Migrasi. Oleh : Wahyu Eridiana

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

TEORI DAN KONSEP MIGRASI

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

Mobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1

TEORI DAN KONSEP MIGRASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

Universitas Gadjah Mada

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

POLA DAN ARUS MIGRASI DI INDONESIA EMALISA. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. definisi dan pengertian dari hal-hal yang dijadikan konsep dalam penelitian ini

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

MIGRASI. Oleh : CHOTIB Donovan Bustami

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

SOSIOLOGI PERTANIAN ( )

BAB II TEORI MOBILITAS SOSIAL EVERETT S LEE. A. Teori Pendorong dan Penarik (Push and Pull Theory)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

ANALISIS MIGRASI KE KOTA BANDA ACEH

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

HALAMAN PENGESAHAN...

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

PENYEBARAN PENDUDUK: MIGRASI, TRANSMIGRASI, URBANISASI

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

1. Masalah Jumlah Penduduk

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

BAB I ABSTRAK. Wali Aya Rumbia, Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran. Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

URBANISASI DAN TRANSMIGRASI

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa pustaka yang dijadikan dasar teori

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya studi tentang mobilitas penduduk di Indonesia

PERTEMUAN 5 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

BAB 2 LANDASAN TEORI

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penduduk adalah Orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja

EKSISTENSI MIGRAN DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN (TINJAUAN GEOGRAFI PENDUDUK)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Migrasi dalam arti luas merupakan perpindahan penduduk secara

BAB I PENDAHULUAN. dan tetap menarik, tergantung dari aspek mana kajian itu dilakukan (Kasto 2002

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KELUARGA KECIL PADA MASYARAKAT KECAMATAN BUAH DUA KABUPATEN SUMEDANG

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS. Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kajian Mobilitas Penduduk Dan Remitan Desa Semampir Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun

Mobilitas Penduduk II

PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KOTA BONTANG

ANALISIS MIGRASI DESA KOTA DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INFORMAL DI KOTA PADANG. Oleh : FERDI ZULMI PRATAMA

PENGARUH PROSES MOBILITAS PENDUDUK TERHADAP ASPEK EKONOMI

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran berkisar > 30 per tahun.

Perbedaan Wilayah Migrasi Bersih (Net Migration) Di Indonesia Tahun 2010

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TENAGA KERJA dan ANGKATAN KERJA LANSIA

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

Katalog BPS: TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI. BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

Deskripsi Singkat Topik :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk bekerja di kota pusat-pusat industri. Migrasi penduduk dapat dibagi menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Migrasi Oleh : Wahyu Eridiana 1. Pengertian migrasi Migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melalui batas politik/negara ataupun batas administrasi/batas bagian dari suatu negara. - Perserikatan Bangsa-Bangsa merumuskan : Migrasi penduduk sebagai suatu perpindahan tempat tinggal dari suatu unit administrasi ke unit administrasi yang lain (United Nations 1970, 1) - Konsep migrasi menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa ini sejalan dengan pendapat Lee (1966, 5a) yang memberikan rumusan tentang migrasi adalah perubahan tempat tinggal secara permanen. - Gould dan Prothero (1975, 41) juga menekankan unsur perpindahan tempat tinggal. Namun menurut mereka, walaupun seseorang telah secara resmi pindah tempat, tetapi apabila ada niat sebelumnya untuk kembali ke tempat semula, maka harus dianggap sebagai mobilitas sirkuler, bukan sebagai migrasi. - Konsep migrasi yang digunakan dalam sensus 1971 sama dengan sensus 1980. Migrasi adalah perpindahan seseorang melewati batas propinsi menuju ke propinsi lain dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih. Hampir semua migrasi berkaitan dengan ruang dan waktu, mengenai keterkaitan antara ruang dan waktu ini, para ahli dihadapkan kepada suatu kesulitan untuk menetapkannya. Sehingga definisi terhadap migrasi oleh beberapa ahli sering dirasa adanya kekurang-tepatan.

Berangkat dari masalah tersebut, sebagaimana dikemukakan oleh Elspeth Young mengatakan : beberapa penulis mengusulkan agar migrasi dianggap bagian dari suatu rangakaian kesatuan yang meliputi semua jenis perpindahan penduduk, yaitu mulai dari yang nglaju sampai pindah tempat untuk jangka panjang yang digambarkan sebagai mobilitas penduduk. Menurut Mantra (1985:157); mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu mobilitas permanen atau migrasi dan mobilitas non permanen atau mobilitas sirkuler. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Sedangkan mobilitas non permanen ialah gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan tidak ada niatan untuk menetap di daerah tujuan. 2. Jenis-jenis migrasi Di dalam membicarakan perpindahan penduduk akan selalu terkait dengan tempat/wilayah, waktu maupun yang keluar dan yang masuk. Dalam lingkup tempat mulai dari lingkup administrasi terkecil; Rt/Rw, desa, hingga perpindahan antar negara. Juga dari sisi waktu, mulai dari satu hari hingga waktu yang cukup lama. Sehubungan dengan hal tersebut, maka migrasi dapat dibedakan atas beberapa jenis: 1. Migrasi masuk (in migration) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan. 2. Migrasi keluar (out migration) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal. 3. Migrasi neto (net migration) merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar 4. Migrasi bruto (gross migration)

jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. 5. Migrasi total (total migration) Adalah seluruh kejadian mgrasi, mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang. 6. Migrasi internasional (international migration) Adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. 7. Migrasi semasa hidup (life time migration) Adalah migrasi berdasarkan tempat kelahiran, adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya. 8. Migrasi parsial (partial migration) Adalah jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari satu daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan. 9. Arus mugrasi (migration stream) Jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu. 10. Urbanisasi (urbanization) Bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari perluasan kota. 11. Transmigrasi (transmigration) Transmigrasi adalah pemindahan dan perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang di tetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan Negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

3. Ukuran-ukuran migrasi 1. Angka mobilitas Adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara lokal (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk. rumus: m =. k m = angka mobilitas M= jumlah mover P = penduduk k = 1000 2. Angka migrasi masuk Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun. rumus: m i =. k m i = angka migrasi masuk I = jumlah migrasi masuk P = penduduk pertengahan tahun 3. Angka migrasi keluar Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 orang penduuk daerah asal dalam waktu satu tahun. rumus: m o =. k m o = angka migrasi keluar O = jumlah migrasi yang keluar

P = penduduk pertengahan tahun 4. Angka migrasi neto Selisih banyaknya migran dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam satu tahun. rumus: m n =. k m n = angka migrasi neto O = jumlah migrasi keluar I = jumlah migrasi masuk P = penduduk pertengahan tahun 5. Angka migrasi bruto Angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar di bagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan. rumus: m g =. k m g = angka migrasi bruto P1 = penduduk di tempat tujuan P2 = penduduk di tempat asal k = 1000

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi Pada dasarnya orang berpindah tempat akan senantiasa di dukung oleh berbagai alasan, alasan yang sifatnya pribadi, alasan lingkungan dan lain sebagainya. Menurut Everett S. Lee (mantra 1985:181); ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam studi migrasi penduduk. 1. faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 2. faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan 3. rintangan antara 4. faktor-faktor individu - O + + - + - - + - + O - - O O - + o + O + Rintangan Antara + - O + O - O - + - - + - O O - O + + - + O Daerah Asal Daerah Tujuan Gambar. 1 (Hal 181. Mantra) Faktor-faktor yang terdapat pada daerah asal dan daerah tujuan dan rintangan antar Ada 2 faktor yang selalu terdapat di daerah asal maupun tujuan yang selalu terkait dengan perpindahan penduduk, yaitu faktor positif dan negatif. Faktor positif yaitu faktor yang menarik seseorang untuk tidak meninggalkan daerah tersebut, dan faktor negative yaitu faktor yang menyebabkan seseorang meninggalkan daerah tersebut. Dalam uraian lain para ahli mengelompokkan berdasarkan kekuatan daya dorong dan daya tarik dari suatu daerah, yang selanjutnya disebut faktor pendorong dan faktor penarik. Rozy

Munir dalam buku-buku dasar demografi menyatakan bahwa yang tergolong faktor pendorong adalah: 1. Makin berkurangnya sumber-sumber alam 2. Menyempitnya lahan pekerjaan di tempat asal 3. Adanya tekanan-tekana dan diskriminasi politik, agama atau suku 4. Tidak cocok lagi dengan budaya/adapt daerah asal 5. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak berkembangnya karir pribadi 6. Bencana alam Jika dilihat dari uraian di atas tersebut, maka faktor pendorong dari daerah asal identik dengan faktor negatif yang dimiliki daerah asal dan faktor yang menarik dari daerah tujuan identik dengan faktor positif yang dimiliki daerah tujuan. Adapun faktor positif yang terdapat dari daerah asal yaitu menyebabkan penduduk untuk memilih tidak meninggalkan daerah asalnya, menurut mantra (1985:176) berkaitan dengan: 1. Jalinan persaudaraan dan kekeluargaan diantara warga desa sangat erat 2. Sistem gotong royong pada masyarakt pedesaan jawa sangat erat pula. 3. Penduduk sangat terikat pada tanah pertanian 4. Penduduk sangat terikat pula kepada daerah (desa) dimana mereka dilahirkan. Sekarang bagaimana dengan faktor rintangan? menurut Munir, rintangan-rintangan tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada orang yang akan pindah. Ada orang yang memandang rintangan-rintangan tersebut sebagai hal yang sepele, tapi juga ada yang memandang sebagai hal berat yang menghalangi orang untuk pindah. Contoh yang termasuk kepada unsur yang dapat merintangi seseorang untuk pindah adalah jarak, undang-undang

imigrasi, dan biaya perpindahan. Berat atau tidaknya rintangan ini tergantung kepada penilaian individu yang akan melakukan perpindahan. Keputusan untuk berpindah tempat memang sangat ditentukan oleh faktor individu, para ahli demografi sepakat bahwa faktor individu adalah faktor yang sangat menentukan dalam mengambil keputusan. Dasarnya sebagaimana dikemukakan oleh Mantra, bahwa tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan tertentu untuk dapat dipenuhi, mempunyai aspirasi yang ingin dapat terlaksana. Apabila di suatu daerah wilayah kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi maka akan terjadi tekanan (stres) pada orang tersebut. Tekanan atau stres dapat bervariasi, mulai dari stres yang dirasakan kecil hingga stres besar. Mantra menuturkan, intensitas tekanan (stres) dari seseorang tergantung pada besar kecilnya kebutuhan yang dapat dipenuhi di daerah diman ia berada. Tekanan pada seseorang akan mengakibatkan tegangan yang dialami seseorang terhadap tekanan tertentu akan bervariasi tergantung kepada tingkat emosi dan toleransi seseorang terhadap tekanan tersebut. Jadi kunci orang bermigrasi adalah sangat ditentukan oleh kekuatan tekanan (stress) yang dirasakan oleh seseorang, yang berujung kepada lahirnya suatu keputusan.

Masyarakat A Individu Kebutuhan/Aspirasi Kebutuhan Aspirasi Terpenuhi Kebutuhan Aspirasi Tak Terpenuhi Tekanan Ekonomi Tekanan Sosial/Psychologi Keputusan Proses Kontak Langsung/Tidak langsung Tinggal (tidak pindah) Penghalang Antara Keputusan Tinggal Ngalaju Mondok Migarsi Menyesuaikan diri Daerah Pedesaan Kota G a m b ar. 2 (hal 183 dalam Mantra) Proses Pengambilan Keputusan Untuk Melaksanakan Mobilitas Atau Tidak Pada Masyarakat Tertentu

5. Perilaku migrasi dari daerah asal ke daerah tujuan Bagaimana keterkaitan antara para migran dengan situasi daerah yang dipilih sebagai tujuan, serta tantangan, kepuasan maupun identitas pribadinya? Mantra mensarikan dari Disertasinya F. H. Cumming sebagai berikut : A. Proses migrasi penduduk dari asal ke daerah tujuan 1. Dalam memilih daerah tujuan para migran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal. 2. Kurangnya kesempatan kerja di daerah asal dan adanya kesempatan kerja di daerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melaksanakan mobilitas penduduk. 3. Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentan daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi. 4. Informasi yang negatif yang datang dari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi. 5. Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut. 6. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut. 7. Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada di daerah tersebut. 8. Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi, dan sebagainya). 9. Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin

10. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk. B. Migran di daerah tujuan 1. Pada permulaan datang di daerah tujuan migran memilih bertempat tinggal di dekat sanak saudara atau teman bertempat tinggal di daerah tersebut. 2. Kepuasan migran hidup di masyarakat tertentu tergantung pada hubungan baik migran dengan masyarakat 3. Kepuasan migran hidup di kota tergantung pada kemungkinan migran mendapatkan pekerjaan dan pendidikan bagi anak-anaknya 4. Setelah beberapa lama bertempat tinggal di daerah tujuan, seorang migran lebih cenderung memilih tempat tinggal di dekat daerah dimana ia bekerja 5. Keinginan untuk kembali ke daerah asal tergantung kepada besar kecilnya kepuasan yang didapat di kota 6. Migran di kota merupakan penolong utama bagi migran yang baru dalam mencari pekerjaan, dan pemondokan di kota 6. Teori-teori migrasi Ada beberapa teori tentang migrasi, yaitu teori dorong-tarik dari Everett S.Lee yang telah diuraikan dimuka, teori gravitasi dari revenstein, teori ekonomi dari todero dan juga teori berantai. Revenstein disebut juga sebagai bapak migrasi. ia adalah orang yag mengembangkan teori gravitasi dan teorinya terkenal hingga saat ini yang disebut hukum-hukum migrasi. hukumhukum tersebut adalah: 1. Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran

2. Setiap arus migrasi yang benar akan menimbulkan arus balik sebagai penggantinya 3. Adanya perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan timbulnya migrasi 4. Wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat letaknya 5. Kemajuan teknologi akan meningkatkan intenstitas migrasi 6. Motif utama migrasi adalah ekonomi Todaro mengembangkan teori migrasi yang dikenal teori income harapan Todaro mengasumsikan bahwa keputusan migrasi adalah merupakan fenomena ekonomi yang rasional. Postulat yang dikemukakan oleh todaro sebagaimana dikutip sunarto bahwa seseorang masih mempunyai harapan untuk mendapatkan income yang lebih tinggi dari pada upah di sektor pertanian. Alasannya adalah bahwa di kota terdapat bermacam-macam pekerjaan, sehingga dapat memilih salah satu yang dapat memberi harapan income lebih tinggi. Terdapat 4 karakrteristik dasar dalam migrasi desa-kota menurut Todaro, yaitu: 1. Dorongan utama migrasi adalah pertimbangan ekonomi yang rasional terhadap keuntungan (benefits) dan kerugian (costs) baik financial maupun psikologik. 2. Keputusan migrasi lebih bergantung kepada harapan (expected) daripada perbedaan upah riil sesungguhnya yang terdapat di desa dan di kota, di mana kemungkinan akan harapan ini bergantung kepada interaksi antara 2 variabel yaitu perbedaan upah sesungguhnya antara desa dan kota dan kemungkinan berhasilnya seseorang mendapatkan pekerjaan di kota. 3. Kemungkinan seseorang mendapatkan pekerjaan di kota, berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran yang terdapat di kota itu. 4. Tingkat migrasi melebihi tingkat pertumbuhan lapangan kerja di kota bukanlah suatu kemungkinan, akan tetapi logis dan telah terjadi; begitu pula besarnya perbedaan upah

antara desa dengan kota. Tingginya tingkat pengangguran di kota suatu hal yang tidak dapat dielakkan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi yang terdapat di desa dan di kota. Bagaimana proses migrasi ini terjadi menurut pandangan teori berantai? menurut teori ini bahwa berlangsungnya proses migrasi di suatu daerah tidak terlepas dari kaitannya dengan eksistensi famili atau kawan yang telah tinggal terlebih dahulu di daerah itu. Migrasi pemula sebagai pionir ini akan menarik penduduk dari daerah asal yang mengakibatkan timbulnya pola migrasi berantai (chain migration) 7. Negara-negara yang pernah mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat akibat migrasi Perpindahan penduduk antar negara disebut migrasi internasional. Jika orang dari suatu negara pindah ke negara lain, maka orang yang bersangkutan di golongkan kepada emigran bagi negara asalnya,tetapi sebaliknya orang yang bersangkutan disebut imigran bagi negara yang di tujunya. Negara yang pernah mengalami penduduknya banyak yang keluar adalah negara-negara yang ada di Eropa. Menurut Borrie, bahwa sejak abad ke 16, lebih dari 60 juta orang Eropa pindah ke luar negeri. Terutama selama 50 tahun sesudah tahun 1875. Disamping negara di eropa, juga banyak penduduk yang meninggalkan negerinya adalah dari afrika. Sebagaimana di katakana oleh david lucas bahwa hingga abad ke 20 pertumbuhan penduduk di Afrika dihambat oleh tingginya mortalitas dan perdagangan budak oleh bangsa amerika dan perdagangan di lautan Hindia. Antara tahun 1442 dan 1880, diperkirakan 20 juta budak di tangkap dan 6 juta berhasil di jual ke negara-negara amerika. Akibat adanya perpindahan besar-besaran dari negara-negara

yang ada di Eropa ke Amerika pada abad yang lalu, maka negara Amerika pernah mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat dari pengaruh migrasi ini. Selain dari Amerika, negara yang pernah mengalami lonjakan penduduk yang luar biasa adalah Australia dan New Zealand. David Lucas menyatakan, di Australia antara tahun 1788-1861, 75% pertumbuhan penduduk disebabkan oleh imigrasi dan imigran yang masuk ke daerah ini berasal dari eropa. Tahun 1950 an adalah periode perpindahan besar-besaran dari Eropa Utara terutama dari Belanda dan Jerman. Dari Eropa timur terutama dari Polandia, dari Eropa selatan terutama dari Italia dan Yunani ke Australia. Seperti apa proses dari migrasi internasional ini? Shiryock dan Siegel membedakan sebab-sebab terjadinya berbagai tipe perpindahan missal sebagai berikut; penaklukan, invasi, penjajahan, perpindahan secara paksa dan pengungsi. Jika penaklukan dan invasi terjadi pada masa perang, maka kolonisasi merupakan suatu merupakan suatu perpindahan pada masa damai dan meliputi pemukiman keluarga-keluarga dari negara penjajah ke wilayah negara jajahan. Penaklukan dan invasi sering diikuti oleh penjajahan terutama bila penduduk asli jumlahnya sedikit dan lingkungan fisiknya kaya; contoh Amerika latin setelah penaklukan meksiko dan peru oleh bangsa Spanyol dan juga di Inggris pada jaman pertengahan setelah invasi Anglozaxon dan normandik. Perpindahan bangsa Eropa timur dan selatan merupakan akibat perang, Demikian pula pengungsi dari Vietnam ke Australia adalah sebagai akibat dari ketidak amanan di negerinya. Selain dari pada hal diatas, motif perorangan pindah melintas batas negara khususnya karena faktor ekonomi seperti di pindahkan kerja oleh majikan ke luar negeri atau akibat pengembangan usaha multi nasional.

Jadi faktor migrasi dalam peranya terhadap perubahan penduduk suatu daerah atau negara dapat berfungsi sebagai penambah jika terjadi migrasi neto positif dan berfungsi sebagai pengurang jika terjadi migrasi neto negatif. untuk perubahan penduduk dunia migrasi tidak memiliki peran apapun, baik sebagai pengurang atau penambah. Daftar Pustaka : 1. LD FE UI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. FE UI, Jakarta. 2. Lucas David, Peter McDonald, Elspeth Young, Christabel Young. 1982. Pengantar Kependudukan. Gajahmada University Press, Yogyakarta. 3. Mantra Ida Bagus. 1985. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahya, Yogyakarta. 4. Sunarto, Hs. 1985. Penduduk Indonesia dalam Dinamika Migrasi 1971-1980. Dua Dimensi. Yogyakarta. 5. Lucas David, Peter Mc Donald, Elsepth Young, Crhistable Young. 1982. Pengantar Kependudukan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.