PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Pebli Vidia Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 009 TANJUNG KEMUNING KAB. KAUR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG GAYA MAGNET MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 13 TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB I PENDAHULUAN. yang bagaimanakah yang paling tepat untuk anak-anak? Oleh karena struktur

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SMP NEGERI 5 WATES

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

Peningkatan Pemahaman Tata cara pernikahan Melalui Metode Role Playing dan Demonstrasi Pada Siswa Kelas XII

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 02 BERMANI ILIR

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI BAGIAN-BAGIAN BUNGA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI SD NEGERI 113/VI MA.

Oleh: KOMAROSIDAH Guru SD Negeri Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tumbuhan Dan Fungsinya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

Arnot Pakpahan Surel :

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERCOBAAN UNTUK MENYELIDIKI HUBUNGAN ANTARA GAYA DAN GERAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI

Oleh : EUIS SITI NURHIDAYANTI, S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB III Metode Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Dengan Metode Demonstrasi Pada SD Inpres Gunung Sari

MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM TATA SURYA MELALUI INKUIRI ILMIAH SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 04 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

Helfimastuti. Kepala SDN 011 Bukit Pedusunan Kecamatan Kuantan Mudik ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA PELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO. 1 Januari 2016 ISSN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

Penerapan Experiential Learning

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Ruiyati, Samsurizal M. Suleman, dan Lestari MP Alibasyah

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diungkapkan Sardiman (2004 : 95) bahwa didalam belajar diperlukan

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Jasmanyah76.wordpress.com

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI Mhd. Jamil Sutarni Guru SDN 135/V Makmur Jaya Tanjung Jabung Barat, Jambi Abstrak: Setiap guru selalu berharap dapat memberikan pelajaran yang baik agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan dan siswa secara keseluruhan berhasil optimal mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pada kenyataannya, apabila guru hanya menggunakan metode ceramah saja, ternyata membuat hasil belajar siswa rendah. Upaya meningkatkan hasil belajar dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi melalui penelitian tindakan kelas dalam tiga siklus di kelas VI pada semester dua 2009/2010. Setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan, setiap pertemuan 35 menit. Dengan demonstrasi ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siswa terlihat aktif dalam mengikuti pelajaran, terjadinya interaksi antar siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Kata Kunci: hasil belajar, metode demonstrasi. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas peran aktif guru yang mampu memberi motivasi dan dapat menciptakan iklim belajar yang harmonis, kondusif, menyenangkan dan mampu memberi semangat kepada siswa. Rendahnya prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor baik internal maupun eksternal siswa itu sendiri. Faktor internal antara lain minat siswa, bakat, motivasi dan intelegensi sedangkan faktor eksternal antara lain metode belajar, fasilitas, media, proses belajar baik di sekolah maupun luar sekolah. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui penggunaan metode pembelajaran yang mampu mengembangkan cara belajar siswa aktif. Dengan demikian, guru harus menguasai berbagai bentuk metode mengajar dan menggunakan metode yang sesuai untuk setiap materi yang akan diajarkannya. Pada hakikatnya belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas belajar (Djamarah dan Zain, 2006). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Oleh sebab itu, aktivitas mempelajari bahan tersebut tergantung pada kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar dan siswa kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu yang lama. Pada dasarnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pada sisi lain, mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bantuan atau bimbingan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. Pada proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa (Slameto, 2003). Pembelajaran tidak selalu sesuai dengan rencana dan harapan. Pembelajaran seringkali memunculkan masalah, baik 28

Jamil dan Sutarmi, Peningkatan Hasil Belajar dan Sikap Siswa, 29 dalam proses maupun hasilnya. Begitu pula yang penulis alami di kelas. Berdasarkan hasil ulangan harian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 135/V Makmur Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi, masih banyak siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan. Secara keseluruhan tingkat pemahaman siswa khususnya pada materi tentang perpindahan energi panas hanya 45%. Artinya masih 55% siswa di sekolah belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Pada pembelajaran perpindahan energi panas, konsep yang harus dipahami siswa adalah bagaimana cara perpindahan panas itu dari suatu tempat ke tempat lain yang baik melalui zat perantara maupun tidak. Konsep ini memang sulit untuk dipahami siswa karena tingkat kognisi siswa sekolah dasar yang belum sampai pada masa berpikir abstrak (operasional formal). Siswa sulit membedakan perpindahan panas secara konveksi, dengan konduksi, dan radiasi. Tanpa percobaan atau demonstrasi yang disertai penjelasan, siswa hanya dapat menghapal definisi perpindahan energi panas tanpa memahami makna konkrit dari konsep tersebut. Berdasarkan pengalaman dan catatan hasil diskusi dengan teman pendidik tentang permasalahan diperoleh beberapa pandangan bahwa dalam pembelajaran masih banyak siswa yang belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal disebabkan oleh strategi atau metode, dan penggunaan alat bantu mengajar yang belum optimal dilakukan. Selama ini pembelajaran dilakukan dengan penggunakan metode ceramah atau penjelasan lebih banyak dilakukan dari pada metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pengolahan bahan ajar. Akibatnya, siswa tampak kurang bersemangat dalam menerima materi pelajaran dan pada akhirnya berakibat hasil belajar yang kurang memuaskan. Permasalahan yang ditemukan oleh penulis tersebut, dicoba diatasi dengan metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 1995). Sejalan dengan pendapat tersebut, Arindawati dan Huda (2004) juga menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan sesuatu atau mendemonstrasikan sesuatu. Hal yang dipertunjukkan dapat berupa rangkaian percobaan, model, alat atau keterampilan tertentu. Metode demonstrasi dapat dilakukan oleh guru atau siswa secara kelompok atau klasikal. Menurut Sanjaya (2006), metode demonstrasi merupakan metode yang efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru, walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Penggunaan metode demonstrasi merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan metode demonstrasi siswa terlihat aktif dalam mengikuti pelajaran, interaksi tidak saja terjadi satu arah, lebih mudah tercapainya ketuntasan minimal yang ditetapkan, dikarenakan siswa melakukan sendiri serta menemukan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah yang dihadapi, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom based action research). Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 135/V Makmur Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tanggal 5 Mei -

30, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 1, November 2011 9 Juni 2010. Siswa yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga orang siswa laki-laki dan tujuh orang siswa perempuan. Kondisi geografis sekolah berada di daerah dataran rendah dan berawa-rawa yang termasuk di daerah terpencil. Latar belakang pendidikan orang tua 65% persen pendidikan dasar, dengan pekerjaan sebagai petani dengan pendapatan pas-pasan. PTK ini terdiri atas tiga siklus. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Secara umum alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Zubaidah, 2008). Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, setiap pertemuan 2 x 35 menit. Pada siklus I, pembelajaran dilakukan dengan guru mendemonstrasikan pembelajaran dan menjelaskan. Selama pembelajaran diobservasi hal-hal yang terjadi di dalam kelas, terutama sikap siswa. Setelah pembelajaran, dilakukan refleksi dengan fokus hal-hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan pelaksanaan pembelajaran. Hasil refleksi kemudian diperbaiki untuk selanjutnya digunakan pada siklus II. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dengan guru mendemonstrasikan dan dilakukan tanya jawab. Setelah pembelajaran, dilakukan refleksi dengan fokus hal-hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan pelaksanaan pembelajaran. Hasil refleksi kemudian diperbaiki untuk selanjutnya digunakan pada siklus III. Pada siklus III dilaksanakan seperti halnya di siklus II, yaitu dengan guru mendemonstrasikan dan siswa menirukan yang dilakukan guru disertai tanya jawab. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar berupa ketuntasan belajar siswa, ditunjang dengan pengamatan sikap siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan data pada setiap siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada siklus I, ketuntasan belajarnya sebesar 30%, pada siklus II sebesar 55% dan pada siklus III sebesar 71%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa memang metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai contoh, Kusno (2009) menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Jati Sari 03 Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Sikap Siswa Gambaran perubahan perilaku belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sikap Siswa pada Pembelajaran IPA Siklus I Siklus I Siklus I No Perilaku Belajar Positif F % F % F % 1 Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran 6 30 12 60 18 90 2 Kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran 7 35 12 60 18 90 3 Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran 5 25 11 55 19 95 4 Keberanian siswa mengeluarkan ide 5 25 10 50 18 90 5 Kemampuan siswa menjawab pertanyaan 6 30 8 40 18 90 6 Dinamika interaksi kelas 8 40 13 65 19 95 Rata-rata 30.8 55 91.7 Berdasarkan data pada Tabel 1. dapat diketahui peningkatan kualitas perilaku belajar siswa pada siklus I sebesar 30.8% atau kurang, siklus II sebesar 55% (sedang) dan siklus III sebesar 91.7% (sangat baik). Hal ini membuktikan bahwa

Jamil dan Sutarmi, Peningkatan Hasil Belajar dan Sikap Siswa, 31 penggunaan metode demonstrasi mampu menumbuhkan semangat belajar siswa untuk aktif mengikuti pelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Pada tabel tersebut nampak bahwa keaktifan, kesungguhan, dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran meningkat dari siklus ke siklus. Begitu pula dengan keberanian siswa mengeluarkan ide, kemampuan siswa menjawab pertanyaan, dan dinamika interaksi dalam kelas. Hal tersebut sangat menggembirakan, karena ternyata metode demonstrasi telah berhasil meningkatkan kualitas sikap siswa terhadap pembelajaran. Menurut Sanjaya (2006), sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: (1) melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan, (2) proses pembelajaran lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi, dan (3) dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Pada siklus III, nampak bahwa hasil belajar dan sikap siswa paling tinggi persentase dan rata-ratanya. Pada siklus III, pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dari guru yang kemudian ditirukan oleh siswa. Oleh karena itu, dalam melaksanakan demonstrasi sebaiknya murid sendiri yang melakukannya. Beberapa pengalaman belajar yang dapat diperoleh dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut. (1) Mengamati sesuatu pada objek sebenarnya. (2) Berpikir sistematis. (3) Pemahaman terhadap proses sesuatu. (4) Menerapkan sesuatu cara secara proses. (5) Menganalisis kegiatan secara proses. Pengalaman yang diperoleh tersebut, terkait dengan karakteristik metode demonstrasi, yaitu (1) mempertunjukan objek yang sebenarnya, 2) ada proses peniruan, 3) ada alat bantu yang digunakan, 3) memerlukan tempat yang trategis, dan 5) dapat guru atau siswa yang melakukannya. Metode demonstrasi telah menunjukkan kelebihan, namun demikian metode ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti berikut ini (Sanjaya, 2006). (1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. (2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. (3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan demonstrasi, sebaiknya dimulai daengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. Guru perlu mencciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. Perlu diyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa. Siswa juga diberikan kesempatan untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan pemberian tugastugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

32, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 1, November 2011 SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap positif siswa kelas VI SDN 135/V Makmur Jaya DAFTAR RUJUKAN Arindawati, A. dan Huda, H. 2004. Beberapa Alternatif Pembelajaran di Sekolah Dasar. Malang: Bayumedia Publishing. Djamarah, B. dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kusno. 2009. Penerapan metode demonstrasi pada pembahasan perambatan panas dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran pada siswa kelas VI SDN Jatisari 03 Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Laporan: S-1 PGSD Universitas Negeri Malang. Tersedia pada http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/ksdp/a rticle/view/6155abstrak. kecamatan Betara kabupaten Tanjung Jabung Barat. Demonstrasi dapat dijadikan pilihan metode pembelajaran di SD untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap positif siswa. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Zubaidah, S., Chairuddin, dan Khasanah, U. 2008. Penerapan Metode Inkuiri dan Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Kelas V MI Wahid Hasyim III Malang. Jurnal Sekolah Dasar, Kajian Teori dan Praktik Pendidikan. Th 17 No. 2, Nopember 2008. Hal. 232-247. Nasution, N. 1998. Psikologi Pedidikan Modul 1-9. Jakarta: Univeritas Terbuka.