PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS EURO DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE )

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS USD DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN HARGA EMAS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi Kasus di BEI Periode )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Christian, Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, Dan Tingkst Inflasi Terhadap Indeks

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

Surat Pemberitahuan (SPT) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Deskriptif

ABSTRACT ANALYSIS THE IMPACT OF COMPANY SIZE, INFLATION RATE, EXCHANGE RATE ON STOCK PRICES. (Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on the

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bulanan kurs rupiah, suku bunga (BI rate), Jakarta Islamic Index (JII) dan

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI PADA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI

BAB V PENUTUP. Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun dapat diambil kesimpulan

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Bank Terhadap Harga Obligasi PT. Adhikarya Tbk.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1Analisis Data Uji Asumsi Klasik. Uji Asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah model regresi untuk

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Rahmadya Savira 1 dan Dheo Rimbano Alumni STIE MURA Lubuklinggau. 2. Dosen Tetap STIE MURA Lubuklinggau.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

ABSTRACT. Key words : Rate of deposit interest, US foreign exchange, gold price, composite index. viii. Universitas Kristen Maranatha

Hilya Lailia Darminto R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

: Berkat Kristian Zega NPM : Pembimbing : Anne Dahliawati, SE., MM

PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING DAN INDEKS HARGA SAHAM LUAR NEGERI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah dari bulan September 2015 Januari 2016 di Universitas Mercu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT SERMANI STEEL MAKASSAR

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA 10 BANK UMUM TERBESAR DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) BAGUS ANANTO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi penelitian ini membahas mengenai data yang digunakan dalam penelitian ini

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Dea Rizka Amelia Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2006-2015 INFLUENCES OF MACROECONOMIC FACTORS TO INDONESIA STOCK EXCHANE (IDX) COMPOSITE ON IDX PERIOD 2006-2015 Rini Astuti 1, Joyce Lapian 2, Paulina Van Rate 3 1,2,3 Jurusan Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115, Indonesia E-mail: riniastuti0510@gmail.com ABSRTAK Perubahan Makroekonomi di Indonesia akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dan seluruh industri yang ada. Pasar modal menjadi penggerak ekonomi nasional melalui perannya sebagai sumber pembiayaan perusahaan dan alternatif bagi investor untuk berinvestasi. Didalam pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sangat berperan penting karena indeks ini bisa menjadi barometer kesehatan ekonomi di suatu negara. Tingginya inflasi, suku bunga dan terdepresiasinya rupiah terhadap dollar akan menurunkan harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor makroekonomi yaitu inflasi, kurs dan suku bunga terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Metode analisis menggunakan model analisis linear berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan periode januari 2006-Desember 2015. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 120 sampel. Hasil pengujian hipotesis pertama diterima dan diperoleh nilai inflasi sebesar 2,128. Hasil pengujian hipotesis kedua diterima dan diperoleh nilai kurs sebesar 7,953. Hasil pengujian hipotesis ketiga diterima dan diperoleh nilai suku bunga sebesar -7,653. Hipotesis keempat diterima dan diperoleh nilai inflasi, kurs dan suku bunga sebesar 65.313. Dari hasil statistik disimpulkan variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Variabel kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG. Secara simultan variabel bebas yaitu inflasi, kurs dan suku bunga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG. Kata Kunci: Inflasi, Kurs, Suku Bunga, IHSG ABSTRACT The transformation of macroeconomic in Indonesia will affect the Indonesian economy and all of the industry. Capital market drives the national economy through its role as an alternative source of financing for companies and investors to invest. Indonesia Stock Exchage (IDX) Composite is very important because IDX Composite into measuring the economic health of a country. High of inflation, interest rate and depreciation of IDR to USD will decrease the stock price. The study aimed to know the effect of macroeconomic factor, inflation, exchange rate, and interest rate on IDX Composite in IDX. This study used multiple linear regression. Result shows inflation variable have a significant effect on IDX Composite as well as Exchange rate variable. Interest rate variables have a negative and significant effect on IDX Composite. Simultaneously it can be conclude that the independent variable, inflation, exchange rate and interest rate have a significant effect on IDX Composite. Keywords: Inflation, Exchange Rate, Interest Rate, IDX Composite Rini Astuti 399

1. PENDAHULUAN Perubahan makroekonomi di Negara Indonesia tentu akan mempengaruhi perekonomian nasional serta seluruh industri. Contohnya inflasi yang tinggi dan melemahnya rupiah akan membuat banyak industri mengalami goncangan, produksi yang menurun akibat harga-harga bahan baku yang terus naik yang mengakibatkan menurunnya tingkat laba. Dengan menurunnya tingkat laba tentu akan memberikan dampak pada turunnya harga saham di industri tersebut karena dividen yang akan diterima oleh para pemengang saham akan menurun sehingga banyak investor yang akan menarik investasi mereka. Naiknya suku bunga akan membuat para investor lebih tertarik untuk berinvestasi dalam bentuk tabungan di bank daripada investasi di pasar modal. Menurunnya harga saham pada industri akan berdampak juga pada turunnya nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Makroekonomi tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara seketika melainkan secara perlahan dan dalam jangka waktu yang panjang. Sebaliknya harga saham akan terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor makro ekonomi tersebut karena para investor lebih cepat bereaksi. Ketika perubahan makroekonomi itu terjadi, para investor akan memperhitungkan dampaknya baik yang positif maupun yang negatif terhadap kinerja perusahaan beberapa tahun ke depan, kemudian mengambil keputusan membeli, menjual atau menahan saham yang bersangkutan (Samsul, 2006). Oleh karena itu indeks harga saham lebih cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan variabel makro ekonomi daripada kinerja perusahaan yang bersangkutan. Secara teori inflasi yang tinggi mengakibatkan penurunan daya beli uang dan mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Tingkat suku bunga yang tinggi juga akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Depresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing membuat investor enggan untuk berinvestasi di pasar modal karena terjadinya depresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing atau depresiasi rupiah terhadap USD menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia buruk dan penyebab melemahnya kurs bisa jadi karena faktor fundamental perekonomian Indonesia yang tidak kuat sehingga nilai USD menguat dan akan menurunkan IHSG. Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Mengetahui pengaruh kurs/nilai tukar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 3. Mengetahui pengaruh suku bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 4. Mengetahui pengaruh inflasi, kurs/nilai tukar dan suku bunga secara bersama-sama terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Landasan Teori Ekonomi Makro Ekonomi makro atau makroekonomi adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara keseluruhan (agregatif). Ekonomi makro mempelajari konsisi ekonomi suatu masyarakat/negara seperti pengangguran, kesempatan kerja, pengeluaran Negara, pendapatan nasional, tingkat suku bunga, kurs/nilai tukar, dan sebagainya. Rini Astuti 400

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menurut Sunariyah (2006) indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Pertambahan jumlah saham beredar berasal dari emisi baru, yaitu masuknya emiten baru yang tercatat di Bursa Efek, atau terjadi tindakan corporate action berupa split, right, waran, deviden saham, saham bonus, dan saham konversi. Inflasi Menurut Sadono Sukirno (2003), kenaikkan harga-harga umum atau inflasi disebabkan oleh tiga faktor yaitu jumlah uang beredar, kecepatan peredaran uang, dan jumlah barang yang diperdagangkan. Menurutnya inflasi adalah proses kenaikkan harga barang umum yang berlaku dalam perekonomian. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan prosentase yang sama. Yang penting terdapat kenaikkan harga-harga umum barang secara terusmenerus selama satu periode tertentu. Kenaikkan yang terjadi hanya satu sekali saja (meskipun dengan presentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi. Kurs/Nilai Tukar Kurs/nilai tukar adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing (Sukirno, 2003). Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel variabel makro ekonomi yang lain. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar mata uang yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar. Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang di definisikan sebagai harga dimana mata uang asing diperjual belikan terhadap mata uang domestik dan harga tersebut berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang. Suku Bunga Menurut Hubbard (2005), suku bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower atas pinjaman yang diterima dan imbalan bagi lender atas investasinya. Menurut Karl dan Fair (2001), suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Kerangka Pikir Dengan ini dibuat kaitan antara inflasi, kurs dan suku bunga pada Indeks Harga Saham Gabungan dengan kerangka pikir sebagai berikut: Rini Astuti 401

Faktor Makro Ekonomi: Inflasi ( ) Suku Bunga ( ) H1 H2 IHSG (Y) Kurs ( ) H3 H4 Gambar 1. Kerangka Pikir Sumber: Literature review, 2016 Penelitian ini bermaksud untuk menguji variabel independen yang terdiri dari inflasi, kurs dan suku bunga terhadap variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hipotesis Berdasarkan teori dan kerangka pikir serta kajian empiris maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H 1 : Diduga inflasi berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). H 2 : Diduga kurs/nilai tukar berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di H 3 : Diduga suku bunga berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di H 4 : Diduga inflasi, kurs/nilai tukar dan suku bunga secara bersama-sama bepengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Asosiatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesa yang ada berdasarkan dari teori yang telah dirumuskan dan diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka dihitung lebih lanjut dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini meliputi data tingkat inflasi, kurs, suku bunga dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sampel dalam penelitian ini adalah data bulanan mulai Januari 2006 hingga Desember 2015 dengan jumlah 120 sampel dari data tingkat inflasi, kurs, suku bunga dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data inflasi Indonesia, kurs rupiah terhadap dollar US, suku bunga Indonesia dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 10 tahun terakhir data setiap bulan dari januari 2006 hingga desember 2015. Sumber-sumber data diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (http://idx.co.id) dan website resmi Bank Indonesia (http://bi.go.id). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan metode dokumentasi, yaitu pengambilan dokumen-dokumen berupa nilai inflasi, kurs/nilai tukar USD/IDR, suku bunga dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Metode analisa yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah model analisis regresi linear berganda. Regresi berganda merupakan persamaan regresi dengan menggunakan dua atau lebih variabel independen. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh inflasi, kurs dan suku bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. Rini Astuti 402

Uji Multikolinearitas 3. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Tabel 1. Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Inflasi.292 3.421 Kurs.996 1.004 Suku Bunga.292 3.428 a. Dependent Variable: IHSG Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Batas VIF adalah 10 apabila nilai VIF lebih besar dari pada 10 (VIF > 10) maka terjadi multikolinearitas. Tabel diatas menunjukkan ketiga variabel independen yaitu inflasi, kurs dan suku bunga memiliki nilai variance inflation factor (VIF) lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Uji Heterokedastisitas Grafik 1. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan grafik, apabila grafik terbentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Apabila pola yang jelas, serta titik titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel diatas menunjukkan sebaran data ada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak tampak adanya suatu pola tertentu, oleh karena itu dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas. Rini Astuti 403

Uji Normalitas Grafik 3. Uji Normalitas Untuk menguji normal data ini menggunakan metode analisis grafik dan melihat normal probability plot. Tabel diatas terlihat sebaran data diatas pada chart tersebar di sekeliling garis, maka dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas terpenuhi. Uji F Kriteria pengujiannya apabila nilai F hitung F tabel artinya seluruh variabel independen yang digunakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F hitung F tabel berarti seluruh variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan taraf 0,05. Tabel 2. Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.257E8 3 4.190E7 65.313.000 a Residual 7.441E7 116 641469.417 Total 2.001E8 119 a. Predictors: (Constant), Suku Bunga, Kurs, Inflasi b. Dependent Variable: IHSG Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 65.313 dengan tingkat signifikansi dibawah 5% atau 0.05, sedangkan F tabel sebesar 2.683 yang berarti bahwa F hitung > F tabel. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H4 diterima. Dari hasil uji F disimpulkan bahwa variabel independen yaitu inflasi, kurs dan suku bunga secara bersama-sama/simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. Uji t Uji t dilakukan dengan tujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen yaitu inflasi, kurs dan suku bunga secara parsial/individu terhadap variabel dependen yaitu IHSG. Rini Astuti 404

Tabel 3. Uji t Coefficients a Model Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 3321.625 658.293 5.046.000 Inflasi 8802.842 4136.775.223 2.128.035 Kurs.392.049.451 7.953.000 Suku Bunga -59810.957 7814.983 -.802-7.653.000 a. Dependent Variable: IHSG Berdasarkan tabel diatas inflasi menghasilkan nilai t hitung sebesar 2.128 sedangkan t tabel sebesar 1.981 yang berarti t hitung t tabel dan variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.034 yang apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% atau 0.05 maka nilai signifikansi variabel inflasi lebih kecil dari derajat kesalahan. Nilai koefisien regresi inflasi (X 1) adalah 8802.842 bernilai positif. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H1 diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG di BEI. Kurs menghasilkan nilai t hitung sebesar 7.953 sedangkan t tabel sebesar 1.981 yang berarti t hitung t tabel dan variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% atau 0.05 maka nilai signifikansi variabel kurs lebih kecil dari derajat kesalahan. Nilai koefisien regresi kurs (X 2) adalah 0.392 bernilai positif. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H2 diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa kurs mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG di BEI. Suku bunga menghasilkan nilai t hitung sebesar 7.653 sedangkan t tabel sebesar 1.981 yang berarti t hitung t tabel dan variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% atau 0.05 maka nilai signifikansi variabel suku bunga lebih kecil dari derajat kesalahan. Nilai koefisien regresi suku bunga (X 3) adalah -59810.957 bernilai negatif. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H3 diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa suku bunga mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG di BEI. Kesimpulan 4. PENUTUP Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Inflasi memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 2. Kurs memiliki pengaruh positif dan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 3. Suku bunga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 4. Inflasi, kurs dan suku bunga secara bersama-sama atau secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rini Astuti 405

Saran Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan peneliti selanjutnya. Berdasarkan keterbatasan yang ada diharapkan peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Menambah elemen variabel penelitian supaya dapat diketahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi indeks harga saham gabungan. 2. Menambah jumlah sampel yang akan dipakai dalam penelitian DAFTAR PUSTAKA Paper dalam Jurnal [1] Immanuel, Roisondo dan Satria, Dias. 2015. Analisis Pengaruh Indikator Makroekonomi Dan Indeks Harga Saham Regional ASEAN Terhadap Pasar Saham Indonesia (IHSG) Periode Pada Tahun 2009-2014. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya Malang. [2] Kewal Suramaya, 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia. Volume 8, Nomor 1 April 2012. Buku [3] Hubbard, R. Glenn. 2005. Money, the Financial System, and the Economy. 5th Ed., Personal Education, USA. [4] Karl, E Case dan Fair, C Rai. 2001. Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. Prenhalindo, Jakarta. [5] Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Edisi kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. [6] Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi kelima, UPP, Yogyakarta Rini Astuti 406