B. Struktur Kulit Ikan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

II. TINJAUAN PUSTAKA

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengolahan menjadi produk lain yang bermanfaat, yaitu nonfood untuk kulit

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

D. Teknik Penyamakan Kulit Ikan

PROTEIN. Rizqie Auliana

TEKNOLOGI KULIT I. KULIT MENTAH A.ASPEK UMUM B.SIFAT UMUM KULIT MENTAH C.SIFAT FISIK KULIT MENTAH D.SIFAT KIMIA KULIT MENTAH

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan salah satu bagian dari makhluk hidup yang dapat

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. daritubuhhewan, diperoleh setelah hewan tersebutmatidandikuliti. kerbaudandombasertakambingmemilikistruktur jaringan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit

Gb STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

PENDAHULUAN. LatarBelakang. Menurut data Ditjennak (2012) pada tahun 2012 pemotongan tercatat

BIOKIMIA KULIT B Y D R. K U S U M A W A T I S O E T R I S N O

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT SPLIT INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT UNTUK GLUE DENGAN HIDROLISIS KOLAGEN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

Gambar 1. Struktur kulit secara makroskopis (Suardana et al., 2008)

TINJAUAN PUSTAKA. Tulang adalah subtansi hidup yang dapat diperbaharui yang memiliki

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Jajang Gumilar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

HUBUNGAN ANTARA BERAT KULIT KAMBING GARAMAN DAN BERAT BLOTEN DENGAN LUAS KULIT PIKEL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

reversible yaitu kulit awetan harus dapat dikembalikan seperti keadaan semula (segar). Untari, (1999), mengemukakan bahwa mikro organisme yang ada pad

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

PROSES PRODUKSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing. Kambing adalah hewan yang ideal hidup di negara-negara tropis dan daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, rumpun Anatini,

I. TINJAUAN PUSTAKA. pengisi. Bahan pengisi pada tulang terdiri dari protein dan garam-garam mineral.

Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

EKSTRAKSI GELATIN DARI KAKI AYAM BROILER MELALUI BERBAGAI LARUTAN ASAM DAN BASA DENGAN VARIASI LAMA PERENDAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Pada awalnya, kelinci Rex dikembangkan sebagai kelinci hias. Namun, lamakelamaan

KAJIANKEPUSTAKAAN. Klasifikasi kelinci menurut Sarwono (2001) adalah

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

PEMERIKSAAN KADAR TOTAL PROTEIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYAMAKAN KULIT. Cara penyamakan melalui beberapa tahapan proses dan setiap tahapan harus berurutan tidak bisa di balak balik,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

Karakteristik mutu daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

TINJAUAN PUSTAKA. dikelompokkan sebagai berikut:kingdomanimalia, FilumChordata, KelasAves,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas tersebut tubuh kita membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan oleh

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

BIOMOLEKUL II PROTEIN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris tidak hanya terfokus pada masalah

ALUR PROSES PENYAMAKAN

Luka dan Proses Penyembuhannya

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian. (The Tree of Life) atau pohon yang amat

HIDROLISIS TULANG SAPI MENGGUNAKAN HCL UNTUK PEMBUATAN GELATIN

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.

PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

Transkripsi:

B. Struktur Kulit Ikan 1. Struktur Kulit Kulit adalah lapisan luar tubuh hewan yang merupakan suatu kerangka luar dan tempat bulu hewan tumbuh atau tempat melekatnya sisik (Sunarto, 2001). Kulit tidak hanya berfungsi sebagai pelindung luar saja tetapi juga mempunyai fungsi fital seperti mempertahankan suhu tubuh, alat ekskresi cairan tubuh, dan sebagai pelindung dari kerusakan fisik (Anonim, 1996). Kulit mentah dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu golongan kulit mentah dari hewan besar disebut hide seperti kulit sapi, kulit kuda, kulit kerbau, kulit banteng, kulit harimau, dan kulit unta. Golongan kulit mentah dari hewan kecil disebut skin seperti kulit kambing, kulit domba, kulit reptil atau dari kulit ikan (Sharphouse, 1971). Kulit ikan umumnya terbagi atas beberapa bagian yang sesuai dengan letak atau bagian-bagian kulit dengan ketebalan yang berbeda (Purnomo, 1985). Kulit, menurut Gustavson (1956), tersusun atas beberapa komponen kimia yaitu protein, lemak, air dan mineral. Komposisi kulit pada umumnya terdiri atas 64% air, 33% protein, 2% lemak, dan 1% mineral. Kadar protein yang tinggi pada kulit mentah menyebabkan kulit mudah busuk dan rusak karena aktivitas mikroorganisme. Sifat kimia yang labil ini menyebabkan kulit tidak dapat dimanfaatkan menjadi produk siap pakai sehingga perlu diolah dengan perlakuan tertentu baik kimiawi maupun fisis agar menjadi kulit yang bersifat stabil (Anonim, 1991). Kulit mentah dengan kandungan air yang tinggi akan cepat membusuk oleh aktivitas bakteri dan jika dikeringkan akan keras serta kaku seperti tanduk dan tetap dapat membusuk jika dibasahi kembali (Sudarjo, 1984). Secara histologis, kulit ikan dapat dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan epidermis, dermis atau korium/cutis), dan hypodermis atau subkutis (Judoamidjojo, 1982) (Gambar 4-8a, 4-8b). Epidermis merupakan lapisan paling atas/luar, dengan ketebalan kira-kira 1-2% dari tebal kulit, sel-selnya tua atau mati dan keras. Lapisan ini akan hilang pada proses pengapuran dan pembuangan sisik (Purnomo, 1985). Lapisan epidermis disebut juga lapisan tanduk yang berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh luar (Gustavson, 1956). Lapisan dermis (corium) adalah bagian terpenting kulit yang terletak di bagian tengah yang besarnya kira-kira 85% dari tebal kulit. Lapisan subcutis adalah bagian paling bawah kulit. Menurut kulit dapat dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu epidermis, dermis (corium), dan hypodermis (subcutis). a. Epidermis Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 11 Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

Epidermis adalah lapisan luar kulit. Strukturnya berbentuk selular dan terdiri dari lapisan-lapisan sel epithel yang dapat berkembangbiak dengan sendirinya. Lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah, jadi zat makanannya diperoleh dari pembuluh darah lipa yang terdapat di dermis (corium). b. Dermis (corium) Dermis (corium) adalah bagian pokok tenunan kulit yang akan diubah menjadi kulit samak. Dermis (corium) sebagian besar tersusun dari serat-serat tenunan pengikat. Tenunan kolagen merupakan penyusun utama dan konstituen pokok pembentuk kulit samak. Dermis (corium) dibagi dalam dua lapisan yaitu lapisan thermostat dan lapisan reticula. Lapisan thermostat adalah lapisan teratas dimana terdapat akar rambut, kelenjar-kelenjar dan urat daging. Lapisan ini hanya sebagian kecil dari seluruh kulit. Serat tenunan pengikat pada lapisan ini umumnya kecil dan halus. Lapisan reticula sebagian besar terdiri dari serat anyaman serat kolagen yang tersusun secara berkasberkas. Berkas-berkas serat ini lebih besar daripada berkas-berkas kolagen yang terdapat pada lapisan thermostat. c. Hypodermis (subcutis) Hypodermis atau tenunan subcutis menghubungkan dermis (corium) dengan bagian-bagian lain dari tubuh. Susunannya longgar dan terdapat tenunan lemak serta merupakan tempat tertimbunnya lemak. Para penyamak menamakan tenunan tersebut tenunan daging. Hypodermis atau tenunan subcutis sebelum disamak dibuang secara mekanik pada waktu proses fleshing. Menurut Djojowidagdo (1982), epidermis merupakan lapisan luar dan pada penyamakan kulit biasanya lapisan ini harus dibuang sampai bersih. Pada epidermis ditemukan kelenjar-kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir. Dermis adalah jaringan pengikat yang fibrous tersusun oleh benang-benang kolagen, elastin, jaringan saraf, pembuluh darah, sel-sel zat warna, dan kadang-kadang sel-sel lemak (Hadiwiyoto, 1993). Lapisan dermis (corium) adalah bagian pokok tenunan kulit yang akan diubah menjadi kulit samak. Dermis (corium) memiliki tiga tipe tenunan pengikat, yaitu tenunan kolagen, elastin, dan retikuler. Dermis (corium) sebagian besar tersusun dari berkasberkas serabut kolagen yang saling membentuk anyaman. Tenunan kolagen merupakan penyusun utama pembentuk kulit samak dan menentukan rupa dari kulit (Judoamidjojo, 1981). Menurut Judoamidjojo (1982), lapisan subcutis adalah tenunan pengikat longgar yang menghubungkan dermis (corium) dengan bagian-bagian lain dari tubuh. Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 12 Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

Gambar 4-8a. Penampang melintang kulit ikan (Junaidianto, 2009) Gambar 4-8b. Penampang jaringan kulit dengan lapisan-lapisan pembentuk Menurut Judoamidjojo (1981), lapisan korium atau cutis sebagian besar tersusun dari serat-serat tenunan pengikat. Terdapat tiga tipe tenunan pengikat: tenunan kolagen, elastin dan retikulin. Lapisan hipodermis atau subkutis adalah tenunan pengikat longgar yang menghubungkan korium dengan bagian-bagian lain dari tubuh. Hipodermis sebagian besar terdiri dari serat-serat kolagen dan elastin. 2. Protein Pembentuk Jaringan Kulit Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsinya terutama sebagai unsur pembentuk struktur sel, seperti dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung (connective tissue), dan membran sel (Wirahadikusumah, 1977). Menurut Winarno (2002), protein dapat digolongkan menurut struktur molekulnya, yaitu protein fibrilar dan globuler. Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 13 Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

Menurut Gustavson (1956b), selama proses penyamakan protein globular dan keratin akan hilang sehingga tinggal serabut kolagen yang sangat menentukan sifat-sifat fisik kulit tersamak. Kolagen terdiri dari serabut-serabut yang lebih kecil yang disebut fibril. Fibril ini sangat halus, melintang, dan terikat dibeberapa tempat membentuk serat. Dalam proses penyamakan kulit maka protein yang dibutuhkan dan berperan penting adalah serabut kolagen sedangkan protein yang lainnya dikikis pada proses pengapuran sehingga gugus amino dalam zat kulit (kolagen) bisa dengan mudah berikatan dengan zat penyamak. Menurut Gustavson (1956b), kolagen dinamakan sebagai protein pembuat kulit. Pada proses penyamakan kulit maka protein kolagen akan bereaksi dengan bahan penyamak sehingga membentuk suatu tenunan yang stabil (Purnomo, 1984). a. Protein fibrilar/skleroprotein Protein fibrilar/skleroprotein adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa, ataupun alkohol. Kegunaan protein ini terutama hanya untuk membentuk struktur bahan dan jaringan. Contoh protein fibriler adalah kolagen. Menurut Hadiwiyoto (1993), kolagen adalah salah satu protein jaringan pengikat. Struktur kolagen menyerupai benang-benang jala. Kolagen tidak larut dalam air maupun dalam larutan garam. Kolagen dari jaringan otot termasuk dalam golongan skleroprotein (protein sederhana) yang mempunyai sifat tidak larut dalam air, pelarut netral, dan tahan terhadap hidrolisis enzim. Kolagen merupakan protein serat yang berperan pada struktur dan pengikatan (Deman, 1997). Kolagen adalah penyusun utama protein pada korium di dalam kulit yang berupa jaringan serat. Kolagen sampai pada batas suhu tertentu kolagen tidak dapat larut dalam pelarut organik, air, larutan asam atau basa dengan derajat keasaman tertentu. Pengaruh yang terlalu besar dari panas akan merubah kolagen menjadi gelatin. Reaksi perubahan ini merupakan karakteristik tunggal yang sangat penting dari protein, sehingga karakteristik ini perlu diwaspadai dalam pembuatan kulit (leather) atau pemberian tenaga pembengkakan (Yuwono, 1991). Highberger (1978) cit O Flaherty et al. (1978) menyatakan bahwa kolagen mempunyai sifat tidak tahan terhadap enzim kolagenase yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium hystoliticum, Pseudomonas aeruginosa, Micobacterium tuberculosis. Kolagen adalah zat padat terpenting dalam jaringan ikat, mengandung asam amino glisin dalam jumlah yang besar, yaitu sekitar sepertiga dari jumlah asam amino dalam kolagen, asam amino prolin dan hidroksiprolin sebesar 23%. Disamping itu juga mengandung asam amino glutamat, alanin, dan hidroksi lisin (Swatland, 1984). Ciri khusus kolagen adalah terdapatnya residu glisin pada setiap posisi ketiga bagian triple helix rantai alfa. Hal ini penting karena glisin merupakan satu-satunya asam Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 14 Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

amino yang berukuran cukup kecil untuk tertampung dalam ruang terbatas yang tersedia di sepanjang inti sentral triple helix (Gambar 4-9). Struktur berulang ini digambarkan sebagai (Gly-X-Y), yang merupakan persyaratan mutlak pembentukan triple helix, dimana residu X dan Y dibentuk oleh berbagai jenis asam amino lainnya. Sekitar 100 dari posisi residu X ditempati oleh asam amino prolin dan sekitar 100 dari posisi residu Y ditempati asam amino hidroksi prolin (Ayufita, 2007). Gambar 4-9. Triple helix kolagen (Sumber: Anonim, 2005) b. Protein globular/sferoprotein Protein globuler/sferoprotein adalah protein yang berbentuk bola. Protein ini banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur, dan daging. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentarsi garam, pelarut asam, dan basa dibandingkan dengan protein fibriler. Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah yang diikuti dengan perubahan sifat fisik. Prodi Teknologi Hasil Perikanan Page 15 Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM