INSTRUMEN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

Teknik Pengumpulan Data. Prepared By : Dr. Mustakim, MM.

Pertemuan 8 STATISTIKA DESKRIPTIF DAN SFATISTIKA INFERENSIAL I. STATISTIKA DESKRIPTIF

SKALA PSIKOLOGI. Wahyu Widhiarso

ANGKET WAWANCARA PENGAMATAN NON TES PORTOFOLIO PENUGASAN PROYEK. Parsaoran Siahaan Fisika, UPI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

NON TES Penilaian Unjuk Kerja (Observasi, Daftar Cek, Skala Pilihan/Rating Scale) Penilaian Sikap (Skala Sikap/Skala Likert)

INSTRUMEN PENELITIAN (METODE PENELITIAN PENDIDIKAN : DR. HERI RETNAWATI)

Skala dan Alat Analisa Data

BAB III METODE PENELITIAN. Nusantara. Jumlah seluruh subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

STATISTIKA. Pendahuluan 3 SKS. Hugo Aprilianto, M.Kom. - Pengertian Statistik - Jenis - Karakteristik - Kegunaan - Skala Pengukuran - Sumber Data

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Kuliah ke-11: Evaluasi Keterampilan Lab Kimia

Pembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk Skala Likert Dengan Pendekatan Distribusi Z

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

NON TES. Penilaian Unjuk Kerja(Observasi, Daftar Cek, Skala Pilihan/Rating Scale) Penilaian Sikap(Skala Sikap/Skala Likert)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan dan membuktikan desain

BAB III METODE PENELITIAN

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

PRINSIP PENILAIAN. (Retno Wahyuningsih) Prinsip-prinsip Penilaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SPSS FOR WINDOWS INTRODUCTION

Pengertian statistik Ruang lingkup statistik Pengertian & jenis data Variabel & skala pengukuran. Konsep Dasar Statistik - 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

Psikometri. Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

STATISTIK EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta. Nisrina Anzilla

PENILAIAN ACUAN NORMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan internet sebagai alat bantu. Dalam penelitian ini software

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xiii. A. Latar Belakang Masalah...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan

Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Winarno Surakhmad (dalam Riduwan,2004), mengungkapkan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bagian ini berturut-turut dikemukakan bahasan mengenai metode

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK /CARA PENILAIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

Pengukuran dan Penetapan Skala DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 16 Februari hingga

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

LECTURE NOTES Measurement and Scaling Concepts

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

TEORI PENGUKURAN. Wahyu Widhiarso [ Fakultas Psikologi UGM ] LOGO

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

Bab 3. Metodologi Penelitian

LISAN TULISAN OBSERVASI SKALA PENILAIAN SOSIOMETRI STUDI KASUS CHECKLIST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

Pokok Bahasan. Jenis-jenis Data (Berdasarkan Sifatnya)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

METODE PENGUMPULAN DATA

1 R i m a R a c h m a w a t i

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Pertemuan 6 INSTRUMEN PENELITIAN Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam penelitian, karena kesimpulan hasil penelitian sangat bergantung pada data yang terkumpul, metode pengumpulan data, dan cara penilaian yang dilakukan. Apa yang dimaksud dengan DATA? Data berkaitan dengan informasi yang diperoleh peneliti dalam penelitiannya Data yang diperoleh mencakup berbagai informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian misalnya: informasi demografik, usia, gender, etnis, agama, skor hasil tes dll. Selain hal yang disebutkan di atas, data dapat pula berupa: jawaban pertanyaan (kuesioner), Indeks Prestasi, karangan (esai) yang ditulis siswa, nilai rapor, kinerja, catatan anekdot guru dll. Tahap terpenting yang harus dilakukan oleh peneliti adalah jenis data yang akan dikumpulkannya. Untuk pengumpulan data itu ia memerlukan instrumen penelitian Keseluruhan proses koleksi data disebut instrumentasi yang meliputi seleksi atau desain instrumen, dan administrasi instrumen. Hal yang perlu diperhatikan: 1. Lokasi pengumpulan data: di kelas, halaman sekolah, rumah, atau di jalan. 2. Waktu pengumpulan data: pagi, siang, sore, malam, atau akhir pekan. 3. Frekuensi pengumpulan data: hanya satu kali, dua kali atau beberapa kali 4. Orang yang akan mengumpulkan data: menyangkut pengadministrasian instrument. Apakah peneliti yang akan mengumpulkan data? Atau orang lain yang dipilih dan dilatih terlebih dulu oleh peneliti? Hal di atas perlu dipertimbangkan dan diputuskan oleh peneliti, karena berkaitan dengan jenis instrument yang akan digunakan, karena setiap instrument memiliki nilai khusus untuk menarik kesimpulan penelitian dan karakteristik subjek yang diteliti. 1

VALIDITAS, RELIABILITAS DAN OBJEKTIVITAS INSTRUMEN Instrument adalah alat pengumpul data, dan peneliti akan menggunakan data ini untuk membuat inferensi tentang karakteristik individu, inferensi ini harus tepat. Oleh karena itu instrument harus memenuhi beberapa syarat yaitu valid, reliable dan objektif. Contoh: untuk mengukur kemampuan siswa kelas 10 dalam mata pelajaran Fisika. a. Validitas: Untuk mengukur kemampuan fisika dari siswa kelas 10, peneliti harus yakin bahwa instrumen yang digunakannya dapat mengukur kemampuan fisika yang diajarkan di kelas 10, untuk itu perlu dilakukan validasi alat ukur tersebut b. Reliabilitas: instrument yang reliable adalah instrument yang memiliki keajegan; artinya hasil pengukurannya konsisten bila digunakan pada kelas lain yang setara. Untuk itu peneliti harus melakukan serangkaian prosedur untuk menguji reliabilitas dari instrument yang akan digunakannya. c. Objektivitas: objektivitas berarti bebas dari pertimbangan subjektif. Seorang peneliti harus menghilangkan unsur subjektivitas dalam penilaian hasil belajar, kinerja dan karakteristik subjek penelitiannya KLASIFIKASI INSTRUMEN Instrument dapat diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan dan cara pengumpulan data. 1. Berdasarkan pemberi informasi Dalam penelitian pendidikan ada 3 metode untuk memperoleh informasi, yaitu (1) langsung oleh peneliti tanpa melibatkan orang lain (2) langsung dari subjek penelitian (3) dari orang lain yang bertindak sebagai informan. Contoh : Seorang peneliti ingin menguji hipotesis bahwa pengajaran dengan metode inkuairi akan lebih mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dibandingkan dengan metode ceramah. Untuk itu ia harus menentukan kapan ia mengobservasi kelas sambil mencatat kemunculan indikator berpikir 2

tingkat tinggi atas jawaban siswa atau memberikan tes tertulis yang mengandung indikator berpikir tingkat tinggi. Peneliti dapat pula mencatat hasil tes atau hasil karya siswa (karangan atau jawaban masalah) sebagai bukti atau memberikan sejumlah pertanyaan lisan yang dirancang sesuai dengan indikator berpikir tingkat tinggi. Peneliti dapat mewawancarai orang-orang tertentu (guru, sejumlah siswa, dll) atau meminta agar mereka mengisi rating scale di mana mereka dapat menilai keterampilan berpikir siswa berdasarkan pengalaman sebelumnya bersama siswa. Beberapa contoh instrumen: (1) Instrumen untuk peneliti Seorang peneliti yang tertarik pada perkembangan ingatan siswa usia dini, akan melakukan pengamatan di beberapa kelompok bermain. Ia berdiri di tempat yang tidak menarik perhatian siswa di tempat bermain. Sambil mengisi temuannya pada lembar tally Seorang peneliti yang tertarik pada konsep mutual attraction akan mencatat pengamatannya pada field notes untuk menggambarkan perbedaan tingkah laku orang yang bekerja sama dalam berbagai setting yang berbeda pula. (2) Instrumen untuk subjek penelitian Seorang peneliti di suatu SD memberikan tes imlak mingguan untuk mengetahui kesempurnaan mengeja kata kata baru yang telah dipelajari selama seminggu Atas permintaan peneliti, seorang administrator mengedarkan kuesioner pada waktu rapat fakultas, untuk menjaring pendapat staf fakultas tentang kurikulum matematik yang baru diberlakukan. Seorang peneliti meminta bantuan guru Bahasa Inggris untuk mewajibkan para siswanya mencatat reaksi mereka terhadap drama yang wajib dibaca setiap minggu dalam buku harian (daily log book) (3) Instrumen untuk informan Guru menggunakan rating scale untuk menilai keterampilan membaca siswa atas permintaan peneliti. Orang tua menuliskan catatan anekdot yang menggambarkan reaksi spontan anak balita mereka pada saat menonton tv atas permintaan peneliti 3

2. Asal instrumen Ada dua cara bagi peneliti untuk memperoleh instrument yaitu (1) mencari dan menggunakan instrumen yang sudah ada, atau (2) menggunakan instrument yang dibuat oleh peneliti. Pengembangan instrumen oleh peneliti tidak mudah dilakukan. Mengembangkan instrumen yang baik dan bermutu memerlukan waktu, usaha, dan tentu saja keterampilan. Memilih instrumen yang sudah dikembangkan, dapat dijadikan pilihan jika memang diperlukan, karena instrumen ini dikembangkan oleh para ahli yang memiliki keterampilan tertentu. Memilih instrumen yang sudah dikembangkan dapat menghemat waktu dan tenaga. Terutama instrumen tes psikologis yang saat ini banyak beredar. 3. Jenis instrumen: Paper and pensil vs Performance Klasifikasi bentuk instrumen lainnya berdasarkan jenis adalah (1) Tes tertulis atau evaluasi yang diberikan kepada subjek penelitian, misalnya tes pilihan tunggal, pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat. (2) Performance-type instruments yaitu alat untuk mengukur prosedur dan produk. Prosedur adalah kemampuan melakukan sesuatu, misalnya cara mencampurkan larutan kimia, mendiagnosis kerusakan mesin, memecahkan teka teki, keterampilan mengoperasikan komputer, atau kemampuan mengetik surat. Produk adalah hasil akhir suatu prosedur, seperti ketepatan mencampurkan zat kimia, ketepatan melakukan diagnosa, mengoperasikan computer dengan benar, mengetik surat dengan benar. Performance-type instruments dirancang untuk menilai sebaik apa suatu prosedur dilakukan dan mengases kualitas produknya. Tes performance membutuhkan waktu observasi dan penilaian yang lebih lama dibandingkan tes tertulis. Misalnya untuk menilai kemampuan 35 siswa dalam melakukan percobaan sains, membutuhkan waktu yang jauh lebih banyak dibandingkan tes tertulis. 4

CONTOH INSTRUMEN PENGUMPUL DATA Berikut ini adalah perbedaan instrumen untuk dilengkapi oleh peneliti dan oleh subjek penelitian Instrumen untuk Peneliti Subjek penelitian Rating scale Kuesioner Pedoman wawancara Self-checklist Lembar tally Skala sikap Flowchart (diagram alir) Inventori kepribadian Performance checklist Tes hasil belajar Catatan anekdot Tes keterampilan/ (Aptitude Buku catatan harian test) Performance test/ T.kinerja Tes proyeksi Tes sosiometrik Rating scale Rating scale umumnya mengukur pertimbangan tentang hasil yang dicapai seseorang baik berupa tingkah laku atau produk berdasarkan hasil pengamatan (observasi) Pengukuran ini biasanya menggunakan angka, di mana setiap angka memiliki nilai tingkah laku tertentu, dengan kunci: 5 = sangat baik ; 4= di atas rata-rata; 3 = rata-rata; 2 = di bawah rata-rata; 1= kurang Contoh rating scale Instrumen : Penilaian kinerja guru Petunjuk : Untuk setiap pernyataan berikut lingkarilah angka yang sesuai dengan menggunakan kunci berikut: 5= sangat baik; 4=di atas rata-rata; 3= rata-rata; 2= di bawah rata-rata; 1= kurang. A. Cara guru menjelaskan bahan ajar 1 2 3 4 5 B. Cara berinteraksi dengan siswa 1 2 3 4 5 C. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi 1 2 3 4 5 D. Aktivitas pembelajaran yang bervariasi 1 2 3 4 5 5

Contoh Graphics rating scale Instrument : penilaian partisipasi siswa di kelas Petunjuk:Untuk mengindikasikan tingkat partisipasi siswa di kelas, berilah tanda (X) di mana saja sepanjang garis jawaban 1. Mendengarkan instruksi guru Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah 2. Mendengarkan pendapat siswa lainnya Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah 3. Berpartisipasi dalam diskusi kelas Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah Contoh Tally Sheet 1. Mengajukan pertanyaan hafalan Sesuai dengan materi llll Tak sesuai dengan materi l 2. Mengajukan pertanyaan klarifikasi Sesuai dengan materi llll Tak sesuai dengan materi ll 3. Mengajukan pertanyaan eksplanasi Sesuai dengan materi lll Tak sesuai dengan materi 4. Melontarkan pertanyaan kepada siswa Sesuai dengan materi lll lain Tak sesuai dengan materi 5.Mengajukan pendapat pribadi tentang Sesuai dengan materi ll suatu issue Tak sesuai dengan materi llll 6. Merespon pendapat siswa lainnya Sesuai dengan materi l Tak sesuai dengan materi llll 6

Contoh Performance Checklist kegiatan siswa 1. Mengambil kaca objek 2 Membersihkan kaca dengan tisu lensa 3 Membesihkan kaca dengan flannel 4. Membersihkan kaca dengan jari 5. Meneteskan 1-2 tetes air kultur 6. Menambahkan tetesan 7.Mengambil gelas penutup 8. membersihkan kaca dengan tisu lensa 9. Membersihkan kaca dengan flannel 10.Menutup preparat dgn kaca penutup 11.Menyerap kelebihan cairan 12.Meletakkan preparat di panggung 13. Memutar cermin untuk mendapatkan cahaya 14.Melihat preparat dengan sebelah mata dan mata yang satu tertutup 15.Melihat preparat dengan sebelah mata, tetapi kedua mata terbuka 16. Memutar objektif pembesaran lemah 17. Memutar objektif pembesaran kuat 18. Mengatur cermin cekung 19. Mengatur cermin datar 20. Memutar diafragma 21. Memutar makrometer 22. Memutar micrometer 23 Menemukan objek 24.Tidak menemukan objek 25. Membuat preparat baru 26. Menukar mikroskop 27. Menemukan objek 28. Menggambarkan objek 29. Menunjukkan rasa lega 30. Menunjukkan rasa pasrah karena Gagal menemukan objek Dst. Contoh catatan anekdot Ada beberapa jenis catatan anekdot 1. Bersifat evaluatif Ali tertawa keras ketika temannya salah menjawab pertanyaan guru. Sinta mampu menjawab dengan baik sekalipun saat itu ia sedang mengantuk. 2. Interpretatif Dalam minggu ini Mira tampak lebih bersemangat dalam kerja kelompok dibandingkan minggu lalu. Tampaknya Mira sudah memahami prosedur kerja dan mulai tertarik dengan percobaan yang dilakukan 3. Generalisasi Tono tampak tak bersemangat. Ia tampak berbisik dengan temannya tetapi tidak ikut bekerja. Selama diskusi berlangsung kadang-kadang ikut mengajukan pendapat, tetapi lebih banyak 7

mengganggu temannya atau sibuk sendiri. Ia tersenyum ketika saya menegurnya. 4. Spesifik Udara sangat panas baik di kelas dan di luar kelas, sehingga percobaan dapat berlangsung cepat dan lancar. Namun demikian suasana kelas terasa kurang nyaman. SKALA SIKAP Anggapan dasar penyusunan skala sikap adalah, kita dapat menemukan sikap seseorang melalui jawaban atau respon yang diberikannya terhadap suatu pernyataan. Namun peneliti harus mempertimbangkan adanya sikap positif dan sikap negative terhadap pernyataan yang disusun. Demikian pula peneliti harus membuat pernyataan yang positif dan negative untuk mengetahui sikap responden penelitian. Skala sikap mirip dengan rating scale, skala sikap yang banyak digunakan adalah SKALA LIKERT, karena Likert adalah penemunya. Berikut adalah contoh skala Likert Petunjuk : lingkarilah pendapat anda tentang pernyataan berikut ini Catatan: SS=sangat setuju; S= setuju; R= ragu-ragu; TS=tidak setuju; STS sangat tidak setuju 1. Semua Dosen PT perlu mengajar di SD atau SS S R TS STS SMP dan SMA selama 6 bulan 2. Semua guru harus memiliki akta mengajar SS S R TS STS 3. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka SS S R TS STS semua guru harus menjalani uji sertifikasi 4. Uji sertifikasi guru sebaiknya hanya dilakukan bagi guru yang berasal dari PT non LPTK SS S R TS STS Untuk penilaian : SS(5); S(4); R(3); TS(2); STS (1) BEBERAPA JENIS SKOR Data kuantitatif umumnya dilaporkan dalam bentuk skor (angka). Skor dapat dilaporkan melalui beberapa cara. 1. Skor Mentah Hampir semua cara pengukuran dimulai dengan skor mentah, yaitu skor total untuk jawaban yang benar dalam suatu tes. Untuk observasi tingkah laku biasanya dalam bentuk tally. 8

Untuk skala sikap, diukur berdasarkan jawaban positif atau jawaban negatif. Namun demikian skor mentah individu sulit diinterpretasikan, karena pemaknaannya tidak jelas. Misalnya bila seorang siswa memperoleh nilai 65 dalam matematika; apa artinya? Sangat baik, baik, atau rata-rata? Untuk mengetahuinya biasanya nilai ini dibandingkan dengan nilai siswa lain di kelasnya, atau dibandingkan dengan capaian nilai lainnya. Bila di kelasnya nilai tertinggi adalah 70, maka nilai 65 tergolong baik. Karena sulit diinterpretasi maka skor mentah biasanya dikonversi. 2. Derived Scores Derived score adalah skor mentah yang telah diterjemahkan dalam skor standar. Skor ini dapat menunjukkan kedudukan skor mentah seorang siswa terhadap skor mentah lainnya dalam distribusi yang sama, sehingga guru dapat memberikan gambaran tentang mutu kinerja siswa di dalam kelasnya. Derived score terdiri atas: a. Kesesuaian antara usia dan jenjang kelas Kesesuaian usia dan jenjang kelas menunjukkan tipe skor individu. Misalnya: skor rata-rata tes awal sains untuk bahan ajar kelas 8 adalah 62 (skor 100). Siswa yang mencapai skor 62 mempunyai kesesuaian jenjang 8,0 pada tes tersebut tanpa memperhatikan apakah ia siswa kelas 6,7,8,9, atau 10, sebab skornya menunjukkan tipe kemampuan siswa kelas 8 b. Rank persentil Rank persentil menunjukkan persentase skor individu pada atau di bawah skor mentah tertentu. Rank persentil kadang-kadang disamakan dengan persentil, namun sebenarnya tidak sinonim. Rank persentil dapat dihitung dengan rumus: Jumlah siswa di bawah skor + semua siswa pada skor tsb Jumlah total kelompok X 100 Misalnya 100 siswa menempuh ujian, 18 diantaranya mencapai skor mentah > 85, 2 siswa mencapai skor 85; dan 80 siswa mencapai skor di bawah 85. 9

Berapakah rank persentil siswa yang mencapai skor mentah 85? RP = 80+ 2 100 X 100 = 82 Jadi rank persentil 2 siswa yang skornya=85 adalah 82 c. NIlai baku (z score) Nilai baku menunjukkan kedudukan individu dalam kelompoknya; letak nilainya dalam kurva normal. Nilai baku sangat membantu dalam membandingkan hasil relatif individu dalam berbagai mata pelajaran atau untuk instrumen tes yang berbeda. Dalam penelitian pendidikan nilai baku disebut juga z score dan T score. Perbedaan Antara Instrumen acuan norma dan instrument acuan patokan 1. Norm reference instrument (instrumen acuan norma) Pada penilaian norm-reference, skor individu dibandingkan dengan skor kelompoknya, jadi kelompok sangat penting sebagai pembanding. Bila peneliti akan menggunakan skor ini, maka ia harus yakin bahwa pemaknaannya berarti. Bila ia membandingkan skor siswa putra dengan skor siswa putri dalam ujian sastra, mungkin akan menyesatkan karena siswa putri biasanya lebih unggul dalam pelajaran sastra. Kelompok yang dinilai disebut kelompok norma (norm-group), dan instrument yang digunakan disebut norm-reference instrument 2. Criterion-reference instrument (Instrumen acuan patokan) Penilaian acuan patokan biasa digunakan dalam penilaian tes (ulangan/ ujian); dasarnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran khusus atau kompetensi atau target yang harus dicapai oleh pembelajar. Patokan ini juga digunakan untuk menentukan kelulusan atau ketuntasan belajar, yang didasakan pada persentase jumlah jawaban yang benar. Contoh acuan patokan: Siswa dinyatakan berhasil apabila: 10

Dapat mengeja dengan benar setiap kata dalam dikte mingguan Dapat memecahkan sekurang-kurangnya 75% masalah fisika dalam ujian. Mencapai nilai 80 dari 100 pada tes akhir Melakukan 25 push up dalam waktu 5 menit pada tes olahraga Contoh acuan norma: Mendapat skor persentil ke 50 dalam kelompoknya Semua siswa di kelas mencapai skor di atas 90 persen IP mata kuliah kimia organik lebih tinggi dibandingkan teman sekelasnya Mampu berlari lebih cepat daripada teman dalam satu tim. Hanya satu siswa yang mendapat nilai A di kelas tersebut SKALA PENGUKURAN Tabel berikut menunjukkan 4 macam skala pengukuran Skala Karakteristik Contoh variabel Nominal Label kelompok atau data Dilaporkan dalam bentuk frekuensi atau persentase Gender : pria (1), wanita (2) Metode mengajar Ordinal Data berdasarkan rank Menggunakan angka yang menunjukkan ranking Interval Perbedaan skor menunjukkan perbedaan makna pada variabel yang diukur Menunjukkan tingkatan : tinggi; sedang ; rendah Rangking : 1,2,3,.dst Posisi dalam lomba: juara 1,2,3 dst. Pengukuran suhu dalam Celsius, Kelvin, Fahrenheit, dll Skor IQ Tinggi badan Berat badan Hasil belajar Rasio Kombinasi dari ketiga skala di atas, dan adanya titik nol pada pengukuran *) Jarang digunakan dalam penelitian pendidikan. Penghasilan : (0 -..rupiah) Jam kerja (0 -.jam per hari) Usia : 0-5 tahun ; dst 11

12