Pengukuran dan Analisa Kinerja Jaringan HSDPA di Kota Banda Aceh

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Perbandingan HSDPA pada Telkomsel Flash Dan IndosatM2 Di Kota Banda Aceh

sebagian syarat Nama NIM : Industri Industri Disusun Oleh:

ANALISIS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA EVDO Rev.A.

BAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

BAB II TEORI DASAR WCDMA DAN HSDPA. 2.1 Umum Perkembangan teknologi komunikasi bergerak ternyata berkembang

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an.

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Universal Mobile Telecommunication System

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE


BAB II LANDASAN TEORI

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA EVDO Rev.A

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengenalan Teknologi 4G

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

Transport Channel Processing berfungsi mengubah transport blok yang dikirim dari. Processing dari MAC Layer hingga physicalchannel.

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

B A B IV A N A L I S A

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON

SIMULASI PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN PADA HSDPA DAN HSUPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat

PRAKTIKUM 14 ANALISA QoS JARINGAN

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

Membedakan Bandwidth, Speed dan Throughput 12 OKTOBER 2011

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keyword : GSM,UMTS, MLSLOT Allocation blocking,capacity

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN

III. METODE PENELITIAN. Waktu : Oktober 2009 Februari : 1. Pusat Komputer Universitas Lampung. 2. Pusat Komputer Universitas Sriwijaya

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT.

Simulasi dan Analisis Algoritma Scheduling pada WIMAX

ANALISA THROUGHPUT PADA LAYANAN DATA DI JARINGAN GPRS

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 WCDMA (Wideband Code Devison Multiple Access) WCDMA adalah singkatan dari Wideband Code Devison Multiple Access

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun sejak sistem mobile celular ada, telah dilakukan

ANALISIS KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA EV-DO Rev.A

CARA MENJALANKAN PROGRAM

Pengukuran Kinerja Layanan GPRS oleh Pelanggan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

Rekayasa Elektrika. Analisis TCP Cubic dan Simulasi untuk Menentukan Parameter Congestion Window dan Throughput Optimal pada Jaringan Nirkabel Ad Hoc

Bluetooth. Pertemuan III

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

STUDI ANALISA PERFORMANSI PACKET DATA PROTOCOL PADA JARINGAN GENERAL PACKET RADIO SERVICE

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

Transkripsi:

24 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 1, April 2010 Pengukuran dan Analisa Kinerja Jaringan HSDPA di Kota Banda Aceh Teuku Yuliar Arif Laboratorium Jaringan, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. T. Syech Abdurrauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh, NAD, Indonesia Abstrak Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kestabilan koneksi HSDPA. Dalam penelitian ini difokuskan pada dan analisa kinerja jaringan HSDPA dengan parameter-parameter user data throughput, round trip time, dan packet loss. Dari hasil dan analisa data diperoleh nilai user data throughput rata-rata sebesar 600,46 kbps dan maksimum sebesar 1262,40 kbps. Nilai round trip time rata-rata yang diperoleh yaitu indosatm2 sebesar 332,15 ms, Google sebesar 192,90 ms, dan Yahoo sebesar 342,88 ms. Nilai packet loss tertinggi terjadi pada sore dan malam hari yaitu masing-masing sebesar 6,35% dan 6,40%. Hal ini disebabkan oleh pembebanan jaringan pada waktu-waktu tersebut sangat padat dibandingkan waktu-waktu lainnya Kata Kunci. HSDPA, Throughput, Round Trip Time, Packet Loss. I. PENDAHULUAN High Speed Downlink Packet Acces (HSDPA) adalah sebuah teknologi komunikasi bergerak yang berteknologi 3,5G ( third and half generation) yang termasuk dalam keluarga teknologi High-Speed Packet Acces (HSPA) yang mampu meningkatkan kecepatan transfer data dan kapasitas data lebih besar pada jaringan yang berbasis Universal Mobile Telecommunications System (UMTS). HSDPA mendukung kecepatan downlink sebesar 1,8 Mbps, 3,6 Mbps, 7,2 Mbps dan 14,4 Mbps. Kecepatan yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan teknologi High Speed Packet Acces Plus (HSPA+) yang dapat meningkatkan kecepatan downlink hingga 42 Mbps [1]. Saat ini di Kota Banda Aceh telah terdapat beberapa operator seluler yang menyediakan layanan akses internet berkecepatan tinggi dimana salah satunya adalah IM2 dengan produknya IM2 Broadband Internet [2]. Layanan akses internet kecepatan tinggi tersebut disediakan melalui jaringan HSDPA, 3G (UMTS), GPRS dan EDGE. Maksimum kecepatan transfer data yang diberikan adalah 2,6 Mbps sedangkan minimum kecepatan yang diberikan adalah 10 kbps untuk akses internasional dan 100 kbps untuk akses domekstik ke Indonesia Internet Exchange (IIX) [2]. Cakupan area layanan HSDPA IM2 menjangkau beberapa kawasan, yaitu Batoh, Cot Leupon, Hotel Sultan, Lamnyong Lampaseh Kota, Lampeneureut, Neusu, Setui Raya, Lamteh, TVRI Banda Aceh [3]. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja jaringan HSDPA. Dalam penelitian ini difokuskan pada dan analisis kinerja jaringan HSDPA di kota Banda Aceh dengan parameter user data throughput, round trip time, dan packet loss. Gambar 1. Arsitektur HSDPA Sistematika penulisan paper ini terdiri atas lima bagian, dimana pada bagian II menjelaskan dasar teori, bagian III menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan, bagian IV menjelaskan pembahasan hasil dan pada bagian V akan dijelaskan butir kesimpulan. II. DASAR TEORI A. Prinsip Kerja HSDPA Secara sederhana arsitektur jaringan HSDPA terdiri atas tiga bagian Core Network (CN), UTRAN yang terdiri dari Radio Network Controller (RNC) dan Node B, dan User Equipment (UE) atau biasa juga disebut sebagai Mobile Station (MS) seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Teknologi HSDPA selain dapat meningkatkan kecepatan akses data, juga mengurangi latency dan round trip time. Kemampuan ini diperoleh berkat penambahan kanal baru pada layer fisik, implementasi Adaptive Modulation and Coding (AMC), Hybrid Automatic Repeat Request (HARQ), Fast Schedulling, dan Fast Cell Selection (FCS) pada platform WCDMA [4],[5]. 1) Adaptive Modulation and Coding AMC merupakan teknologi utama yang menyebabkan HSDPA dapat mencapai data rate jauh lebih besar dari sistem sebelumnya. Sistem CDMA biasanya menggunakan skema modulasi konstan (misalnya M-PSK) dan fast power control agar segera dapat menyesuaikan dengan kondisi kanal. Sebaliknya, AMC menggunakan daya yang konstan dengan skema modulasi dan koding yang berubah sesuai kondisi kanal [4],[5]. 2) Hyrid Automatic Repeat Request HARQ menggunakan buffer virtual untuk mengirimkan salinan data yang dikirim sebelumnya. Saat retransmisi diminta, data yang rusak dibandingkan dengan salinan pada buffer untuk menentukan kualitas koding sehingga proses

Teuku Yuliar Arif: PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA JARINGAN HSDPA DI KOTA BANDA ACEH 25 retransmisi segera berhasil dilakukan. Hal tersebut akan meningkatkan rata-rata throughput [4],[5]. 3) Fast Scheduling Perubahan dasar yang dilakukan adalah penjadwalan pada node B. Dengan cara ini respon terhadap perubahan kondisi kanal segera dilakukan untuk menjamin layanan untuk UE. Tiga cara penjadwalan dipakai dalam sistem HSDPA yaitu: Round Robin (RR), Maximum C/I, Proportional fairness (PF) [4],[5]. 4) Fast Selection Perpindahan UE antar sel pada sistem CDMA pada umumnya menggunakan prosedur soft handoff. Akan tetapi HSDPA menggunakan cara yang lebih cepat dengan hard handoff dengan teknologi yang disebut Fast Cell Selection (FCS). FCS bekerja dengan memantau level Signal to Interference Ratio (SIR) seluruh node B dalam jangkauan UE lalu diarahkan pada node B yang dapat memberikan SIR power CPICH yang lebih tinggi [4],[5]. B. Parameter Kinerja Jaringan ITU-T mendefinisikan kinerja jaringan yang dinyatakan dalam QoS. QoS merupakan istilah umum untuk menyatakan efek dari kinerja layanan secara keseluruhan dari sudut pandang user. Tiga parameter yang dapat menentukan QoS pada jaringan HSDPA dilihat dari sudut pandang user adalah user data throughput, round trip time (RTT), dan packet loss. 1) User Data Throughput Throughput menggambarkan kecepatan transfer data yang sebenarnya atau kecepatan transfer data aktual pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi jaringan tertentu ketika digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran tertentu. Berikut adalah rumus pembanding throughput dengan bandwidth [6]: ukuran file Waktu download terbaik kecepatan transfer Waktu download tipikal ukuran file throughput Faktor-faktor yang menentukan throughput adalah piranti jaringan, tipe data yang ditransfer, topologi jaringan, banyaknya pengguna jaringan, spesifikasi komputer client/server dan beberapa faktor lainnya [6]. 2) Round Trip Time Di dalam pengiriman data melalui sebuah jaringan akan terdapat latency yang mengacu kepada delay. Biasanya latency diukur sebagai RTT dan RTT diukur pada layer aplikasi berupa respon ping Internet. RTT pada HSDPA dapat dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya MS delay, UL & DL TBF establishment delay, over-the-air delay, core network delay serta delay antara jaringan HSDPA dengan jaringan eksternal [7]. 3) Packet Loss Packet Loss adalah banyaknya paket yang hilang selama proses transmisi dari sumber ke tujuan. Paket akan dibuang oleh jaringan karena tidak dapat diteruskan pada output interface. Ada beberapa alasan kenapa terjadi packet loss seperti congestion yang disebabkan antrian yang berlebihan dalam jaringan, node yang bekerja melebihi kapasitas buffer, policing atau control terhadap jaringan untuk memastikan bahwa jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya kapasitas kanal. Jika besarnya trafik yang mengalir di dalam jaringan melebihi kapasitas kanal yang ada maka policing control akan membuang kelebihan trafik yang ada [8]. III. METODOLOGI PENELITIAN Parameter kinerja HSDPA yang diukur adalah user data throughput, Round Trip Time, dan Packet Loss. Pengukuran atas ketiga parameter tersebut dilakukan terhadap jaringan HSDPA di kota Banda Aceh milik operator selular IM2 dengan metode seperti diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 2. Skenario Pengukuran Kinerja Jaringan HSDPA

26 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 1, April 2010 Pengukuran dilakukan dengan menghubungkan laptop ke handphone Nokia 5320 (USIM yang digunakan adalah jenis prabayar broom classic IM2) melalui interface kabel micro Universal Serial Bus (USB). Handphone disini berfungsi sebagai modem HSDPA. Untuk melakukan koneksi Point to Point Protocol (PPP) dari laptop ke modem digunakan aplikasi PPP dialer wvdial. Parameterparameter koneksi HSDPA dikonfigurasi secara manual sesuai dengan parameter-parameter yang telah ditetapkan oleh IM2. Kemudian melakukan dial-up networking ke jaringan HSDPA melalui BTS (Node B). BTS meneruskan koneksi ke router-router di belakangnya hingga GGSN. GGSN akan meneruskan permintaan koneksi ini ke APN yang dalam hal ini ke APN IM2 untuk kemudian dilakukan mekanisme Authentication, Authorization dan Accounting (AAA) oleh server RADIUS. Apabila diberi hak untuk akses, koneksi akan diterbentuk dan diberi alamat IP host dan DNS melalui DHCP. Selanjutnya UE telah online dan tersambung ke Internet. UE yang digunakan adalah handphone nokia 5320 yang merupakan kategori 6 dengan 5 kode HS-DSCH simultan dan dapat menggunakan modulasi QPSK/ 16QAM. Kecepatan data yang mampu dicapai oleh UE nokia 5320 tersebut yaitu sebesar 3,6 Mbps. Namun dalam ini jaringan HSDPA milik IM2 telah membatasi throughput hanya sampai 2,6 Mbps. Dan juga kemungkinan bahwa terdapat user lain yang sedang mengakses jaringan pada sel yang sama pada saat sedang dilakukan. A. Pengukuran Throughput Pengukuran dilakukan berdasarkan perbedaan lokasi yang mempunyai receive signal level (RSL) yang berbeda, perbedaan ukuran data, serta perbedaan waktu-waktu. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan download file dengan beberpa ukuran yang berbeda. Masing-masing file tersebut diperoleh dari situs http://dl2.foss-id.web.id/dokumen/zencafe-1.4-manual.pdf dengan ukuran 1MB, http://dl2.fossid.web.id/aplikasi/egov/ dispenda.tar.gz dengan ukuran 6MB, dan dari http://dl2. fossid.web.id/dokumen/manual% 20OpenOffice.org%202.03.tar.gz dengan ukuran 12 MB. Pengukuran dilakukan selama empat kali dari pagi hingga malam hari. Proses download dilakukan dengan menggunakan aplikasi download manager wget [9] yang dijalankan pada sistem operasi Linux Ubuntu [10]. Kemudian proses download dimonitor satu per satu dengan menggunakan perangkat lunak bantu vnstat [11]. Pada handphone juga dijalankan perangkat lunak pemantau sinyal CellTrack [12] yang telah diinstall pada ponsel agar dapat dilihat level sinyal yang dapat diterima baik ( good radio condition) atau buruk ( poor radio condition) oleh handphone [15]. B. Pengukuran RTT Pengukuran dilakukan pada beberapa lokasi yang berbeda, perbedaan remote host yang akan diuji ping, serta perbedaan waktu-waktu. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan proses ping sebanyak 20 paket (c=20) untuk sekali proses ping ke tiga remote host, yaitu www.indosatm2.com, www.google.com dan www.yahoo.com. Proses ping dilakukan sebanyak empat kali dengan ukuran paket 64 byte dalam satu hari. Aplikasi ping [13][14] yang digunakan sudah dijalankan pada sistem operasi yang digunakan Linux Ubuntu pada mesin yang sama seperti throughput. Waktu dilakukan pada pagi, siang, sore, dan malam hari di dua lokasi selama tiga hari. C. Pengukuran Packet Loss Pengukuran packet loss sama dengan yang dilakukan pada round trip time menggunakan aplikasi ping tetapi dengan memperhatikan persentase jumlah paket yang hilang selama pengiriman paket data. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengukuran Hasil pengolahan terhadap data-data user data throughput, RTT, dan packet loss ini akan ditunjukkan dalam bentuk grafik. User Data Troughput Vs Receive Signal Level 160 User Data Throughput Vs Ukuran Data 160 140 140 120 100 80 60 40 20 120 100 80 60 40 20-69 dbm - 87 dbm - 95 dbm 1 MB 6 MB 12 MB Rata-rata 681,79 726,13 601,57 Maksimum 1418,21 1248,11 1115,68 Receive Signal Level (-dbm) Rata-rata 299,12 841,22 798,50 Maksimum 912,84 1416,20 1440,90 Ukuran Data (MB) Gambar 3. Grafik user data throughput rata-rata terhadap Receive Signal Level Gambar 4. Grafik user data throughput rata-rata terhadap ukuran data

Teuku Yuliar Arif: PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA JARINGAN HSDPA DI KOTA BANDA ACEH 27 1) Hasil Pengukuran Data Througput Dari hasil pengolahan data didapatkan grafik user data throughput rata-rata dan maskimum terhadap receive signal level, ukuran data, waktu dan grafik user data throughput total sebagai grafik kesimpulannya. Pada Gambar 3 dapat dilihat pengaruh receive signal level terhadap user data throughput. Pada receive signal level yang baik akan diperoleh user data throughput yang lebih tinggi. Pada grafik dapat dilihat pada nilai RSL tertinggi, yaitu 69 dbm diperoleh nilai throughput ratarata sebesar 681,79 kbps dan nilai throughput maksimum sebesar 1418,21 kbps. Hal ini dapat dikatakan UE berada dalam kondisi kanal radio yang baik dimana secara umum User Equipment berada dekat dengan node B sehingga UE dapat menggunakan modulasi 16 QAM yang akan menghasilkan nilai throughput yang lebih tinggi. Sedangkan untuk UE yang berada dalam kondisi kanal radio buruk dan jauh dari node B atau berada dalam kondisi interferensi dan berada didalam gedung, kanal radio akan menggunakan jenis modulasi QPSK yang menyebabkan throughput menjadi menurun. Pada Gambar 3 dapat dilihat nilai RSL terendah yaitu, - 95 dbm diperoleh nilai throughput rata-rata sebesar 601,57 kbps dan maksimum sebesar 1115,68 kbps. Nilai throughput pada RSL 95 dbm lebih rendah dibandingkan dengan nilai throughput pada RSL 69 dbm. Hal tersebut diatas dapat dilakukan oleh karena adanya penggunaan Adaptive Modulation Coding (AMC) pada HSDPA. Sehingga modulasi yang digunakan dapat disesuaikan dengan kondisi kanal radio. Pada Gambar 4 dapat dilihat pengaruh ukuran data terhadap throughput rata-rata dan maksimum yang dapat diperoleh. Semakin besar pertambahan ukuran data yang ditransmisikan akan diperoleh user data throughput yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan throughput akan bernilai relevan dengan banyak jumlah data yang ditransmisikan. Throughput akan disesuaikan dengan kebutuhan akses. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa pada waktu pagi dimana trafik seluler belum padat, atau pembebanan jaringannya masih rendah, maka akan diperoleh user data throughput yang lebih tinggi. Ini dikarenakan masih tersedianya sumber daya radio atau time slot yang dapat digunakan secara maksimum oleh UE. HSDPA menggunkan sistem kanal shared dimana kapasitas kanal akan dibagi rata sehingga kepadatan trafik sangat berpengaruh terhadap nilai throughput yang dapat diperoleh. Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa user data throughput rata-rata yang dapat diperoleh adalah sebesar 600,46 kbps. Sedangkan throughput maksimum yang mampu dicapai dalam ini adalah sebesar 1262,4 kbps. Nilai user data throughput rata-rata tersebut diatas adalah dua kali lipat kecepatan pada UMTS (3G) yaitu sebesar 384 kbps. Namun untuk nilai throughput maksimum yang diperoleh belum mencapai throughput sesuai teori 3,6 Mbps dan kemampuan dari modem yang digunakan yang termasuk ke dalam category 6 dengan 5 simultaneous code. Bahkan throughput tersebut belum mencapai nilai throughput maksimum yang diimplementasikan oleh IM2 sendiri, yaitu sebesar 2,6 Mbps. Throughput yang didapat dari tersebut diatas hanya mencapai throughput maksimum untuk UE category 2 (1,2 Mbps). Hal ini dapat terjadi, dimana kanal HSDPA merupakan kanal shared, kapasitas kanal akan dibagi rata sesuai dengan jumlah user yang sedang online. Bila hal ini yang terjadi maka kemungkinan algoritma yang digunakan pada scheduler adalah round robin. Namun algoritma lain yang mungkin digunakan adalah proportional fairness, dimana user dilayani sesuai dengan kondisi kanal yang diperoleh. Hal lain dapat disebabkan terutama oleh masih belum stabilnya kondisi jaringan HSDPA IM2 di kota Banda Aceh, untuk saat ini jaringan IM2 masih tergolong baru dan masih menumpang pada jaringan Indosat. 2) Hasil Pengukuran RTT Dari hasil pengolahan data didapatkan grafik round trip time rata-rata terhadap lokasi, waktu, hari dan grafik round trip time total sebagai grafik kesimpulannya. User Data Throughput Vs Waktu Pengukuran User Data Throughput 160 140 140 120 100 80 60 40 20 Pagi Siang Sore Malam Rata-rata 681,79 601,57 726,13 575,63 Maksimum 1418,21 1115,68 1248,11 1244,59 Waktu Pengukuran 120 100 80 60 40 20 Rata-rata Maksimum Dow nlink 646,28 1256,65 Total Gambar 5. Grafik user data throughput rata-rata terhadap waktu Gambar 6. Grafik user data throughput rata-rata

28 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 1, April 2010 Round Trip Time Vs Lokasi Pengukuran Round Trip Time Vs Hari Pengukuran 35 40 30 25 20 15 10 5 35 30 25 20 15 10 5 Lokasi I Indosatm2 348,64 315,66 Google 192,97 192,84 Yahoo 348,35 337,42 Lokasi Pengukuran Lokasi II Gamabr 7. Grafik Round Trip Time Rata-rata terhadap lokasi Pada Gambar 7 terlihat bahwa nilai round trip time ratarata lokasi I lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata round trip time pada lokasi II. Seperti telah diketahui sebelumnya, jarak lokasi I ke node B (BTS) lebih dekat dibandingkan dengan jarak lokasi II ke node B. Selain dipengaruhi oleh jarak juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah user yang mengakses secara bersamaan sehingga terjadi pembebanan trafik pada jaringan HSDPA. Pada gambar 8 dan 9 dapat dilihat bahwa pada waktuwaktu pagi dan hari-hari libur (sabtu dan minggu) dimana penggunaan trafik seluler tidak padat, atau pembebanannya jaringannya masih rendah, maka akan diperoleh round trip time yang lebih rendah. Hal ini disebabkan masih Hari I Hari II Hari III Indosatm2 326,24 338,98 331,24 Google 192,40 188,74 197,58 Yahoo 337,93 337,55 353,18 Hari Pengukuran Gambar 9. Grafik Round Trip Time Rata-rata terhadap hari tersedianya timeslot yang dapat digunakan secara maksimum dan kondisi congestion serta network loading yang masih rendah. Round trip time dapat dipengaruhi oleh delay di interface antara terminal equipment dengan user equipment (UE), delay UE, delay UL ( Up-Link) dan DL (Down-Link) establishment, delay pada jaringan HSDPA dan delay di luar jaringan HSDPA. Nilai round trip time rata-rata yang diperoleh dari dapat dilihat pada Gambar 10, yaitu IM2 sebesar 332,15 ms, Google sebesar 192,90 ms, dan Yahoo sebesar 342,88 ms. Kenyataannya nilai round trip time rata-rata untuk IM2 lebih besar dibandingkan Google dan lebih kecil dibandingkan dengan Round Trip Time Vs Waktu Pengukuran Round Trip Time 45 40 35 30 25 20 15 10 5 Pagi Siang Sore Malam Indosatm2 248,83 298,58 412,65 368,56 Google 185,63 192,91 194,05 199,03 Yahoo 332,54 330,75 351,45 356,79 Waktu Pengukuran 35 30 25 20 15 10 5 Round Trip Time Indosatm2 332,15 Google 192,90 Yahoo 342,88 Server Gambar 8. Grafik Round Trip Time Rata-rata terhadap waktu Gambar 10. Grafik Round Trip Time Rata-rata

Teuku Yuliar Arif: PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA JARINGAN HSDPA DI KOTA BANDA ACEH 29 Packet Loss (%) Packet Loss Vs Waktu Pengukuran 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 Pagi Siang Sore Malam Indosatm2 4,30 5,25 6,35 3,45 Google 0,55 0,55 1,10 0,70 Yahoo 1,65 2,00 6,40 Waktu Pengukuran Gambar 11. Grafik Packet Loss terhadap waktu Yahoo. Hal ini dikarenakan server IM2 tidak berada dalam jaringan lokal Indosat namun berada diluar negeri dan jumlah hop (host-host yang dilalui tidak me-reply paketpaket yang dikirimkan hingga 64 hop, yang merupakan hop maksimal default) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah hop yang dimiliki oleh Google (11 hop) dan Yahoo (14 hop). Utilitas link yang tinggi menyebabkan paket harus berada dalam antrian waktu yang lama dan bisa menyebabkan kemacetan (kongesti) dan hal ini mengakibatkan nilai round trip time semakin besar. 3) Hasil Pengukuran Packet Loss Dari hasil pengolahan data, didapatkan grafik packet loss rata-rata terhadap waktu seperti diperlihatkan pada Gambar 11. Packet loss dapat dipengaruhi oleh jumlah hop dari MS ke remote host, congestion, beban jaringan, overload, kerusakan pada media fisik (link), dan lain -lain. Pada Gambar 11 dapat dilihat perbandingan nilai packet loss ke beberapa remote host berdasarkan waktu. Nilai packet loss rata-rata tertinggi terjadi malam hari yaitu sebesar 6,40 % pada server Yahoo. Nilai packet loss tertinggi terjadi pada siang dan sore hari. Hal ini dapat disebabkan oleh pembebanan jaringan ( network loading) pada waktu-waktu tersebut dimana penggunaan trafik sangat padat dibandingkan waktu-waktu lainnya. Packet loss rata-rata ke server indosatm2 lebih tinggi dibandingkan packet loss rata-rata ke server Google dan Yahoo, jumlah hop yang dimiliki oleh server Indosatm2 lebih banyak dibandingkan jumlah hop ke server Google dan Yahoo sehingga kemungkinan paket data yang hilang yang dikirimkan dari UE ke remote host lebih besar. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan: 1. Dari hasil didapatkan user throughput rata-rata sebesar 600,46 kbps dan user throughput maksimum sebesar 1262,4 kbps, sedangkan kemampuan UE yang digunakan adalah sebesar 3600 kbps atau dua kali besarnya dari hasil. Dan hasil belum mencapai throughput maksimum yang mampu diberikan oleh jaringan IM2 yaitu sebesar 2600 kbps. 2. Round trip time rata-rata yang diperoleh dari, yaitu untuk IM2 sebesar 332,15 ms, Google sebesar 192,90 ms, dan Yahoo sebesar 342,88 ms. 3. Nilai packet loss tertinggi terjadi pada siang dan sore hari. Sedangkan www.indosatm2.com merupakan remote host dengan Packet loss terbanyak terjadi dibandingkan remote host yang lain. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan Terima Kasih kepada saudara Abdul Muis yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data dalam Penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] High Speed Downlink Packet Acces http://en.wikipedia.org/wiki/hsdpa [2] Situs resmi Indosatm2, http://www.indosatm2.com [3] Coverage 3.4G area Banda Aceh http://www.indosatm2.com/popup.php/consumersolution/coverages/id:44/banda-aceh [4] Wibisono. Gunawan, dan Hantoro. Dwi. Gunadi, Mobile Broadband Tren Teknologi Wireless Saat ini dan Masa Datang. Bandung:Penerbit INFORMATIKA, 2008. [5] Iglesias, Marta., HSDPA: Shifting Gears Into 3.5G, White Papers. [Online]. Available: http://www.evaluationengineering.com/ archive/articles /0205/0205 hsdpa_shifting.asp [6] S. Dewo, Bandwidth dan Throughput, Articles.[Online]. Available: http://www.ilmukomputer.com, 2006 [7] Wibowo. Arie, User Quality of Service pada Jaringan EDGE, Laporan Penelitian, Bandung, 2003. [8] Rodiati. Yati, Pengukuran dan Analisis Kinerja Jaringan GPRS, Laporan Penelitian, Bandung, 2004 [9] wget http://www.gnu.org/software/wget [10] Situs resmi Ubuntu http://www.ubuntu.com [11] VnStat http://humdi.net/vnstat/ [12] CellTrack http://www.afischer-online.de/sos/celltrack [13] Sejarah program ping http://ftp.arl.mil/~mike/ping.html [14] Ping http://en.wikipedia.org/wiki/ping [15] Jan Derksen, Robert Jansen, Markku Maijala, Erik Westerberg, HSDPA performance and Evaluation, Erricsson Review, No. 3, 2006.