Andre Putrawan, Sri yulianti, Junaidi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak

Implementasi Pembelajaran Realistic Mathematic Education di Kelas III SDN Wonomlati Krembung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

B b a I P n e d n a d h a u h l u u l a u n 1 1 L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Pe P r e m r a m s a a s l a a l h a a h n

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Miyandi Eko Anugrah Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

BAB III METODE PENELITIAN

Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 55 Kota Bima

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN 05 BIRUGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan secara formal, tepat dan akurat sehingga tidak memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

Menjebatani Keabstrakan Matematika melalui Pembelajaran Matematika Realistik

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

2. LANDASAN TEORI. Pembelajaran matematika di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Kata Kunci: Pendekatan pembelajaran, RME, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

Ai Nani Nurhayati 2 Maulana 3. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) PADA MATERI PERKALIAN

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PENDEKATAN PMRI PADA MATA KULIAH METODE STATISTIKA I

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS II SDN 02 V KOTO KAMPUNG DALAM KAB

Baiq Syariah, Ita Chairun Nissa, dan Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Melalui Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang Pendidikan Dasar dan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Namun pada kenyataannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

PROSIDING ISBN :

Soejadi (dalam Junaidi pada Blogspot.com, 2011) mengemukakan. bahwa:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Realistic Mathematics Education (RME) Secara harfiah realistic mathematics education diterjemahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEHNIK TARI BAMBU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X MA NW TERARA PADA MATERI POKOK TRIGONOMETRI

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas

KHETRINA CITRA PUSPITA SARI 1 DWI AVITA NURHIDAYAH, M. Pd 2 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

Sri Yuliyanti Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Mataram

PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mengupayakan agar siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi

ABSTRAK PENDAHULUAN. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 RATNASARI. Guru SD Negeri 6 Cakranegara

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara lain di dunia khususnya Negara-negara ASEAN. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

PERAN PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATEMATICS EDUCATION (RME)

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

Joyful Learning Journal

Jesi Alexander Alim & Jalinus. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD. Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB I PENDAHULUAN. menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam upaya

Transkripsi:

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KOGNITIF SISWA KELAS VII B MTs. NW MONTONG BAAN PADA MATERI SEGI EMPAT TAHUN PELAJARAN2013/2014 Andre Putrawan, Sri yulianti, Junaidi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram Abstrak: Penyebab rendahnya pemahaman kognitif siswa salah satunya dikarenakan oleh pembelajaran yang belum mengaitkan materi pada kehidupan nyata siswa sehingga penguasaan siswa terhadap konsep yang diberikan oleh guru masih kurang. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti menerapkan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) untuk meningkatkan pemahaman kognitif siswa yang dimana, penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana penerapan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan pemahaman kognitif siswa pada materi segi empat kelas VII B MTs. NW Montong Baan Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitianya adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan dua siklus pada kelas VII B MTs. NW Montong Baan yang berjumlah 26 siswa yang dijadikan subyek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan tes, hasil penelitian menunjukkan jumlah rata-rata pada siklus 1 sebesar 68,5 dan pada siklus II dengan rata-rata sebesar 74,42 dengan ketuntasan klasikal siklus 1 di peroleh 80,76% dan siklus dua sebesar 88,46%. Jadi berdasarkan dari data keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan pemahaman kognitif siswa pada materi segi empat kelas VII B MTs. NW Montong Baan Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata Kunci: Metode Realistic Mathematic Education (RME), Pemahaman Kognitif

Latar Belakang Pembelajaran matematika ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain yang sangat penting dilakukan salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada pengalaman sehari-hari dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah Realistic Mathematic Education (RME). RME merupakan teori belajar mengajar dalam pendidikan matematika yang diperkenalkan dan dikembangkan di belanda pada tahun 1970 oleh institu Freudenthal. Teori ini beriorentasi pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktifitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari (Irzani, 2010). Banyaksiswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika dalam situasi kehidupan real. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna. Menurut Van de Henvel-Panhen bila anak belajar terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika (dalam Kaherunnisah, 2012). Dari hasil observasi awal serta wawancara dengan guru bidang studi informasi yang diperoleh di MTs. NW Montong Baan bahwa siswa terlalu pasif dan sulit memahami materi dalam mengikuti proses belajar mengajar. sehingga berdampak pada hasil Mid smester siswa. Hasil yang didapat bahwa ketuntasan klasikal pada tiap kelas sangatlah rendah sesuai dengan KKM yang berlaku di sekolah yaitu 65. Kelas VII-B merupakan kelas yang rendah ketuntasan klasikalnya karena dari 26 siswa hanya 7 orang yang mendapatkan nilai 65 (tuntas) belajar berdasarkan KKM sekolah. Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti mencoba pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) untuk meningkatkan pemahaman kognitif siswa yang dimana, Realistic Mathematic Education (RME) atau pembelajaran matematik realistik adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang nyata bagi siswa, menekankan keterampilan process of doing mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri strategi atau cara penyelesaian masalah (student inventing sebagai kebalikan dari teacher taching) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah, baik secara individual maupun kelompok (Zulkardi, 2001: 3). Pembelajaran model Realistic Mathemathic Education (RME) dapat diberikan pada materi pokok segi empat matematika karena memiliki cakupan materi yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pembelajaran Realistic Mathemathic Education (RME) diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam mempelajari

materi pokok segi empat serta dapat memudahkan guru untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan siswa serta dapat meninjau keterlibatan siswa dalam pelajaran. Jadi materi yang dipelajari siswa akan melekat pada periode waktu yang lama. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul penerapan Realistic Mathemathic Education (RME) untuk meningkatkan pemahaman kognitif siswa kelas VII B MTs.NW Monton Baan pada materi segi empat tahun pelajaran 2013/2014. Kajian Literatur Realistic Mathematics Education (RME) merupakan teori belajar mengajar dalam matematika. Teori RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Teori ini mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Pembelajaran matematika menurut pandangan kontruktivis adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep/prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi (Syahrir, 2010:34). Dalam pandangan Realistic Mathematics Education (RME), pengembangan suatu konsep matematika dimulai oleh siswa secara mandiri berupa kegiatan eksplorasi sehingga memberikan peluang pada siswa untuk berkreasi mengembangkan pemikirannya. Pengembangan konsep berawal dari pengalaman siswa dan siswa menggunakan strateginya masing-masing dalam memperoleh suatu konsep. Karakteristik Realistic Mathematics Education (RME) Menurut Gravemeijer, 1994; Freudenthal, 1991; traffer, 1991; ada lima karakteristik dasar (Suryanto, 2010) yaitu Menggunakan konteks yang nyata sebagai titik awal belajar (use of contexs), Menggunakan model untuk menjembatani konsep matematika yang konkret dan abstrak (use of models), Menghargai sumbangan pikiran siswa (student contribution), Belajar dalam suasana interaktif dan demokratif (interactivity), Menghargai jawaban informal siswa sebelum mereka mencapai bentuk formal matematika (intertewinnng) Kelebihan dan Kekurangan Realistic Mathematics Education (RME) Mencermati model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) tersebut diatas, maka kelebihan yang dikemukakan antara lain: 1. Siswa lebih termotivasi karena materi yang disajikan terkait dengan kehidupan sehari-hari. 2. Materi yang disajikan lebih lama membekas di pikiran siswa karena siswa dilibatkan aktif dalam pembelajaran. 3. Siswa berpikir alternatif dalam membuat permodelan

Sedangkan kekuranganya antara lain : 1. Tidak semua topik atau materi pokok bisa disajikan dengan kontekstual, atau kadang mengalami kesulitan dalam mengaikatnnya. 2. Membutuhkan waktu yang lama. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik Uraian diatas jelas menggambarkan langkah-langkah pembelajaran matematika realistik. Langkah-langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa sebagai berikut: a. Memahami masalah Secara umum siswa dapat memahami masalah kontekstual, tetapi pada awal pembelajaran dilaksanakan, siswa masih terlihat bingung dalam memahami masalah yang diberikan disebabkan karena mereka belum terbiasa dengan soal konstektual dan media yang diberikan guru sehingga mereka bingung untuk menjawab soal kontekstual yang diberikan. b. Menyelesaikan masalah Dalam menyelesaikan masalah konstektual tersebut, setiap kelompok diberikan alat peraga. c. Membandingkan dan mendiskusikan Pada kegiatkan ini siswa diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban mereka dengan tujuan untuk melatih siswa mengemukakan ide atau gagasan atau mengajukan pendapat. d. Menyimpulkan Kegiatan menyimpulkan merupakan tahap akhir dari kegiatan pembelajaran. Pemahaman a. Pengertian pemahaman Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai suatu permasalahan dengan pikiran (Sardiman, 2007:42). Dalam belajar, unsur pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, subjek belajar dapat mengembangkan fakta-fakta atau skill. Seseorang dikatakan memahami apabila dia siap memberikan jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah dalam belajar (Sardiman, 2007:45). Aspek pengembangan pemahaman matematika dan kemampuan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari (termasuk kemampuan pemecahan masalah); secara eksplisit dimuat dalam kurikulum matematika sekolah, misalnya pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain dapat melihatnya dari berbagai segi (Sudijono, 2005:50) Dapat di simpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami suatu konsep yang dapat diketahui dan diingat.

b. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah : (1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), (2) Pemahaman (comprehension), (3) Penerapan (application), (4) Analisis (analysis), (5) Sintesis (synthesis) dan (6) penilaian (evaluation). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman kognitf merupakan suatu proses yang berfokus pada pemikiran siswa dalam proses pembelajaran yang menghasilkan perubahan pada hasil pembelajaran. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) karena penelitian ini juga terlibat langsung dalam proses belajar mengajar mulai dari awal sampai akhir pelajaran, pada hakikatnya penelitian tindakan kelas (classroom action research) merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagian peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (berkolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan observasi dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treathment) tertentu dalam suatu siklus (kunandar dalam zakaria, 2013). Adapun rancangan yang dimaksud adalah tindakan berupa penerapan RME (Realistic Mathematics Education) dalam meningkatkan pemahaman kognitif siswa karena itu dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa tahap: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Refleksi, dan Revisi (perencanaan ulang), pada siklus selanjutnya sampai mencapai target yang diinginkan. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data berupa nilai tes. 1. Penelitian secara kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan angka dalam pengumpulan data dan memberikan penafsiran terhadap hasilnya. 2. Penelitian secara kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2010). Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini adalah meliputi data pemahamn kognitif siswa dan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Data tentang pemahaman kognitif siswa diambil dengan metode tes dengan bentuk essay, sedangkan untuk mengetahui pemahaman kognitif siswa dan guru diperoleh dengan menggunakan metode observasi. Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang berisikan deskriptor-deskriptor dalam indikator prilaku siswa yang diturunkan dari teori atau konsep RME yang akan diamati selama proses belajar mengajar berlangsung. Indikator Kerja Adapun yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah pencapaian pemahaman kongnitif siswa, pemahaman kognitif siswa dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan rata-rata pemahaman siswa dibandingkan sebelum penelitian dan tercapai pemahaman kognitif secara klasikal minimal 85% siswa mencapai nilai 65 Hasil penelitian dan Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di kelas VII B MTs. NW Montong Baan dan telah dilaksanakan melalui dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan, pertemuan pertama penyampaian materi dengan cara menerapkan Realistic Mathematic Education (RME) dan pertemuan ke dua evaluasi, dengan subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs. NW Montong Baan tahun pelajaran 2013/2014. Pada siklus I data yang di peroleh dari 26 siswa yang mengikuti tes siswa yang tuntas yaitu 21 orang siswa dan tidak tuntas 5 orang siswa maka nilai rata-rata kelas yang didapat sebesar 67,5 sedangkan KK yang diperoleh sebesar 80,76%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal masih belum memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 85% dimana siswa harus mendapatkan nilai 65, maka diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Setelah melakukan tahap refleksi pada siklus II data yang diperoleh dari 26 siswa, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa sedangkan yang tidak tutas 3 orang siswa dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 74,42 dan KK yang diperoleh sebesar 88,46%. Berdasarkan data yang didapat pada siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85% dimana siswa harus mendapatkan nilai 65. Dilihat dari hasil siklus II, bahwa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 85% dimana siswa harus mendapatkan nilai 65, sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa pembelajaran dengan teknik ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, secara keseluruhan bahwa penerapan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan pemahaman kognitif siswa. Hal ini disebabkan bahwa penerapana Realistic Mathematic Education (RME) ini mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya ketika diskusi kelompok dan tidak serta hanya sebagai pendengar dan penerima hasil diskusi sehingga

siswa akan lebih terlibat dalam pembelajaran. Dengan terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran, maka siswa akan mengingat pelajaran lebih lama jika dibandingkan hanya sebagai pendengar saja. Dengan demikian berdasarkan pembahasan maka implementasi pembelajaran kooperatif teknik menerapkan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan pemahaman kognitif siswa kelas VII B MTs. NW Montong Baan pada materi segi empat tahun pelajaran 2013/2014. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Penerapan Realistic Mathematic Education (RME) Dapat Meningkatkan Pemahaman Kognitif Siswa Kelas VII B MTs. NW Montong Baan Pada Materi Segi Empat Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini disebabkan oleh persentase tingkat aktivitas siswa meningkat dari katagori cukup aktif menjadi aktif dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah mencapai target yang diharapkan (ketuntasan klasikal 85%), hal ini dikarenakan metode Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan pemahaman kognitif siswa terhadap materi segi empat dengan langkah-langkah pembelajaran realistik. Langkah-langkah pembelajaran realistik yang dapat meningkatkan pemahaman kognitif siswa ada empat langkah yaitu (a) memahami masalah kontekstual, langkah ini merupakan kegiatan siswa dalam memahami masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi segi empat. Apabila siswa kesulitan dalam memahami masalah kontekstual, guru perlu memberi bantuan berupa pertanyaan pancingan agar siswa terarah pada pemahaman masalah kontekstual tersebut.(b) menyelesaikan masalah, langkah menyelesaikan masalah merupakan kegiatan siswa dalam menyelesaikan sosal kontekstual tentang segi empat. Siswa secara kelompok menyelesaikan soal kontekstual dengan berbagai cara. Siswa menggunakan alat peraga yang disediakan berupa jajan wajik, ketupat, papan, catur.(c) membandingkan dan mendiskusikan merupakan tempat siswa berkomunikasi dan memberikan sumbangan gagasan kepada siswa lain. Sumbangan atau gagasan siswa lain perlu diperhatikan dan dihargai agar terjadi pertukaran ide dalam proses pembelajaran. Dan (d) langkah menyimpulkan merupakan kegiatan siswa untuk membuat suatu rangkuman atau kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. dari hasil diskusi siswa guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Pemahaman kognitif siswa terhadap materi segi empat melalui pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) meningkat, peningkatan ini dapat ditunjukkan dari indikator pemahaman kognitif siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang terlihat dari sekor rata-rata siswa sebelum tindakan adalah 54,42 dan skor rata-rata setelah tindakan pada siklus 1 adalah 74,42 dan dilanjutkan ke siklus dua meningkat menjadi 88,46.

Referensi Arikunto. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Renika Cipta Kaherunnisa. 2012, penerapan realistic mathemathics education ( RME ) untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika semester ll pada siswa kelas x b ma raudlatusshibyan nw belencong: Ikip mataram. Irzani. 2010, pembelajaran matematika, Mandiri graffindo press : banguntapan bantul yogyakarta. Sardiman. 2007, Intraksi Dan Motivasi Belajara Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Sudijono. 2005, evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Suryanto, dkk. 2010. Sejarah Pendidikan Matematica Realistik. Dirjen Dikti Syahrir. 2010, metodelogi pembelajaran matematika, yogyakarta: Naufan Pustaka Zulkardi. (2001). Realistic matematics education (RME): Teori, Contoh Pembelajaran dan Taman belajar di internet. Makalah pada seminar sehari RME di jurusan pendidikan matematika UPI Bandung pada tanggal 4 april 2001.