SEMINAR NASIONAL KESELAMATAN PERKERETAAPIAN JAKARTA 31 31 MARET 2011
SEBELUM TERJADI PREVENTIVE Proaktif > Reg.& Oprtr. S A F E T Y DILUAR SABOTASE & SENGAJA ACC SESUDAH TERJADI REPRESSIVE reaktif > Invest.body * SEGALA UPAYA, KEGIATAN * MENCEGAH CELAKA * TUGAS POKOK SELAMAT * MAINTENANCE * KELAIKAN * MEETING -SURVEY -BRIEF. * PUBLIKASI, dll * SAR * SURVIVAL * INVESTIGASI * RECOVERY-KOMPENS. * REWARD - PUNISHMENT REKOMENDASI MASUKAN
PENYEBAB KECELAKAAN MANUSIA MATERIAL / MACHINE MEDIA UNSAFE ACT UNSAFE CONDITION SIGNIFICANT FACTORS / FINDINGS
SYSTEM SAFETY MANAGEMENT DIK. AWAL DIK. LANJUTAN PROSEDUR LAIK / STAND. LEADERSHIP PERAN PELAKSANA LEADERSHIP WASKAT MANAJER UNIT FAS.DUKLOG MAINT. KOND. PHISIK KOND. PSIKOL. LEADERSHIP WASKAT PIMP. PUSAT PADUAN HARMONIS MANAJEMEN SYST. RESOURCES NO ACCIDENT NORMA STANDARD MENYIMPANG? NO YES LINGKUNGAN PERAN INDIVIDU DLM MANAJEMEN SYST. RESOURCES ACCIDENT
KNKT? KNKT berdasarkan : Keputusan Presiden nomor 105 tahun 1999 Bab I Psl 1 ayat (1) Lembaga non struktural di lingkungan Dephub Melakukan investigasi dan penelitian kec. transportasi Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menhub
TUGAS dan FUNGSI KNKT a. melakukan investigasi dan penelitian yang meliputi analisis dan evaluasi sebab-sebab terjadinya kecelakaan transportasi; b. memberikan rekomendasi bagi penyusunan perumusan kebijaksaan keselamatan transportasi dan upaya pencegahan kecelakaan transportasi; c. melakukan kerjasama penelitian penyebab kecelakaan transportasi dengan organisasi profesi yang memiliki kemampuan meneliti penyebab kecelakaan
TUJUAN INVESTIGASI KNKT Untuk mengetahui APA, BAGAIMANA dan MENGAPA kecelakaan itu terjadi dengan mengindentifikasi kelemahan sistem transportasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di kemudian hari. TIDAK bertujuan untuk mencari kesalahan atau melakukan tuntutan hukum atau menuntut ganti rugi kepada individu atau institusi atas masalah atau kelemahan apapun yang diketemukan dalam investigasi.
No Blame, No Judicial and No Liability Investigation KNKT mengidentifikasi adanya malfungsi sistem keselamatan transportasi, memberikan REKOMENDASI pada malfungsi tersebut untuk diperbaiki dalam rangka meningkatkan Safety transportasi DO NOT JUMP TO CONCLUSION
Jateng - Kereta Api pertama di Indonesia Semarang Tanggung - 17 Juni 1864 beroperasi 1867, >> Yogya KA Swasta & Pemerintah 1894 KA menghubungkan kota utama di Jawa > Jakarta Surabaya 1920 system KA di Jawa menghubungkan hampir semua kota, dan kebun tebu ke pabrik gula Sumatra : Aceh, (military railway) untuk "pacification" area, Deli khusus untuk perkebunan, Sumatra Barat untuk angkut batubara dari tambang ke Pelabuhan di Padang, Sumatra selatan, selesai 1930 untuk perkebunan dan batubara. Depresi Ekonomi 1930 Sumatra terhubungkan KA membatalkan rencana KA di Kalimantan dan Sulawesi,
DASAR YURIDIS INVESTIGASI KERETA API LAUT UDARA JALAN RAYA UU UNDANG-UNDANG NO 23 TH 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN UNDANG UNDANG UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2008 UU No. TENTANG 23 TAHUN 2007 PELAYARAN Tentang PERKERETAAPIAN UNDANG-UNDANG NO 1 TH 2009 TENTANG PENERBANGAN UNDANG UNDANG NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PP PERATURAN PEMERINTAH (PP) No.1 Tahun1998 Tentang KAPAL KONVENSI INTERNATIONAL STANDARDS AND RECOMMENDED ANNEX RESOLUTION A.849(20) Adopted on 27 Nov 1997 IMO KEPMEN KEPUTUSAN MENTERI No. KSK.66/HK.60/PHB-99 Pembentukan Komisi Penelitian Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara. M 82 HUN 2000 Kecelakaan Kereta Api SKEP DITJEN. / /.
UU 23 TH 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN Pasal 13 (1) Perkeretaapian dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah. (2) Pembinaan perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: pengaturan; pengendalian; dan pengawasan. (3) Arah pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memperlancar perpindahan orang dan / atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat, tepat, tertib, dan teratur, serta efisien.
Pasal 20 Pengoperasian prasarana perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b wajib memenuhi standar kelaikan operasi prasarana perkeretaapian. Pasal 21 Perawatan prasarana perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c wajib: memenuhi standar perawatan prasarana perkeretaapian; dan dilakukan oleh tenaga yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi keahlian di bidang prasarana perkeretaapian.
Pasal 27 Pengoperasian sarana perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b wajib memenuhi standar kelaikan operasi sarana perkeretaapian. Pasal 28 Penyelenggara Sarana Perkeretaapian yang mengoperasikan sarana perkeretaapian tidak memenuhi standar kelaikan operasi sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis, pembekuan izin, dan pencabutan izin operasi. Pasal 29 Perawatan sarana perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c wajib : memenuhi standar perawatan sarana perkeretaapian; dan dilakukan oleh tenaga yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi keahlian di bidang sarana perkeretaapian.
BAB XIV PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN KECELAKAAN K A PSL 175 (1) Pemeriksaan dan Penelitian penyebab kecelakaan kereta api dilakukan oleh Pemerintah (2) Pelaksanaan P & P sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh suatu badan yang dibentuk atau ditugaskan oleh Pemerintah. (3) Hasil P & P yang dibuat dalam bentuk rekomendasi wajib ditindak lanjuti oleh Pemerintah, Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian, dan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian serta dapat diumumkan kepada publik.
PSL 175 (1) Pemeriksaan dan Penelitian penyebab kecelakaan kereta api dilakukan oleh Pemerintah PENJELASAN: Penelitian sebab-sebab terjadinya kecelakaan adalah bukan dalam kaitan dengan penyidikan (penegakan hukum), melainkan semata-mata untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan dalam rangka perbaikan teknologi dan agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari. Apabila dalam kecelakaan tersebut memang terdapat unsur melawan hukum, pemeriksaannya juga dilakukan oleh penyidik dalam rangka penegakan hukum.
Pasal 187 (1) Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian yang mengoperasikan Prasarana Perkeretaapian umum yang tidak memenuhi standar kelaikan operasi prasarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 yang mengakibatkan kecelakaan kereta api dan kerugian bagi harta benda atau barang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan luka berat bagi orang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). (3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).
Penjelasan Pasal 187 Ayat (1) Dalam ketentuan ini, yang dipidana adalah pengurus dari Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian sebagai korporasi. Pengurus dalam hal ini adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan fungsional dalam struktur organisasi korporasi yang bertindak untuk dan atas nama korporasi atau demi kepentingan korporasi, berdasarkan hubungan kerja atau berdasar hubungan lain dalam lingkup usaha korporasi tersebut, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama.
Pasal 189 Penyelenggara Sarana Perkeretaapian yang mengoperasikan Sarana Perkeretaapian umum yang tidak memenuhi standar kelaikan operasi sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 yang mengakibatkan kecelakaan kereta api dan kerugian bagi harta benda atau barang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Pasal 206 (1) Awak Sarana Perkeretaapian yang mengoperasikan kereta api yang tidak mematuhi perintah petugas pengatur perjalanan kereta api, sinyal, atau tanda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 ayat (3) dan ayat (4), mengakibatkan kecelakaan kereta api dan kerugian bagi harta benda, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun. (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan luka berat bagi orang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun. (3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
DATA KNKT KECELAKAAN KERETA API
DATA KECELAKAAN TRANSPORTASI KERETA API TAHUN 2007 2010 (DATA 21 DESEMBER 2010) JENIS KECELAKAAN KORBAN JIWA NO. TAHUN JUMLAH KECELAKAAN TUMBURAN ANTAR KA ANJLOKAN/ TERGULING TUMBURAN KA DGN ANGKUTAN LAIN LAIN LAIN MENINGGAL LUKA LUKA 1 2007 156 3 117 20 16 34 292 2 2008 139 3 107 21 8 45 151 3 2009 82 5 48 21 8 57 198 4 2010 50 3 29 8 10 25 137 TOTAL 427 14 301 70 42 161 778 Sumber : Ditjen Perkeretaapian, Desember 2010
DATA KECELAKAAN KERETA API YANG DI INVESTIGASI KNKT TAHUN 2007-2011 (DATA 10 MARET 2011) JENIS KECELAKAAN KORBAN TAHUN JUMLAH KE CELAKAAN TUMBURAN ANTAR KA ANJLOK TUMBURAN DENGAN ANGKUTAN LAIN LAIN - LAIN ME NINGGAL LUKA - LUKA 2007 14 2 11 0 1 9 197 2008 8 3 4 0 1 7 36 2009 8 4 2 0 2 6 137 2010 10 2 8 0 0 42 125 2011 1 1 0 0 0 5 35 TOTAL 41 12 25 0 4 69 530
REKAP LETAK MALFUNGSI PENYEBAB KECELAKAAN TRANSPORTASI KERETA API (2007-2011) No. Tahun Investigasi Sarana Prasarana LETAK MALFUNGSI Operasional SDM Eksternal 1 2007 14 7 4 0 2 1 2 2008 8 3 2 3 0 0 3 2009 8 1 2 0 3 2 4 2010 10 3 5 0 2 0 5 2011 (10 MARET) *) 1 Jumlah 41 14 13 3 7 3 Sumber: Data Investigasi KNKT, Maret 2011 *) di tahun 2011 terdapat 1 kejadian yang masih dalam proses investigasi, sehingga belum dapat ditentukan faktor penyebab kejadian tersebut
JUMLAH REKOMENDASI YANG DIKELUARKAN KNKT MODA TRANSPORTASI KERETA API TAHUN 2007 2011 NO TAHUN JUMLAH INVESTIGASI KECELAKAAN PIHAK YANG DIBERIKAN REKOMENDASI DITJEN PERKERETAAPIAN PT KERETA API (PERSERO) TOTAL REKOMENDASI 1 2007 14 19 19 2 2008 8 24 24 3 2009 8 6 5 11 4 2010 10 7 23 30 5 2011 (10 MARET) 1 3 7 10 JUMLAH 41 16 78 94 Ket: Sampai dengan akhir 2010, terdapat beberapa laporan yang belum difinalisasi. Sehingga jumlah rekomendasi belum dapat diketahui REKOMENDASI 2011 ADALAH REKOMENDASI SEGERA
DATA RATE OF ACCIDENT MODA TRANSPORTASI KERETA API TAHUN 2007 2010 ANGKA INDEX 1000,000 NO TAHUN JUMLAH KECELAKAAN MILEAGE KM TEMPUH RATE OF ACCIDENT 1 2007 14 / 156 46.414.271 0,30 / 3,36 2 2008 8 / 139 47.568.579 0.168 / 2,92 3 2009 8 / 82 48.186.833 0,166 / 1,82 4 2010 10 / 50 48.722.833 0,21 / 1,02 5 2011 (10 MARET) 1 JUMLAH 41
PARTISIPASI IKHLAS SEMUANYA LOGIKA & KETENTUAN KETELADANAN PIMPINAN PENGAWASAN BERLANJUT REWARD & PUNISHMENT KEBANGGAAN PROFESI TANAMKAN AWAL DIKTUK
TANTANGAN UNSAFE ACTS & CONDITIONS Safety without Leadership is impossible Leadership without Safety is impossible Belum terwujudnya budaya safety Penegakan hukum dan peraturan yang kurang konsisten Training yang kurang memadai Kurangnya reward and punishment
Training yang kurang memadai Kurangnya reward and punishment Regulasi yang perlu disesuaikan Sarana transportasi yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kelaikan Prasarana transportasi dan kelengkapannya kurang dari tuntutan Kurangnya koordinasi antar instansi yang bertanggung jawab di bidang safety
Kebanggaan selaku Insan Perkeretaapian Indonesia Tuntutan Kualitas Profesionalisme Penegakan Standard Kerja Penerapan Regulasi yang Berlaku Karakter / Tanggung jawab moral Antisipasi Kerugian Lebih Besar Perencanaan yang serius Inovasi / Rekayasa Jiwa Korsa Stick & carrot / reward & punishment
GRAFIK RATE OF ACCIDENT KECELAKAAN KERETA API 2007-2010