PENGARUH SUKU BUNGA SBI DAN KURS DOLAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUKU BUNGA SBI DAN KURS DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR GRAFIK...xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM (STUDI KASUS PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE )

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK MANDIRI TBK. PERIODE Jurusan Manajemen ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

Rahmadya Savira 1 dan Dheo Rimbano Alumni STIE MURA Lubuklinggau. 2. Dosen Tetap STIE MURA Lubuklinggau.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resiko Investasi Saham Pada Perusahaan Farmasi Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. jika IHSG naik, maka secara umum saham-saham yang diperjual belikan di BEI

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

ABSTRAK. Kata Kunci : Ekonomi Makro, Return IHSG, Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB II DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN INDEKS HANG SENG TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai perantara untuk mempertemukan pemodal (investor) dengan perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

PENGARUH BI RATE, FED RATE, DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode )

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

ABSTRAK. Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, IHSG

ANALISIS PENGARUH KURS, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN INFLASI TERHADAP PERGERAKKAN INDEKS HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI PADA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (SRV) DI SEKITAR EX-DIVIDEND DATE PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

ABSTRAK. Kata kunci : inflasi, nilai tukar, suku bunga, return saham.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang mana perbankan sudah menjadi tempat atau acuan seseorang dalam

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *)

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan

Pengaruh Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Return Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Transkripsi:

PENGARUH SUKU BUNGA SBI DAN KURS DOLAR (SBI Rate and Dollar Exchange Rate) Oleh/By: Annaria M. Marpaung Dosen STIE Kesatuan ABSTRACT SBI interest rate is yield of investments in Sertifikat Bank Indonesia (SBI) which is determined by Bank Indonesia. Dollar exchange rate is the relative price of Dollar against Rupiah. Certificates of Bank Indonesia as free risk investment instruments and Dollar exchange rate are consideration factors before investing in the stock market in stocks so that stock prices are influenced by those two variables. This study used the monthly data of SBI interest rates and monthly Dollar exchange rates and it is officially recorded in Bank Indonesia. The monthly closing prices of IHSG were used for stock prices data. This study used data period 2004-2008 and was processed using SPSS 17.0. The study concluded that the SBI interest rates strongly related, negatively effected and significant on stock prices. SBI interest rate related very weak, negatively effected but not significant on dollar exchange rate. Study of other factors that affect the Dollar exchange rate found that the dollar exchange rate is significantly affected by the balance of payments. Dollar exchange rate related, negatively effected and significant on stock prices. SBI interest rate and Dollar exchange rate simultaneously related very srong, negative effected and significant on stock prices. Keywords: SBI Interest Rate, Dollar Exchange Rate, Stock Price PENDAHULUAN Pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif investasi bagi investor yang ingin menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek. Efek merupakan surat berharga yang meliputi antara lain surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti hutang, right issue, dan waran (warrant). Investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam bentuk saham, dapat membeli saham yang baru pertama kali diterbitkan di pasar primer atau saham yang sudah beredar di pasar sekunder. di Indonesia, transaksi pasar modal dilakukan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini investasi berupa saham bukanlah menjadi hal yang sulit. Para investor yang ingin melakukan investasi dapat menggunakan jasa perusahaan sekuritas untuk membantu proses invesasi. Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang memiliki ijin sebagai perantara perdagangan efek dan dapat melakukan transaksi jual beli efek. Kemudahan kegiatan transaksi saham memicu semakin banyaknya investor yang tertarik untuk melakukan investasi dalam bentuk saham. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut disebabkan oleh banyak faktor, baik yang bersifat spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang bersifat makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor-faktor lainnya. Mengenai kaitan antara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan harga saham, saham memiliki resiko yang lebih tinggi setara dengan return (imbal hasil) yang ditawarkan (high risk high return) sedangkan SBI memiliki resiko yang jauh lebih kecil dibandingkan resiko yang dimiliki saham. Dalam hal ini, SBI memiliki peranan sebagai pengendali para investor dalam melakukan keputusan investasi terhadap dana yang dimilikinya. Pada saat tingkat suku bunga SBI tinggi, hal ini dapat mempengaruhi para investor untuk menyimpan dana yang dimiliki dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia karena imbal hasil yang tinggi dengan tingkat resiko yang rendah. Sebaliknya pada saat suku bunga rendah, hal ini dapat mempengaruhi para investor untuk menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi meskipun dengan tingkat resiko yang tinggi pula. Pergerakan investasi dari saham ke SBI dan sebaliknya dari SBI ke saham yang menyebabkan tinggi rendahnya permintaan dan penawaran saham yang dapat berakibat pada naik atau turunnya harga saham. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) investor asing mendominasi kepemilikan saham di BEI. BEI menghitung, sampai 17 Desember 2007, kepemilikan saham investor lokal hanya 32,5% atau setara Rp 360,35 triliun. Sedangkan kepemilikan saham investor asing mencapai 67,5% atau setara Rp 748,76 triliun. Angka ini terlihat dari jumlah kepemilikan saham total yang nilainya mencapai Rp 1.100 triliun per November 2007. Dengan masuknya investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka pertimbangan untuk mengambil keputusan beli dan jual memasukkan faktor - faktor global karena mereka bisa keluar masuk secara mudah ke setiap bursa di banyak negara yang dinilai lebih menguntungkan dibandingkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keadaan ini berimplikasi pada bertambahnya faktor faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor domestik dan faktor dari ekonomi global.

Menguatnya Rupiah terhadap Dollar dapat merangsang sektor industri dalam negeri. Dengan menguatnya Rupiah maka bahan baku impor menjadi lebih murah dibandingkan saat Rupiah melemah terhadap Dollar sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mengimpor bahan baku yang berasal dari luar negeri. Sektor industri yang baik menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia yang baik pula. Kondisi perekonomian yang kondusif dapat menarik minat para investor baik lokal maupun asing untuk melakukan investasi di Indonesia khususnya pasar modal. Semakin banyak pelaku investasi di pasar modal, maka transaksi saham akan semakin ramai dan harga saham menjadi lebih fluktuatif. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi deskriptif dan statistik. Data-data yang dibutuhkan berkaitan dengan tiga variabel, yakni tingkat suku bunga SBI, kurs Dollar dan harga saham (IHSG) menggunakan studi kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan SPSS Statistics 17.0 untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari independent variable atau variabel bebas yaitu suku bunga SBI (X 1 ) dan kurs Dollar (X 2 ) terhadap dependent variable atau variabel terikat yaitu harga saham (Y). Metode ini tersusun sebagai berikut : (1) Analisis deskriptif, yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menguraikan dan menjelaskan variabel penelitian dan (2) analisis statistik, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham (IHSG) (R) sebesar 0,772 atau 77,2%. Angka tersebut menunjukkan tingkat hubungan antara suku bunga SBI terhadap harga saham adalah sebesar 77,2%. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat karena koefisien korelasinya berada pada kisaran 60% < 77,2% < 80%. Untuk mengetahui adanya pengaruh suku bunga SBI terhadap harga saham dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (R Square atau R 2 ). Analisis koefisien determinasi adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh suku bunga SBI terhadap harga saham. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,596 atauh 59,6%. Angka tersebut memberikan penjelasan bahwa 59,6% harga saham dipengaruhi oleh suku bunga SBI, sedangkan sisanya yaitu 40,4% (100% - 59,6%) dipengaruhi oleh variabel lain selain SBI. Selain itu, angka tersebut menunjukkan bahwa adanya kedekatan antara suku bunga SBI dengan harga saham sebesar 59,6%. Uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Tingkat signifikansi pada uji F menjelaskan apakah variabel bebas berpengaruh nyata atau bermakna. Uji F dapat dikatakan signifikan jika F hitung > F tabel. Dari hasil perhitungan dapat dilihat pengaruh antara variabel suku bunga SBI dan variabel harga saham dapat dikatakan memiliki pegaruh yang signifikan, karena F hitung statistik yang dihasilkan lebih besar dibandingkan F tabel (85,515 > 2,794). Selain dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel, tingkat signifikansi juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas dengan standar kesalahan atau alpha (α). Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari alpha (nilai probabilitas < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Penelitian ini menggunakan alpha sebesar 10% atau 0,10. Dari hasil perhitungan didapat nilai probabilitas adalah 0,00, sehingga dapat dikatakan signifikan karena nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan alpha (0,00 < 0,10). Dari uji Annova, F hitung statistik sebesar 76,150 dengan tingkat probabilitas 0,00 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata atau signifikan antara suku bunga SBI terhadap harga saham. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara suku bunga SBI terhadap harga saham dapat diketahui dari Y = 4.393,571 26.005,018X Di mana : Y = harga saham X = suku bunga SBI Persamaan di atas menunjukkan bahwa suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan suku bunga SBI sebesar 1 satuan maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 26.005,018, sedangkan setiap penurunan suku bunga SBI sebesar 1 satuan maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 26.005,018. Intercept sebesar 4.393,571 menunjukkan bahwa apabila suku bunga SBI tidak mengalami perubahan maka harga saham akan berada pada posisi yang stabil yaitu sebesar 4.393,571. Dari hasil perhitungan, maka dapat dilakukan uji T dengan ketentuan terdapat pengaruh yang signifikan apabila t hitung lebih besar daripada t tabel (t hitung > t tabe l). Dapat dilihat t hitung statistik yang diperoleh sebesar 9,247 (tanda negatif diabaikan) sedangkan t tabel yang diperoleh sebesar 1,296. Hal ini dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel (9,247 > 1,296), maka hal ini mengindikasikan bahwa suku bunga SBI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil hipotesis penelitian 1 menunjukkan bahwa suku bunga SBI secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari pengujian hipotesis statistik, dapat disimpulkan bahwa suku bunga SBI berhubungan dan berpengaruh terhadap harga saham. B. Pengaruh Suku Bunga SBI Terhadap Kurs Dollar (R) sebesar 0,090 atau 9%. Angka tersebut menunjukkan tingkat hubungan antara suku bunga SBI terhadap kurs Dollar adalah sebesar 9%. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah karena koefisien korelasinya berada pada kisaran 0% < 9% < 20%. 42 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 11, Oktober 2009

Untuk mengetahui adanya pengaruh suku bunga SBI terhadap kurs Dollar dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (R Square- R 2 ). Dari tabel di atas koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,008 atau 0,8%. Angka tersebut memberikan penjelasan bahwa hanya 0,8% dari kurs Dollar dipengaruhi oleh suku bunga SBI, sedangkan sisanya yaitu 99,2% (100% - 0,8%) dipengaruhi oleh variabel lain selain suku bunga SBI. Selain itu, angka tersebut menunjukkan bahwa kedekatan antara suku bunga SBI dengan kurs Dollar hanya sebesar 0,8%. Uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi antara suku bunga SBI terhadap kurs Dollar. Dapat dilihat pengaruh antara variabel suku bunga SBI dan variabel kurs Dollar dapat dikatakan memiliki pegaruh yang tidak signifikan karena F hitung statistik yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan F tabel (0,470 < 2,749). Perbandingan antara nilai probabilitas dan standar kesalahan atau alpha juga menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan antara suku bunga SBI dan kurs Dollar karena nilai probabilitas yang lebih besar dibandingkan alpha (0,496 > 0,10). Dari uji Annova dengan F hitung statistik sebesar 0,470 dengan nilai probabilitas sebesar 0,496 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara suku bunga SBI terhadap kurs Dollar. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara suku bunga SBI terhadap kurs Dollar dapat diketahui dari Y = 9.789,506 3.400,493X Y = kurs Dollar X = suku bunga SBI Persamaan di atas menunjukkan bahwa suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif terhadap kurs Dollar. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan suku bunga SBI sebesar 1 satuan maka kurs Dollar akan mengalami penurunan sebesar 3.400,493, sedangkan setiap penurunan suku bunga SBI sebesar 1 satuan maka kurs Dollar akan mengalami kenaikan sebesar 3.400,493. Intercept sebesar 9.789,506 menunjukkan bahwa apabila suku bunga SBI tidak mengalami perubahan maka kurs Dollar akan berada pada posisi yang stabil sebesar 9.789,506. Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara suku bunga SBI terhadap kurs Dollar dapat dilihat t hitung statistik yang diperoleh sebesar 0,686 (tanda negatif diabaikan) sedangkan t tabel yang diperoleh sebesar 1,296. Hal ini dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel (0,686 < 1,296), maka hal ini mengindikasikan bahwa suku bunga SBI memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kurs Dollar. Hasil hipotesis penelitian 2 didapat suku bunga SBI secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap kurs Dollar. Dari pengujian hipotesis statistik dapat disimpulkan bahwa suku bunga SBI berhubungan dan berpengaruh terhadap kurs Dollar. Dalam buku Makroekonomi Teori Pengantar karya Sadono Sukirno (2004,402) disebutkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing antara lain perubahan dalam cita rasa masyarakat, perubahan harga barang ekspor dan impor, kenaikan harga umum atau inflasi, perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata kurs valuta asing tidak dipengaruhi secara signifikan atau nyata oleh suku bunga. Selanjutnya penulis akan membuktikan faktor lain yang mempengaruhi kurs valuta asing selain suku bunga. Faktor lain yang diteliti adalah kenaikan harga umum atau inflasi. Selain itu faktor lain yang akan diteliti adalah neraca pembayaran karena neraca pembayaran dapat dijadikan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. (R) sebesar 0,010 atau 1%. Angka tersebut menunjukkan tingkat hubungan antara inflasi terhadap kurs Dollar adalah sebesar 1%. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah karena koefisien korelasinya berada pada kisaran 0% < 1% < 20%. Untuk mengetahui adanya pengaruh inflasi terhadap kurs Dollar dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (R Square atau R 2 ). Dari tabel di atas koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,000 atau 0%. Angka tersebut memberikan penjelasan bahwa kurs Dollar tidak dipengaruhi oleh inflasi karena dapat dilihat R 2 pada tabel di atas adalah 0%, sedangkan sisanya yaitu 100% (100% - 0%) dipengaruhi oleh variabel lain selain inflasi. Selain itu, angka tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya kedekatan antara inflasi dengan kurs Dollar. Dari tabel ANNOVA b dapat dilakukan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi antara inflasi terhadap variabel kurs Dollar. Uji F dapat dikatakan signifikan jika F hitung > F tabel. Dari tabel tersebut dapat dilihat antara inflasi dan kurs Dollar memiliki pengaruh yang tidak signifikan karena F hitung statistik yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan F tabel (0,006 < 2,794). Perbandingan probabilitas dan alpha juga menunjukkan bahwa pengaruh antara inflasi dan kurs Dollar adalah tidak signifikan karena nilai probabilitas pada tabel diatas lebih besar dibandingkan alpha (0,940 > 0,10). Dari uji Annova, dengan F hitung statistik sebesar 0,006 dengan tingkat probabilitas 0,940 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara inflasi tehadap kurs Dollar. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara inflasi terhadap kurs Dollar dapat diketahui dari persamaan regresi yang diperoleh dari tabel di atas: Y = 9.484,418 + 179,039X Y = kurs Dollar X = inflasi Persamaan di atas menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh positif terhadap kurs Dollar. Persamaan diatas dapat diarti bahwa setiap kenaikan inflasi sebesar 1 satuan maka kurs Dollar akan mengalami kenaikan sebesar 179,039, sedangkan setiap penurunan inflasi sebesar 1 satuan maka kurs Dollar akan mengalami kenaikan sebesar 179,039. Intercept sebesar 9.484,418 menunjukkan bahwa apabila inflasi tidak mengalami perubahan maka kurs Dollar akan berada pada posisi yang stabil sebesar 9.484,418 Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara inflasi terhadap kurs Dollar karena dari tabel di atas dapat dilihat t hitung statistik yang diperoleh Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 11, Oktober 2009 43

sebesar 0,075 sedangkan t tabel yang diperoleh sebesar 1,296. Hal ini dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel (0,075 < 1,296), maka hal ini mengindikasikan bahwa inflasi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kurs Dollar. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa antara inflasi dan kurs Dollar memiliki hubungan yang sangat rendah dan pengaruh yang tidak signifikan. Dari tabel diperoleh koefisien korelasi (R) sebesar 0,513 atau 51,3%. Angka tersebut menunjukkan tingkat hubungan antara neraca perdagangan terhadap kurs Dollar adalah sebesar 51,3%. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang karena koefisien korelasinya berada pada kisaran 40% < 51,3% < 60%. Untuk mengetahui adanya pengaruh neraca perdagangan terhadap kurs Dollar dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (R Square atau R 2 ). Dari tabel di atas koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,263 atau 26,3%. Angka tersebut memberikan penjelasan bahwa 26,3% dari kurs Dollar dipengaruhi oleh neraca perdagangan karena dapat dilihat R 2 pada tabel di atas adalah 26,3%, sedangkan sisanya yaitu 73,7% (100% - 26,3%) dipengaruhi oleh variabel lain selain neraca perdagangan. Selain itu, angka tersebut menunjukkan bahwa adanya kedekatan antara neraca perdagangan dengan kurs Dollar sebesar 26,3%. Dari tabel ANNOVA b diatas dapat dilakukan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi antara neraca pembayaran terhadap kurs Dollar. Tingkat signifikansi pada uji F menjelaskan apakah variabel bebas berpengaruh nyata atau bermakna. Uji F dapat dikatakan signifikan jika F hitung > F tabel. Dari tabel dapat dilihat pengaruh antara neraca perdagangan dan kurs Dollar dapat dikatakan memiliki pegaruh yang signifikan karena F hitung statistik yang dihasilkan lebih besar dibandingkan F tabel (6,413 > 3,007). Selain dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel, tingkat signifikansi juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas pada tabel di atas dengan standar kesalahan atau alpha (α). Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari alpha (nilai probabilitas < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam penelitian ini digunakan alpha sebesar 0,10. Nilai probabilitas pada tabel diatas adalah 0,021 sehingga dapat dikatakan signifikan karena nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan alpha (0,021 < 0,10). Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara neraca pembayaran terhadap kurs Dollar dapat diketahui dari Y = 11.619,828 0,0002848X Y = kurs Dollar X = neraca perdagangan Persamaan di atas menunjukkan bahwa neraca perdagangan memiliki pengaruh negatif terhadap kurs Dollar. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan neraca perdagangan sebesar 1 satuan maka kurs Dollar akan mengalami penurunan sebesar 0,0002848, sedangkan setiap penurunan neraca perdagangan sebesar 1 satuan maka kurs Dollar akan mengalami kenaikan sebesar 0,0002848. Intercept sebesar 11.519,828 menunjukkan bahwa apabila neraca perdagangan tidak mengalami perubahan maka kurs Dollar akan berada pada posisi yang stabil sebesar 11.519,828 Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara neraca pembayaran terhadap kurs Dollar karena dari tabel diatas dapat dilihat t hitung statistik yang diperoleh sebesar 2,532 (tanda negatif diabaikan) sedangkan t tabel yang diperoleh sebesar 1,330. Hal ini dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel (2,532 > 1,330), maka hal ini mengindikasikan bahwa neraca pembayaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kurs Dollar. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara neraca perdagangan terhadap kurs Dollar. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi kurs Dollar adalah neraca perdagangan, dengan membandingkan antara suku bunga SBI dengan inflasi. C. Pengaruh Kurs Dollar Terhadap Harga Saham (IHSG) Hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi (R) sebesar 0,432 atau 43,2%. Angka tersebut menunjukkan tingkat hubungan antara kurs Dollar dan harga saham adalah sebesar 43,2%. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang karena koefisien korelasinya berada pada kisaran 40% < 43,2% < 60%. Untuk mengetahui adanya pengaruh kurs Dollar terhadap harga saham dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (R Square atau R 2 ). Dari tabel di atas koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,186 atau 18,6%. Angka tersebut memberikan penjelasan bahwa harga saham 18,6% dipengaruhi oleh kurs Dollar karena dapat dilihat R 2 pada tabel di atas adalah 18,6% sedangkan sisanya yaitu 81,4% (100% - 18,6%) dipengaruhi oleh variabel lain selain kurs Dollar. Selain itu, angka tersebut menunjukkan bahwa adanya kedekatan antara kurs Dollar dan harga saham sebesar 18,6%. Dari tabel ANNOVA b dilakukan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi antara kurs Dollar terhadap harga saham. Tingkat signifikansi pada uji F menjelaskan apakah variabel bebas berpengaruh nyata atau bermakna. Uji F dapat dikatakan signifikan jika F hitung > F tabel. Dari tabel di atas dapat dilihat pengaruh antara kurs Dollar dan harga saham dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan karena F hitung statistik yang dihasilkan lebih besar dibandingkan F tabel (13,271 > 2,794). Selain dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel, tingkat signifikansi juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas pada tabel di atas dengan standar kesalahan atau alpha (α). Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari alpha (nilai probabilitas < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,10. Nilai probabilitas pada tabel diatas adalah 0,001 sehingga dapat dikatakan signifikan karena nilai probabilitasnya lebih kecil dibandingkan alpha (0,001 < 0,10). Dari uji Annova dengan F hitung statistik sebesar 13,271 dengan tingkat signifikan 0,001 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs Dollar terhadap harga saham. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara kurs Dollar terhadap harga saham dapat diketahui dari 44 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 11, Oktober 2009

Y = 5.5811,178 0,383X Y = harga saham X = kurs Dollar Persamaan di atas menunjukkan bahwa kurs Dollar memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan kurs Dollar sebesar 1 satuan maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0, 383, sedangkan setiap penurunan kurs Dollar sebesar 1 satuan maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,383. Intercept sebesar 5.5811,178 menunjukkan bahwa apabila kurs Dollar tidak mengalami perubahan maka harga saham akan berada pada posisi yang stabil sebesar 5.5811,178. Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs Dollar terhadap harga saham karena dari tabel diatas dapat dilihat t hitung statistik yang diperoleh sebesar 3,643 (tanda negatif diabaikan) sedangkan t tabel yang diperoleh sebesar 1,296. Hal ini dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel (3,643 > 1,296), maka hal ini mengindikasikan bahwa kurs Dollar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dari pengujian hipotesis statistik, dapat disimpulkan bahwa kurs Dollar berhubungan dan berpengaruh terhadap harga saham. D. Terhadap Harga Saham (IHSG) (R) sebesar 0,921 atau 92,1%. Angka tersebut menunjukkan tingkat hubungan antara suku bunga SBI dan kurs Dollar secara simultan terhadap harga saham adalah sebesar 92,1%. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat karena koefisien korelasinya berada pada kisaran 80% < 92,1% < 100%. Untuk mengetahui adanya pengaruh suku bunga dan kurs Dollar secara simultan terhadap harga saham dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (R Square atau R 2 ). Demikian juga dengan koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,849 atau 84,9%, angka tersebut memberikan penjelasan bahwa harga saham dipengaruhi oleh suku bunga SBI dan kurs Dollar karena dapat dilihat R 2 sebesar 84,9%, sedangkan sisanya yaitu 15,1% (100% - 84,9%) dipengaruhi oleh variabel lain selain suku bunga SBI dan kurs Dollar. Selain itu, angka tersebut menunjukkan bahwa adanya kedekatan antara suku bunga SBI serta kurs Dollar secara bersama-sama terhadap harga saham sebesar 84,9%. Dari tabel ANNOVA b dilakukan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Tingkat signifikansi pada uji F menjelaskan apakah variabel bebas berpengaruh nyata atau bermakna. Uji F dapat dikatakan signifikan jika F hitung > F tabel. Dari tabel dapat dilihat pengaruh antara suku bunga SBI dan kurs Dollar secara simultan terhadap harga saham dapat dikatakan memiliki pegaruh yang signifikan karena F hitung statistik yang dihasilkan lebih besar dibandingkan F tabel (159,775 > 2,398). Selain dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel, tingkat signifikansi juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas pada tabel di atas dengan standar kesalahan atau alpha (α). Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari alpha (nilai probabilitas < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,10. Nilai probabilitas pada tabel diatas adalah 0,000 sehingga dapat dikatakan signifikan karena nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan alpha (0,000 < 0,10). Dari uji annova, uji F hitung statistik sebesar 159,775 dengan tingkat signifikan 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI dan kurs Dollar terhadap harga saham. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara suku bunga SBI dan kurs Dollar terhadap harga saham dapat diketahui dari persamaan regresi yang diperoleh sebagai berikut : Y = 8.783,221 27.529,812X 1 0,448X 2 Y = harga saham X 1 = suku bunga SBI X 2 =kurs Dollar Persamaan di atas menunjukkan bahwa suku bunga SBI dan kurs Dollar memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham. Persamaan diatas dapat diarti bahwa setiap kenaikan suku bunga dan kurs Dollar masing masing sebesar 1 satuan maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 27.529,812 dan 0,448, sedangkan setiap penurunan suku bunga SBI dan kurs Dollar masing masing sebesar 1 satuan maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 27.529,812 dan 0,448. Intercept sebesar 8.783,221 menunjukkan bahwa apabila suku bunga SBI dan kurs Dollar tidak mengalami perubahan maka harga saham akan berada pada posisi yang stabil sebesar 8.783,221. Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI dan kurs Dollar terhadap harga saham karena dari tabel diatas dapat dilihat t hitung statistik yang diperoleh sebesar 14,688 (tanda negatif diabaikan) dan 9,488 (tanda negatif diabaikan) sedangkan t tabel yang diperoleh sebesar 1,297. Hal ini dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel (14,688 dan 9,488 > 1,297), maka hal ini mengindikasikan bahwa kurs Dollar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dari analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa antara suku bunga SBI dan kurs dollar secara simultan terhadap harga saham terdapat hubungan yang sangat kuat dan pengaruh yang signifikan. Dari uraian di atas, hasil hipotesis penelitian 4 adalah suku bunga SBI dan kurs Dollar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari pengujian hipotesis statistik di atas maka hasil hipotesis statistik 4 adalah suku bunga SBI dan kurs Dollar berhubungan dan berpegaruh terhadap harga saham. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan 1. Pengaruh suku bunga SBI terhadap harga saham. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 77,2%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara suku Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 11, Oktober 2009 45

bunga SBI terhadap harga saham, sedangkan hasil koefesien determinasi (R 2 ) sebesar 59,6% menunjukkan bahwa 59,6% harga saham dipengaruhi oleh suku bunga SBI. Koefisien regresi menunjukkan pengaruh negatif antara suku bunga SBI terhadap harga saham. Uji F dan uji T menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI terhadap harga saham. 2. Pengaruh suku bunga SBI terhadap kurs Dollar. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 9% yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah antara suku bunga SBI terhadap harga kurs Dollar, sedangkan hasil koefesien determinasi (R 2 ) sebesar 0,8% menunjukkan bahwa hanya 0,8% kurs Dollar yang dipengaruhi oleh suku bunga SBI. Koefisien regresi menunjukkan pengaruh negatif antara suku bunga SBI terhadap kurs Dollar. Uji F dan uji T menunjukkan adanya pengaruh yang tidak signifikan antara suku bunga SBI terhadap kurs Dollar. Dari penelitian faktor lain yang mempengaruhi kurs Dollar yaitu inflasi dan neraca perdagangan, diperoleh hasil bahwa inflasi sedikit sekali mempengaruhi kurs Dollar dan pengaruhnya tidak signifikan namun neraca pembayaran secara signifikan mempengaruhi kurs Dollar. 3. Pengaruh kurs Dollar terhadap harga saham. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 43,2%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara kurs Dollar terhadap harga saham, sedangkan hasil koefesien determinasi (R 2 ) sebesar 18,6% menunjukkan bahwa 18,6% harga saham dipengaruhi oleh kurs Dollar. Koefisien regresi menunjukkan pengaruh negatif antara kurs Dollar terhadap harga saham. Uji F dan uji T menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kurs Dollar terhadap harga saham. 4. Pengaruh suku bunga SBI dan kurs Dollar secara simultan terhadap harga saham. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 92,1%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara suku bunga SBI dan kurs Dollar terhadap harga saham, sedangkan hasil koefesien determinasi (R 2 ) sebesar 84,9% menunjukkan bahwa 84,9% harga saham dipengaruhi oleh suku bunga SBI dan kurs Dollar. Koefisien regresi menunjukkan pengaruh negatif antara suku bunga SBI dan kurs Dollar terhadap harga saham. Uji F dan uji T menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI dan kurs Dollar terhadap harga saham. Rekomendasi 1. Bagi investor sebelum melakukan investasi di pasar modal yaitu untuk lebih memperhatikan tingkat suku bunga SBI dan kurs Dollar mengingat kedua variabel tersebut mempengaruhi harga saham. 2. Investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan investasi pada Sertifikat Bank Indonesia atau saham karena kedua instrumen tersebut memiliki karakteristik yang berlawanan, yaitu pada saat imbal hasil Sertifikat Bank Indonesia meningkat maka hal tersebut akan mempengaruhi harga saham, begitu pula sebaliknya. 3. Bagi Bank Indonesia selaku badan yang menentukan tingkat suku bunga Sertifikat bank Indonesia, disarankan untuk lebih selektif menentukan tingkat suku bunga SBI karena penentuan suku bunga SBI tidak hanya untuk mengurangi tingkat inflasi namun suku bunga SBI juga dapat mempengaruhi perkembangan pasar modal Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Yoopi. 2004. Memahami Kurs Valuta Asing. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Bredgaard, Ole dan Michael Pedersen. 2008. Financial Management. Denmark : Academica. Hady, Hamdy. 2000. Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia. Husna, Suad 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN. Joesoef, Jose Rizal. 2008. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta : Salemba Empat. Jones, Charles P. 2007. Investments. Asia : John Willey & Sons Asia Khasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenana Media. Leon, Boy dan Sonny Ericson. 2008. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa. Jakarta : Grasindo Mishkin, S. Frederic. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Edisi 8. Penerjemah: Lana Soelistianingsih dan Beta Yulianita G. Jakarta Salemba Empat. Porman, Andi Tambunan. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT Gramedia. Sudjaja, Ridwan dan Barlian Inge. 2002. Manajemen keuangan. Jakarta: PT. Prenhallindo. Sukirno, Sadono 2007, Makroekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Surat Edaran Bank Indonesia No. 8/13/DPM, Jakarta, 1 Mei 2006. Tandellilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Widoatmodjo, Sawidji. 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham. Jakarta: PT Gramedia. Noor Iskandarsyah. 2006. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah. Thesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Ana Oktavia. 2007. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005. Universitas Negeri Semarang, Semarang. 46 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 11, Oktober 2009