Perilaku Pencarian Informasi Oleh Pemustaka Di Layanan Sirkulasi Perpustakaan Cistral UNPAD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi.

Universitas Airlangga Surabaya merupakan salah satu universitas negeri terbesar

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN

Perilaku Users dalam Pencarian Data dan Informasi melalui New Media

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari globalisasi informasi. Globalisasi informasi merupakan istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP TINGKAT KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN ISNSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif, Bogdan

PENELUSURAN LITERATURMELALUI DATABASE LARAS DAN ISJD DI PERPUSTAKAAN PDII-LIPI*

BAB III METODE PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB III METODE PENELITIAN. Majalengka adalah suatu penelitian untuk mengkaji sejauh mana siswa terlibat

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan tujuan penelitian tentang Dinamika Akses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berasal dari kata Methodh, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

P-ISSN : E-ISSN : Tahun 6, Volume 6 No. 1 Mei 2016

III. METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan modernisasi pada sekarang ini jika ingin

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif sebagai pendekatan penelitian, jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode merupakan satu hal penting sebagai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. seorang ahli yang dikutip dalam sebuah buku karangan Prof. DR. Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1.Gambaran Umum Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

BAB III METODE PENELITIAN

KEBUTUHAN INFORMASI MASYARAKAT KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

Transkripsi:

Perilaku Pencarian Informasi Oleh Pemustaka Di Layanan Sirkulasi Perpustakaan Cistral UNPAD Ahmad Juaini 1, Dian Sinaga 2, Herika Rainathami 3 Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Coressponding Author : sasaki.pisces85@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka di layanan sirkulasi CISRAL UNPAD Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif di mana data yang terkumpul disusun dan dianalisis. Metode ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis perilaku pemustaka dalam melakukan proses pencarian informasi di layanan sirkulasi perpustakaan CISRAL Universitas Padjadjaran. Penelitian ini mengambil subjek yaitu pemustaka sebagai narasumber dan objek penelitiannya adalah perilaku pencarian informasi di layanan sirkulasi CISRAL Universitas Padjadjaran, yang meliputi tahap starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending serta faktor kendala dan pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pencarian informasi di CISRAL Unpad sangat beragam dikarenakan latar belakang dan tujuan pencarian serta kebutuhan informasi dari setiap pemustaka di CISRAL berbeda-beda. Kemampuan penelusuran informasi oleh pemustaka di layanan sirkulasi perpustakaan CISRAL perlu dikembangkan kembali supaya wawasan pemustaka mengenai keragaman sumber informasi dan cara penelusuran informasi menjadi lebih baik dan terarah. Kata kunci : perilaku pencarian informasi PENDAHULUAN Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian (kumpulan fakta). Kemajuan tekhnologi informasi mendorong masyarakat industri pelan-pelan beralih ke masyarakat informasi. Setiap aspek kehidupan dihubungkan dengan ketersediaan informasi. Informasi sudah menjadi kebutuhan utama manusia, mulai dari sifatnya sederhana 1 Penulis 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping Page 1 of 15

sampai yang kompleks, dari yang sifatnya hiburan sampai yang ilmiah. Informasi diperlukan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk mengambil keputusan, memperlancar kegiatan bisnis atau hanya sekedar memenuhi rasa ingin tahu. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan berbagai perilaku pencarian informasipun muncul. 1 Mahasiswa Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan FIKOM UNPAD 2 Dosen Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan FIKOM UNPAD 3 Dosen Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan FIKOM UNPAD Peningkatan pencarian informasi merupakan fenomena yang mengindikasikan bahwa informasi telah menjadi salah satu kebutuhan hidup yang utama. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut muncul berbagai cara dan strategi yang dapat diterapkan untuk mendaptkan informasi. Akibatnya, bermacam-macam perilaku pencarian informasi tampak ke permukaan. Semua cara, strategi, dan perilaku pencarian informasi yang muncul ke permukaan tersebut, dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan dapat terpenuhi dalam waktu yang relatif singkat. Pencarian informasi adalah cara bagaimana mereka mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Proses perilaku pencarian informasi seseorang dimulai ketika dirinya menyadari bahwa informasi itu diperlukan untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi suatu masalah, hal ini merupakan aktivitas seseorang yang selalau terus bergerak mencari informasi untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi, memecahkan masalah, menjawab pertanyaan dan memahami suatu masalah. Kebutuhan informasi merupakan pengakuan tentang adanya rasa ketidakpastian dalam diri seseorang (Krikelas dalam Nurhabibi 2008, 30). Lebih lanjut lagi Krikelas mengatakan kegiatan pencarian informasi dapat dilihat dari cara pemakai dalam memilih sumber informasi. Sumber informasi dapat dipilih menjadi 2 (dua), yaitu internal dan eksternal, sumber internal dapat berupa: memori, catatan pribadi, atau hasil pengamatan. Sedangkan sumber eksternal dapat berupa hubungan antar personal langsung dan informasi terekam atau tertulis ( Krikelas dalam Nurhabibi 2008, 31). Perpustakaan sebagai sumber informasi merupakan bagian integral bagi pendidikan formal maupun non formal, keberadaannya selalu dicari sepanjang masa. Melalui bahan pustaka yang berbentuk bahan cetak atau printed material maupun non cetak atau non book material, para ilmuan dapat berkomunikasi dengan bidang lain tanpa dibatasi dimensi waktu dan aliran politik. Agar pemustaka dapat terpenuhi keinginannya, hal yang demikian tidak terlepas dari ketergantungan dirinya terhadap layanan perpustakaan yang ada. Oleh karena itu, pustakawan seharusnya mengetahui perilaku pengguna. Begitu juga masalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan tidak terlepas dari motif atau motivasi pengguna untuk mempergunakan jasa layanan yang tersedia tersebut. Page 2 of 15

Secara teori, pemustaka adalah seluruh lapisan masyarakat dari berbagai strata kehidupan sosial ekonomi yang berbeda, kelompok umur yang berbeda, dan tingkat pendidikan yang berbeda pula. Perpustakaan adalah milik masyarakat luas yang dapat diakses seluruh masyarakat. Namun,dalam prakteknya tidak selalu harus demikian. Perpustakaan perguruan tinggi tentu memiliki pengguna dari kalangan Perguruan Tinggi tersebut yaitu mahasiswa, dosen, dan staf-staf lainnya. Pengguna suatu perpustakaan secara tidak disadari dibentuk oleh perpustakaan itu sendiri, melalui koleksi dan layanan yang disediakan. Perpustakaan yang mengoleksi buku-buku tentang kesehatan, secara otomatis akan memiliki pengguna yang berminat atau berkompeten dengan kesehatan. Tapi prinsip dasar bahwa perpustakaan merupakan tempat dimana pemustaka dapat memperoleh berbagai macam sumber informsi harus tetap dijadikan sebagai acuan. Perubahan perilaku pemustaka harus selalu diantisipasi, dengan merubah paradigma lama, yaitu manajemen tradisonal yang sangat birokratis dan hierarkis yang mengakibatkan kurang memberi gagasan-gagasan baru dan kreatif. Jika pemustaka sebagai titik sentral orientasi perpustakaan, maka usaha untuk lebih memahami aspek pemustaka, termasuk perilaku pemustaka dalam memanfaatkan perpustakaan dan faktor-faktor yang merupakan pendukung dan penghambat dalam memperoleh informasi yang merupakan persoalan yang sangat kritis yang harus diketahui guna mempermudah pemustaka dalm memperoleh informasi, karena tidak sedikit pemustaka yang bingung dalam proses pencarian informasi yang mereka butuhkan. Melihat bahwa perguruan tinggi pada umumnya mengembangkan berbagai bidang informasi studi, maka jelas, bahwa perpustakaan yang ada di lingkungannya pun harus mampu mendukung segala kebutuhan informasi studi yang menjadi bidang pengembangannnya. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai pusat sumber informasi yang sesuai dengan program perguruan tinggi bersangkutan, yaitu program-program akademis-ilmiah yang sudah tertuang ke dalam kurikulumnya secara keseluruhan. Orang sudah tahu bahwa tugas-tugas perpustakaan pada umumnya adalah menghimpun, mengolah, dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas. Demikia pula perpustakaan CISRAL UNPAD, ia bertugas seperti itu, yaitu mulai dari penghimpunan atau pengadaan sumber informasi, pengolahan sumber informasi, sampai kepada penyebarluasan sumber informasi bagi masyarakat di lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan. Mengacu kepada perilaku pencarian informasi dalam memanfaatkan perpustakaan oleh pemustaka dan faktor-faktor apa saja sebagai pendukung dan penghambat dalam memperoleh informasi, maka disini penulis memilih Perpustakaan CISRAL Unpad sebagai tempat penelitian. Kegiatan pencarían informasi merupakan kumpulan perilaku atau tindakan dari sumber informasi yang dimulai dari tindakan penelusuran, penemuan, penggunaan hingga penyimpanan. Banyak cara yang bisa digunakan dalam pencarian informasi oleh pemustaka dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi seperti Page 3 of 15

penelusuran di internet, penelusuran bahan pustaka di perpustakaan hingga penelusuran dengan menggunakan jurnal elektronik dan search engine lainnya. Dalam pencarian informasi di layanan sirkulasi, banyak sekali perilaku pemustaka di CISRAL Unpad yang bisa diteliti lebih mendalam. Hal ini tentu sangat menarik untuk diteliti lebih jauh. Hal ini pulalah yang mendorong penulis untuk mengangkatnya menjadi kajian penelitian. Atas dasar itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perilaku Pencarian Informasi oleh Pemustaka pada Layanan Sirkulasi di Perpustakaan CISRAL UNPAD. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka dapat dilakukan dengan tahap Starting. 2. Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka dapat dilakukan dengan tahap Chaining. 3. Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka dapat dilakukan dengan tahap Browsing. 4. Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka dapat dilakukan dengan tahap Differentiating. 5. Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka dapat dilakukan dengan tahap Monitoring. 6. Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka dapat dilakukan dengan tahap Extracting. 7. Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka dapat dilakukan dengan tahap Verifying. 8. Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi oleh pemustaka dapat dilakukan dengan tahap Ending. 9. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung pemustaka dalam memperoleh informasi pada layanan sirkulasi di Perpustakaan CISRAL. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif di definisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diamati tanpa mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Maleong 2002, 3). Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. PEMBAHASAN Pengumpulan data dari berbagai data di lapangan dilakukan sebagai pengambilan kesimpulan serta teori yang sesuai dengan data-data yang di dapat di Page 4 of 15

lapangan. Untuk mempermudah dalam membahas hasil penelitian, maka penulis telah membagi hasil penelitian ini kedalam bagian-bagian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah penulis tetapkan di fokus penelitian. Kegiatan pencarían informasi merupakan kumpulan perilaku atau tindakan dari sumber informasi yang dimulai dari tindakan penelusuran, penemuan, penggunaan hingga penyimpanan. Kumpulan dari tindakan ini dikelompokan ke dalam kategori perilaku berikut ini : 1. Tahap Perilaku Kegiatan Pencarian Informasi (Starting) a. Latar belakang Pencarian Informasi Dari hasil pengumpulan data di lapangan, ditemukan hal-hal yang melatar belakangi pemustaka ketika akan memulai pencarian informasi, yaitu kebutuhan akan informasi untuk diri sendiri atau menambah wawasan ( aktualisasi diri). Kebutuhan untuk diri sendiri yang dimaksud adalah masing-masing dari dalam diri mereka merasa perlu mengetahui informasi apa yang sedang hangat dibicarakan ataupun bisa dibagikan kepada orang lain untuk mengembangkan wawasan pengetahuan di dalam diri masing-masing, agar terhindar dari anggapan sebagai orang yang tidak tahu apaapa di dalam lingkungan pergaulan. Selain kebutuhan untuk memperkaya wawasan pengetahuan (Aktualisasi diri), kebutuhan untuk memenuhi bahan pustaka dalam menunjang tugas perkuliahan juga menjadi latar belakang dalam melakukan pencarian informasi. b. Tujuan Pencarian Informasi Dari hasil pengumpulan data, ditemukan beberapa tujuan dalam melakukan pencarian informasi yang dilakukan oleh pemustaka di layanan sirkulasi yaitu untuk melengkapi bahan tugas perkuliahan atau untuk menunjang kebutuhan data-data untuk penulisan laporan ilmiah seperti skripsi. Informasi yang sering ditelusuri adalah bahan pustaka yang dapat menunjang laporan penelitian seperti teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian yang bisa dimasukan pada bagian tinjuan pustaka. Bahan pustaka tersebut bisa berupa buku, jurnal-jurnal ilmiah dan makalah atau artikel yang dapat menunjang kegiatan penelitian tersebut. c. Pengetahuan Pengguna dan Minat Informasi Pengguna Dari hasil penemuan di lapangan, diketahui bahwa pemustaka di layanan sirkulasi yang melakukan pencarian informasi memiliki pengetahuan sebelumnya tentang informasi apa yang dicari. Pengetahuan sebelumnya bisa didapatkan dari kegiatan perkuliahan sebelumnya yang terkait dengan informasi yang dicari secara umum, bisa pula diperoleh dari kerabat, teman seperkuliahan ataupun dari pihak dosen itu sendiri. d. Persiapan Ketika Memulai Pencarian Informasi Persiapan yang dilakukan ketika akan melakukan kegiatan pencarian informasi yaitu menyiapkan hal-hal yang sesuai dengan topik atau informasi yang dibutuhkan seperti menyiapkan keyword (kata kunci) bisa berupa judul buku atau jurnal, nama pengarang buku atau jurnal sesuai dengan informasi yang akan dicari dan alamat situs internet yang akan ditelusuri. Lalu persiapan teknis juga dilakukan oleh para pemustaka seperti mempersiapkan alat tulis dan perangkat pendukung lainnya yang Page 5 of 15

akan digunakan dalam penelusuran di layanan sirkulasi. Selain melakukan persiapan dalam melakukan penelusuran secara manual, terdapat pula perilaku ketika melakukan persiapan penelusuran secara online, seperti dengan searching melalui internet. Hal tersebut dibenarkan pula oleh Bapak Kusnandar yang mengungkapkan bahwa ketika seseorang akan memulai penelusuran informasi, maka seseorang tersebut harus mengetahui apa yang akan ditelusuri, serta mampu mengetahui media mana yang akan digunakan dan kata kunci (keyword) apa yang akan digunakan. Maka dari itu, kemampuan literasi informasi harus dimiliki setiap pengguna agar informasi yang akan ditelusuri dapat ditemukan. (Wawancara, 26/06/2012, 14.30 Wib) 2. Tahap Perilaku Kegiatan Menuliskan Hal-Hal Yang Dianggap Penting (Chainning) Tahap chaining yang dikemukakan oleh Ellis mempunyai makna bahwa seseorang mulai menampakkan kegiatannya dengan mengikuti alur (rantai) yang menghubungkan antar bentuk bahan acuan dengan alat penelusuran berupa katalog dan sejenisnya. Selain laptop, pemustaka masih menggunakan alat tulis seperti buku, kertas, bolpoint dan pensil untuk menuliskan hal-hal yang dianggap penting ketika sedang melakukan penelusuran informasi, seperti nama pengarang, sumber asli dari informasi tersebut, nama situs website yang dikunjungi dan sebagainya. Hal-hal yang biasa dicatat untuk pedoman penelusuran informasi yang akan ditelusuri pengguna antara lain kata kunci ( keyword), nama judul buku atau judul jurnal, nama pengarang, alamat situs internet yang dikunjungi, serta waktu mengakses informasi tersebut. Sedangkan menurut pakar tentang chaining ini adalah, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kusnandar berikut ini : jadi menelusur atau mengikuti catatan kaki, kutipan-kutipan dari buku yang ada, dari sumber yang dikenal. Bisa dikatakan kutipan itu rantai, jadi mencari ikatan atau kaitan dengan sumber yang ada. Misalkan saya mencari informasi mengenai information seeking behavior, maka saya akan mencari sumbersumber yang lain seperti buku-buku atau artikel-artikel lalu saya akan liat ketairkaitan atau hubungan tulisan-tulisan, buku-buku dan sumber-sumber yang saya punya dan daftar pustaka yang ada. (Kusnandar, 26/06/2012, 14.30 Wib) 3. Tahap Perilaku Mencari Informasi (Browsing) Ellis menjabarkan tahap ini adalah sebagai tahap dimana kegiatan pencarian informasi mulai di arahkan pada hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan informasinya. Dengan kata lain, pada tahap ini dilakukan dengan merawak, mengembara, tetapi dengan agak terarah, di wilayah-wilayah yang dianggap punya potensi. Dari hasil temuan dilapangan, terdapat cara yang dilakukan oleh pemustaka dalam kegiatan browsing yaitu dengan menentukan kata kunci ( Keyword) pada saat sebelum penelusuran, keyword bisa ditentukan berdasarkan topik, nama pengarang Page 6 of 15

atau judul dari buku atau sebuah artikel yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan. Dan setelah itu pemustaka melakukan penelusuran ke katalog online OPAC yang sudah tersedia Dari hasil pengumpulan data dilapangan, tindakan dalam menelusuri informasi pada tahap Browsing ini dari setiap pengguna berbeda-beda, walaupun tidak semua pengguna membuat pola ketika akan melakukan penelusuran. Bapak Kusnandar mengungkapkan bahwa : browsing, dari bahan-bahan yang sudah saya peroleh, saya coba telusur boleh jadi saya telusur rantainya, oh ada juga karya yang relefan dari buku anu tadinya saya dapat buku ini dari buku itu dapat rujukan buku anu yang bicara tentang information seeking behavior, saya cari buku itu, browsing kan namanya, jadi semakin kaya dong sumber saya selain yang tadinya cuman dari satu buku oh ternyata ada di jurnal ini, ada di jurnal itu. Itu kan tindakan browsingnya pencariannya. (Kusnandar, 26/06/2012, 14.30 Wib) 4. Tahap Perilaku Menyeleksi Informasi (Differentiating) Ellis menjelaskan dalam karakteristik proses pencarian informasi setelah tahap browsing adalah tahap differentiating. Pada tahap differentiating Ellis menjelaskan bahwa pencarian informasi mulai menggunakan sumber-sumber yang beraneka ragam dengan maksud untuk menyeleksi dan meguji secara kualitas dari informasi yang dibutuhkannya. Di lapangan, pemustaka menentukan pilihan informasi yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan topik atau tema dari informasi tersebut, dengan cara menelusuri ke sumber yang bersangkutan dengan informasi yang dibutuhkan. Selain berdasarkan topik yang dibutuhkan, adapula narasumber yang menentukan informasi yang dipilh berdasarkan subjek dari informasi yang telah ditemukan berdasarkan sesuai dengan kebutuhan. Menurut Bapak Kusnandar, ia mengungkapkan : pola pengelompokan sebaiknya dikaitkan dengan konteks informasi tersebut. Jika informasi tersebut ditelusuri untuk tugas perkuliahan, maka sebaiknya pengelompokannya disesuaikan dengan mata kuliah atau materi kuliah yang bersangkutan, demikian ungkapnya. (Kusnandar, 26/06/2012, 14.30 Wib) 5. Tahap Perilaku Mengupdate Informasi (Monitoring) Pencari informasi mulai menyiapkan diri untuk mengembangkan lebih lanjut dari pencarian informasi. Itulah pengertian dari monitoringyang ada dalam karakteristik pencarian informasi yang dibuat oleh Ellis. Dalam memantau suatu kemutakhiran informasi, para pemustaka melakukannya dengan cara yaitu Mengecek informasi terbaru melalui buku, koran, majalah, tabloid dan lain sebagainya. Namun terdapat pula pemustaka yang melakukannya dengan memantau informasi melalui media elektornik seperti televisi. Dari hasil pengumpulan di lapangan, dalam mengupdate atau memantau suatu informasi pengguna mampu melihat karakteristik informasi mutakhir. Hal ini senada dengan ungkapan Bapak Kusnandar bahwa : Page 7 of 15

yang terpenting adalah setiap pengguna mengetahui karakteristik informasi dari setiap jenisnya. Hal tersebut dikarenakan rentan waktu informasi terkini konteks kemutakhiran atau keterkiniannya sangat beragam tergantung isi dari informasi tersebut, demikian ungkapnya. (Kusnandar, 26/06/2012, 14.30 Wib) 6. Perilaku mengambil Informasi (Extracting) Dalam tahap extracting ini, Ellis mengungkapkan bahwa pada tahap ini pencari informasi lebih sistematis, kegiatan hanya dilakukan yang melalui sumbersumber khusus untuk mengelompokkan bahan-bahan yang menjadi minatnya. Ketika informasi atau data yang ditemukan akan diambil, tindakan pemustaka sangat beragam. Jika memang data tersebut dapat diunduh ( download), maka pemustaka akan mengunduhnya dan langsung menyimpannya di folder yang telah mereka namai. Jika data yang tersedia tidak dapat di diunduh (download), maka data tersebut akan di catat atau dikutip di buku atau kertas yang sudah mereka persiapkan tanpa lupa mencatat sumber asli dari data tersebut. Dari hasil pengumpulan data dilapangan, pengguna dapat menyesuaikan antara jenis informasi dengan cara yang tepat dalam menguraikan informasi. Ini sesuai dengan pendapat Bapak Kusnandar, yang mengungkapkan : Jika informasi yang akan diuraikan berbentuk software maka langkah-langkah dalam menguraikannya software tersebut dicoba terlebih dahulu lalu kemudian akan di install atau memasangkan software tersebut. Namun berbeda dengan informasi berbentuk tulisan, langkah-langkah yang dilakukan, yaitu : 1. Informasi tersebut akan dibaca terlebih dahulu 2. Diseleksi mana informasi yang sesuai dengan kebutuhan 3. Lalu informasi yang telah dipilih dari hasil seleksi tersebut ditempatkan sesuai dengan penggunaannya 4. Lalu setelah itu biasanya dilengkapi dengan argumen dari para penelusur informasi tersebut. (Kusnandar, 26/06/2012, 14.30 Wib). 7. Tahap Perilaku Mengevaluasi Informasi (Verifying ) Tahap verifying merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengecekan dan penilaian, apakah informsi yang didapat tepat atau sesuai dengan minatnya. Waktu menguraikan informasi yang telah diperoleh pemustaka pada layanan sirkulasi di perpustakaan CISRAL berbeda-beda dan dilakukan berdasarkan tujuan penggunaan informasi tersebut, jika informasi yang diperoleh untuk menunjang tugas perkuliahan, tindakan menguraikan informasi ada yang dilakukan disesuaikan dengan batas waktu pengumpulan tugas perkuliahan, dan ada juga yang langsung menyelesaikannya pada saat itu juga. Selain itu, kegiatan menguraikan informasi dapat dilakukan selama dua hingga tiga hari. Selain itu, tingkat kesulitan dari informasi yang akan diuraikan juga mempengaruhi berapa lama waktu yang diperlukan dalam menguraikan informasi itu sendiri. Dari hasil pengumpulan data dilapangan, pemustaka dapat menyesuaikan antara jenis informasi dengan cara yang tepat dalam menguraikan informasi. Seperti yang diuangkapkan Bapak Kusnandar berikut ini : Page 8 of 15

Verifying, ini adalah langkah verifikasi dalam arti untuk menentukan tingkat keabsahan informasi yang saya pake kan gitu. Jadi ya mekanisme verifikasi ya bisa macem-macem perbandingan telaah dari buku lain atau yang mana, yang jelas pada dasarnya niatannya apakah ini falid atau tidak. (Kusnandar, 26/06/2012, 14.30 Wib) 8. Perilaku Pada Akhir Pencarian Informasi (Ending) Ellis mengakhiri tahap karakteristik pencarian informasi dengan tahap ending. Dalam tahap inilah pencarian informasi mengakhiri proses kegiatan pencariannya dan ini terjadi saat berakhirnya topik yang ditulis atau proyek yang sedang dikerjakannya. Dengan kata lain, dalam tahap ini pencari informasi secara khusus menetapkan akhir kegiatan pencarian informasi. Setelah informasi diolah, informasi tersebut bisa disajikan sesuai dengan tujuan penelusuran, ketika informasi ditujukan untuk tugas perkuliahan, maka laporan informasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk makalah dan artikel. Namun, jika informasi tersebut untuk keperluan penelitian, maka informasi tersebut dapat disajikan dalm bentuk laporan penelitian seperti tugas makalah, laporan, dan, skripsi dan lain-lain. Dari hasil pengumpulan di lapangan, dalam mengakhiri atau menyelesaikan penelusuran informasi ini pemustaka menyelesaikannya dengan beberapa macam kegiatan, seperti yang diungkapkan Bapak Kusnandar bahwa : ending, mengakhiri artinya saya sudah yakin seratus persen informasi yang saya butuhkan sudah saya peroleh, dan ending ini bisa saja dikaitkan dengan pemenuhan tugas, penuntasan pembuatan tulisan. (Kusnandar, 26/06/2012, 14.30 Wib) 9. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pencarian Informasi A. Faktor Penghambat dalam Pencarian Informasi a. Hambatan Diri Sendiri (Individu) Hambatan yang dimiliki oleh pemustaka yang berasal dari diri pemustaka sendiri yang dialami oleh semua narasumber mempunyai pendapatnya masingmasing mengenai hambatan individu yang mereka alami ketika melakukan proses pencarian informasi di lapanngan. Setelah penulis meneliti dari hasil wawancara di atas, faktor hambatan individu merupakan faktor hambatan yang paling terasa dari pada faktor penghambat lainnya. Ketidak tahuan dan rasa malas dalam diri sendiri merupakan faktor utama yang dirasakan oleh pemustaka dalam mencari informasi. Jika hambatan individu muncul, hambatan tersebut dapat mempengaruhi pencarian informasi oleh pengguna. b. Hambatan Orang Lain (Interpersonal) Hambatan antar individu yang dihadapi oleh pemustaka dalam pencarian informasi terutama didapat ketika sumber informasi adalah orang lain yang menjadi narasumber atau yang membantu dalam proses pencarian informasinya. Page 9 of 15

Faktor penghambat antar individu atau orang lain yang dihadapi penustaka sebagaian besar terdapat pada kurangnya koleksi yang tersedia, kurang kooperatifnya pustakawan dalam pencarian informasi mereka. Ada pustakawan yang bisa berkoordinasi dengan mereka dan ada juga yang tidak bisa kooperatif dengan mereka. Pustakawan yang bisa dengan cepat membantu dalam pencarian informasi dapat memudahkan pemustaka dalam mendapatkan informasi yang di cari sesuai dengan kebutuhan. c. Hambatan Lingkungan (Environment) Jika dilihat dari hasil wawancara di atas yang mengungkapkan tentang hambatan-hambatan dari lingkungan yang dihadapi oleh pemustaka, kebanyakan hambatan yang ditemukan oleh setiap pemustaka adalah faktor jarak dan waktu. Faktor jarak dan waktu itulah yang mempengaruhi perilaku pencarian informasi dari para pemustaka. Dari penjelasan-penjelasan yang disebutkan di atas maka dapat dilihat bahwa hanbatan tersebut sesuai dengan pendapat Wilson (1981) yang membagi hambatan informasi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu hambatan dari diri sendiri (individu), a ntar individu (interpersonal), dan lingkungan (environment). Senada dengan penjelasan-penjelasan dari Wilson, Pendit juga mengemukakan hambatan-hambtan yang terjadi jika seseorang melakukan pencarian informasi yaitu: yang berasal dari dalam diri pencari sendiri (ada orang yang sukar merumuskan kebutuhannya sendiri), di dalam hubungan antara pencari dan penyedia jasa (ada penyedia jasa yang malas-malasan membantu, atau pencari informasi yang sungkan bertanya karena melihat sikap penyedia jasa yang malas-malasan), dan di alat pencariannya. B. Faktor-Faktor Pendukung dalam Pencarian Informasi a. Faktor Pendukung Dari Diri Sendiri Jika kita melihat faktor penunjang atau pendukung yang telah dikemukakan oleh para pemustaka, kita dapat melihat, faktor penunjang itu kurang lebih merupakan kebalikan dari faktor penghambat yang telah dibahas sebelumnya. Semangat, rasa ingin tahu, dan mempunyai kendaraan sendiri merupakan faktor penunjang yang dirasakan oleh pemustaka dalam proses pencarian informasinya. Jika dari awal mereka mempunyai semangat dan rasa ingin tahu yang besar, maka proses pencarian informasi yang akan dilakukan pemustaka dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih baik. b. Faktor Pendukung dari Orang Lain Yang menjadi faktor pendukung dalam proses pencarian informasi yang didapat oleh para pemustaka dari orang lain adalah melalui teman kerabat, dosen, dan pustakawan, merupakan faktor prndukung yang dirasakan oleh pemusta. Faktor dari orang lain ini dapat menjadi faktor pendukung melalui sharing atau bertukar fikiran dengan teman kerabat, dosen, dan dari pustakawan sendiri yang selalu membantu pemustaka dalam pencarian informasi yang dibutuhkan. c. Faktor Pendukung dari lingkungan Page 10 of 15

Dari hasil wawancara di atas, dapat di simpulkan bahwa pemustaka banayak mendapatkan informasi-informasi dari teman dan kerabat melalui shering atau bertukar fikiran dengan orang-orang terdekatnya. Selain dari bertukar fikiran, kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan CISRAL sangat berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang di butuhkan oleh pemustaka. KESIMPULAN 1. Perilaku pencarian informasi pada tahap starting yang dilakukan pemustaka adalah dengan mengetahui latar belakang pencarian informasi, tujuan pencari informasi, mempunyai pengetahuan sebelumnya, dan sudah mempunyai pengetahuan sebelumnya tentang informasi yang akan dicari. Pemustaka melakukan pencarian informasi yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan informasi, aktualisasi diri dengan tujuan untuk melengkapi bahan tugas perkuliahan. Pemustaka mempunya pengetahuan sebelumnya tentang informasi yang akan dicari dan pemustaka telah mempunya persiapan ketika memulai pencarian informasi seperti menyiapkan keyword. 2. Tahap pemustaka menuliskan hal-hal yang diangggap penting chaining dalam penelusuran seperti nama pengarang, judul buku, jurnal atau artikel, sumber informasi yang asli, nama website dengan menggunakan alat-alat seperti bulpen, pensil, kertas, dan laptop sehingga dapat memudahkan proses penelusuran. 3. Yang ketiga adalah tahap browsing pencarian informasi, pemustaka menentukan kata kunci ( Keyword) pada saat sebelum penelusuran, keyword bisa ditentukan berdasarkan topik, nama pengarang atau judul dari buku atau sebuah artikel yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan, dan kemudian pemustaka melakukan penelusuran ke katalog online OPAC yang sudah tersedia. 4. Kemudian dalam tahap differentiating, pemustaka menyelksi informasi melalui tema atau topik, subjek, sumber yang sesuai dengan kebutuhan, ketika sudah menentukan informasi yang telah diperoleh, maka pemustaka memilih dan menyeleksi informasi berdasarkan tema atau topik, adapula yang berdasarkan subjek dan sumber yang ditemukan. 5. Tindakan pemustaka di CISRAL Unpad dalam memantau suatu kemutakhiran informasi, para pemustaka melakukannya dengan cara yaitu mengecek informasi terbaru melalui buku, koran, majalah, tabloid dan televisi. 6. Pada tahap extracting, pemustaka mengambil informasi dengan cara membaca terlebih dahulu kemudian dikutip atau di download sesuai jenis informasi yang ditemukan. Kemudian dianalisis dan dikaitkan dengan teori yang berhubungan lalu dijabarkan, disimpulkan dan disisipkan pendapat atau argumen pemustaka. 7. Tindakan pemustaka dalam mengevaluasi informasi dengan membaca ulang kembali informasi yang sudah di dapat kemudian dianalisis dan di uraikan berdasarkan waktu yang sudah ditetapkan, lalu kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Page 11 of 15

8. Tindakan pemustaka pada tahap akhir penelusuran adalah pemustaka mengolah informasi yang sudah di temukan dan disajikan dalam bentuk tugas kuliah, makalah, artikel, laporan, dan skripsi berdasarkan tujuan pencarian informasi pemustaka. Pemustaka tidak membuang informasi yang telah ditemukan walaupun informasi tersebut tidak dipakai namaun masih di simpan untuk di jadikan dokumen sebagai bahan referensi. 9. Faktor penghambat dalam pencarian informasi oleh pemustaka di dominasi oleh faktor dari diri sendiri, dengan ketidak tahuan dan rasa malas dalam mencari informasi. Selain dari faktor diri sendiri, faktor dari orang lain dan dari lingkungan juga menjadi faktor pengahambat yang dirasakan oleh pemustaka datang dari pustakawan, jumlah koleksi yang tersedia, jarak tempuh, dan waktu meupakan hambatan yang dirasakan oleh pemustaka dalam pencarian informasi. Sedangkan faktor pendukung dalam pencarian informasi dilapangan oleh pemustaka terdiri dari faktor diri sendiri dengan semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi tentang informasi yang dicari. Faktor dari orang lain juga dapat menjadi faktor pendukung melalui sharing atau bertukar fikiran dengan teman kerabat, dosen, dan pustakawan. Kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan CISRAL juga sangat berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang di butuhkan oleh pemustaka. DAFTAR PUSTAKA CISRAL. 2009. Buku Petunjuk Pengguna. Universitas Padjadjaran: Bandung. Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhabibi, Ahmad. 2008. Perilaku Pencarian Informasi oleh Channel Management Officer (CMO) PT. Indosat Tbk. Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung. Skripsi Universitas Padjadjaran Bandung. Rakhmat, Jalaludin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Trimo, Soejono. 1997. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yusup, Pawit M. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi; Information Retrieval. Jakarta: Kencana.. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Page 12 of 15

Page 13 of 15

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI OLEH PEMUSTAKA DI LAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN CISRAL UNPAD Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Perilaku Pencarian Informasi Oleh Pemustaka Di Layanan Sirkulasi Perpustakaan CISRAL Universitad Padjadjaran ARTIKEL AHMAD JUAINI 210211080007 JURUSAN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR Page 14 of 15

2012 Page 15 of 15