MEMBANGUN JARINGAN INFORMASI BERBASIS ICT DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PERPUSTAKAAN DIGITAL DI INDONESIA: SEBUAH USULAN 1

PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1

: Melakukan proses pengkatalogan buku. : Buku baru untuk diproses

TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MANAJEMEN ARSIP DIGITAL

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

Membangun Jaringan Kerjasama dalam rangka Pemberdayaan Perpustakaan Umum 1

Pola Pembinaan PTS dengan sistem Kuat-Lemah: Suatu Pengalaman Warintek Universitas Siliwangi Tasikmalaya 1

Pengertian Kerjasama Perpustakaan

Pengantar Teknologi Informasi 1

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

PUSTAKAWAN KREATIF DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK LAYANAN PRIMA BERBASIS KOMPUTER. oleh: B. Mustafa

TEHNIK BELAJAR MANDIRI DAN DUKUNGAN PERPUSTAKAAN 1

PUSTAKAWAN KREATIF MAMPU MENGEMBANGKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK OTOMASI PERPUSTAKAAN DAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

Membangun Perpustakaan Berbasis Komputer Suatu Pengalaman Warung Informasi Teknologi (WARINTEK) UPT Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

PROGRAM OTOMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

ALASAN PEMANFAATAN TI DI PERPUSTAKAAN

PERAN PUSTAKAWAN DALAM DISSEMINASI INFORMASI KEPADA PENELITI VIA JURNAL ELEKTRONIK LOKAL: KASUS PERPUSTAKAAN IPB

MEMBANGUN PERPUSTAKAAN DIGITAL. Step by Step

Program Otomasi Perpustakaan IPB Pada Masa Krisis

Income Generating Activities di Perpustakaan Perguruan Tinggi 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip. Lib., M.Sc. 2

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB III PROSES ALIH MEDIA KOLEKSI DEPOSIT PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD)

Lampiran 1: Hasil Wawancara 1 HASIL WAWANCARA 1. : Koordinator Bagian Teknis

lokakarys Fungsional Non Psneii yang balk dan berkesinambungan. Juga diharapkan dapat menghindari terjadinya duplikasi penelitian maupun untuk meningk

Otomasi Perpustakaan dan Penggunaan CDS/ISIS 1

PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN SISTEM JARINGAN

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa? Oleh: Abdul Rahman Saleh

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

MENAMPILKAN KATALOG PERPUSTAKAAN DI INTERNET DENGAN CARA MURAH Oleh: Abdul Rahman Saleh

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

PERAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI ERA GLOBALISASI

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB

Fungsi Perpustakaan Kampus dalam Pembinaan Budaya Baca-Tulis 1

Jaringan Online Kesehatan

Mengurangi Limbah, Meningkatkan Hasil: Suatu Upaya Meningkatkan Layanan Perpustakaan IPB

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

MANFAAT INTERNET BAGI MASYARAKAT KAMPUS DALAM MELACAK INFORMASI 1

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM PENGELOLAAN DOKUMEN DIGITAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Sugeng Priyanto

MODUL PENYEGARAN UPLOAD KOLEKSI DI UNDIP INSTITUTIONAL REPOSITORY 1. Oleh Sugeng Priyanto, SS, MIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

PERPUSTAKAAN DIGITAL SEBAGAI MEDIA PUBLIKASI HASIL PENELITIAN ARKEOLOGI. Hery Priswanto (Balai Arkeologi Yogyakarta)

Pengantar. Ketika kita meng-install Adobe Acrobat, kita diberi pilihan untuk meng-install program-program berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori-teori yang relevan merupakan teori yang berhubungan dengan

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Browsing dan Searching Tanggal : 11 Maret 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

Manajemen Perpustakaan Khusus 1. Arif Surachman 2

Konversi File Elektronik ke Dalam Format PDF dan HTML

Lampiran 4 SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOMOR : 77/UN27.7/PP/2012 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengelolaan Arsip Elektronik Format Dokumen

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI E-LIBRARY. Dr. Rusman, M.Pd

PENGEMBANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN IPB. oleh: Kudang B. Seminar 1 dan Yuyu Yulia 2

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users

PUSAT DOKUMENTASI, JARINGAN KERJA, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN PUSAT INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PITP) FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN IPB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

BAB 2 LANDASAN TEORI

MAKALAH PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR

Teknik Membuat Katalog Induk dalam CD-R (Compact Disc Recordable) Dengan Program CDS/ISIS

KAJIAN OTOMASI PERPUSTAKAAN BALAI PENELITIAN TANAMAN OBAT DAN AROMATIK

Peranan Internet Sebagai Sumber Informasi

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Perpustakaan Digital sebagai Wujud Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. suatu cara untuk mengemas koleksi bahan pustaka secara digital di perpustakaan

AUTOMASI SISTEM PENGELOLAAN GRAY MATERIALS. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

PEDOMAN PENGELOLAAN DIGITALISASI DOKUMEN (TESIS DAN DISERTASI) Oleh: Azizah

Pengenalan Internet. Arrummaisha A

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN EKSEKUTIF. Perpustakaan Elektronik Menggunakan Calibre di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP)

KEBERADAAN KOLEKSI IPBANA DI PERPUSTAKAAN IPB

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

Pra Instalasi dan Instalasi Senayan Oleh Heri Abi Burachman Hakim, SIP

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1

KARYA ILMIAH Peluang Bisnis di Bidang Open Source Software

1. TUJUAN 3. DEFINISI

Transkripsi:

MEMBANGUN JARINGAN INFORMASI BERBASIS ICT DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 PENDAHULUAN Koleksi bagi perpustakaan merupakan faktor yang sangat penting untuk terselenggaranya layanan perpustakaan dengan baik. Padahal tidak satupun perpustakaan, betapapun besarnya perpustakaan tersebut, yang mampu mengumpulkan dan mengoleksi semua informasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan para penulis di seluruh dunia, bahkan untuk disiplin ilmu yang paling spesifik sekalipun. Dengan keterbatasan anggaran serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sangat tinggi sekarang ini maka membangun koleksi merupakan masalah tersendiri bagi perpustakaan. Sedangkan kebutuhan informasi dari para pengguna akan meningkat terus. Menyadari hal tersebut maka setiap perpustakaan atau pusat-pusat informasi selalu berusaha untuk menjalin kerjasama dengan perpustakaan atau pusat-pusat informasi lain yang ada yang kemudian disebut dengan jaringan (network). Ada beberapa faktor yang mendorong terbentuknya kerjasama ini seperti: Adanya peningkatan luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan membawa pengaruh semakin banyak karya tulis baik dalam buku tercetak maupun dalam bentuk bahan elektronik (ebooks) yang diproduksi orang tentang pengetahuan tersebut. Meluasnya kegiatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi mendorong semakin banyaknya dan semakin beraneka-ragamnya permintaan pemakai yang dari hari ke hari semakin banyak memerlukan informasi. Kemajuan dalam bidang teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap industri dan perdagangan serta perlunya pimpinan serta karyawan mengembangkan keterampilan dan teknik baru. Keterampilan ini antara lain dapat diperoleh dari membaca. Berkembangnya kesempatan dan peluang bagi kerjasama internasional dan lalu lintas internasional; kedua hal tersebut mendorong informasi mutakhir mengenai negara asing. Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi (Information and communication Technology/ICT), terutama dalam bidang komputer dan telekomunikasi, memungkinkan pelaksanaan kerja sama berjalan lebih cepat dan lebih mudah, bahkan lebih murah. Tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan informasi yang sama. Selama ini merupakan suatu kenyataan bahwa masyarakat pemakai informasi di kota besar memperoleh layanan informasi lebih baik dari pemakai yang tinggal di daerah terpencil. Kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, SDM dan waktu. 1 Makalah disampaikan pada Musyawarah Nasional II dan Seminar Ilmiah, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, Depok, 16 18 September 2003. 2 Kepala Perpustakaan IPB Bogor dan Ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia 2000-2003

Pengertian Pengertian kerjasama antar perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Disamping konsep kerjasama berkembang pula konsep jaringan (network) dimana selain melibatkan perpustakaan juga melibatkan organisasi lain yang berkecimpung dalam bidang bidang informasi seperti pusat informasi, pusat dokumentasi, cllearing house, pusat rujukan, pusat analisa informasi dan lain-lain (Sulistyo-Basuki, 1992). Tren Penyebaran Informasi Selain itu tren dari perkembangan penyebaran informasi saat ini sudah bergerak dari basis kertas ke basis tanpa kertas (paperless). Hal ini karena biaya untuk memproduksi informasi berbasis kertas jauh lebih mahal dibandingkan dengan memproduksi informasi tanpa kertas. Sebagai ilustrasi saat ini harga CD-R (Compact Disk Recordable) yang dapat memuat informasi disertasi sebanyak 100 judul dengan jumlah halaman masing-masing disertasi sebesar 200 halaman hanya berharga antara Rp. 3.000,- sampai Rp. 10.000,- (tergantung mutu CD-R). Bandingkan bila informasi tersebut dicetak di kertas. Disertasi tersebut akan memerlukan sebanyak 200 X 100 atau 20.000 lembar kertas atau setara dengan 40 rim kertas (1 rim kertas berharga Rp. 26.000,-). Diluar biaya cetak dan jilid maka 100 judul disertasi tersebut memerlukan biaya sebesar Rp. 1.040.000,-. Karena murahnya itu maka sekarang banyak produsen informasi yang menyebarluaskan informasinya dalam bentuk dokumen digital. Sebagai contoh saat ini banyak penerbit yang menyebarluaskan katalognya dalam bentuk CD-ROM ataupun menyimpan informasinya di situs internet. Kenyataan ini mestinya segera disadari oleh para pengelola informasi termasuk pustakawan. Dengan memanfaatkan teknologi digital ini pustakawan bisa memperkaya koleksinya dengan cara mengubah format pustaka kelabu yang menjadi koleksinya dari format kertas menjadi format digital, yang kemudian dipertukarkan antar perpustakaan. Selain itu bila memungkinkan maka koleksi digital tersebut dapat disimpan di satu server yang dapat diakses bersama oleh seluruh pemakai yang membutuhkannya. Katalog CD Salah satu alat yang sangat potensial untuk penyebaran informasi dalam jaringan informasi adalah penggunaan cakram optik atau yang dikenal dengan CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory). Keunggulan dari media ini antara lain adalah kapasitas simpannya yang cukup besar serta kemudahan dalam pengirimannya. Katalog perpustakaan, dokumen teks lengkap digital, dan multimedia dapat menggunakan media ini dalam penyebarannya. Beberapa dokumen dapat kita peroleh dalam bentuk CD-ROM seperti Bibliografi Nasional Indonesia, Katalog Induk 11 Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, Katalog Induk Perpustakaan IPB dan lain-lain. 2

Berbagai Katalog dan Bibliografi dalam bentuk CD (Compact Disc) Katalog di Internet Katalog internet atau katalog online adalah sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer. Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan baik menggunakan perangkat lunak buatan sendiri, maupun menggunakan perangkat lunak komersial. Sesuai dengan namanya katalog online ini berfungsi seperti layaknya sebuah katalog yaitu sebagai sarana penelusuran koleksi milik suatu perpustakaan. Katalog ini memberikan informasi bibliografis serta lokasi suatu buku di perpustakaan. Katalog online merupakan suatu terobosan yang luar biasa di bidang kepustakawanan karena dapat memberikan titik cari (access point) dari segala aspek pendekatan pada data katalog. Pada katalog konvensional kita tidak akan dapat mencari suatu entri katalog dari penerbit, tahun terbit, atau bahkan dari kata yang ada pada judul (selain kata pada urutan pertama). Semua pendekatan dapat dilakukan pada katalog online, bahkan kita bisa mencari melalui dua kata yang ada pada judul dengan jarak kata tertentu (adjecent). Bagi sebagian besar pustakawan menampilkan katalog perpustakaannya di internet merupakan suatu impian atau cita-cita. Untuk mewujudkan impian tersebut bagi perpustakaan yang memiliki sumberdaya, terutama dana, bukanlah sesuatu yang mustahil. Ia bisa menyewa programmer untuk membuatkan program sehingga katalognya bisa ditampilkan di internet. Ia juga bisa membeli peralatan yang diperlukan untuk itu. Ia juga bisa menyewa ISP (Internet Service Provider) untuk menempatkan servernya. Namun tidak demikian bagi sebagian besar perpustakaan. SDM yang menguasai ICT (Information and Communication Technologi) tidak punya. Bahkan sumberdaya dana juga amat sangat minim. Untuk perpustakaan yang kondisinya demikian maka menampilkan data katalognya di internet tetap merupakan sebuah mimpi. Namun, dengan berkembangnya teknologi ICT maka impian tersebut sebenarnya dapat juga diwujudkan. Meskipun sederhana dan tidak menggunakan peralatan yang canggih (karena kita menitipkan data ke ISP, bahkan ke ISP yang gratisan) kita dapat menampilkan katalog perpustakaan kita. Salah satunya adalah dengan mengunakan XML atau kepanjangan dari Extensible Markup Language. Dengan menggunakan XML maka data katalog 3

perpustakaan kita dapat ditelusuri dengan menggunakan browser internet seperti Internet Explorer, Netscape dan lain-lain. Server Web OPAC Web PC terhubung ke Internet LAN PC database Bibliografi OPAC di Internet (Web) dan OPAC LAN Dokumen Teks Lengkap Digital Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memungkinkan kita menyimpan data dalam jumlah besar ke dalam media seperti CD-ROM, harddisk komputer dan lain-lain. Perkembangan perangkat keras dan lunak juga memungkinkan kita menyimpan dokumen dalam bentuk digital baik dokumen baru maupun dokumen hasil konversi dari dokumen tercetak. Dokumen ini dapat disebarluaskan baik CD-ROM maupun internet. Biasanya dokumen disimpan dalam format PDF (Portable Document Format). Dokumen ini dapat diperbanyak, tentu saja dengan mempertimbangkan HAKI, dan dapat dipertukarkan dengan mudah. Konversi koleksi digital dari naskah tercetak memerlukan perlengkapan sekurang-kurangnya sebuah komputer standar dengan spesifikasi pentium II ke atas dengan sistim aplikasi windows. Selain itu diperlukan alat tambahan (periferal) seperti scanner (mesin yang digunakan untuk menangkap tulisan dan gambar dan diubah dalam bentuk data elektronik atau komputer), kamera digital serta program aplikasi yang digunakan untuk menata dan mengubah format data elektronik tadi. Proses pembuatan perpustakaan digital ini secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Seleksi dan pengumpulan bahan yang akan dibuat koleksi digital. Bahan-bahan yang akan dikonversi dari tercetak menjadi digital perlu diseleksi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan digitalisasi koleksi perpustakaan. Sesuai dengan tujuan dan target program digitalisasi maka bahan-bahan yang akan digitalisasi adalah bahan-bahan yang mengandung informasi spesifik dimana perpustakaan lain mungkin tidak memilikinya, misalnya tesis dan disertasi serta laporan penelitian bagi perpustakaan perguruan tinggi dan lain-lain. 2. Pembongkaran jilid koleksi agar bisa dibaca alat scanner Proses ini perlu dilakukan untuk memudahkan operator scanning melakukan proses scan lembar demi lembar dari bahan tersebut. Untuk penggunaan mesin scanner yang mempunyai fasilitas ADF (Automatic Document Feeder), maka pembongkaran dokumen tercetak dari jilidannya menjadi suatu keharusan. 2. Pembacaan halaman demi halaman dokumen menggunakan alat scanner yang kemudi- 4

an disimpan dalam format file PDF. Jika menggunakan scanner yang memiliki fasilitas ADF (Automatic Document Feeder) maka pembacaan dengan alat scanner ini bisa dilakukan secara otomatis oleh mesin. Operator tinggal memasukkan sejumlah lembar (misalnya 30 atau 50 lembar) kedalam bak kertas. Mesin scanner secara otomatis akan mengambil lembar-demi lembar sampai persediaan lembaran di bak kertas habis. Hasil dari proses ini adalah dokumen dalam bentuk elektronik atau file komputer. 3. Pengeditan. Hasil scanning tadi walaupun sudah dalam bentuk elektronik, namun masih belum bagus, terutama jika ukuran kertas yang ditentukan pada saat scanning tidak tepat benar. Oleh karena itu perlu dilakukan editing seperti pemotongan pinggiran halaman, pembalikan halaman dan lain-lain sehingga hasilnya menjadi lebih enak dibaca. Selain itu perlu dilakukan penggabungan halaman dan bookmarking agar halam-halaman dokumen dapat diakses dengan cepat. 4. Pembuatan serta pengelolaan basis data agar dokumen tersebut dapat diakses dengan cepat. Pembuatan basisdata ini dapat menggunakan perangkat lunak apa saja yang dapat dikenal dan biasa digunakan oleh manajer sistem. Namun bila manajer sistem belum mengenal dan terbiasa dalam menggunakan perangkat lunak basisdata tertentu, disarankan untuk menggunakan perangkat lunak ISIS for Window atau lebih dikenal dengan WINISIS. Selain gratis, perangkat lunak ini memiliki cukup banyak kelebihankelebihan dibandingkan dengan program lunak lain sejenis. 5. Melengkapi basis data dokumen dengan abstrak jika diperlukan. Terutama untuk dokumen-dokumen yang berisi informasi ilmiah serta monograf lainnya. Sedangkan untuk dokumen yang berisi informasi singkat seperti teknologi tepat guna dan semacamnya, cukup ditambahkan keterangan atau anotasi saja. Secara garis besar proses tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut: Seleksi Pembongkaran Scanning Label Pengkopian CD Editing Jilid Ulang Publikasi Pemanfaatan 5

7. Pemindahan atau penulisan dokumen PDF serta basis data ke CD-ROM. Setelah dokumen digital selesai, maka tahap berikutnya adalah mengumpulkan dokumen-dokumen tersebut, menata, serta mengkopikannya kedalam CD-R. Selain itu jika server web sudah tersedia, maka dokumen ini bisa juga dipublikasikan melalui homepage atau halaman-halaman web. Jika menggunakan CD-R maka CD hasil rekaman tersebut harus diberi label agar urutan publikasi dapat diketahui dengan jelas. 8. Penjilidan kembali dokumen yang sudah dibongkar. Jika dokumen tersebut masih diperlukan bentuk tercetaknya, maka dokumen yang sudah dibongkar dan sudah melalui tahapan scanning, dapat dijilid kembali. Dokumen tersebut dapat dikembalikan ke bagian koleksi yang menyimpan bahan-bahan tercetak. Disseminasi Informasi/Koleksi Digital Hasil dari produksi perpustakaan digital tersebut merupakan koleksi informasi yang disimpan dalam bentuk elektronik. Media penyimpanannya bisa berupa harddisk di sebuah server web atau server lokal, atau bisa dikopikan ke CD-ROM. Penyebarluasan hasil tersebut ke masyarakat pengguna mengikuti bentuk penyimpanannya seperti misalnya: 1. Jika koleksi informasi digital tersebut disimpan pada server lokal (client server), maka akses terhadap dokumen tersebut dapat dilakukan di perpustakaan setempat. Pemakai akan datang ke perpustakaan, kemudian akses ke komputer yang disediakan oleh perpustakaan. Hasil temuan informasi dapat dicetak bila perpustakaan menyediakan perangkat untuk pencetakan, atau disalin ke disket atau CD bila perpustakaan menyediakan perangkat untuk menyalin dokumen tersebut. 2. Jika koleksi informasi digital tersebut disimpan di server web, maka pemakai dapat melakukan akses ke dokumen tersebut melalui jaringan internet baik dari rumah, kantor maupun dari tempat-tempat penyewaan internet. Cara seperti ini akan memberikan peluang yang lebih luas kepada masyarakat untuk melakukan akses kepada perpustakaan digital. 3. Jika koleksi informasi digital tersebut disimpan di dalam bentuk CD-ROM, maka pemakai dapat memiliki CD-ROM hasil produksi perpustakaan baik secara membeli ataupun gratis. Perpustakaan tinggal mendistribusikan ke masyarakat luas melalui kesempatankesempatan tertentu seperti pameran dan sebagainya. Cara seperti ini juga mempunyai keuntungan antara lain seperti pemakai tidak perlu memiliki komputer yang tersambung ke jaringan internet. Jika kita akan membawa perpustakaan digital ini ke tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan internet, kita masih bisa mengakses data koleksi informasi digital, misalnya jika kita membawa komputer notebook. Dari segi pendistribusian, cara ini sangat murah dibandingkan dengan cara yang lain, karena harga CD-R sekarang ini sangat murah, bahkan lebih murah bila dibandingkan dengan disket. Secara visual cara mengakses koleksi informasi digital dapat digambarkan sebagai berikut: 6

Internet Penyebarluasan melalui internet Server internet Modem Satellite dish ke masyarakat Produk Perpustakaan Digital Workstation Workstation Workstation Jaringan Lokal Perpustakaan Workstation Workstation Penyebarluasan CR-ROM ke masyarakat USULAN IMPLEMENTASI Pada saat ini salah satu jaringan perpustakaan perguruan tinggi adalah Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Di wilayah provinsi juga dibentuk Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Wilayah. Jika digitalisasi ini dimulai dari perpustakaan-perpustakaan yang sudah memiliki sumberdaya yang mumpuni, perpustakaan ini kemudian mengkoordinir perpustakaan-perpustakaan lain yang berminat dan menyediakan sebagian sumberdayanya untuk membangun koleksi digital, niscaya jaringan perpustakaan digital ini akan terbentuk. Pusat jaringan dapat memanfaatkan perpstakaan perguruan tinggi yang sudah maju dan 7

memiliki sumberdaya berlebih. Begitu juga di tingkat provinsi. Jarringan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Pengguna Perpustakaan PT Provinsi FPPTI WILAYAH Pengguna Perpustakaan PT Provinsi FPPTI WILAYAH Pusat Jaringan Perpustakaan Digital FPPTI WILAYAH Pengguna Perpustakaan PT Provinsi FPPTI WILAYAH Pengguna Perpustakaan PT Provinsi Gambar 1. Hubungan antar kelompok perpustakaan dalam pengelolaan koleksi digital Untuk efisiensi maka pada tahap awal dimana kumpulan koleksi digital dari beberapa perpustakaan belum besar dapat disimpan dalam satu server yang berada di pusat jaringan tingkat pusat. Sedangkan bila sudah berkembang dengan koleksi yang relatif besar, maka server-server tersebut dapat dipisah dengan pusat jaringan tingkat wilayah atau bahkan bila perpustakaannya sudah memiliki server sendiri dapat ditempatkan di server perpustakaannya dengan catatan bahwa semua server tetap dapat diakses oleh seluruh pemakai dari manapun. 8

PENUTUP Dengan konversi pustaka tercetak menjadi pustaka digital diharapkan perpustakaan dapat meningkatkan jumlah koleksinya. Hal ini bisa terjadi jika masing-masing perpustakaan mempunyai komitmen yang serius terhadap konversi tersebut. Tukar-menukar koleksi antar perpustakaan dapat dilakukan dengan biaya yang sangat murah, baik dari aspek biaya dokumennya maupun dari aspek biaya pengiriman dokumen tersebut. Jika dimungkinkan akses ke koleksi digital milik semua perpustakaan dapat dilakukan. Bagi perguruan tinggi dengan tukar menukar koleksi tugas akhir seperti skripsi, tesis dan disertasi, maka bibliographic control bisa dilakukan. Dengan adanya bibliographic control untuk tugas akhir mahasiswa tersebut maka kemungkinan praktek-praktek plagiat dapat diperkecil. DAFTAR PUSTAKA Purbo, O.W. Jaringan Informasi Iptek: visi dunia pendidikan tinggi. Makalah lepas (tidak dipublikasi). Campbell, Jane (1997). Internet dalam Perpustakaan : bagaimana perpustakaan dapat tetap berada di depan (in the forefront) dalam zaman informasi. Makalah disampaikan pada tanggal 9 Oktober 1997 di Institut Pertanian Bogor. Rahardjo, Arlinah I. (1995). Teknologi Informasi: Ancaman Ataukah Peluang Bagi Profesi Pustakawan Indonesia. Makalah pada kongres IPI ke VII, Jakarta 1995. Saleh, Abdul Rahman (2003). Warintek as a strategy to improve the performance of Indonesian SME's through dissemination of appropriate technology information: the role of Academic Libraries. Paper for ASIST SIG III International Paper Contest. (1998). Program Otomasi Perpustakaan: Pengalaman Perpustakaan IPB. Makalah disampaikan pada Workshop Otomasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia Timur. Eastern Indonesia University Development Project, CIDA, Bandung, 26-27 Oktober 1998. (1998). Teknologi Informasi di Perpustakaan. Dalam. Dinamika Informasi dalam Era Global. Editor E. Koswara. Bandung: Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Jawa Barat, 1998., dan B. Mustafa (1998). Siapkah Perpustakaan di Indonesia Menerima Teknologi Informasi? Laporan Survey. Bogor: UPT Perpustakaan IPB, 1998. 9