Tabel 1.1 Pembiayaan Perbankan Syariah (Miliar Rupiah)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indikator

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali. Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menurun, tapi jika dilihat dari total asset mengalami kenaikan yaitu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Return On Assets terhadap pembiayaan murabhahah. Hasil pengujian data diatas dapat diketahui dari tabel Coefficient

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

AGUS MAULANA

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghimpun maupun menyalurkan dana, hal ini terjadi karena adanya

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian saat ini tidak lepas dengan dunia perbankan. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

performing financing (NPF) terhadap pembiayaan Bagi hasil dalam

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah, perkembangan ini juga mendorong bank syariah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

repository.unisba.ac.id 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perbankan syari ah muncul di Indonesia tahun 1992 yang merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah PT. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an,

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak disahkannya UU no 7 tahun 1992 yang kemudian disempurnakan kembali dengan UU no.10 tahun 1998 perihal perbankan syariah, Pemerintah telah membuka peluang kepada para pelaku perbankan di Indonesia dan lembaga keuangan lainnya untuk melakukan kegiatan operasional perbankan dengan prinsip bagi hasil (syariah).dengan dikeluarkannya fatwa bunga bank haram dari MUI pada Tahun 2003 menyebabkan banyak bank menjalankan prinsip syariah. Dalam perkembangannya mulai muncul berbagai lembaga keuangan yang menerapkan prinsip perbankan dengan berlandaskan prinsip syariah, yang dalam prakteknya mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam fiqih muamalah yang bisa membedakan kegiatan usahanya dengan kegiatan perbankan konvensional. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana masyarakat serta menyalurkannya dengan mekanisme tertentu. Penghimpunan dana dilakukan melalui simpanan dan investai seperti, giro wadiah, tabungan dan deposito berjangka (Wiroso, 2005:9). Kemajuan kinerja bank syariah, baik perhimpunan dana maupun penyaluran dana cukup menggebrak pasar perbankan. Hal tersebut terbukti dengan adanya perkembangan industri perbankan yang semakin cepat dari tahun ke tahun. Perkembangan kegiatan usaha bank syariah ditandai dengan pertumbuhan yang signifikan pada sejumlah indikator seperti jumlah bank, jumlah jaringan, jumlah dana pihak ketiga, dan pembiayaan yang diberikan, mengindikasikan bahwa perkembangan kegiatan usaha perbankan syariah selalu ditandai dengan ekspansi yang tinggi yang ditunjukan dengan demand terhadap jasa perbankan syariah. 1

2 Perkembangan yang cepat dari industri perbankan syariah merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik untuk dikaji karena fenomena ini terjadi ketika kondisi perekonomian nasional berada pada keadaan yang mengkhawatirkan. Selain itu sebagaimana layaknya suatu industri baru arah perkembangannya masih terbentang luas. Terlebih lagi keberadaan industri ini dengan mengimplementasikan moralitas dan nilai-nilai agama Islam sehingga perkembangannya menjadi sebuah implementasi nilai tersebut ke dalam kegiatan operasional perbankan syariah. Bentuk pembiayaan perbankan syariah terdiri dari tiga bentuk pembiayaan. Diantaranya adalah pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah. Besarnya pembiayaan yang disalurkan dari masing-masing pembiayaan tersebut memiliki porsi yang berbeda-beda. Tabel dibawah ini ditujukan untuk mempermudah mengetahui besarnya penyaluran pembiayaan dari masing-masing pembiayaan tersebut. Mudharabah Musyarakah Murabahah Tabel 1.1 Perbankan Syariah (Miliar Rupiah) Tahun Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Aug 2013 2008 2009 2010 2011 2012 6.205 6.597 8.631 10.229 12.023 7.411 10.412 14.624 18.960 27.667 22.486 26.321 37.508 56.365 88.004 Tabel diatas merupakan tabel pembiayaan perbankan syariah dari tahun 2008 hingga 2012. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah, menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang paling banyak menyalurkan dana dengan prinsip jual-beli, dibandingkan dengan pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah. Berdasarkan data statistik Bank Indonesia bulan Desember tahun 2012, pembiayaan murabahah masih menjadi unggulan bank syariah. Presentase pembiayaan murabahah mencapai 59.66% (www.bi.go.id). Maka produk yang

3 menjadi primadona untuk digunakan akadnya dalam transaksi perbankan syariah adalah murabahah. Dari data statistik perkembangan perbankan syariah tersebut, terlihat bahwa bentuk pembiayaan murabahah memegang peranan penting yang memberikan porsi terbesar dalam penyaluran dana hampir di seluruh bank syariah di Indonesia. Bahkan tidak tanggung-tanggung, pembiayaan ini mendominasi transaksi pembiayaan lebih dari separuh total pembiayaan yang dilakukan bank. Bentuk kegiatan operasional perbankan syariah salah satunya adalah penghimpunan dana. Salah satu bentuk penghimpunan yang dilakukan pada bank syariah adalah dana pihak ketiga. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang berasal dari masyarakat baik perorangan maupun badan usaha yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari pihak-pihak yang berlebihan dana dalam masyarakat dengan pihak yang kekurangan dana. Kuncoro dan Suharjono (2002:155). Semakin tinggi DPK yang dimiliki bank syariah maka semakin banyak pula jumlah dana yang disalurkan bank kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Menurut Wibowo (2007:93) bahwa besar kecilnya penyaluran dana yang diberikan bank syariah sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya Dana Pihak Ketiga (DPK). Selain Dana Pihak Ketiga (DPK), variabel yang berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah adalah NPF (Non Performing Financing). Menurut Kuncoro dan Suharjono (2002:462) NPF (Non Performing Financing) adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup lagi membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Jika tidak ditangani dengan baik, maka pembiayaan bermasalah merupakan sumber kerugian yang sangat potensi bagi bank. Karena itu diperlukan penanganan yang sistematis dan berkelanjutan (Mahmoeddin, 2010:51). NPF (Non Performing Financing) sangat berpengaruh terhadap pengendalian biaya dan sekaligus pula berpengaruh terhadap kebijakan pembiayaan yang akan dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Semakin

4 tinggi NPF maka semakin kecil pembiayaan yang disalurkan. NPF yang rendah menyebabkan bank akan menaikkan pembiayaan. Besaran persentase antara dana pihak ketiga, NPF (Non Performing Financing) dan penyaluran pembiayaan murabahah perbankan syariah selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 1.1 Persentase DPK, NPF dan Penyaluran Murabahah Sumber : Statistik Perbankan Indonesia - Data Diolah Berdasarkan data yang tersaji dalam grafik diatas, dalam penyaluran dana pembiayaan murabahah pada bank syariah di Indonesia. Dapat dilihat pada tahun 2008 ke 2009 DPK mengalami peningkatan sedangkan pembiayaan murabahah mengalami penurunan dan hal tersebut terjadi juga pada tahun 2010 ke 2011. Hal tersebut bertentangan dengan teori yang mengatakan bahwa semakin besar DPK yang di himpun oleh suatu bank, seharusnya memperbesar penyaluran pembiayaan bank tersebut Pada tahun 2009 hingga 2011 NPF mengalami penurunan, sedangkan pembiayaan murabahah mengalami penurunan pula. Hal tersebut bertentangan

5 dengan teori yang mengatakan bahwa semakin kecil NPF yang dihasilkan oleh suatu bank, seharusnya memperbesar penyaluran pembiayaan bank tersebut. Penelitian sejenis yang berhubungan dengan penelitian ini salah satunya adalah Arianti (2011), dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan variabel DPK,CAR,NPF, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Selanjutnya penelitian Nurapriani (2010) bahwa secara simultan NPF, SWBI, suku bunga konvensional dan DPK secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan tehadap pembiayaan murabahah. Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega dipilih untuk ditelaah karena bank yang dijadikan sampel penelitian merupakan bank syariah yang sudah go public antara periode 2008-2012 dan kedua bank syariah tersebut telah melakukan publikasi laporan keuangan pada website resmi bank syariah setiap triwulan selama periode penelitian yaitu periode 2008-2012. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia dan bank Mega Syariah dengan mengambil periode triwulan selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2008-2012 dengan menggunakan indikator persentase pada penyaluran pembiayaan murabahah sedangkan pada penelitian lain menggunakan rupiah. Variabel bebas yang diuji oleh penulis adalah jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan tingkat Non Performing Financing. Sedangkan variabel terikat yang diuji adalah penyaluran pembiayaan murabahah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA DAN TINGKAT NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PERIODE 2008-2012 (PADA BANK MUAMALAT INDONESIA DAN BANK SYARIAH MEGA)

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan dan dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non performing financing (NPF) dan penyaluran pembiayaan murabahah studi pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega periode 2008-2012? 2. Bagaimana besarnya pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK), dan tingkat non performing financing (NPF) secara simultan dan parsial terhadap penyaluran pembiayaan murabahah studi pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega periode 2008-2012? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberi gambaran sekaligus masukan tentang pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK) dan tingkat non performing financing (NPF) terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega serta diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Manajemen S-1 Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kondisi Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), tingkat Non Performing Financing (NPF), dan penyaluran pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega. 2. Menganalisis besarnya pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), dan tingkat Non Performing Financing (NPF) secara stimultan dan parsial terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega.

7 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relevan yang dapat digunakan untuk : 1. Kegunaan Teoritis a. Bagi Penulis Dapat membandingkan antara konsep-konsep yang telah dipelajari pada saat perkuliahan dengan praktik di dunia nyata yang ada kaitannya dengan penghimpunan dan penyaluran dana pada bank syariah khususnya pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega. b. Bagi Penelitian Lain Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi kajian lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan dengan tema penelitian ini yaitu Pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non performing financing (NPF) terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Dunia Perbankan Dapat memberikan masukan yang berguna agar dapat lebih meningkatkan kinerja bank dengan perkembangan industri perbankan di Indonesia, khususnya terhadap kebijakan penghimpunan dana (funding) maupun pembiayaan (financing). b. Bagi Bank Syariah Dapat memberikan masukan mengenai alternatif regulasi kaitannya dengan prosedur operasi bank syariah dalam kebijakan penghimpunan dana (funding) dan juga pembiayaan (financing), yang berguna sebagai perangkat pengembangan perbankan syariah di Indonesia.

8 1.5 Kerangka Penelitian Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan utamanya. (Sudarsono, 2008:27) Pengertian pembiayaan secara luas, berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung invetasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah. (Muhammad, 2005 : 260) Salah satu pembiayaan yang menjadi primadona pada bank syariah adalah pembiayaan murabahah (jual-beli). Murabahah adalah jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati (Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank Indonesia No.7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah). Sedangkan jika dilihat pada (Pasal 20 angka 6 Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) mendefinisikan murabahah sebagai pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal (pemilik modal) dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi shahib almal dan pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur. Untuk melakukan fungsi operasional penyaluran dana pada bank syariah, dibutuhkannya simpanan untuk penghimpunan dana pada bank syariah. Salah satu simpanan pada bank syariah adalah dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana yang berasal dari masyarakat baik perorangan maupun badan usaha yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang

9 dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari pihak-pihak yang berlebihan dana dalam masyarakat dengan pihak yang kekurangan dana. (Kuncoro dan Suharjono, 2002:155) Setelah dana pihak ketiga telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan. Simpanan dana pihak ketiga pada Bank Syariah adalah giro wadi ah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Simpanan mempunyai pengaruh yang paling kuat terhadap pembiayaan. Karena simpanan merupakan aset yang dimiliki oleh perbankan syariah yang paling besar sehingga dapat mempengaruhi pembiayaan. Dalam hubungan dengan financing (pembiayaan), simpanan akan mempunyai hubungan positif dimana semakin tinggi tingkat simpanan pada bank akan semakin meningkat pula kemampuan bank dalam melakukan pembiayaan. Selain Dana pihak ketiga (DPK), variabel yang berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah adalah NPF (non performing financing). NPF (non performing financing) adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup lagi membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. (Kuncoro dan Suharjono, 2002:462) Jika tidak ditangani dengan baik, maka pembiayaan bermasalah merupakan sumber kerugian yang sangat potensi bagi bank. Karena itu diperlukan penanganan yang sistematis dan berkelanjutan.(mahmoeddin, 2010:51). NPF (non performing financing) sangat berpengaruh terhadap pengendalian biaya dan sekaligus pula berpengaruh terhadap kebijakan pembiayaan yang akan dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Untuk membandingkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya, berikut disajikan tabel penelitian terdahulu sebagai berikut :

10 Tabel 1.2 Peneliti Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Anastasya Sri, The Influence of Variabel Independen : Third-party funds consisting Ratna Third-Party Third-Party Funds, of checking, savings and Anggraini dan Funds, CAR, CAR, NPF and ROA deposits have not influence Nuramalia NPF, and ROA significantly to financing for Hasanah Against The Variabel Dependen: the public bank syariah. Non (2013) Financing of A Financing performing financing having General Sharia- influence against financing Based Bank in for the result. Indonesia 2 Afun Meta Pengaruh Dana Variabel Independen : Pengujian secara stimultan Mutyarsusasi Pihak Ketiga DPK, CAR, NPF, seluruh variabel independen (2012) (DPK), Capital Tingkat Margin berpengaruh signifikan Adequacy Ratio terhadap variabel dependen. (CAR), Non Variabel Dependen : Performing Pengujian secara parsial, Financing (NPF) murabahah variabel DPK mempengaruhi dan Tingkat penyaluran pembiayaan Margin Terhadap murabahah secara positif, NPF mempengaruhi Murabahah pada penyaluran pembiayaan Perbankan Syariah di murabahah secara negative sedangkan CAR dan Tingkat Indonesia Margin tidak mempengaruhi penyaluran pembiayaan murabahah 3 Wuri Arianti Analisis Pengaruh Variabel Independen : Secara stimultan variabel N.P (2011) Dana Pihak DPK, CAR, NPF, independen berpengaruh Ketiga (DPK), ROA signifikan terhadap variabel Capital Adequacy dependen. Ratio (CAR), Non Performing Variabel Dependen : Financing (NPF) dan Return On Asset (ROA) Terhadap pada Perbankan Secara parsial variabel DPK secara signifikan berpengaruh positif, sedangkan CAR, NPF dan ROA tidak berpengaruh secara signifikan.

11 No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Syariah (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2001-2011) 4 Husnul Khatimah (2008) 5 Siswati (2013) 6 Billy Pratama (2010) Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselarasi Perbankan Syariah Tahun (2007/2008) Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), NPF, dan Bonus SWBI Terhadap Penyaluran Dana Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mega Indonesia) Analisis Faktor YangMempengar uhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005-2009) Variabel Independen: DPK, NPF dan SWBI Variabel Dependen : Penyaluran dana pembiayaan Variabel Independen: DPK, NPF, dan Bonus SWBI Variabel Dependen : Penyaluran Dana Variabel Independen : DPK, CAR, SBI, dan NPL Variabel Dependen : Kredit Perbankan Untuk variabel DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana pembiayaan. Sedangkan untuk NPF dan SWBI berpengaruh positif terhadap penyaluran dana pembiayaan. Hasil dari penelitian yaitu secara stimultan DPK, NPK, dan Bonus SWBI berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan. Secara parsial DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana Bank Syariah Mega Indonesia. Hasil dari penelitian menunjukkan secara parsial variabel DPK dan SBI berpengaruh positif terhadap kredit perbankan, sedangkan variabel CAR dan NPL berpengaruh negative terhadap kredit perbankan.

12 No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 7 Khodijah Pengaruh Variabel Independen : Hadiyyatul Simpanan (Dana DPK, Modal Sendiri, Maulana Pihak Ketiga), Margin Keuntungan, NPF (2009) Modal Sendiri, Margin Variabel Dependen : Keuntungan dan NPF (Non Murabahah Performing Financing) terhadap Murabahah pada Bank Mandiri Syariah Hasil dari penelitian menunjukkan secara simultan DPK, modal sendiri, margin keuntungan dan NPF berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Secara parsial variabel modal sendiri dan margin keuntungan yang berpengaruh secara positif dan signifikan sedangkan NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap murabahah. pembiayaan 8 Muhammad Izzuddin Kurnia Adi (2013) 9 Dwi Nurapriyani (2010) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Margin Murabahah (Studi Kasus Pada BRI Syariah dan Bank Mega Syariah Faktor-Faktor yang mempengaruhi Murabahah di Bank Syariah Mandiri Peroide Tahun 2004-2007 Variabel Independen : DPK, Biaya Overhead, NPF, BI Rate, Inflasi Variabel Dependen : Margin Pendapatan Murabahah Variabel Independen : NPF, SWBI, suku bunga konvensional, DPK Variabel Dependen : Murabahah Hasil dari penelitian menunjukkan secara simultan Biaya Overhead, NPF, BI Rate, dan Inflasi berpengaruh terhadap margin pendapatan murabahah. Secara parsial variabel NPF dan BI Rate berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap margin pendapatan murabahah., Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara simultan NPF, SWBI, suku bunga konvensional dan DPK secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan tehadap pembiayaan murabahah. Secara parsial menunjukkan bahwa NPF, SWBI, suku bunga bank konvensional berpengaruh negatif dan signifikan tehadap pembiayaan murabahah.

13 Untuk menggambarkan kerangka pemikiran dengan lebih jelas, berikut penulis sajikan kerangka pemikiran dalam bentuk skema yang lebih sederhana. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Bank Syariah Operasional Bank Syariah Penghimpunan Dana Penyaluran Dana Resiko Dana Pihak I Dana Pihak II Dana Pihak Ketiga (DPK) Salam Isthisna Murabahah Prinsip Bagi Hasil (Syirkah) Prinsip Jual Beli (Ba i) Prinsip Sewa (Ijarah) Faktor yang diteliti Faktor yang tidak diteliti Sumber : Olahan Peneliti Non Performing Financing Akad Pelengkap

14 1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah dana pihak ketiga (DPK) dan tingkat non performing financing (NPF) terhadap penyaluran pembiayaan murabahah secara simultan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah dana pihak ketiga (DPK) dan tingkat non performing financing (NPF) terhadap penyaluran pembiayaan murabahah secara parsial pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega. 1.7 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori. Menurut Soehartono (2000:33) penelitian explanatory adalah suatu penelitian yang mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antar dua variabel atau lebih dengan bias yang kecil dan meningkatkan kepercayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaannya adalah deskripsi-verifikatif, tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat megnenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Menurut Nazir (2008:89), pengertian metode deskriptif yaitu : Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan realibilitas. Sedangkan, menurut Marzuki (2003:7) pengertian metode verifikatif yaitu : Metode verifikatif adalah metode yang menguji suatu pengetahuan. Tujuan dari penelitian verifikatif adalah dimana penulis melakukan pengujian hipotesis yang dianalisis dengan metode statistik, apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak.

15 Alat analisis yang digunakan yaitu, menggunakan analisis regresi berganda, determinasi dan uji regresi. Dengan metode ini penulis dapat mengetahui besarnya pengaruh variable-variabel independen terhadap variable dependen serta besarnya hubungan yang terjadi. Untuk menguji hipotesis secara stimultan digunakan dengan uji statistik F, sedangkan untuk menguji hipotesis secara parsial dengan cara uji statistik t dari masing-masing variabel. 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengambil data-data sekunder diperoleh dari situs resmi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega, data statistik bank Indonesia mengenai Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega dan juga penyarian melalui google. Waktu penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Februari 2014.