BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa yang dapat membentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1

Latihan uji kompetensi bab Jamur: Bagian I

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang

Fungi pada awal ditemukannya dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.

Bioindustri Minggu 5 Oleh : Sri Kumalaningsih

Mengamati Struktur Tubuh Jamur Tempe dan Jamur Oncom

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

LEMBAR KERJA SISWA DEWI FATMAWATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fungi/Jamur/Mycota. Perkuliahan Kapita Selekta Biologi SMA 1

A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI

KELOMPOK G EUKARYOTA. Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

GUNAKAN ALAS KAKIMU ATAU..

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang

Ciri-Ciri. 1. Molds (fungi filamentus) 2. Yeast (fungi uniselular) 3. Mushrooms (fungi makroskopik)

Kuliah Kapang. Nur Hidayat Materi Kuliah Minggu 3 Bioindustri Kapang

MAKALAH JAMUR OLEH : NAMA : RIFALDY TRI SETYA KELAS : X MIPA 1 N I S :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambar 1.2: reproduksi Seksual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ubi kayu. Bahan pangan tersebut merupakan pati yang diekstrak dengan air

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

By: Aini Maskuro, S.Pd

JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan

CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN

Bab. Kingdom Fungi. A. Ciri-Ciri Jamur B. Klasifikasi Jamur C. Peranan Jamur bagi Kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Khamir. Karakteristik Khamir

SUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

JAMUR / FUNGI (Tugas Makalah)

Khamir Lebih sering dikenal sebagai ragi/yeast Termasuk kapang, namun berbentuk sel tunggal/uniseluler. Dari kelompok Ascomycetes dan Basidiomycetes T

JAMUR. YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung BAB. 6 :

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015

PENICILLIUM CHRYSOGENUM

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

Biologi dan Siklus Hidup Jamur Merang. subkelas homobasidiomycetes, ordo agaricales, dan famili plutaceae.

Jamur. 3. Klasifikasi jamur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

A. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id

BAB 1. PENDAHULUAN. a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan.

BAB II TINJAUAN HAKIKAT SENTRA JAMUR SEBAGAI WAHANA REKREASI DAN EDUKASI JAMUR DI YOGYAKARTA MELALUI TRANSFORMASI MORFOLOGI JAMUR

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP, MSc Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I. Morfologi Jamur Benang

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING

Faktor Lingkungan Mikroba

PRAKTIKUM PENGAMATAN JAMUR TEMPE( Rhizopus orizae ) DENGAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

RANGKUMAN BIOLOGI JAMUR (FUNGI) Semester 2. kusnul latifah X MIA 8 (ICT) Ifahlatifah7192gmail.com

Kapang. Kuliah Kapang. Tujuan. Tiap orang mengenal kapang

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

ISOLASI JAMUR TERBAWA BENIH (Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian) Oleh Tety Maryenti

PEMBUATAN MEDIA PDA (POTATO DEXTROSE AGAR) Kelompok I (Genap)

MIKROBIOLOGI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM FUNGI MIKROSKOPIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Medium PDA ( Potato Dextrose Agar) (Gandjar et al., 1999)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

KAPANG. (By. Yetti Wira Citerawati SY) Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat heterotrof dan berdasarkan ultrastrukturnya termasuk sel

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun yang diserang rusak dan kering sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

BAB I PENDAHULUAN. yang kini mulai ditanam di beberapa daerah dataran tinggi di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. dapat bersimbiosis dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Namun pada

INTRUMEN PEMBELAJARAN

PANDUAN MATERI SD DAN MI

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah jamur atau fungi berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus/hifa

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih kecil dari 0.1 mm, mata kita tidak akan dapat mengidentifikasinya sama

BAB III METODE PENELITIAN

EKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( )

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamur Fungi merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa yang dapat membentuk anyaman bercabang-cabang (miselium). Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding sel spora mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof, umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat), atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi (Gandjar dkk, 2006). Fungi pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri fungi berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Fungi benang terdiri atas massa benang yang bercabangcabang yang disebut miselium. Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-benang tunggal. Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen disebut thallus. Berdasarkan fungsinya dibedakan dua macam hifa, yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif. Hifa fertil adalah hifa yang dapat membentuk sel-sel reproduksi atau spora-spora. Apabila hifa tersebut arah pertumbuhannya keluar dari media disebut hifa udara. Hifa vegetatif adalah hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan dari substrat.

Berdasarkan bentuknya dibedakan pula menjadi dua macam hifa, yaitu hifa tidak bersepta dan hifa bersepta. Hifa yang tidak bersepta merupakan ciri jamur yang termasuk Phycomycetes (Jamur tingkat rendah). Hifa ini merupakan sel yang memanjang, bercabang-cabang, terdiri atas sitoplasma dengan banyak inti (soenositik). Hifa yang bersepta merupakan ciri dari jamur tingkat tinggi, atau yang termasuk Eumycetesi (Sumarsih, 2003). 2.1.1 Cara hidup dan habitat jamur Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, (menurut sumarsih 2003) jamur mempunyai 3 sifat sebagai berikut : 1. Parasit obligat Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). 2. Parasit fakultatif Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

3. Saprofit Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. 2.1.2 Klasifikasi jamur Setiap jamur tercakup di dalam salah satu dari kategori taksonomi, dibedakan atas dasar tipe spora, morfologi hifa dan siklus seksualnya. Kelompokkelompok ini adalah : Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Terkecuali untuk deuteromycetes, semua jamur

menghasilkan spora seksual yang spesifik (Mc-Kane, 1996). Klasifikasi jamur dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Oomycetes Dikatakan sebagai jamur air karena sebagian besar anggotanya hidup di air atau di dekat badan air. Hanya sedikit yang hidup di darat. Miseliumnya terdiri atas hifa yang tidak bersekat, bercabang, dan mengandung banyak inti. Hidup sebagai saprofit dan ada juga yang parasit. Pembiakan aseksualnya dengan zoospora, dan dengan sporangium untuk yang hidup di darat. Pembiakan seksualnya dengan oospora. Beberapa contoh dari kelompok ini antara lain : Saprolegnia sp., Achya sp., Phytophtora sp (Alexopoulus dan Mims, 1979). 2. Zygomycetes Kelompok Zygomycetes terkadang disebut sebagai jamur rendah yang dicirikan dengan hifa yang tidak bersekat (coneocytic), dan berkembang biak secara aseksual dengan zigospora. Kebanyakan anggota kelompok ini adalah saprofit. Pilobolus, Mucor, Absidia, Phycomyces termasuk kelompok ini. Rhizopus nigricans adalah contoh dari anggota kelompok ini, berkembang biak juga melalui hifa yang koneositik dan juga berkonjugasi dengan hifa lain. Rhizopus nigricans juga mempunyai sporangiospora. Ketika sporangium pecah, sporangiospora tersebar, dan jika mereka jatuh pada medium yang cocok akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru. Spora seksual pada kelompok jamur ini disebut zygospora (Tortora et. al, 2001).

3. Ascomycetes Golongan jamur ini dicirikan dengan sporanya yang terletak di dalam kantung yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar, yang di dalamnya terbentuk spora yang disebut askuspora. Setiap askus biasanya menghasilkan 2-8 askospora (Dwidjoseputro, 1978). Kelas ini umumnya memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium askus atau stadium aseksual. Perkembangbiakan aseksual ascomycetes berlangsung dengan cara pembelahan, pertunasan, klamidiospora, dan konidium tergantung kepada spesies dan keadaan sekitarnya. Selain itu kebanyakan Ascomycetes mikroskopis, hanya sebagian kecil yang memiliki tubuh buah. Pada umumnya hifa terdiri atas sel-sel yang berinti banyak (Dwidjoseputro, 1978). 4. Basidiomycetes Basidiomycetes dicirikan memproduksi spora seksual yang disebut basidiospora. Kebanyakan anggota basiodiomycetes adalah cendawan, jamur payung dan cendawan berbentuk bola yang disebut jamur berdaging, yang spora seksualnya menyebar di udara dengan cara yang berbeda dari jamur berdaging lainnya. Struktur tersebut berkembang setelah fusi (penyatuan) dari dua hifa haploid hasil dari formasi sel dikaryotik. Sebuah sel yang memiliki kedua inti yang disumbangkan oleh sel yang kompatibel secara seksual. Sel-sel yang diploid membelah secara meiosis menghasilkan basidiospora yang haploid. Basidiospora dilepaskan dari cendawan, menyebar dan berkecambah

menjadi hifa vegetatif yang haploid, proses tersebut berlanjut terus (Mc-Kane, 1996). Karakteristik dari Basiodiomycetes antara lain kebanyakan makroskopik, sedikit yang mikroskopik. Basidium berisi 2-4 basiodiospora, masing-masing pada umumnya mempunyai inti satu. Diantara Basiodiomycetes ada yang berguna karena dapat dimakan, tetapi banyak juga yang merugikan karena merusak tumbuhan, kayu-kayu dan perabot rumah tangga. Selain itu tubuh Basidiomycetes terdiri dari hifa yang bersekat dan berkelompok padat menjadi semacam jaringan, dan tubuh buah menonjol dari pada Ascomycetes. Misellium terdiri dari hifa dan sel-sel yang berinti satu hanya pada tahap tertentu saja terdapat hifa yang berinti dua. Pembiakan vegetatif dengan konidia. Pada umumnya tidak terdapat alat pembiakan generatif, sehingga lazimnya berlangsung somatogami (Dwidjoseputro, 1978). 5. Deuteromycetes Ada beberapa jenis jamur belum diketahui siklus reproduksi seksualnya (disebut fase sempurna). Jamur ini tidak sempurna karena belum ada spora seksual mereka yang ditemukan. Anggota kelompok ini berkembang biak dengan klamidospora, arthrospora, konidiospora, pertunasan juga terjadi. Deuteromycetes juga memiliki hifa yang bersekat (Tortora et. al, 2001). 2.1.3 Peranan Jamur Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis, antara lain sebagai berikut :

a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi. b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom. c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir. d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik. e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai decomposer. Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut : a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai. b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang. c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air. d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian. e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia. f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia (Sumarsih, 2003).

2.2 Kontaminasi Jamur pada lulur tradisional Lulur ditumbuhi jamur karena menyediakan sumber makanan untuk berbagai jenis jamur. Udara sebenarnya penuh dengan spora jamur berukuran sangat kecil, dan di bawah kondisi yang tepat, spora ini dapat tumbuh di hampir semua bahan organik dan mulai mencernanya. Jamur terdiri atas banyak spesies yang berkontribusi terhadap 5% dari seluruh jumlah spesies yang hidup dibumi. Jamur tidak dapat menerima energi langsung dari matahari karena tidak memiliki klorofil. Itu sebabnya, jamur harus hidup dari tumbuhan atau hewan lain. Sebagian jamur bersifat parasit, artinya merugikan inang tempat tumbuhnya, sedangkan jenis lain hidup pada bahan organik yang sudah mati. Kebanyakan jamur cenderung fleksibel tentang pilihan makanan mereka. Jamur dapat memakan berbagai molekul organik, sehingga fleksibilitas ini memungkinkannya tumbuh hampir dimana saja. Jamur menghasilkan puluhan enzim pencernaan dan asam untuk mencerna bahan organik yang ditumbuhinya. Tidak seperti manusia, jamur bekerja dengan arah berlawanan, bahan organik harus dicerna dulu baru kemudian dimakan. Karena sifat jamur yang mampu memakan hampir apapun, terdapat spesies yang dikembangkan khusus sebagai agen pembersih. Jamur mampu berkembang biak secara eksponensial sampai semua nutrisi yang tersedia telah habis. Jamur berkembang biak dengan spora, suatu substansi kecil yang diproduksi oleh jamur secara massal. Untungnya, spora dapat dihancurkan dengan pemanasan (dimasak) (Anonim, 2011).

2.3 Lulur Tradisional 2.3.1 Definisi Lulur Lulur merupakan ekstrak bahan alami dan tanaman yang dibuat dalam bentuk scrub yang digunakan untuk kecantikan dioleskan dan digosok perlahanlahan keseluruh tubuh untuk membersihkan badan dari kotoran-kotoran serta mengangkat sel-sel kulit mati pada tubuh sehingga kulit terlihat bersih dan halus. Lulur / Body Scrub membantu untuk menyehatkan dan merawat kulit supaya tidak kusam, memutihkan kulit, mengencangkan dan menyehatkan kulit. Lulur juga mampu melakukan detoksifikasi terhadap zat-zat beracun yang menempel setiap hari pada kulit tubuh kita. Untuk itu melakukan luluran kini telah menjadi sebuah kebutuhan (Anonim, 2012). 2.3.2 Jenis-jenis Lulur Tradisional Jenis lulur tradisional yang beredar sangat bervariasi. Hal tersebut tergantung dari kebiasaan yang mereka pelajari dari pengalaman tentang lulur tradisional yang diminati dan pesanan yang diminta konsumen. Jenis-jenis lulur tradisional ini mudah dibuat sendiri di rumah. Beberapa jenis lulur tradisional yang dimaksud di antaranya sekar sari, arum dalu, dan masih banyak lagi. 1. Lulur Putih Sekar Sari Lulur sekar sari dikenal sebagai lulur putih yang dapat membantu menghaluskan, membersihkan dan mengharumkan kulit. Dengan membiasakan memakai lulur putih sekar sari, tubuh akan menjadi halus, putih dan wangi.

Dalam pembuatan lulur sekar sari, terdapat beberapa variasi bahan yang digunakan, namun terdapat dua bahan dasar pokok yang selalu dipakai, yaitu beras dan kencur. Lulur ini selalu ada meskipun komposisinya tidak selalu sama di antara penjual lulur. 2. Lulur Kuning Arum Dalu Lulur arum dalu merupakan lulur kuning yang dapat membantu menghaluskan, membersihkan, dan mengharumkan kulit. Dengan membiasakan memakai lulur putih sekar sari, tubuh akan menjadi halus, putih dan wangi. Bahan baku lulur arum dalu pada umumnya tidak jauh berbeda di antara lulur lainnya. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan penyusunnya. Lulur dibuat dengan bahan utama beras dan kencur ditambah kunyit. 2.3.3 Bentuk-bentuk Lulur Lulur scrub dibedakan menjadi 2 bentuk : 1. Krim yaitu lulur berbentuk krim memiliki tekstur butiran yang kasar, dan dapat mengangkat sel-sel kulit mati. 2. Bubuk yaitu lulur berbentuk bubuk atau powder dengan zat aktif tertentu dapat menutrisi kulit, biasanya dibuat dari susu, kelapa dan sari bengkoang (Anonim, 2012). 2.3.4 Khasiat Lulur Lulur Scrub Tradisional dengan ekstrak bahan alami diolah secara tradisional dan tanpa menggunakan bahan kimia 100% natural. Secara umum Lulur Scrab Tradisional ini berkhasiat antara lain : menghilangkan kotoran dan

mengangkat sel-sel kulit mati, menghaluskan dan menjaga kelembaban kulit, merawat elastisitas sekaligus mencerahkan warna kulit, menghilangkan selulit, memperbaiki sirkulasi oksigen yang dibutuhkan oleh kulit, memberi nutrisi pada kulit dan keharuman aroma therapy yang dapat merelaksasi pikiran, serta melindungi kulit dari pengaruh sinar Ultra Violet (Anonim, 2012). 2.3.5 Manfaat Lulur Lulur mengandung banyak kegunaan yang dibutuhkan oleh kulit, seperti : 1. Vitamin A yang terkandung untuk memberi didalamnya adalah nutrisi pada kulit. 2. Asam bethidroksi berperan sebagai pelembab alami kulit, dimana pelembab ini akan mengangkat dan membuang sel-sel kulit yang mati, melembutkan, dan juga menghaluskan kulit sehingga kulit nampak halus dan bercahaya. 3. Asam laktat yang terkandung didalamnya dapat membantu juga membersihkan dan melembutkan kulit sehingga merangsang proses pembentukan kembali sel-sel kulit (Anonim, 2010). 2.4 Sterilisasi Sterilisasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk tujuan membunuh atau menghilangkan mikroorganisme yang tidak diinginkan pada suatu objek atau spesimen. Cara-cara sterilisasi yaitu : a) Sterilisasi dengan bahan kimia, contoh: senyawa fenol dan turunannya. Desinfektan ini digunakan misalnya untuk membersihkan area tempat bekerja.

b) Sterilisasi kering, digunakan untuk alat-alat gelas misalnya cawan petri, tabung reaksi. Cara ini cocok untuk alat-alat gelas karena tidak ada pengembunan dan tetes air. c) Sterilisasi basah, biasanya menggunakan uap panas bertekanan dalam autoklaf. Media biakan, larutan dan kapas dapat disterilkan dengan cara ini. Autoklaf merupakan suatu alat pemanas bertekanan tinggi, dengan meningkatnya suhu air maka tekanan udara akan bertambah dalam autoklaf yang tertutup rapat. Sejalan dengan meningkatnya tekanan di atas tekanan udara normal, titik didih air meningkat. Biasanya pemanasan autoklaf berada pada suhu 121 0 C selama 15 menit. d) Filtrasi bakteri, digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang terurai atau tidak tahan panas. Metode ini didasarkan pada proses mekanik yaitu menyaring semua bakteri dari bahan dengan melewatkan larutan tersebut melalui lubang saringan yang sangat kecil. e) Incenerasi, yaitu sterilisasi dengan pemanasan atau pembakaran pada api langsung. Misalnya untuk sterilisasi jarum ose dan pinset (Beisher, L, 1991).

2.5 Media PDA (Potato Dextrosa Agar) Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu PDA (Potato Dextrosa Agar) steril merupakan media yang paling banyak digunakan untuk jamur dan bakteri yang tumbuh menyerang tanaman hidup atau tanaman mati, yang telah dicairkan dan didinginkan pada temperatur 40ºC (Anonim, 2012). Komposisi PDA (Potato Dextrosa Agar), terdiri dari : 1) 200 gr tepung kentang, 2) 20 gr gula dekstrosa, 3) 15 gr agar-agar bubuk dalam 1 liter air.