PEMBARUAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh Wayan Ardana 1

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Media Pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL

Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

Penilaian Proses dan Hasil Belajar

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

TAKSONOMI BLOOM-REVISI. Ana Ratna Wulan/ FPMIPA UPI

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

TAXONOMY OF EDUCATIONAL

TAKSONOMI PEMBELAJARAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1)

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

B. Materi Ajar Permasalahan penduduk Indonesia (kuantitas dan kualitas). Dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan.

ACUAN PENGEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN DALAM SILABUS

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

Fakta FAKTA,KONSEP, DEFINISI, OPERASI/RELASI,PRINSIP Pemufakatan (konvensi) dalam matematika diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu 2 sebagai simb

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

PERUMUSAN URAIAN TUGAS BERDASARKAN LAYANAN PEMERINTAHAN

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

BIODATA. 1. Nama Lengkap : NIP : Jabatan : Pangkat/Golongan : Instansi : Tempat, Tanggal Lahir :...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

BAB III METODE PENELITIAN

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

PANDUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN EKPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PELATIHAN. Deni Hardianto

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

TAKSONOMI DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN. oleh Dr. B. Widharyanto, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar adalah salah satu yang perlu mendapat prioritas. Oleh karena itu

RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENDALAMAN KURIKULUM 2013 NUR WAHYU ROCHMADI

A. Ranah Kognitif TAKSONOMI BLOOM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU

TEKNIK PENYUSUNAN SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research),

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

I. PENDAHULUAN II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN III. PELAKSA- NAAN PROSES PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Pengembangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB II KAJIAN TEORI. dengan standar kompetensi lulusan yang sama dengan sekolah formal. Namun

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN STANDAR PROSES. MULAI. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN BELAJAR UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

Transkripsi:

PEMBARUAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh Wayan Ardana 1 Abstrak: Guru-guru bidang studi di dalam mengkomunikasikan materi ajarnya di kelas tidak bisa dipisahkan dengan persiapan mengajar yang dibuat sebelumnya. Persiapan mengajar sebelum proses pembelajaran di kelas, sering dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat harus berpedoman pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Adapun sistematika dari RPP yang akan dikomunikasikan pada proses pembelajaran di kelas oleh seorang guru bidang studi adalah: identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Kata kunci: RPP, bidang studi, dan pembelajaran. Pendahuluan Banyak guru di dalam proses pembelajarannya di kelas tidak menggunakan persiapan mengajar. Persiapan mengajar yang dimaksudkan adalah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP inilah yang digunakan oleh guru sebagai benchmark di dalam mengkomunikasikan materi ajarnya di kelas. Guru-guru yang tidak membuat RPP sebetulnya bisa saja mengajar di kelas, namun materi ajar yang dikomunikasikan cenderung tidak beralur. Sugiartha (2007) menyatakan seorang guru sebelum mengkomunikasikan materi ajarnya di kelas, wajib membuat RPP. RPP ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan materi apa yang harus dikomunikasikan, apa indikatornya, metode apa yang digunakan untuk mengkomunikasikan materi ajar, dan instrumen apa yang digunakan untuk mengukur pencapaian indikator pembelajaran. Namun demikian, masih banyak juga guruguru yang bersikap apriori dengan pembuatan RPP sebagai persiapan mengajar di kelas. RPP yang dibuat guru-guru secara umum masih merupakan RPP copy paste yang format RPP-nya belum memenuhi harapan. Penyebab guru-guru melakukan copy paste adalah: (1) banyak guru-guru di sekolah umumnya sudah mencapai batas dekat pensiun, (2) tuntutan kebutuhan keluarga yang makin meningkat yang menuntut penghasilan yang lebih tinggi, (3) kemauan guru membaca acuan, buku-buku, permen-permen, yang berkaitan dengan pembuatan perangkat pembelajaran, seperti RPP sangat rendah, dan (4) kemampuan 1 Wayan Ardana adalah pengawas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. 34

guru memahami isi RPP, isi indikator pencapaian kompetensi, dan isi penilaian belum memadai karena belum terbiasa untuk berkreativitas untuk bisa meningkatkan keilmuan. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut, maka pengawas sekolah sesuai tugas dan fungsinya sebagai pengawas akademik dituntut untuk dapat memperbarui semua kelemahan yang ada. Oleh karena itu, artikel ini perlu dideseminasikan untuk meningkatkan kemampuan guru-guru dalam hal memperbaiki RPP yang salah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan pencapaian nilai Ujian Nasional sesuai harapan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan salah satu persyaratan untuk disiapkan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran di kelas. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Dalam Peraturan Menteri tersebut juga dijelaskan bahwa komponen-komponen RPP terdiri dari: 1) indikator mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi ajar, 7) alokasi waktu, 8) metode pembelajaran, 9) kegiatan pembelajaran, 10) penilaian hasil belajar, dan 11) sumber belajar. Penjelasan dari isi masing-masing komponen RPP tersebut adalah: 1. Identitas mata pelajaran. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/ program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan. 2. Standar kompetensi. Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan kterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. 3. Kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik datam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. 4. Indikator pencapaian kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 35

5. Tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Alokasi waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. 8. Metode pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI. 9. Kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. 36

10. Penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacukepada standar penilaian. 11. Sumber belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Selanjutnya, dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus memperhatikan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi seperti dijelaskan dalam Permen No. 41 Tahun 2007 adalah: a. Eksplorasi. Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. b. Elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan, baik 37

lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. c. Konfirmasi Dalarn kegiatan konfirmasi, guru: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, 4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Dalam penerapan penyusunan RPP pada guru-guru di sekolah menengah sering mengalami kendala. Kendala-kendala yang dimaksud adalah: 1. Umur guru-guru merupakan faktor kendala kemampuan guru berkreasi. Umur yang sudah uzur dengan tingkatan berkisar 58 tahun ke atas sulit untuk berkreasi mengingat mereka akan segera pensiun. Walaupun demikian, sebagai guru yang mesti memegang keilmuan pendidikan tidak semestinya melakukan perbuatan yang kurang terpuji. Keilmuan yang mesti dikuasai guru-guru adalah bagaimana membuat RPP yang baik dan benar sesuai tuntutan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang hal itu, yaitu Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Walaupun mereka sudah 38

ada pada tingkatan uzur, apa yang sudah terjadi dalam pembuatan RPP yang belum tepat sesuai aturan perlu juga mendapat ulasan-ulasan ilmiah sebagai upaya untuk memotivasi dan melihat kebenaran yang mesti dilakukan dalam menulis RPP. 2. Di samping faktor umur ada lagi faktor lain yang berpengaruh, yakni pembuatan RPP yang copy paste. Salah satunya adalah karena tuntutan ekonomi keluarga yang tinggi akibat tuntutan kebutuhan-kebutuhan yang makin meningkat. Faktor ini sewajarnya tidak merupakan faktor penghambat guru-guru membuat RPP yang baik dan benar. Baik artinya yang kualitasnya lebih baik dari sebelumnya, sedangkan benar artinya benar dalam bentuk format yang baku sesuai Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Tuntutan keadaan ekonomi keluarga yang sudah sedemikian rupa tidak patut digunakan sebagai alasan untuk tidak membuat RPP sesuai harapan pemerintah karena berakibat pada kemampuan siswa untuk menerima pelajaran tidak sesuai dengan harapan. 3. Hal lain yang mempengaruhi guru-guru belum membuat RPP sesuai harapan adalah kurangnya minat baca guru-guru. Kurangnya minat baca tersebut terlihat dari hasil pengawasan yang dilakukan penulis selaku pengawas di beberapa sekolah, di mana RPP yang dibuat belum memenuhi harapan peraturan yang ada terutama dalam format pembuatannya. Salah satu contoh RPP yang belum memenuhi format yang sesuai dapat dilihat seperti berikut. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Pertemuan ke : Alokasi Waktu : Standar Kompetensi 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis dinamika dan kecendrungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi. Indikator Pencapaian Hasil Belajar No Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Mendeskripsikan pengaruh tenaga eksogen (pelapukan, pengikisan, pengendapan dan perombakan/denudasi) terhadap bentuk permukaan bumi (C3). 39

2. 3. 4. Membedakan jenis-jenis pelapukan (C2). Mengidentifikasi jenis-jenis pengikisan berdasarkan pelaku utama yang berbeda (C1). Mengklasifikasikan jenis-jenis pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya (C3). I. Tujuan Pembelajaran No 1. 2. 3. 4. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, siswa diharapkan dapat: Mendeskripsikan pengaruh tenaga eksogen (pelapukan, pengikisan, pengendapan dan perombakan/denudasi) terhadap bentuk permukaan bumi. Membedakan jenis-jenis pelapukan. Mengidentifikasi jenis-jenis pengikisan berdasarkan pelaku utama yang berbeda. Mengklasifikasikan jenis-jenis pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya. II. Materi Ajar Tenaga Eksogen 1. Pelapukan. 2. Pengikisan. 3. Pengendapan. 4. Perombakan (denudasi). III. Metode Pembelajaran - Ceramah bervariasi. - Diskusi dengan pendekatan CTL. - Penugasan. IV. Langkah Pembelajaran No. Pert. TP Kegiatan Pembelajaran Siswa Alokasi 1. 1 & 2 1, 2 & 3 Pendahuluan a. Apersepsi: Absensi siswa Tanya jawab tentang tenaga geologi b. Motivasi: Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Kegiatan Inti 40

1. Eksplorasi. Membaca referensi tentang pelapukan, pengikisan dan pengendapan. 2. Elaborasi. a. Secara kelompok, mengamati gambar/film rupa bumi sebagai akibat proses pelapukan, pengikisan dan pengendapan serta perombahakan (denudasi). b. Melalui kajian berbagai referensi, membedakan jenis-jenis pelapukan berdasarkan pelaku yang berbeda. 3. Konfirmasi. a. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok. b. Bersama siswa merefleksi materi yang sudah dibahas. Penutup a. Rangkuman. Guru menyampaikan simpulan materi yang telah dibahas selama KBM. b. Penilaian proses. Penilaian proses dilaksanakan selama KBM berlangsung: Tanya jawab Penilaian sikap c. Penugasan Buatlah laporan hasil diskusi kelompok mengenai pelapukan, pengikisan dan pengendapan. V. Sumber/Alat/Bahan Belajar - Yusman Hestiyanto, Geografi 1 SMA Kelas X. - N. Daldjoeni, Pengantar Geografi. - Gambar/Chart Geosfer. 41

VI. Penilaian No Soal 1 2 3 4 No TP 1 2 3 4 Soal Jelaskan pengaruh tenaga eksogen (pelapukan, pengikisan, pengendapan dan perombahakan/denudasi) terhadap bentuk permukaan bumi! Jelaskan perbedaan jenis-jenis pelapukan! Sebutkan jenis-jenis pengikisan berdasarkan pelaku utama yang berbeda! Jelaskan jenis-jenis pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya! Sedangkan format RPP yang mesti dibuat sesuai aturan adalah: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Identitas Mata Pelajaran Satuan Pendidikan :... Kelas :... Semester :... Program/Program Keahlian :... Mata Pelajaran/Tema Pelajaran :... Jumlah Pertemuan :... 2. Standar Kompetensi......... 3. Kompetensi Dasar......... 4. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.... 2.... 3.... 5. Tujuan Pembelajaran 1.... 2.... 42

3.... 4.... 5.... 6.... 7.... 8.... 9.... 6. Materi Pembelajaran 1... 2... 3... 4. dan seterusnya. 7. Alokasi Waktu:... x... menit =... menit 8. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : 2. Strategi Pembelajaran : 3. Model Pembelajaran: 4. Metode Ajar : 1. 2. 3. 4. 4. Teknik : 1. 2. 3. 4. 7. 9. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan 1.... 2.... 3.... 4.... 5.... Alokasi Waktu... menit Kegiatan Inti A. Explorasi 1....... 43

...... 2............. 3............. 4............. 5............. B. Elaborasi 1........ menit 2..... 3..... 4.... 44

. 5..... 6..... 7..... 8..... 9........ menit C. Konfirmasi 1.... 2.... 3... 45

.... menit 4.... 5.... Penutup 1............. 2............. 3............. (Guru memberitahu pelajaran yang akan datang) Jumlah waktu keseluruhan yang digunakan... menit... menit 10. Penilaian Hasil Belajar 1. Latihan 1 Bentuk Tes: Soal-soal Latihan:......... 2. Latihan 2 Bentuk Tes: Soal-soal Latihan:...... 46

... 3. Latihan 3 Bentuk Tes: Soal-soal Latihan:......... 4. Dan seterusnya sesuai jumlah tujuan pembelajaran. 11. Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang mengandung pesan, baik yang sengaja dikembangkan atau yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman dan atau praktik yang memungkinkan terjadinya belajar. Sumber belajar dapat berupa narasumber, buku, media non-buku, teknik dan lingkungan (Glosarium Permendiknas No. 41 Tahun 2007). 1. Buku: 1) 2) 3) 4) 2. Bahan: 3. Alat: 4. Sumber lain:...,... Mengetahui Kepala... Guru... ( ) NIP. ( ) NIP. RPP yang dijelaskan di atas harus disusun oleh setiap guru secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang 47

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Masalah yang terakhir yang membuat guru belum mampu membuat RPP sesuai tuntutan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yang bisa membuat siswa memperoleh nilai rendah dalam Ujian Nasional adalah pengetahuan tentang isi indikator pencapaian kompetensi, apa yang mesti dibuat dalam penilaian yang bisa memenuhi tuntutan Standar Ujian Nasional. Untuk itu, akan dijelaskan pada uraian berikut. Departemen Pendidikan Nasional kita telah memberikan batasan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kompetensi Dasar adalah kompetensi atau kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan atau yang harus ditampilkan atau dapat dilakukan oleh siswa (Depdiknas, 2005 Buku 4: 9). Selebihnya guru sendirilah yang harus berupaya menyusun sampai lengkap yang disebut RPP. Guru harus melengkapi RPP-nya dengan indikator, tujuan, materi yang dibuat secara sistematis dan sistemik. Sistematis artinya berurut-urut, dan sistemik artinya terkait satu dengan lainnya. Selain itu harus ada strategi, metode, teknik pembelajaran, alur atau skenario pembelajaran atau kegiatan pembelajaran dan seterusnya. Inilah yang penulis sebut dengan dimensi keilmuan dari RPP tersebut. Dalam membuat indikator pencapaian kompetensi atau singkat saja dengan indikator, yang harus diperhatikan adalah kata-kata kerja operasional diberikan oleh Departemen Pendidikan Nasional kita pada ranah kognitif ada 6, yaitu: 1) pengetahuan, 2) pemahaman, 3) penerapan, 4) analisis, 5) sintesis dan 6) penilaian); ranah psikomotor ada 4, yaitu: 1) peniruan, 2) manipulasi, 3) ketetapan dan 4) artikulasi); ranah qfektif ada 5, yaitu: 1) menerima, 2) menanggapi, 3) menilai, 4) mengelola dan 5) menghayati). Untuk selengkapnya dapat dilihat pada label berikut ini. Tabel 1. Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif Pengetahuan (Cl) Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6) Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik Mengidentiflkasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengkombinasikan Memutuskan Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi Memerinci Menyusun Memisahkan Memberi label Mengkontrasikan Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi Memberi indek Mengubah Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengkorelasikan Menanggulangi Menugaskan Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan Mempertahankan Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci Menyadap Mendiskusikan Menggambarkan Menjelajah Mengoreksi Mengukur Menghafal Menggali Menggunakan Membagankan Merancang Merangkum Menim Mencontohkan Menilai Menyimpulkan Merencanakan Membuktikan 48

Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi Mengulang Mengemukakan Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes Mereproduksi Mempolakan Mengemukakan Memaksimalkan Memperjelas Mendukung Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memerintahkan Memfasilitasi Memilih Memilih Menyimpulkan Menyelidiki Mengedit Membentuk Memproyeksikan Menyatakan Meramalkan Mengoperasikan Mengaitkan Merumuskan Mempelajari Merangkum Mempersoalkan Memilih Menggeneralisasi Mentabulasi Menjabarkan Mengkonsepkan Mengukur Menggabungkan Memberi kode Melaksanakan Melatih Memadukan Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi Menulis Memproduksi Mereparasi Memproses Mengaitkan Menampilkan Mensuimulasikan Menyiapkan Memecahkan Memproduksi Mel.akukan Merangkum Mentabulasi Merekonstruksi Menyusun Memproses meramalkan Tabel 2. Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor (P1-P4) PENIRUAN (PI) MANIPULASI (P2) KETETAPAN (P3) ARTIKULASI (P4) Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk Melamar Memilah Mengirim Memadankan Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjelaskan Membangun Menempatkan Mencampur Menempel Mengubah Membuat Mengoperasikan Menskestsa Membersihkan Memanipulasi Mengemas Mendengarkan Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang Mengkonstruksi Mencampur Tabel 3. Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif (A1-A5) Menerima (Al) Menanggapi (A2) Menilai (A3) Mengelola (A4) Menghayati (A5) Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah prilaku Mempertanyakan Mem bantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi Memberi Mengkompromikan Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan Menganut Menyenangi Memperjelas Mengkombinasikan Mengkualifikasi Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan Mendukung Mengundang Membentuk pendapat Membuktikan Menyetujui Menggabungkan Memadukan memecahkan Menampilkan Memperjelas Mengelola Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi Memilih Menekankan Merembuk Mengatakan Menyumbang Memilah Menolak Kata-kata kerja operasional di atas adalah kata-kata kerja operasional yang dapat diukur. Ada 2 kata kerja yang tidak operasional, yaitu mengetahui dan memahami. Dalam menentukan kata kerja yang mana yang akan dipakai di indikator maka tuntutan yang ada pada kompetensi dasar mesti mendapat perhatian. Apabila pada kompetensi dasar sudah dituntut di C 4 (analisis), maka tidak wajar apabila guru membuat indikator 49

di bawah C 4. Apabila guru membuat indikator di bawah C 4, maka sama saja artinya bahwa guru tidak berupaya agar siswanya bisa lulus dalam menempuh Ujian Nasional. Bila soal-soal ujian akan diberikan soal yang setingkat dengan C 4 maka siswa akan menemui kesulitan dalam menjawab soal akibat rendahnya indikator pencapaian kompetensi yang dibuat guru. Apabila ini berlanjut pada pengajaran di kelas, sama saja artinya dengan guru mengajar di bawah indikator yang dituntut dan bisa saja dikatakan bahwa guru tidak memberi pembelajaran sesuai logika kompetensi dasar akibat minimnya waktu yang disediakan untuk pembelajaran tingkat tersebut, akibat waktu yang terlalu banyak diambil oleh tingkat-tingkat ranah yang lebih rendah. Untuk tingkat pembelajaran yang lebih rendah dari tuntutan kompetensi dasar, kalau guru bersikeras untuk mengajar seperti itu, mungkin saja bisa diberikan dalam beberapa menit saja dan tidak mengorbankan tuntutan kompetensi dasar. Selanjutnya guru semestinya mampu memberikan pembelajaran yang lebih tinggi dari tuntutan kompetensi dasar apabila mau meningkatkan kemampuan siswa untuk memperoleh nilai yang lebih tinggi dari Ujian Nasional. Simpulan dan Saran Berdasar uraian pembahasan yang sudah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa RPP merupakan hal yang amat penting disusun oleh guru dengan sistematis dan benar. Sistematis berarti berurutan dan benar berarti mengikuti aturan yang ada. Selanjutnya dalam membuat indikator pencapaian kompetensi, guru harus betul-betul memperhatikan tingkat tuntutan kompetensi dasar karena sudah jelas-jelas Depdiknas menulis bahwa kompetensi dasar adalah kompetensi minimal. Minimal berarti tidak perlu mengajar lebih rendah dari tuntutan minimal tersebut kecuali karena alasan-alasan yang diterima secara logika. Dalam membuat agar indikator bisa dibuat sesuai tuntutan kompetensi dasar maka guru-guru mesti memperhatikan kata-kata kerja operasional yang sudah diberikan oleh Depdiknas. Selain tuntutan tersebut, dalam melaksanakan pembelajaran guru diharapkan mampu mengemas pembelajarannya mengikuti tuntutan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Untuk dapat membuat pembelajaran sesuai alur tersebut, guru sudah semestinya memiliki ilmu yang mendalam dan bukan memiliki ilmu pada tingkat kulit-kulit saja. Satu hal yang sangat penting adalah sebagai seorang guru sudah sepatutnya mampu membuat penilaian sesuai tuntutan kompetensi dasar. Hal ini tentu tidak gampang untuk dilakukan mengingat dalam pembuatannya memerlukan konsentrasi dan pemikiran keilmuan yang memadai, di samping memerlukan waktu yang cukup untuk pembuatannya. 50

Berpijak atas simpulan yang sudah dikemukakan, dapat disarankan kepada guru bidang studi untuk mengoreksi diri sendiri, apakah persiapan mengajar yang dibuat sudah matang atau sudah sesuai harapan. Apabila guru tidak mau mengkoreksi dirinya sendiri sedangkan orang lain mulai melek dan mulai mau mengoreksi kebenaran pendidikan, maka apabila ada kesalahan-kesalahan yang diketahui oleh masyarakat, pasti gejolak akan timbul. Koreksi diri sendiri sangat penting dilakukan. Daftar Pustaka Depdiknas. 2003. Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas. 2005. Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. 2008. Pengembangan Silabus. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Susanto, Dwi dan Zainuddin Djafar. 1990. Perubahan Politik di Negara-Negara Timur. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. 51