HUBUNGAN NILAI KURS DENGAN INDEKS HARGA SAHAM PERTANIAN DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

Christian, Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, Dan Tingkst Inflasi Terhadap Indeks

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

ANALISIS PENGARUH KURS, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN INFLASI TERHADAP PERGERAKKAN INDEKS HARGA SAHAM

Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)

PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING DAN INDEKS HARGA SAHAM LUAR NEGERI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

ABSTRACT ANALYSIS THE IMPACT OF COMPANY SIZE, INFLATION RATE, EXCHANGE RATE ON STOCK PRICES. (Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on the

Dewi Kumala Sari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok.

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *)

Analisis impor Indonesia dari Cina

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

Faktor - Faktor yang Memengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

ABSTRACT. Keywords: interest rates, dollar exchange rate, inflation, risk, return. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) BAGUS ANANTO

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bulanan kurs rupiah, suku bunga (BI rate), Jakarta Islamic Index (JII) dan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap pada tahun dasar.

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

ABSTRAK. Kata Kunci: Suku Bunga Acuan, Nilai Kurs Tengah, dan Return Saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri ( capital flight)

PENDAHULUAN Salah satu rasio penilaian yang umum digunakan adalah untuk menilai kinerja perusahaan adalah rasio harga pasar terhadap nilai buku. Untuk

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE) DAN HARGA EMAS DUNIA TERHADAP INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DAN JUMLAH UANG BEREDAR YANG BERPENGARUH TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

ABSTRAK. Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, IHSG

BAB III METODE PENELITIAN. melalui akses data publikasi pada website resmi Bursa Efek Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ardian Agung Witjaksono (2010) Sunariyah, (2006: 20-22).

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara.

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. bunga yang tinggi yang ditetapkan pemerintah selama krisis berlangsung, diperoleh bank dari hasil investasi yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN KURS TERHADAP JKSE DAN KLSE PERIODE

Delly Julions Romanza, Dr. Ambo Sakka H, SE, MSi. Undergraduate Program, Faculty of Economy, Gunadarma University

ANALISIS CAMEL SEBAGAI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.3 September 2013, hlm. 417 425 Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010 http://jurkubank.wordpress.com HUBUNGAN NILAI KURS DENGAN INDEKS HARGA SAHAM PERTANIAN DI INDONESIA Vania Jessica Tedjamulia Sahala Manalu Rony Joyo Negoro Octavianus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung Malang Villa Puncak Tidar N-01 Malang, 65151. Abstract This study was conducted to test the independent variable exchange rate USD/IDR, EUR/IDR, JPY/IDR, and the dependent variable agricultural stock index during five years (2008-2012). Sampling technique used was purposive sampling method. Data analysis technique used was Auto Regressive Distributed Lag (ARDL) proposed by Pesaran et al. (2001) in order to investigate the order of co-integration. Hypothesis test used was F-test to test the simultaneous effect and t-test for testing the partial regression coefficient with a significance level of 5%. F-test results indicated that exchange rate of USD/IDR, EUR/IDR, and JPY/IDR gave significant effect on agriculture stock index. The t-test results indicated that the variable exchange rate of USD/IDR, EUR/ IDR and JPY/IDR gave partially significant effect on agricultural stock index period 2008-2012. Adjusted R square (R 2 ) was 7,8%. The statistical results of Auto Regressive Distributed Lag indicated that changes in USD/IDR and JPY/IDR were negatively related to changes in stock price index of agriculture. EUR/IDR had a positive impact to the stock price index of agriculture Keywords: agriculture stock price index, exchange rate, USD/IDR, EUR/IDR, JPY/IDR. Indeks harga saham merupakan cerminan atau indikator dari pergerakan harga saham. Peningkatan harga saham akan disertai dengan peningkatan indeks harga saham pula dan menunjukkan kondisi pasar modal sedang bullish, sebaliknya jika menurun menunjukkan kondisi pasar modal sedang bearish. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Berdasarkan teori ekonomi makro, nilai tukar dan harga saham secara positif berhubungan satu sama lain (Setyaningsih, 2012). Terlebih memasuki era globalisasi maka sudah seharusnya mulai memerhatikan nilai tukar sebagai salah satu faktor fundamental makro di pasar modal dalam rangka memberikan informasi yang berguna bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan investor memahami perilaku pola harga saham. Korespondensi dengan penulis: Vania Jessica Tedjamulia: Telp. +62 341 550 171; Fax. +62 341 550 175 E-mail: 111010081@student.machung.ac.id 417

Jurnal Keuangan dan Perbankan KEUANGAN Vol. 17, No.3, September 2013: 417 425 Dalam globalisasi, USD, EUR dan JPY akan menjadi mata uang dominan. Justin Lin Yifu, ekonom World Bank yang juga wakil presiden senior untuk ekonomi pembangunan, mengatakan bahwa dalam ekonomi global kawasan Amerika, Eropa dan Jepang akan tetap menonjol (Cahyo, 2011). USD merupakan mata uang internasional yang kuat sehingga tak heran jika mata uang USD digunakan sebagai acuan perdagangan perekonomian global. Bahkan kalau kembali mengingat kejadian di tahun 1997 (krisis moneter) penyebab salah satunya adanya utang luar negeri dari sektor swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek telah menciptakan kondisi yang tidak stabil, tentunya pada saat itu utang jangka pendek luar negeri dibayar dalam bentuk mata uang USD dan pada saat ditahun itu juga terjadinya penurunan mata uang IDR secara tajam terhadap mata uang USD dan menyebabkan penurunan tajam perekonomian Indonesia hingga merebak ke berbagai sektor pada saat itu. Hal tersebut membuktikan bahwa mata uang USD telah lama digunakan dalam ekonomi global, bahkan sampai sekarang masih belum ada mata uang yang bisa menggeser kuatnya mata uang USD. Mulai tahun 1999 muncul mata uang baru yaitu EUR yang merupakan mata uang tunggal Eropa, tetap keberadaannya belum bisa menggeser dominasi mata uang USD sebagai mata uang internasional yang paling stabil. Namun, terdapat sebelas negara anggota Uni Eropa yang menganut pemberlakuan mata uang tunggal ini sebagai bagian dari sistem pembayaran. Selanjutnya JPY merupakan mata uang yang cukup diperhitungkan dalam perekonomian Indonesia karena volumenya yang besar. Menurunnya dominasi USD di Asia disebabkan antara lain menguatnya mata uang regional Asia seperti Yen Jepang. Sejak awal tahun 1990 ruang lingkup intervensi valuta asing Jepang telah meningkat secara signifikan. Dengan adanya kondisi USD sebagai mata uang internasional yang kuat dan mata uang EUR serta JPY yang berkembang dan mampu bersanding dengan mata uang USD, sehingga tidaklah heran jika kini USD, EUR dan JPY menjadi mata uang dominan dan acuan dari berbagai negara dalam era globalisasi ini (Tabel 1). Tabel 1. Enam Peringkat Teratas Mata Uang yang Diperdagangkan Peringkat Mata Uang ISO 4217 Kode Simbol 1 United States USD $ dollar 2 Eurozone euro EUR 3 Japanese yen JPY 4 British pound GBP sterling 5 Swiss franc CHF - 6 Australian dollar AUD $ Sumber: Valas-online.com, Juli 2013. Tidak hanya dalam ekonomi global kawasan Amerika, Eropa, dan Jepang yang tetap menonjol, melainkan negara tersebut juga sebagai ketiga negara utama eksportir dalam produk unggulan ekspor Indonesia di sektor agrikultur (Kemendag, 2013) selama dua tahun terakhir (BPS, 2011-2012). Tabel 2. Jumlah Produk Agrikultur (kg) ke Tiga Negara Eksportir Utama Produk Agrikultur Amerika Eropa Jepang (dalam berat bersih kg) 2011 2012 2011 2012 2011 2012 Karet dan produk karet 83.104 148.458 106.240 160.000 126.074 90.000 Udang 40.266.528 44.646.683 2.313.610 813.798 21.704.148 24.210.950 Kakao 7.721.977 100.129 200.541 385.560 26.208 513.000 Kopi 35.486.543 50.590.857 24.620.101 35.936.716 46.913.646 38.017.819 Sumber: Badan Pusat Statistik (bps.go.id), Juli 2013 (diolah) 418

Hubungan Nilai Kurs dengan Indeks Harga Saham Pertanian di Indonesia Vania Jessica Tedjamulia, Sahala Manalu, & Rony Joyo Negoro Octavianus Sektor agrikultur (pertanian) merupakan kegiatan ekonomi utama penduduk Indonesia, hingga mencapai penyerapan tenaga kerja 80% pada sektor agrikultur, selain itu juga sektor pertanian ini masih menjadi salah satu leading sektor dalam ekonomi Indonesia yang ditunjukkan oleh pangsanya yang masih cukup tinggi terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB), sehingga tak heran jika Indonesia disebut sebagi negara agraris. Sampai saat ini sektor agrikultur masih menjadi primadona perekonomian Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi dimana perekonomian lebih ditopang pada sektor industri dan jasa. Alasannya, kebutuhan akan pangan nasional masih menumpukan harapan pada sektor agrikultur. Tak hanya kebutuhan akan pangan nasional bahkan sampai mancanegarapun terpenuhi dari sektor agrikultur. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh wakil menteri perdagangan bahwa produk pertanian ekspor Indonesia, seperti karet alam, sawit, kopi, dan kakao, merupakan produk pertanian yang sulit dicari substitusinya. Karena itu, permintaan produk tersebut akan tetap tinggi sekalipun harganya turun. Bahkan dari sepuluh komoditi utama Indonesia yang di ekspor (TPT, elektronik, karet dan produk karet, sawit, produk hasil hutan, alas kaki, otomotif, udang, kakao dan kopi) lima diantaranya merupakan sektor agrikultur, yaitu karet dan produk karet, sawit, udang, kakao dan kopi (Kemendag, 2013) sehingga hal ini semakin mendukung bahwa sektor agrikutur merupakan sektor yang sangat berperan penting untuk pemenuhan kebutuhan primer. Sekaligus hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk mendorong peran pemerintah Indonesia agar tidak hanya terpaku pada sektor industri walaupun perekonomian Indonesia lebih ditopang pada sektor industri dan jasa, melainkan lebih memperhatikan dan mengembangkan kekayaan alam Indonesia sendiri di bidang agrikultur dimana sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi dalam bercocok tanam. Misalnya pemantauan bibit unggul, memerhatikan hakhak petani, memerhatikan investasi sektor pertanian di Indonesia salah satunya adalah persoalan lahan, infrastruktur, dan birokrasi dalam rangka tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia sendiri, menciptakan kondisi yang kondusif di sektor agrikultur dan meningkatkan PDB (Arma, 2013). Penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan Sa adah & Panjaitan (2006), Fuadi (2009), Kewal (2012), Nirmalasari (2012), dan Setyaningsih (2012), menunjukkan hasil yang tidak konsisten tentang pengaruh antara kurs dengan indeks harga saham, terlebih juga masih jarangnya penelitian yang menggunakan variabel independen terfokus pada kurs dan variabel dependen indeks harga saham agrikultur. Hal ini menjadikan motivasi kuat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan sampel dan tahun penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, sekaligus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kurs USD, kurs EUR dan kurs JPY dapat memengaruhi indeks harga saham sektor agrikultur tersebut. HIPOTESIS Berdasarkan latar belakang dan penelitianpenelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis penelitian: H 1 : kurs USD/IDR berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor pertanian. H 2 : kurs EUR/IDR berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor pertanian. H 3 : kurs JPY/IDR berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor pertanian. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian causal research dengan jenis data kuantitatif. Penelitian causal research yang bertujuan untuk mengidentifikasikan 419

Jurnal Keuangan dan Perbankan KEUANGAN Vol. 17, No.3, September 2013: 417 425 hubungan sebab akibat antara variabel-variabel penelitian, sedangkan data kuantitatif fokus utama pada pengolahan angka. Dikarenakan data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan dianalisis secara kuantitatif, sehingga diperlukan pengolahan dengan menggunakan pendekatan statistika. Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen (independent variable) dan variabel dependen (dependent variable), dengan sumber data yang diperoleh secara sekunder. Variabel independen dalam penelitian ini kurs USD/IDR, kurs EUR/IDR dan kurs JPY/ IDR. Data kurs merupakan kurs tengah rupiah harian periode 2008 hingga 2012 melalui situs resmi bank Indonesia. Variabel dependen merupakan indeks harga saham sektor pertanian, data diperoleh secara harian selama lima tahun terakhir (2008-2012) dari PT Indonesian Capital Market Electronic Library. Sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria: (1) Indeks harga saham harian sektor pertanian dan kurs USD/IDR, EUR/ IDR dan JPY/IDR periode 2008-2012; (2) data kurs tengah rupiah dan indeks harga saham pertanian harus lengkap keduanya secara harian. Apabila salah satu dari data harian tersebut tidak ada, maka tidak disertakan (hari libur, hari besar nasional dan tanggal merah lainnya). Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode Auto Regressive Distributed Lag (ARDL). Model ini dikembangkan untuk co-integration yang tidak hanya untuk memprediksi besaran variabel terikat, mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, dan mengetahui pengaruh dominan diantara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat dalam kurun waktu yang sama dan selama perioda pengamatan yang sama. Melainkan menggunakan data runtun waktu yang memerhatikan pengaruh waktu dengan menggunakan periode waktu sebelumnya (De Vita & Abbot, 2004). HASIL Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 ) Analisis keofisien determinasi (R 2 ) dapat melihat seberapa besar variabel dependen yang bisa dijelaskan oleh perubahan dalam variabel independen. Hasil koefisien determinasi (R 2 ) penelitian ini menunjukkan bahwa adjusted R square yang terlihat pada Tabel 3 adalah 0,078. Hal ini mengartikan bahwa 7,8% dari variabel indeks harga saham pertanian dapat dijelaskan oleh variabel kurs USD/ IDR, EUR/IDR dan JPY/IDR. Sisanya yaitu 92,2% variabel indeks harga saham pertanian dijelaskan oleh sebab atau faktor lain di luar model penelitian ini, seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, volume perdagangan saham, dan lain-lain. Tabel 3. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R 2 ) R R 2 Adjusted R 2 SE 0,283 0,080 0,078 41,34013 Variabel independen: JPY_IDR, EUR_IDR, USD_IDR Variabel dependen: Indeks Pertanian Tabel 4. Hasil Uji F (F Test) Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 180866,304 3 60288,768 35,277 0,000 Residual 2069606,767 1211 1709,006 Total 2250473,071 1214 Variabel independen: JPY_IDR, EUR_IDR, USD_IDR Variabel dependen: Indeks Pertanian 420

Hubungan Nilai Kurs dengan Indeks Harga Saham Pertanian di Indonesia Vania Jessica Tedjamulia, Sahala Manalu, & Rony Joyo Negoro Octavianus Uji F (F Test) Uji F ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara keseluruhan (simultan) terhadap variabel terikatnya. Pada Tabel 4 diperoleh F hitung 35,277 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sesuai dengan pengambilan keputusan bahwa probabilitas (0,000)< 0,05 maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi indeks harga saham pertanian. Artinya kurs USD/IDR, EUR/IDR dan JPY/IDR secara bersama-sama berpengaruh terhadap indeks harga saham pertanian. Uji t (t Test) Untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi dalam memprediksikan, perlu adanya pengujian signifikansi dari masingmasing (parsial) koefisien dari model. Tabel 5. Hasil Uji t (t Test) Variabel Beta SE t Sig. Constant 0,525 1,187 0,442 0,658 USD_IDR -0,098 0,027-3,677 0,000 EUR_IDR 0,091 0,012 7,412 0,000 JPY_IDR -0,059 0,016-3,624 0,000 Variabel dependen: Indeks Pertanian Hasil uji t pada Tabel 5 menunjukkan bahwa kurs USD/IDR, EUR/IDR dan JPY/IDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham pertanian. Dibuktikan dari tingkat signifikansi ketiganya (kurs USD/IDR, EUR/IDR, dn JPY/IDR) sebesar 0,000, bahwa probabilitas (0,000) < 0,05 artinya variabel kurs USD/IDR, EUR/IDR dan JPY/IDR berpengaruh secara parsial terhadap indeks harga saham pertanian. Adapun t hitung kurs USD/IDR didapatkan -3,677, untuk kurs EUR/IDR memiliki nilai t hitung 7,412 dan kurs JPY/IDR memiliki nilai t hitung -3,624. Dari hasil uji Tabel 5, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1t-1 + b 1 X 2t-1 + b 3 X 3t-1 +e Y = 0,525 0,098X 1 + 0,091X 2-0,059X 3 Keterangan : Y = indeks harga saham sektor pertanian 2008-2012 a = konstanta b 1-3 = koefisien regresi X1 = kurs USD/IDR X2 = kurs EUR/IDR X3 = kurs JPY/IDR t-1 = lag data variabel independen 1 tahun e = kesalahan residu Koefisiensi variabel independen kurs USD/ IDR (X1) menunjukkan nilai sebesar -0,098, tanda negatif (-) pada koefisien variabel menunjukkan bahwa kurs USD/IDR berpengaruh secara negatif terhadap indeks harga saham pertanian, artinya setiap penurunan kurs akan berdampak pada kenaikan indeks harga saham pertanian. Pada koefisiensi variabel independen kurs EUR/IDR sebesar 0,091, dikarenakan koefisien variabel pada kurs EUR/IDR positif (+), menandakan bahwa terjadi pengaruh positif antara kurs EUR/IDR dan indeks harga saham pertanian, yaitu setiap kenaikan kurs EUR/IDR akan menaikkan pula indeks harga saham. Kurs JPY/IDR memiliki koefisiensi variabel 0,059, tanda negatif (-) pada koefisien variable menjelaskan bahwa kurs JPY/IDR berpengaruh secara negatif terhadap indeks harga saham pertanian, yaitu setiap penurunan kurs JPY/IDR akan berdampak pada kenaikan indeks harga saham pertanian. PEMBAHASAN Kurs USD/IDR dan Indeks Harga Saham Pertanian Faktor utama yang menyebabkan harga saham berubah adalah adanya persepsi yang berbeda dari 421

Jurnal Keuangan dan Perbankan KEUANGAN Vol. 17, No.3, September 2013: 417 425 masing-masing investor yang dicerminkan dari ROR (rate of return) yang diinginkan. Apabila investor mempunyai persepsi bahwa ROR saham yang dimiliki tidak sesuai yang diharapkan, maka investor cenderung menjual sahamnya sehingga terjadi oversupply dan harga saham turun. Adanya kecenderungan inflasi, maka hubungan antara nilai tukar dan harga saham dapat berupa hubungan yang negatif, seperti hasil penelitian ini. Ketika inflasi meningkat maka kurs USD/IDR meningkat. Inflasi akan membuat ekspektasi investor terhadap permintaan pada risk premium dan rate of return tinggi sehingga akan menyebabkan harga saham turun (Wu, 2001). Sesuai dengan penelitian Putra (2012), investor lebih memilih melakukan investasi pada valuta asing jika harga dari mata uang asing tersebut melemah, maka permintaan saham turun dan berdampak pada harga saham. Selain itu terjadinya krisis ekonomi yang menimpa negara Amerika di tahun 2008, masih menyisakan sentimen investor yang buruk. Hal ini membuat banyak investor menarik dananya dari pasar modal dan menyebabkan turunnya IHSG termasuk indeks harga saham sektoral pertanian. Di samping itu juga, dari sisi kondisi pasar modal Indonesia pada sektor pertanian didominasi oleh perusahaan dengan produksi kelapa sawit. Mulai tahun 1998, kelapa sawit merupakan produk pertanian dengan volume ekspor yang setiap tahun meningkat, sedangkan Amerika bukan negara tujuan utama ekspor kelapa sawit bagi Indonesia, sehingga hal ini menyebabkan kecenderungan investor untuk lebih mempertimbangkan inflasi sebagai permintaan risk premium dan rate of return tinggi pada kurs USD/IDR. Kurs EUR/IDR dan Indeks Harga Saham Pertanian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurs EUR/IDR berpengaruh positif terhadap indeks harga saham sektor pertanian, hal ini sesuai dengan teori ekonomi makro jika nilai tukar dinyatakan dengan unit mata uang domestik per mata uang asing, maka akan memiliki hubungan positif dengan harga saham. Menurut Wijaya (2008), perubahan nilai tukar dapat memiliki dampak yang berbeda terhadap nilai indeks di BEI berdasarkan operasional perusahaan. Eropa merupakan negara tujuan utama Indonesia yang menempati posisi ketiga dari ekspor produk kelapa sawit. Ketika mata uang EUR mengalami penguatan, harga produk ekspor kelapa sawit ke Eropa akan lebih murah dibanding penurunan mata uang EUR. Tentunya hal ini membuat volume ekspor produk kelapa sawit meningkat dan meningkatkan juga penjualan produk kelapa sawit. Adanya kenaikan penjualan maka akan memberikan tanda yang baik kepada investor untuk membeli saham pertanian, khususnya perusahaan dengan produksi kelapa sawit yang juga lebih mendominasi pada saham sektor pertanian, sehingga akan menaikkan pula indeks harga saham pertanian tersebut. Kurs JPY/IDR dan Indeks Harga Saham Pertanian Pengaruh negatif antara kurs terhadap indeks harga saham pertanian pada penelitian kurs JPY/ IDR. Penyebab pengaruh negatif antara kurs JPY/ IDR dan indeks harga saham pertanian sama seperti kurs USD/IDR terhadap indeks harga saham pertanian, selain Jepang bukan merupakan negara tujuan utama Indonesia salam hal ekspor produk kepala swait, investor lebih memilih melakukan investasi pada valuta asing jika harga dari mata uang asing tersebut melemah sehingga membuat permintaan saham turun dan berdampak pada harga saham (Putra, 2012). Terlebih JPY merupakan mata uang yang cukup dominasi di Asia, bahkan menurunnya dominasi USD di Asia disebabkan menguatkan mata uang regional Asia yaitu JPY 422

Hubungan Nilai Kurs dengan Indeks Harga Saham Pertanian di Indonesia Vania Jessica Tedjamulia, Sahala Manalu, & Rony Joyo Negoro Octavianus (Setyaningsih, 2012). Sehingga hal tersebut membuat investor (terutama investor wilayah Asia) cenderung mengalihkan investasinya dalam bentuk JPY dibandingkan berinvestasi pada saham. Indeks harga saham pertanian selama lima tahun dapat dikatakan mengalami masa pemulihan. Hal tersebut terlihat mulai dari tahun 2010, indeks harga saham pertanian mengalami peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan tahun 2009, yang kemudian di tahun berikutnya (2011-2012) angka indeks harga saham pertanian sedikit demi sedikit bergerak menuju lebih tinggi yaitu ke-angka dua ribu untuk kembali menyusul indeks harga saham pertanian di tahun 2008. Kalau dicermati pada Gambar 1, indeks harga saham pertanian di tahun 2009 mengalami kemerosotan yang cukup banyak dibanding tahun sebelumnya, yang disebabkan terjadinya krisis ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berdampak pada ekonomi global termasuk perekonomian Indonesia. Diawali pada tahun 2008 kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu perusahaan investasi terbesar keempat di negara AS. Peristiwa tersebut dengan cepat menyebar dan menjalar dampaknya keseluruh dunia, terlebih negara AS merupakan negara maju yang dikenal sebagai pusat perekonomian dunia. Runtuhnya perusahaan finansial dikarenakan kehilangan likuiditas mengakibatkan bursa saham Wall Street menjadi tidak berdaya. Krisis keuangan negara AS pada awal hingga pertengahan 2008 telah menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat AS ke seluruh sektor yang selama ini dikenal sebagai konsumen terbesar atas produk dari berbagai negara di seluruh dunia termasuk dari Indonesia yang mengandalkan ekspor ke negara AS, sebagai eksportir bidang pertanian. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, tentunya situasi ini dapat merusak perekonomian dan memicu terjadinya krisis ekonomi. Indonesia merupakan negara yang masih sangat bergantung dengan aliran dana dari investor asing, krisis global akibat dari krisis perekonomian negara AS ini berdampak pada kondisi investor domestik yang enggan membeli saham. Dikarenakan tipikal investor domestik cenderung 2500,000 Indeks Pertanian 2000,000 1500,000 1000,000 500,000 0,000 2008 2009 2010 2011 2012 Indeks Agrikultur 2218,994 1497,2523 1904,455 2176,8501 2214,5853 Gambar 1. Rata-Rata Indeks Harga Saham Pertanian 2008-2012 423

Jurnal Keuangan dan Perbankan KEUANGAN Vol. 17, No.3, September 2013: 417 425 mengikuti investor asing, dan pada tahun 2009 investor asing justru menarik dananya dari Indonesia sehingga menyebabkan indeks harga saham gabungan pada saat itu mengalami penurunan indeks harga saham sektoral termasuk pertanian. Secara teoretis hasil penelitian sejalan dengan penelitian Nirmalasari (2012) yang menunjukkan secara simultan kurs USD/IDR, EUR/IDR dan JPY/IDR berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham pertanian. Secara parsial kurs USD/IDR berpengaruh signifikan negatif terhadap indeks harga saham pertanian. Namun pada hasil uji parsial kurs EUR/IDR dan JPY/IDR, bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Nirmalasari (2012), penelitian ini menghasilkan kurs EUR/IDR berpengaruh signifikan positif terhadap indeks harga saham pertanian, sedangkan JPY/IDR berpengaruh signifikan negatif terhadap indeks harga saham pertanian, Secara praktis, perlu diingat kembali bahwa tidak hanya kurs sebagai faktor fundamental makro yang dikatakan satu-satunya berpengaruh terhadap indeks harga saham, melainkan masih ada faktor fundamental makro yang turut berpengaruh seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, volume perdagangan saham (Putra, 2012). Peran pemerintah untuk semakin mengembangkan dan menciptakan kondisi yang kondusif pada sektor pertanian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kurs USD/IDR, EUR/IDR, JPY/IDR dan indeks harga saham pertanian (2008-2012), maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara teori, kurs merupakan salah satu faktor fundamental makro yang berpengaruh terhadap indeks harga saham. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan kurs USD/IDR, EUR/IDR dan JPY/IDR berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham pertanian. Hasil penelitian ini menunjukkan kurs USD/ IDR berpengaruh signifikan secara negatif terhadap indeks harga saham pertanian. Kurs EUR/IDR dinyatakan berpengaruh secara signifikan positif terhadap indeks harga saham pertanian, dan kurs JPY/IDR dinyatakan berpengaruh signifikan negatif terhadap indeks harga saham pertanian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa indeks harga saham pertanian mampu dijelaskan oleh kurs USD/IDR, EUR/IDR dan JPY/IDR sebesar 7,8%. Menandakan sebesar 92,2% indeks harga saham pertanian dijelaskan oleh faktor lain yang di luar model penelitian. Saran Untuk penelitian berikutnya diharapkan menambah mata uang, misalnya mata uang Inggris (GBP), yang merupakan mata uang yang masuk urutan ke empat sebagai mata uang yang diperdagangkan. Fokus pada satu sub sektor pertanian, sebagai objek penelitian untuk penelitian selanjutnya. Dikarenakan nilai koefisien determinasi yang menunjukkan kontribusi variabel independen terhadap dependen dalam penelitian ini kecil, maka penelitian selanjutnya, diperlukan menambah variabel independen yang signifikan dan relevan, seperti tingkat inflasi, IHSG, dan perubahan tingkat suku bunga BI Rate. DAFTAR PUSTAKA Arma, G. 2013. Lima Tahun Terakhir Investasi di Sektor Pertanian Meningkat. http://www. suaramerdeka.com/v2/index.php/read/news/ 2013/08/28/169893/Lima-Tahun-Terakhir- Investasi-di-Sektor-Pertanian-Meningkat. (Diakses 15 September 2013). Cahyo. 2011. Ke Depan, Dominasi Mata Uang Akan Runtuh. http://www.neraca.co.id/ article/2394/-ke- Depan-Dominasi-Mata-Uang-Akan-Runtuh/2. (Diakses 2 Juli 2013). Fuadi, D.W. 2009. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Volume Perdagangan dan Kurs terhadap Return 424

Hubungan Nilai Kurs dengan Indeks Harga Saham Pertanian di Indonesia Vania Jessica Tedjamulia, Sahala Manalu, & Rony Joyo Negoro Octavianus Saham Sektor properti yang Listed di BEI (Studi Kasus pada Saham Sektor Properti yang Listed di BEI Periode 2003-2007). Tesis. Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Kewal, S.S. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga saham Gabungan. Jurnal Economia, 8(1): 53-64. Nirmalasari, E. 2012. Analysis of Macroeconomic Factors on JCI Stock Returns for the Periode of 2001-2009. Tesis. School of Business and Management. ITB Bandung. Pesaran, M. H., Shin, Y. & Smith, R. J. 2001. Bounds Testing Approaches to the Analysis of Level Relationships. Journal of Applied Econometrics, 16(3), 289-326. Putra, I.M. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar terhadap Indeks Harga Saham Sektor Keuangan (Kajian Empiris pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan 2008-2011). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. Sa adah, S. & Panjaitan, Y. 2006. Interaksi Dinamis antara Harga Saham dengan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Jurnal Ekonomi dan Bisnis: 46-62. Setyaningsih, Sri Novita Sari. 2012. Analisis Pengaruh Kurs Valas USD, EUR, CNY dan JPY terhadap IndeksLQ45 Periode 2011 di Bursa Efek Indonesia. Kertas Kerja. Universitas Gunadarma. Depok. De Vita, G & Abbott, A 2004. The Impact of Exchange Rate Volatility on UK Exports to EU Countries. Scottish Journal of Political Economy, 51(1): 62-81. Wu, Y. 2001. Exchange Rates, Stock Prices, and Money Markets: Evidence Singapore. Journal of Asian Economics, 12(3): 445-458. 425