STUDI KERAPATAN DAN PENUTUPAN JENIS LAMUN DI KEPULAUAN SPERMONDE. Study of Seagrass Density and Coverage at Spermonde Archipelago

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini letak batas dari Desa Ponelo: : Pulau Saronde, Mohinggito, dan Pulau Lampu

Fluktuasi Biomassa Lamun di Pulau Barranglompo Makassar

Kerapatan dan Keanekaragaman Jenis Lamun di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENYUSUN Marindah Yulia Iswari, Udhi Eko Hernawan, Nurul D. M. Sjafrie, Indarto H. Supriyadi, Suyarso, Kasih Anggraini, Rahmat

Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian

KOMUNITAS LAMUN DI PERAIRAN PESISIR PULAU YAMDENA, KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT ABSTRACT

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 200 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN DAN PEDOMAN PENENTUAN STATUS PADANG LAMUN

KONDISI PADANG LAMUN PULAU SERANGAN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/286337/PN/11826

Komposisi Jenis, Kerapatan Dan Tingkat Kemerataan Lamun Di Desa Otiola Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

REPORT MONITORING SEAGRASS PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

KOMPARASI STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI BANTAYAN KOTA DUMAGUETE FILIPINA DAN DI TANJUNG MERAH KOTA BITUNG INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-issn: , e-issn:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahasa Gorontalo yaitu Atiolo yang diartikan dalam bahasa Indonesia yakni

ADI FEBRIADI. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Kondisi Komunitas Padang Lamun Di Perairan Kampung Bugis, Bintan Utara.

Biomassa Padang Lamun di Perairan Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati membuat laut Indonesia dijuluki Marine Mega-

KERAPATAN DAN DISTRIBUSI LAMUN (SEAGRASS) BERDASARKAN ZONA KEGIATAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU

Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT Manado, * korespondensi:

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

KERAGAMAN LAMUN DI TELUK BANTEN, PROVINSI BANTEN

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(2), MEY 2015 ISSN:

VARIASI MORFOMETRIK PADA BEBERAPA LAMUN DI PERAIRAN SEMENANJUNG MINAHASA

KAJIAN EKOLOGIS EKOSISTEM SUMBERDAYA LAMUN DAN BIOTA LAUT ASOSIASINYA DI PULAU PRAMUKA, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS)

STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN KEPULAUAN WAISAI KABUPATEN RAJA AMPAT PAPUA BARAT

VARIASI MORFOMETRIK BEBERAPA JENIS LAMUN DI PERAIRAN KELURAHAN TONGKEINA KECAMATAN BUNAKEN

ASOSIASI GASTROPODA DI EKOSISTEM PADANG LAMUN PERAIRAN PULAU LEPAR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Oleh : Indra Ambalika Syari C

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

Korelasi Kelimpahan Ikan Baronang (Siganus Spp) Dengan Ekosistem Padang Lamun Di Perairan Pulau Pramuka Taman Nasional Kepulauan Seribu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif. Rimpangnya merupakan batang yang beruas-ruas yang tumbuh

BIOMASSA LAMUN DI PERAIRAN DESA BERAKIT KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PRODUKTIVITAS BIOMASSA VEGETASI LAMUN DIPERAIRAN DESA PENGUDANG KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPELAUAN RIAU

Identifikasi Jenis dan Kerapatan Padang Lamun di Pulau Samatellu Pedda Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep

JENIS DAN KERAPATAN PADANG LAMUN DI PANTAI SANUR BALI I Wayan Arthana Fakultas Pertanian Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang

Struktur Vegetasi Lamun di Perairan Pulau Saronde, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lamun ( Seagrass Deskripsi Lamun

Keanekaragaman spesies lamun pada beberapa ekosistem padang lamun di Kawasan Taman Nasional Bali Barat

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN PERAIRAN PULAU LOS KOTA TANJUNGPINANG

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang. seluruh siklus hidupnya terendam di dalam air dan mampu beradaptasi dengan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Padang Lamun 2.2. Faktor Lingkungan


Keragaman Lamun (Seagrass) di Pesisir Desa Lihunu Pulau Bangka Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil pengamatan parameter fisik dan kimia di keempat lokasi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JENIS DAN KANDUNGAN KIMIAWI LAMUN DAN POTENSI PEMANFAATANNYA DI INDONESIA. Rinta Kusumawati ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis dan Biomassa Lamun (Seagrass) Di Perairan Pulau Belakang Padang Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Kepulauan Riau.

Biomass Of Sea grass At Selat Mie Village Coastal Water, Moro District, Karimun Regency, Riau Archipelago ABSTRACT

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI PERAIRAN PULAU NIKOI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR KOMUNITAS, KEPADATAN DAN POLA DISTRIBUSI POPULASI LAMUN (SEAGRASS) DI PANTAI PLENGKUNG TAMAN NASIONAL ALAS PURWO KABUPATEN BANYUWANGI.

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan ISSN: , e-issn:

ANALISIS HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR FISIKA OSEANOGRAFI DENGAN KERAPATAN EKOSISTEM LAMUN DI PERAIRAN PUNTONDO KABUPATEN TAKALAR

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI KAWASAN PANTAI SANUR, KOTA DENPASAR

Percent cover standards

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lamun (seagrasses) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae), yang

Komposisi Jenis Lamun (Seagrass) Di Kawasan Pantai Malagoso Desa Dumolodo Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo

BIOMASSA DAN KERAPATAN LAMUN BERDASARKAN RASIO N:P PADA SEDIMEN DI PERAIRAN PANTAI TRIKORA KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN PADA KEDALAMAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN DESA BERAKIT KABUPATEN BINTAN

Andi zulfikar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU SABANGKO, SALEMO DAN SAGARA KABUPATEN PANGKEP ABSTRACT PENDAHULUAN

SEBARAN DAN BIOMASSA LAMUN DI PERAIRAN DESA MALANG RAPAT DAN TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU RUTH DIAN LASTRY ULI SIMAMORA

SEBARAN SPASIAL KOMUNITAS LAMUN DI PERAIRAN PESISIR KAMPUNG PULAU PUCUNG DESA MALANG RAPAT KECAMATAN GUNUNG KIJANG KABUPATEN BINTAN

EKOLOGI DAN STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI TELUK RATATOTOK, MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA

Gambar 11. Pembagian Zona UTM Wilayah Indonesia (Sumber: kampungminers.blogspot.com)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LAMUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sangat tinggi. Nybakken (1988), menyatakan bahwa kawasan

ANALISIS VEGETASI LAMUN DI PERAIRAN PANTAI MARA BOMBANG KABUPATEN PINRANG

Keanekaragaman Lamun di Perairan Sekitar Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KERAPATAN DAN PENUTUPAN JENIS LAMUN DI GUGUSAN PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA BIDANG KEGIATAN PKM-AI

STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU DUYUNG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TRANSPLANTASI LAMUN Thalassia hemprichii DENGAN METODE JANGKAR DI PERAIRAN TELUK AWUR DAN BANDENGAN, JEPARA

JURNAL. KERAPATAN DAN BIOMASSA LAMUN Enhalus acoroides DI PERAIRAN DESA JAGO-JAGO TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan air berbunga (anthophyta) yang

Keragaman jenis lamun di Perairan Pantai Waha Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi

KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI DAERAH INTERTIDAL PANTAI LITIANAK DAN PANTAI OESELI KABUPATEN ROTE NDAO NUSA TENGGARA TENGGARA TIMUR

ANALISIS TUTUPAN LAMUN BERDASARKAN JENIS DAN SUBSTRAT DI WILAYAH TRISMADES DESA MALANG RAPAT KECAMATAN KABUPATEN BINTAN ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Memasukkan: Desember 2014, Diterima: April 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JurnalIlmiahPlatax Vol. 6:(1), Januari 2018 ISSN:

STRUKTUR KOMUNITAS DAN ASOSIASI LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI RUA PULAU TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU MANTEHAGE, SULAWESI UTARA 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KECENDERUNGAN

Jurnal Aquarine Vol. 1, No. 2, September Tahun 2010 ISSN : SUMBERDAYA TERIPANG DI PERAIRAN DESA MELAHING BONTANG KUALA KALIMANTAN TIMUR

KERAGAMAN JENIS DAN KONDISI PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU PANJANG KEPULAUAN DERAWAN KALIMANTAN TIMUR

Transkripsi:

STUDI KERAPATAN DAN PENUTUPAN JENIS LAMUN DI KEPULAUAN SPERMONDE Study of Seagrass Density and Coverage at Spermonde Archipelago Benny Audy Jaya Gosari 1 dan Abdul Haris 2 1,2) Staf pengajar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar Diterima: 11 September 2012; Disetujui: 25 Nopember 2012 ABSTRACT Study of seagrass density and coverage at Spermonde Archipelago was carried out during May 2012 until November 2012. The study included density and percentage cover. Namely 7 species of sea grasses Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila ovalis and H. minor were collected at Spermonde Archipelago. Enhalus acoroides was recorded as the most dominant species and Syringodium isoetifolium was the limit species at Bone Batang Island in the study areas but only at Samalona Island was not found. Density varied from 185 to 830 shoots m -2 for dominant species and only 35 shoots m -2 for limit species. However the highest vegetated of seagrass occurred in Bone Batang Island with 80 per cent of coverage and the lowest vegetated of seagrass occurred in Lae-lae and Lanjukang Island with 10 per cent of coverage. Key words : density, covering, seagrass, Spermonde Archipelago PENDAHULUAN Tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air adalah lamun. Lamun memiliki rizhoma, daun, dan akar sejati (Nontji, 1987; Nasmia, 2012) seperti halnya tumbuhan di darat. Lamun adalah tumbuhan laut yang hidup pada ekosistem padang lamun (Seagrass Bed) terutama di daerah tropis dan subtropis. Komunitas lamun memegang peranan penting baik secara ekologis, maupun biologis di daerah pantai dan estuaria. Disamping itu juga mendukung aktifitas perikanan, komunitas kerang-kerangan dan biota avertebrata lainnya (Bastyan and Cambridge, 2008). Lamun yang terdapat di dunia berkisar antara 50 60 (Hemminga, 2002; Waycott, 2004) atau 66 jenis (den Hartog dan Kuo, 2006), sedangkan di Indonesia terdapat 7 marga, yaitu Enhalus, Thalassia, Halophila, Halodule, Cymodocea, Syrongidium, dan Thalssodendrom (Nontji, 1987), dan terdiri dari 12 jenis, yaitu Halodule uninervis, H. pinifolia, Cymodocea rotundata, C. serrulata, Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, H. minor, H. decipiens, dan H. spiulosa (Hutomo,1985). Selanjutnya Hutomo (1985) menyatakan bahwa terdapat 10 jenis lamun di Sulawesi, yaitu Halodule uninervis, H. pinifolia, Cymodocea rotundata, C. serrulata, Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, dan H. minor. Pertumbuhan lamun dibatasi oleh suplai nutrien antara lain partikulat nitrogen dan fosfor yang berfungsi sebagai energi untuk melangsungkan fotosintesis (Short, 1987). Kedalaman air dan pengaruh pasang surut, serta struktur substrat mempengaruhi zonasi sebaran jenis-jenis lamun dan bentuk pertumbuhannya. Jenis lamun yang sama dapat tumbuh pada habitat yang berbeda dengan menunjukkan bentuk pertumbuhan yang berbeda dan kelompok- 1 ) Korespondensi: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245 Tel/fax: + 62 (0411) 587000. E-mail: bennygosari@yahoo.co.id 156 Benny A.J. GosarI

kelompok jenis lamun membentuk zonasi tegakan yang jelas, baik murni ataupun asosiasi dari beberapa jenis (Kiswara, 1997). Selain itu faktor lingkungan lainnya juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan sebaran lamun. Belum banyak penelitian terhadap lamun di kepulauan spermonde. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan dan penutupan jenis lamun yang terdapat di kepulauan spermonde. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel lamun dilaksanakan di perairan Pulau Lae-Lae, Lae-Lae Kecil, Kayangan, Samalona, Barrang Caddi, Barranglompo, Bone Tambung, Kodingareng Lompo, Kodingareng Keke, Lanjukang dan Langkai, Kepulauan Spermonde, Kota Makassar (Gambar 1). Sementara identifikasi lamun dan penghitungan kerapatan dan penutupan jenis dilakukan di laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas. Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel lamun di Kepulauan Spermonde, Kota Makassar Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: roll meter, alat tulis menulis, perahu motor, kantong sampel, dan cool box untuk penyimpanan sampel lamun. Pengambilan data lapangan Pengambilan sampel lamun menggunakan peralatan selam dasar (snorkeling) atau peralatan selam SCUBA. Metode pengambilan sampel lamun dilakukan dengan cara membentangkan roll meter yang tegak lurus dengan garis pantai ke arah tubir, kemudian dilanjutkan pengamatan jenis-jenis lamun sepanjang roll meter tersebut. Jarak pandang pengamat di sisi kiri dan kanan roll meter adalah 2 meter Penentuan jalur-jalur pengamatan juga didasarkan pada peta penyebaran lamun di Kepulauan Spermonde, Kota Makassar melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan beberapa peneliti. Sampel lamun diidentifikasi menurut petunjuk den Hartog dan Kuo (2006) melalui tulisannya yang berjudul Taxonomy and Biogeography of Seagrasses pada buku Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation yang dieditori oleh Larkum et al., (2006). Identifikasi Studi Kerapatan dan Penutupan Jenis Lamun di Kepulauan Spermonde 157

sampel lamun juga dilakukan menurut petunjuk Waycott et al. (2004) dalam bukunya yang berjudul A Guide to Tropical Seagrasses of the Indo-West Pasific Ni D A Kerapatan dihitung dengan menggunakan persamaan umum sebagai berikut : dimana : D = Kerapatan jenis (tegakan/m 2 ) Ni = Jumlah tegakan jenis i (tegakan) A = Luas daerah yang disampling (m 2 ) Untuk pengamatan persen penutupan lamun dilihat berapa persen suatu jenis menutupi areal pengamatan berdasarkan Seagrass Percentage Cover (Gambar 2) Analisis data Gambar 2. Foto Estimasi Persen Tutupan Lamun (McKenzie, et.al, 2002). Di laboratorium dilakukan identifikasi jenis lamun yang ditemukan. Hasil penghitungan kerapatan dan tutupan jenis lamun disajikan secara deskriptif melalui tabel dan grafik. Tabel 1. Skala Kondisi Padang Lamun berdasarkan Kerapatan (Braun-Blanquet, 1965). Skala Kerapatan (ind/m 2 ) Kondisi 5 > 175 Sangat rapat 4 125 175 Rapat 3 75 125 Agak rapat 2 25 75 Jarang 1 < 25 Sangat jarang Tabel 2. Skala Kondisi Padang Lamun berdasarkan Persentase Tutupan (Braun-Blanquet, 1965). 158 Benny A.J. GosarI

Skala Persentase Tutupan Kondisi 5 > 75 % Sangat bagus 4 50 75 % Bagus 3 25 50 % Agak bagus 2 5 25 % Sedikit 1 < 5 % Sangat sedikit HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kepulauan Spermonde, jenis lamun yang ditemukan tersaji pada Tabel 3. Jenis lamun Enhalus acoroides terluas penyebarannya karena dapat ditemukan di semua pulau stasiun pengamatan kecuali di pulau samalona, dalam jumlah yang banyak. Sedangkan Syringodium isoetifolium penyebarannya sempit karena hanya ditemukan di pulau Bone Batang dan Barranglompo dalam jumlah sedikit (Lampiran 1). Tabel 3. Jenis-jenis Lamun yang Ditemukan di Kepulauan Spermonde Makassar. No. Pulau (Stasiun) Enhalus acoroides Cymodocea rotundata Syringodium isoetifolium Jenis Lamun Thalassia hemprichii Halodule uninervis Halophila ovalis 1 Lae-lae + - - - - - - 2 Lae-Lae Kecil + - - - - + - 3 Kayangan + - - - - + - 4 Samalona - - - - - - - 5 Barrang Caddi + + - + - + - 6 Barrang Lompo + + - + + + + 7 Bone Batang + + + + + + + 8 Bone Tambu + + - + + + - 9 Kodingareng + + - - - + - Keke 10 Lanjukang + + - - - - - 11 Langkai + + - - - - - Catatan : + = ada; - = tidak ada H. minor Pulau Bone Batang memiliki jenis lamun paling banyak diantara pulau yang lain, sebaliknya Samalona tidak memiliki satupun jenis lamun (Tabel 3.) Tujuh jenis lamun ditemukan pada Pulau Bone Batang, disusul berturut-turut Pulau Barrang Lompo, Bone Tambu, Barrang Caddi, dan Kodingareng Keke ditemukan 6 jenis, 5 jenis, 4 jenis, dan 3 jenis. Sedangkan Pulau Lae-lae Kecil, Kayangan, Lanjukang dan Langkai hanya ditemukan 2 jenis. Hanya Pulau Lae-lae yang ditemukan 1 jenis dan Pulau Samalona tidak ditemukan satupun jenis lamun. Jenis lamun yang mendominasi yakni Enhalus acoroides yang tersebar di semua pulau kecuali di Pulau Samalona. Di susul Cymodocea rotundata, dan Halophila ovalis yang tersebar di 7 pulau. Sedangkan Syringodium isoetifolium paling rendah sebarannya karena hanya ditemukan di Pulau Bone Batang. Studi Kerapatan dan Penutupan Jenis Lamun di Kepulauan Spermonde 159

Gambar 3. Kerapatan Lamun yang Ditemukan di Kepulauan Spermonde Makassar. Kerapatan lamun tertinggi dijumpai di Pulau Bone Batang yang mencapai 830 tanaman/m 2 dan terendah di Pulau Samalona yang tidak terdapat lamun, namun kerapatan terendah untuk jenis lamun yang sama dijumpai di Pulau Langkai yang mencapai 185 tanaman/m 2. Kerapatan terendah ini kurang lebih seperempat kali dari kerapatan tertingggi sehingga pola penyebaran lamun di Kepulauan Spermonde tidak tersebar merata (Gambar 3). Kondisi kerapatan lamun sangat rapat dan masuk dalam skala 5 (Tabel 1), walaupun pada kerapatan yang terendah untuk jenis Enhalus acoroides. Kerapatan lamun untuk jenis Syringodium isoetifolium didapatkan 35 tanaman/m 2 yang hanya terdapat di Pulau Bone Tambu. Tabel 4. Persentase Tutupan Lamun yang Ditemukan di Kepulauan Spermonde Makassar Stasiun Persentase Tutupan (%) Lae-lae 10 Lae-Lae Kecil 20 Kayangan 20 Samalona 0 Barrang Caddi 30 Barrang Lompo 70 Bone Batang 80 Bone Tambu 75 Kodingareng Keke 60 Lanjukang 15 Langkai 10 Kondisi padang lamun berada pada skala 5 (Tabel 3) berdasarkan persentase tutupan sebesar 80% di Pulau Bone Batang dan skala 2 di Pulau Lae-lae dan Langkai sebesar 10%, ini tidak termasuk di Pulau Samalona yang tidak ditemukan satupun jenis lamun (Tabel 4). Kepulauan Spermonde memiliki potensi keanekaragaman yang cukup tinggi karena dijumpai 7 jenis lamun. Namun terdapat satu pulau yaitu Pulau Samalona yang tidak dijumpai satupun jenis lamun. Jenis lamun yang umum dijumpai adalah Enhalus acoroides. Lamun jenis ini memiliki daun yang lebih tebal, lebar dan panjang, sehingga memiliki ruang fotosintesa yang lebih besar per individunya. Jenis ini memiliki panjang daun hingga 1 meter. Lanuru (2011) 160 Benny A.J. GosarI

yang melakukan transplantasi lamun jenis ini di Pulau Lae-lae dan Labbakkang mempunyai kemampuan bertahan hidup yang tinggi. Waycott et al., (2004) menyatakan morfologi Enhalus acoroides berupa tumbuhan tegap dengan daun yang panjang, permukaan bagian atas yang halus dan bagian bawah bertulang ramping. Struktur bunga yang besar muncul dari pangkal daun. Hal ini mendukung kemampuan Enhalus acoroides untuk bertahan hidup. Kerapatan lamun tertinggi dijumpai di Pulau Bone Batang yang mencapai 830 tanaman/m 2. Pulau Bone Batang tampaknya paling jarang mendapat gangguan dari aktifitas antropogenik. Hal ini dimungkinkan karena Pulau Bone Batang tidak dihuni oleh manusia. Hanya sesekali dikunjungi untuk keperluan wisata atau penelitian. Variasi yang tinggi terhadap kerapatan (Gambar 3.) mencerminkan tingginya variasi lingkungan. Walaupun kondisi lingkungan tidak diukur, namun Dahuri, et al, (2001) menyatakan bahwa distribusi lamun tergantung oleh beberapa faktor yaitu kecerahan (dengan kedalaman < 10 m), temperatur (28 30 o C), salinitas (10 40 o / oo ), substrat (40 % endapan lumpur kasar dan halus) dan kecepatan arus (sekitar 0,5 m/dt). KESIMPULAN Ditemukan tujuh jenis lamun di kepulauan Spermonde yaitu : Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila ovalis, dan H. minor. Enhalus acoroides tercatat sebagai jenis lamun yang dominan dimana dapat ditemukan di semua pulau pengamatan kecuali Pulau Samalona. Kerapatan lamun sebesar 185-830 tanaman/m 2 dan penutupan jenis lamun sebesar 10%-80% untuk jenis lamun yang dominan. Namun terdapat satu pulau yang tidak ditemukan satupun jenis lamun yaitu Pulau Samalona. DAFTAR PUSTAKA Bastyan, G.R. and M.L. Cambridge. Transplantation as a method for restoring the seagrass Posidonia australis. Estuarine, Coastal and Shelf Science. 2008, 79: 289 299. Braun-Blanquet, J., 1965, Plant Sociology: The Study of Plant Communities, (Trans. rev. and ed. by C.D. Fuller and H.S. Conard), Hafner, London. Dahuri, R, R Jacub, P.G Sapta, dan M. J. Sitepu., 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Terpadu, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Hemminga, M.A. and C.M. Duarte, 2000. Seagrass Ecology. Published by The Press Syndicate of the University of Cambridge, United Kingdom Hutomo, M., 1985. Telaah Ekologik Komunitas Ikan pada Padang Lamun (Seagrass, Anthophyta) di Perairan Teluk Banten. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor Kiswara, W. 1997. Inventarisasi dan Evaluasi Potensi Laut-Pesisir II Geologi, Kimia, Biologi, dan Ekologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Kuo, J And C. Den Hartog. 2006. Seagrass Morphology, Anatomy, and Ultrastructure. Di dalam: Anthonyw.D. Larkum, A.D., R.J. Orth, and C.M. Duarte editor. Seagrasses: Biology, Ecologyand Conservation. Published by Springer, The Netherlands. Lanuru, M. 2011. Bottom Sediment Characteristics Affecting the Success of Seagrass (Enhalus acoroides) Transplantation in the Westcoast of South Sulawesi (Indonesia). 3rd International Conference on Chemical, Biological and Environmental Engineering IPCBEE vol.20 (2011) (2011) IACSIT Press, Singapore. Larkum, A.W.D, E.A. Drew, and P.J. Ralph, 2006. Photosynthesis and Metabolism in Seagrasses at the Cellular Level. Di dalam: Anthonyw.D. Larkum, A.D., R.J. Orth, and C.M. Duarte editor. Seagrasses: Biology, Ecologyand Conservation. Published by Springer, The Netherlands. Nasmia, 2012. Produk Alam Laut dari Rumput Laut (Seaweeds) dan Lamun (Seagrass). Tugas Mata Kuliah Bioteknologi Bahan Hayati Alam Laut. Ilmu Pertanian. Program Pascasarjanan S3. Universitas Hasanuddin, Makassar Studi Kerapatan dan Penutupan Jenis Lamun di Kepulauan Spermonde 161

Nontji, A., 1987. Laut Nusantara. Penerbit Jambatan, Jakarta. Hal. 156-160 Short, I.T., 1987. Effect Of Sediment Nutrient Seagrassses. Literature Review And Mesocosm Experiment. Marine Botani 27 : 4 57. Waycott, M., K. McMahon, J. Mellors, A. Calladine, and D. Kleine, 2004. A Guide to Tropical Seagrasses of the Indo-West Pacific. James Cook University, Townsville-Queensland- Australia 162 Benny A.J. GosarI