merata ini, maka pada penelitian ini diusulkan sebuah metode perbaikan citra untuk menangani pencahayaan tidak merata pada citra wajah. Perbaikan citra ini dapat digunakan sebagai metode pemrosesan awal sebelum sebuah citra wajah dimasukkan ke sistem pengenalan wajah. 2.3 Hasil Homomorphic Filtering Hasil dari homomorphic filtering memberikan citra yang memiliki pencahayaan yang lebih merata bila dibandingkan dengan citra sebelumnya namun dengan konsidi yang lebih gelap. Gambar 7 menunjukkan citra hasil dari proses homomorphic filtering yang dilakukan terhadap citra pada Gambar 6. 2. Pembahasan Berikut ini diberikan mengenai metode penelitian dan juga pembahasan dari hasil yang didapatkan. 2.1 Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data citra wajah dari dataset citra wajah ExtYaleB [8]. Dataset citra wajah ini dapat diunduh secara gratis dari website dataset tersebut. Dataset tersebut terdiri dari 16128 citra wajah dari 28 individu dengan 9 pose dan 64 berbedaan tingkat pencahayaan. Contoh data citra dari dataset ini dapat dilihat pada Gambar 1. 2.2 Skenario Penelitan Pada penelitian ini, citra input akan di-enhance dengan metode homomorphic filtering. Selanjutnya dilakukan proses pencarian nilai variable yang cocok untuk input homomorphic filtering sehingga didapatkan sebuah metode yang dapat digunakan untuk pengenalan citra wajah selanjutnya. Selain itu, disiapkan juga hasil dengan menggunakan histogram equalization. Citra yang di-enhance dengan menggunakan histogram equalization adalah citra sebelum dan sesudah homomorphic filtering. Sehingga terdapat 3 jenis citra input untuk pengenalan wajah. Gambar 1. Contoh Data Citra Wajah Algoritma pengenalan wajah yang digunakan pada penelitian ini ada 3 buah algoritma yakni Eigenface, Fisherface dan. Ketiga algoritma tersebut 2.2-2

2.4 Hasil Hasil dari homomorphic filtering yang diberikan pada Gambar 7 masih menunjukkan citra yang relatif gelap namun dengan pencahayaan yang merata. Citra dari hasil homomorphic filtering tersebut kemudian di-enhance dengan menggunan algoritma histogram equalization untuk meningkatkan kontras dari citra hasil homomorphic filtering. Gambar 8 menunjukkan hasil dari histogram equalization terhadap citra hasil homormorphic filtering pada Gambar 7. Sebagai pembanding, dilakukan juga proses historgram equalization terhadap citra pada Gambar 6 secara langsung. Hasil dari proses histrogram equalization ini ditunjukkan pada Gambar 9. 2.5 Hasil Pengenalan Wajah Hasil pengujian pengenalan wajah dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil akurasi diberikan dalam satuan persen (%). Persentase akurasi dihitung dari total pengenalan yang benar dari seluruh pengujian. Hasil akurasi dari metode eigenface tanpa metode mencapai 43.62% sedangkan dengan metode homormophic saja hasil akurasi menurun sangat drastis hingga hanya 2.67 %. Hasil akurasi metode eigenface setelah citra dienhance dengan homomorphic dan histogram equalization menunjukkan peningkatan yakni hingga 46.05%. Trend yang sama juga terlihat pada pengenalan wajah dengan metode fisher face. Akurasi tanpa mencapai 60.52%. Akurasi hasil setelah dengan homomorphic saja hanya 16.98%. Sedangkan akurasi setelah homomorphic dan histogram equalization mencapai 85.48%. Trend yang berbeda terlihat pada hasil pengenalan dimana tanpa mencapai 58.55% namun hasil pengenalan setelah dengan homomorphic dan histogram equalization hanya mencapai 7.36%. Gambar 6. Citra Input Dari 3 Subjek -, -, dan - dengan Masing-Masing Subjek Memiliki 3 Variasi Pencahayaan Gambar 2. Skenario Pertama Gambar 3. Skenario Kedua Gambar 4. Skenario Ketiga Gambar 7. Hasil Homomorphic Filtering dari MasingMasing Citra di Gambar 6. Gambar 5. Skenario Keempat 2.2-3

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Gambar 8. Hasil Homomorphic Filtering + dari Masing-Masing Citra di Gambar 6. Tabel 1. Akurasi Hasil Pengenalan Wajah Metode Metode Akurasi Pengenalan Enhancement Wajah 43.62% Homomorphic 2.67% 45.43% Homomorphic + 46.05% 60.52% Homomorphic 16.98% 78.57% Homomorphic + 85.48% 58.55% Homomorphic 8.18% 57.60% Homomorphic + 7.36% 2.6 Pembahasan Dari hasil yang didapatkan dapat terlihat bahwa metode dengan homormorphic dan histogram equalization berhasil meningkatkan akurasi dari pengenalan wajah dengan metode eigen face dan fisher face namun tidak dengan metode. Pada metode, hasil akurasi terbaik dicapai dengan citra tanpa menggunakan metode. Hasil dengan metode mengalami penurunan akurasi saat menggunakan metode dikarenakan pola binary untuk pengenalannya. Pola binary ini tidak terekstrak dengan baik ketika citra mengalami dikarenakan hasil menggunakan homormorphic meratakan pencahayaan dari citra input. Perataan pencahayaan ini terjadi dikarenakan homomorphic filtering mencoba untuk memnormalisasi intensitas cahaya pada sebuah citra. Intensitas cahaya yang dinormalkan ini tidak cocok untuk ketiga metode pengenalan wajah tersebut. Dapat dilihat dari penurunan yang cukup signifikan dari ketiga metode pengenanlan wajah tersebut baik pada metode eigen face, fisher face, maupun. equalization sendiri cukup membantu untuk meningkatkan akurasi pengenalan wajah pada metode eigen face dan fisher face namun tidak pada metode. equalization memberikan efek pencahayaan yang lebih cerah dengan detail yang masih tetap terjaga dari pada homomorphic filtering. Sehingga hasil akurasi dari citra yang dienhance hanya dengan histogram equalization menunjukkan akurasi yang lebih Gambar 9. Hasil dari MasingMasing Citra di Gambar 6. 2.2-4

tinggi dibandingkan dengan citra yang hanya dienhance dengan menggunakan homomorphic filtering. [4] X. Cao, W. Shen, L.G. Yu, Y.L. Wang, J.Y. Yang, Z.W. Zhang, Illumination Invariant Extraction for Face Recognition using Neighboring Wavelet Coeficients, Pattern Recognition, vol.45, no.4, April, 2012. [5] C.N. Fan, F.Y. Zhang, Homomorphic Filtering Based Illumination Normalization Method for Face Recognition, Pattern Recognition Letters, vol.32, no.10, pp.1468-1479, Juli, 2011. [6] H. Shahamat, A.A. Pouyan, Face Recognition Under Large Illumination Variations using Homomorphic Filtering in Spatial Domain, vol.25, no.5, pp.970-977, Maret, 2014. [7] R.C. Gonzalez, R.E. Woods, Digital Image Processing, Prentice Hall, 2007. [8] K.C. Lee, J. Ho, D. Kriegman, Acquiring Linear Subspaces for Face Recognition under Variable Lighting, IEEE Transaction on Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol.27, no.5, pp.684698, Maret 2005. Gabungan antara hasil homomorphic filtering dan histogram equalization berhasil membantu meningkatkan pengenalan wajah dari metode eigen face dan fisher face. Homomorphic filtering membantu untuk meratakan pencahayaan dan kemudian dilengkapi dengan perataan kontras dengan histogram equalization membantu untuk meningkatkan akurasi dari pengenalan wajah dengan menggunakan metode fisher face dan eigen face. Kelemahan yang dihadapi dari perbaikan citra dengan melibatkan homomorphic filtering adalah pencahayaan yang dimiliki oleh citra input benar-benar diseragamkan sehingga banyak detail dari citra input yang hilang. Contoh hasil dari homomorphic filtering dapat dilihat pada Gambar 7. Citra dengan pencahayaan yang terlalu seragam ini menandakan citra mengalami over. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pencarian pengaturan nilai variabel yang cocok untuk proses homomorphic filtering. Pada penelitian ini digunakan filter butterworth dengan variabel sebagai berikut ini: gh = 0, gl=0.02, n=1, dan D0=10. Biodata Penulis Naser Jawas, memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali, lulus tahun 2009. Memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, lulus tahun 2013. Saat ini menjadi Dosen di STMIK STIKOM Bali. Untuk pengembangan selanjutnya akan digunakan metode pengenalan wajah yang menggunakan model wajah sehingga dapat mendeteksi posisi-posisi fitur wajah yang lebih akurat. Selain itu dapt dicoba juga homomorphic filtering dengan menggunakan filter lainnya atau pun mencoba mengubah pengaturan nilai variabel dari filter butterworth. 3. Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan pada penelitian ini, pada bab ini diberikan kesimpulan dan saran untuk kelanjutan penelitian selanjutnya. Metode homomorphic filtering dan histogram equalization berhasil meningkatkan akurasi pengenalan wajah pada metode fisher face hingga dari semula 60.52% menjadi 85.48%. Namun gambungan metode tersebut tidak berhasil meningkatkan akurasi pada metode pengenalan wajah. Sebaiknya digunakan metode pengenalan wajah yang menggunakan model wajah sehingga dapat mendeteksi posisi-posisi fitur wajah yang lebih akurat. Daftar Pustaka [1] D.H. Liu, K.M. Lam, L.S. Shen, Illumination Invariant Face Recognition, Pattern Recognition, vol.38, no.10, pp.1705-1716, Oktober, 2005. [2] W.C. Kao, M.C. Hsu, Y.Y. Yang, Local Contrast Enhancement and Adaptive Feature Extraction for Illumination-Invariant Face Recognition, Pattern Recognition, vol.43, no.5, pp.1736-1747, Mei, 2010. [3] B. Jun, J. Lee, D. Kim, A Novel Illumination-Robust Face Recognition using Statistical and Non-Statistical Method, Pattern Recognition Letters, vol.32, no.2, pp.329-336, Januari, 2011. 2.2-5

2.2-6