BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisis kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah metode yang berisi pengungkapan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data yang aktual,yakni dengan menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikannya. Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menjelaskan bagaimana kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. 3.2 Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah kelompok subjek/objek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek/objek yang lain (Sugiyono, 2008: 89). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan FIFGROUP. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai cirri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sugiono, 2008:89). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan FIFGROUP sebanyak 140 orang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini disebut sensus, karena sampel yang diolah diambil dari semua anggota populasi. 3.3TeknikPengumpulan Data 1. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan responden. 2. Sumber data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar angket yang disebarkan pada responden. 3. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah: a. Metode Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian. b. Metode Wawancara, yaitu mewawancarai secara langsung kepada responden untuk keterangan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang diperlukan dalam penelitian. c. Metode Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan (angket) kepada responden untuk memperoleh informasi langsung. 3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).
1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas sebagai berikut: a. Kepemimpinan (Kep) Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain agar mau melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi. Indikator variable kepemimpinan adalah: 1) Jelas dalam memberi perintah Yaitu kemampuan manajer dalam menjelaskan perintah kepada bawahan. 2) Pandai membaca situasi Yaitu kemampuan manajer menempatkan diri saat memerintah bawahan sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga tidak menciptakan rasa tegang dalam perusahaan. 3) Kreatif Yaitu kemampuan manajer dalam menciptakan suasana kerja yang nyaman sehingga proses pencapaian tujuan perusahaan berjalan dengan lancar. 4) Disiplin Yaitu tingkat kedisiplinan manajer dalam memberikan contoh yang benar bagi bawahan.
5) Tegas dalam member pengarahan kepada bawahan Yaitu sikap tegas dari pimpinan saat memberikan pengarahan dan perintah melakukan pekerjaan pada karyawan. Untuk mengetahui hasil rata-rata tanggapan variabel kepemimpinan (Kep) responden digunakan interval class yang bertujuan untuk menghitung nilai atau skor jawaban yang diisi oleh responden. Nilai Tertinggi Nilai Terendah 5-1 Interval kelas = = = 0,8 Jumlah kelas 5 Tabel 1 Kelas Interval Nilai Interval Kategori Nilai 4,20 < x 5,00 Sangat Memuaskan 5 3,40 < x 4,20 Memuaskan 4 2,60 < x 3,40 Cukup Memuaskan 3 1,80 < x 2,60 Kurang Memuaskan 2 1,00 < x 1,80 Sangat tidak Memuaskan 1 Sumber : Masri. 2001. Metode Penelitian Survei. b. Motivasi Kerja (Mot) Motivasi adalah dorongan yang timbul pada atau di dalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Indikatormotivasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Faktor pemuas yang disebut juga dengan satisfier atau intrinsic motivation, serangkaian faktor ini meliputi: a) Kepuasan kerja itu sendiri, yaitu rasa puas yang dirasakan oleh karyawan atas hasil kerja dengan hak yang mereka terima. b) Peluang untuk maju, yaitu kesempatan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan untuk meningkatkan keahlian/kemampuan. c) Pengakuan orang lain, yaitupengakuandaripihakluarperusahaanatau orang lain ataskeberadaanya di perusahaan. d) Kemungkinan pengembangan karir, yaitu peluang atau kesempatan yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk mengembangkan karir di perusahaan. 2) Faktor pemeliharaan yang disebut juga dissatisfier atau extrinsic motivation, serangkaian faktor ini meliputi: a) Kompensasi, yaitu semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang diberikan kepada pegawai secara layak dan adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Merupakanbalasjasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. b) Kondisi kerja, yaitu situasi kerja yang menimbulkan rasa puas atau tidak puas, yang mendukung pekerjaan karyawan diperusahaan.
c) Rasa aman dan selamat, yaitu jaminan keamanan dan keselamatan kerja yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawan yang dapat mendukung pekerjaan karyawan. d) Status, yaitu jaminan adanya status kepegawaian bagi karyawan di perusahaan. Untuk mengetahui hasil rata-rata tanggapan responden variabel motivasi (Mot) digunakan interval class yang bertujuan untuk menghitung nilai atau skor jawaban yang diisi oleh responden. Tabel 2 Kelas Interval Nilai Interval Kategori Nilai 4,20 < x 5,00 Sangat Memuaskan 5 3,40 < x 4,20 Memuaskan 4 2,60 < x 3,40 Cukup Memuaskan 3 1,80 < x 2,60 Kurang Memuaskan 2 1,00 < x 1,80 Sangat tidak Memuaskan 1 Sumber : Masri. 2001. Metode Penelitian Survei. 2. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya, yaitu Kinerja Karyawan (KK). Kinerja Karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Indikator kinerja karyawan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hasil kerja, yaitu tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana pengawasan dilakukan. b. Pengetahuan pekerjaan, yaitu tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja. c. Inisiatif, yaitu tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul d. Kecekatan mental, yaitu tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada. e. Sikap, yaitu tingkat semangat kerja serta positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan. f. Disiplin waktu dan absensi, yaitu tingkat ketepatan waktu dan kehadiran. Untuk mengetahui hasil rata-rata tanggapan responden variabel kinerja karyawan (KK) digunakan interval class yang bertujuan untuk menghitung nilai atau skor jawaban yang diisi oleh responden. Tabel 3 Kelas Interval Nilai Interval Kategori Nilai 4,20 < x 5,00 Sangat Memuaskan 5 3,40 < x 4,20 Memuaskan 4 2,60 < x 3,40 Cukup Memuaskan 3 1,80 < x 2,60 Kurang Memuaskan 2 1,00 < x 1,80 Sangat tidak Memuaskan 1 Sumber : Masri. 2001. Metode Penelitian Survei.
3.5TeknikAnalisis Data Didalam melakukan pengolahandan analisis data, penulis menggunakan uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji bantuan program SPSS for Windows version. Adapun tahapan pengolahan data yang dilakukan adalah: 1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas Ujivaliditas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan atau pernyataan pada kuisioner yang harus dihilangkan atau diganti karena dianggap tidak relevan. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner, apakah item pada kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam rangka mengetahui uji validitas, dapat digunakan korelasi bivariate pearson atau product moment. jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indicator dari variable atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu kewaktu (Ghozali, 2005: 41-42). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Repeat measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pernyataan yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) One shot atau sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atauvariabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60. Dalam penelitian ini, pengujian reliability dilakukan dengan menggunakan teknik one shot. c. Uji Asumsi Klasik 1) UjiNormalitas Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika tujuannya adalah inferensi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independent. Yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesunguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai means sama dengan nol. Jadi jika salah satu cara mendeteksi normalitas adalah lewat pengamatan nilai residual (Ghozali, 2005: 27-31). Untuk mendeteksi normalitas data dapat
dilakukan dengan uji Kolmogorof-Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu sebagai berikut: Hipotesis Nol (Ho) : Data berdistribusi secara normal Hipotesis alternatif (Ha) : Data tidak berdistribusi secara normal 2) Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independent. Jika variable independent saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variable independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independent dan perhitungan nilai tolerance dan VIF (Ghozali, 2005: 91-93). 3) Analisis Regresi Linear Berganda Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 188) analisis regresi berganda adalah pengembangan dari model regresi sederhana. Model regresi berganda ini dikembangkan untuk melakukan estimasi/prediksi nilai variable terikat yaitu Kinerja Karyawan (KK) dengan menggunakan lebih dari satu variable bebas yaitu Kepemimpinan (Kep) dan Motivasi kerja (Mot). Menurut Alhusin (2003:203) analisis regresi linear berganda adalah analisis regresi yang dilakukan antara satu variable dependent
dengan beberapa (lebih dari satu) variable independent. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Model persamaan analisis regresi berganda yang digunakan sebagai berikut: KK = a+ b 1 Kep + b 2 Mot + e Dimana: KK a Kep Mot b 1, b 2 e = Kinerja Karyawan = Konstanta = Kepemimpinan = Motivasi = Koefisienregresi = Variabel Error 4) Uji Hipotesis a) Uji F Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 94) nilai statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen dimasukkan dalam persamaan/ model regresi secara bersamaan berpengaruh terhadap variabel independent. Nilai statistik F juga dapat dilihat dari output regresi yang dihasilkan oleh SPSS. Alhusin (2003: 203) berpendapat bahwa uji F bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh atau tidak secara keseluruhan variabel bebasdari Kepemimpinan (Kep) dan Motivasi kerja (Mot) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (KK).
Formulasi Hipotesis Alhusin (2003:203) mengemukakan prosedur pengujian uji F, yaitu: Apabila Ho : b 0 = b 1 = b 2 = 0 Berarti tidak terdapat pengaruh dari Kepemimpinan (Kep) dan Motivasi kerja (Mot) secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan (KK) Apabila H 1 : b 0 b 1 b 2 0 Berarti terdapat pengaruh dari Kepemimpinan (Kep) dan Motivasi kerja (Mot) secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan (KK). Menetapkan kriteria hipotesis Jika nilai signifikan Uji F 0,05, maka Ho Tidak berhasil ditolak yang berarti variable kepemimpinan, motivasi secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Jika nilai signifikan Uji F 0,05, maka Ho berhasil ditolak yang berarti variabel kepemimpinan, motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. b) Uji t Menurut Alhusin (2003: 205) Ujit, adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh secara individual variabel bebas. Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 193) menyatakan bahwa nilai statistik t merupakan uji signifikasi parameter individual. Nilai statistic t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable independent secara
individual terhadap variable dependentnya. Adapun prosedur pengujian t adalah sebagai berikut: Apabila Ho : b 1, b 2 = 0 Berarti variable bebas (X 1 dan X 2 ) tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Apabila H 1 : b 1, b 2 0 Berarti variable bebas (X 1 dan X 2 ) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Menetapkan kriteria pengujian hipotesis Jika nilai signifikansi Uji t 0,05, maka Ho tidak berhasil ditolak yang berarti variabel kepemimpinan dan motivasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Jika nilai signifikansi Ujit 0,05, maka Ho berhasil ditolak yang berarti variabel kepemimpinan dan motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. c) Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi adalah kemampuan variabel bebas (independent) secara simultan mempengaruhi variabel terikat (dependent). Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan variable bebas menerangkan variable terikat.
Kriteria keputusan: Jika nilai mendekati 1 (satu) maka model yang digunakan dikategorikan Vit. Koefisien ini menunjukkan berapa % variabel bebas secara simultan dapat menunjukkan perubahan variabel terikat. d) Koefisien Determinasi parsial (r 2 ) Koefisien yang menunjukkan variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat secara dominan. r ( n x 2 n ( xy x. x) 2 )( n y y 2 ( y) 2 ) r n x y = Koefisien korelasi = Jumlah responden = Skor item = Skor total